Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8412 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk sejak 3 hari yang lalu batuk berdahak, pilek, demam, dan nyeri menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Nyeri Akut
3. Gangguan Pola Tidur
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, edema mukosa, spasme otot, dan penurunan kemampuan batuk.
- Gejala: Batuk produktif, napas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernapasan, dan bunyi napas tambahan.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan.
- Penyebab: Inflamasi pada tenggorokan, nyeri menelan.
- Gejala: Laporan rasa sakit, perubahan tekanan darah, dan perubahan pola napas.
3. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Gejala penyakit, ketidaknyamanan fisik, dan kecemasan.
- Gejala: Sulit memulai atau mempertahankan tidur, bangun terlalu dini, dan merasa tidak puas dengan kualitas tidur.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Penggunaan standar ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. -
Article No. 8413 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk sejak 3 hari yang lalu batuk berdahak, pilek, demam, dan nyeri menelan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Diagnosa ini mencerminkan adanya gangguan pada kemampuan pasien untuk membersihkan sekresi/dahak dari saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk produktif, pilek, dan kesulitan bernafas. Kondisi ini dapat menyebabkan ventilasi yang tidak optimal dan risiko komplikasi pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, yang ditandai dengan:
- Frekuensi batuk dan produksi sputum berkurang
- Suara napas bersih dan tidak ada ronki
- Saturasi oksigen dalam batas normal
- Pasien mampu mengeluarkan sputum dengan efektif
2. Manajemen Demam: Pasien dapat mengelola demam dengan baik, yang ditandai dengan:
- Suhu tubuh kembali normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi lebih lanjut
- Pasien mampu mengikuti regimen pengobatan untuk menurunkan demam
3. Manajemen Rasa Nyaman: Pasien dapat merasakan kenyamanan yang adekuat, yang ditandai dengan:
- Pasien melaporkan rasa nyeri/sakit berkurang
- Pasien dapat beristirahat dan tidur dengan cukup
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas:
- Monitor status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama)
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya ronki/wheezing
- Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal
- Anjurkan pasien untuk batuk dan berkumur dengan air hangat untuk mengeluarkan sputum
- Ajarkan teknik batuk efektif dan pernapasan dalam
- Pertimbangkan pemberian bronkodilator atau mukolitik sesuai resep dokter
2. Manajemen Demam:
- Monitor suhu tubuh pasien secara teratur
- Berikan antipiretik sesuai resep dokter untuk menurunkan demam
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Pertimbangkan pemberian kompres hangat jika suhu tubuh tinggi
3. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi penyebab dan karakteristik nyeri pada pasien
- Berikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri menelan
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengelola nyeri
- Pertimbangkan pemberian lozenges/gargle untuk meredakan nyeri tenggorokan
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan bersihan jalan napas, manajemen demam, dan manajemen rasa nyaman. -
Article No. 8414 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk sejak 3 hari yang lalu, pilek, demam dan nyeri menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang memadai.
2. Hipertermia
Penjelasan: Kenaikan suhu tubuh di atas normal sebagai respon fisiologis terhadap infeksi atau proses peradangan.
