Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8389 | 10 Dec 2024
Klinis : nilai downes score : 6 (RDS sedang), respiratory rate : 68 x / menit, sianosis di area kaki, retraksi dinding dada interkostal berat, penurunan ringan udara masuk, tampak dispnea, riwayat PCH saat lahir
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang digambarkan adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (Kode: P-0200). Hal ini didasarkan pada data-data yang diberikan, yaitu nilai Downes Score 6 (RDS sedang), respiratory rate 68x/menit, sianosis di kaki, retraksi dinding dada interkostal berat, penurunan ringan udara masuk, dan tampak dispnea. Semua data ini menunjukkan adanya gangguan pada pola napas yang tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien menunjukkan peningkatan pola napas yang efektif, ditandai dengan:
- Respiratory rate 40-60x/menit
- Tidak ada sianosis
- Tidak ada retraksi dinding dada interkostal
- Udara masuk ke paru-paru adekuat
- Tidak tampak dispnea
2. Pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas, ditandai dengan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan saat beraktivitas.
3. Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang manajemen pola napas yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan Respirasi
- Mengkaji tanda-tanda vital secara berkala
- Mengobservasi pola napas, kedalaman