3. Nyeri Akut
Penjelasan: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat dan intensitas ringan hingga berat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Suhu Tubuh dalam Batas Normal
3. Nyeri Terkontrol
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Demam
3. Manajemen Nyeri
Dalam pendekatan ini, perawat akan melakukan intervensi keperawatan yang terfokus pada membersihkan jalan napas, mengelola demam, dan mengelola nyeri yang dialami oleh pasien. Tujuannya adalah untuk memulihkan bersihan jalan napas, menurunkan suhu tubuh, dan mengendalikan nyeri sehingga pasien dapat mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 8415 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk sejak 3 hari yang lalu, pilek, demam dan nyeri menelan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi yang dideskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk, pilek, demam, dan nyeri menelan adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031). Diagnosis ini dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas, seperti batuk, pilek, dan kesulitan dalam menelan (nyeri menelan).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Meningkat (0410)
- Indikator:
a. Frekuensi batuk berkurang
b. Sputum berkurang
c. Tidak ada suara napas tambahan
d. Tidak ada kesulitan bernapas
2. Nyeri Berkurang (1605)
- Indikator:
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang
b. Skala nyeri berkurang
c. Nyeri tidak mengganggu aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Monitor status pernafasan dan oksigenasi
- Auskultasi suara napas
- Anjurkan pasien untuk batuk dan bernafas dalam
- Lakukan tindakan fisik untuk membersihkan jalan napas (misalnya, postural drainage, percussions, vibrasi)
- Berikan bronkodilator dan mukolitik jika diperlukan
2. Manajemen Demam (3740)
- Monitor tanda-tanda vital, termasuk suhu tubuh
- Berikan antipiretik sesuai indikasi
- Anjurkan pasien untuk minum banyak cairan
- Lakukan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
3. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan)
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya, relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Evaluasi efektivitas intervensi nyeri
Penjelasan tambahan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien memiliki gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas, seperti batuk, pilek, dan kesulitan dalam menelan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup peningkatan bersihan jalan napas (Bersihan Jalan Napas Meningkat) dan pengurangan nyeri (Nyeri Berkurang). Hal ini bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien dan mengatasi keluhan yang dialami.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diberikan meliputi manajemen jalan napas, manajemen demam, dan manajemen nyeri. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas, mengatasi demam, dan mengurangi nyeri yang dialami oleh pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi yang dideskripsikan. Silakan lanjutkan jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 8416 | 10 Dec 2024
Klinis : ketidakstabilan gula darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi ketidakstabilan gula darah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketidakstabilan gula darah adalah "Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah" (SDKI, 2018). Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan individu untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti diet, aktivitas, stres, dan pengobatan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah: Pasien mampu mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
2. Pengetahuan Manajemen Glukosa Darah: Pasien memahami konsep dan strategi untuk mengelola kadar glukosa darah.
3. Perilaku Pemantauan Glukosa Darah: Pasien secara rutin melakukan pemantauan kadar glukosa darah sesuai rencana.
4. Perilaku Manajemen Glukosa Darah: Pasien menerapkan strategi yang efektif untuk mengelola kadar glukosa darahnya.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Glukosa Darah
- Pantau kadar glukosa darah secara berkala
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menyesuaikan pengobatan dan pengelolaan diet
- Edukasi pasien tentang pentingnya kontrol glukosa darah dan strategi pengelolaannya
2. Edukasi Kesehatan
- Ajarkan pasien tentang pemantauan kadar glukosa darah, termasuk penggunaan alat ukur
- Berikan informasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi kadar glukosa darah
- Diskusikan pola makan, aktivitas fisik, dan manajemen stres yang tepat untuk mengendalikan glukosa darah
3. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Pantau asupan makanan dan minuman pasien
- Berikan edukasi tentang pemilihan makanan dan pengaturan pola makan yang tepat
4. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas fisik
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menyusun program aktivitas fisik yang sesuai
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur
Dengan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai stabilitas kadar glukosa darah, memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik dalam mengelola kondisinya, sehingga dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 8417 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan telinga kiri berdengung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan telinga kiri berdengung.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan telinga kiri berdengung adalah Gangguan Pendengaran Berhubungan Dengan Peningkatan Tekanan Dalam Telinga. Diagnosa ini didasarkan pada gejala utama pasien, yaitu telinga kiri berdengung, yang menunjukkan adanya gangguan pada fungsi pendengaran. Peningkatan tekanan dalam telinga diduga sebagai penyebab dari gejala ini.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Kemampuan Mendengar Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan mendengar, ditandai dengan berkurangnya gejala tinnitus (telinga berdengung) dan pasien dapat mendengar dengan lebih jelas.
2. Pengetahuan tentang Gangguan Pendengaran Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan pemahaman tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan gangguan pendengaran yang dialaminya.
3. Kecemasan Berkurang: Pasien menunjukkan penurunan tingkat kecemasan terkait dengan gangguan pendengaran yang dialaminya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Manajemen Nyeri: Memberikan intervensi untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan berdengung pada telinga, misalnya dengan menggunakan kompres hangat, pemberian analgesik, atau teknik relaksasi.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien tentang gangguan pendengaran, penyebab, gejala, dan pengelolaan yang tepat, serta upaya pencegahan untuk mencegah perburukan kondisi.
3. Manajemen Kecemasan: Melakukan intervensi untuk mengurangi kecemasan pasien, seperti memberikan dukungan emosional, teknik relaksasi, atau konseling.
4. Perawatan Telinga: Melakukan pemeriksaan dan perawatan telinga, seperti pembersihan telinga atau rujukan ke spesialis telinga jika diperlukan.
5. Kolaborasi dengan Profesi Lain: Berkolaborasi dengan profesi lain, seperti dokter THT, untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat bagi pasien.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kemampuan mendengar yang membaik, peningkatan pengetahuan tentang gangguan pendengaran, dan penurunan tingkat kecemasan. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi kualitas hidup pasien. -
Article No. 8418 | 10 Dec 2024
Klinis : Anak laki-laki umur 2 tahun, skala nyeri menggunakan Skor nyeri 9 (FLACC), post uretroplasty
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Indikator: Vokalisasi, Ekspresimuka, Gerakan tubuh, Perubahan tanda-tanda vital, Perubahan perilaku.
- Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis (Post uretroplasty).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kriteria Hasil: Tingkat nyeri menurun, Mampu mengontrol nyeri, Melaporkan nyeri terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, Terapi analgesik, Distraksi, dan Terapi relaksasi.
Penjelasan singkat:
Anak laki-laki usia 2 tahun yang baru menjalani operasi uretroplasty mengalami nyeri akut dengan skala nyeri 9 berdasarkan skor FLACC. Perawat perlu melakukan intervensi manajemen nyeri dengan menggunakan terapi analgesik, distraksi, dan terapi relaksasi untuk menurunkan tingkat nyeri, memfasilitasi kemampuan anak dalam mengontrol nyeri, dan mencapai kondisi nyeri terkontrol. -
Article No. 8419 | 10 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan nyeri dada disertai sesak nafas dari beberapa hari. tidak punya riwayat asma. Saat ini nyeri dada masih terasa, nyeri seperti tertindih benda berat. skala nyeri ringan. nyeri bertambah saat aktifitas berpindah tempat tidur. O : Kesadaran Compos mentis. tidak tampak sesak. oksigenasi dengan binasal 3 liter/menit, hemodinamik TD 129/80 mmhg, HR 75 x/menit. RR 18 x/menit. Saturasi 98 %. Suhu 36,6oC. Terpasang IV line no. 18 di vena metacarpal sinistra dengan venflon, drip lasix 5 mg/jam. akses infus lancar. Terpasang IV line no. 20 di Vena pedis sinistra drip heparin 12 ui/kgBB/jam. Terpasang DC no. 16 produksi urine kuning jernih. skala nyeri 3.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Karakteristik Mayor: Melaporkan pengalaman nyeri, Tampak merintih atau mengerang, Perubahan ekspresi wajah.
- Karakteristik Minor: Perubahan tanda-tanda vital, Perubahan gaya hidup untuk menghindari stimulus yang menyebabkan nyeri, Gangguan tidur.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri terkendali.
- Pasien mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif.
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
- Pasien mempertahankan pola tidur yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus.
- Identifikasi skala nyeri menggunakan alat ukur yang sesuai.
- Jelaskan penyebab, durasi, dan pemicu nyeri pada pasien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi analgetik yang sesuai.
- Ajarkan teknik relaksasi (pernapasan dalam, distraksi) untuk mengatasi nyeri.
- Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi nyeri.
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Pasien mengeluhkan nyeri dada yang disertai dengan sesak napas, serta adanya perubahan pada tanda-tanda vital (seperti peningkatan tekanan darah dan penurunan saturasi oksigen).
Luaran/output yang diharapkan adalah Manajemen Nyeri, di mana pasien dapat melaporkan nyeri terkendali, mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif, menunjukkan ekspresi wajah yang rileks, dan mempertahankan pola tidur yang adekuat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Manajemen Nyeri, yang meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, identifikasi skala nyeri, penjelasan mengenai penyebab dan pemicu nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi analgetik, pengajaran teknik relaksasi, serta pemantauan tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi nyeri. -
Article No. 8420 | 10 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan nyeri dada disertai sesak nafas dari beberapa hari. tidak punya riwayat asma. Saat ini nyeri dada masih terasa, nyeri seperti tertindih benda berat. skala nyeri ringan. nyeri bertambah saat aktifitas berpindah tempat tidur. O : Kesadaran Compos mentis. tidak tampak sesak. oksigenasi dengan binasal 3 liter/menit, hemodinamik TD 129/80 mmhg, HR 75 x/menit. RR 18 x/menit. Saturasi 98 %. Suhu 36,6oC. Terpasang IV line no. 18 di vena metacarpal sinistra dengan venflon, drip lasix 5 mg/jam. akses infus lancar. Terpasang IV line no. 20 di Vena pedis sinistra drip heparin 12 ui/kgBB/jam. Terpasang DC no. 16 produksi urine kuning jernih. skala nyeri 3.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dengan istilah seperti luka atau sakit.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pasien mengeluhkan nyeri dada disertai sesak napas, dengan skala nyeri ringan dan nyeri bertambah saat aktivitas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan tanda-tanda vital stabil, dan mampu beraktivitas dengan nyaman.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat diberikan antara lain manajemen nyeri, pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan pengaturan aktivitas.
2. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke satu atau lebih bagian tubuh, yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Pasien memiliki riwayat penyakit jantung, dengan adanya keluhan nyeri dada dan sesak napas yang dapat mengganggu perfusi jaringan.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi, dan tidak ada tanda-tanda kegagalan organ.
- SIKI: Intervensi yang dapat diberikan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pemberian obat-obatan sesuai kondisi, dan edukasi terkait aktivitas.
Diagnosa keperawatan di atas disusun berdasarkan keluhan dan temuan klinis yang Anda deskripsikan. Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI diperlukan untuk memastikan proses asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 8421 | 10 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan nyeri dada disertai sesak nafas dari beberapa hari. tidak punya riwayat asma. Saat ini nyeri dada masih terasa, nyeri seperti tertindih benda berat. skala nyeri ringan. nyeri bertambah saat aktifitas berpindah tempat tidur. O : Kesadaran Compos mentis. tidak tampak sesak. oksigenasi dengan binasal 3 liter/menit, hemodinamik TD 129/80 mmhg, HR 75 x/menit. RR 18 x/menit. Saturasi 98 %. Suhu 36,6oC. Terpasang IV line no. 18 di vena metacarpal sinistra dengan venflon, drip lasix 5 mg/jam. akses infus lancar. Terpasang IV line no. 20 di Vena pedis sinistra drip heparin 12 ui/kgBB/jam. Terpasang DC no. 16 produksi urine kuning jernih. skala nyeri 3.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I20.1
- Deskripsi: Angina pectoris dengan spasme
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian obat antikoagulan, intravena
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dilaporkan, yaitu nyeri dada disertai sesak napas dari beberapa hari, tidak ada riwayat asma, dan nyeri dada seperti tertindih benda berat dengan skala ringan yang bertambah saat beraktivitas, mengarah pada diagnosis angina pektoris dengan spasme pembuluh darah koroner. Kode ICD-10 yang sesuai adalah I20.1 (Angina pektoris dengan spasme).
Selanjutnya, tindakan medis yang dilakukan adalah pemberian obat diuretik (furosemide) dan antikoagulan (heparin) melalui intravena. Kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 99.15 (Pemberian obat antikoagulan, intravena).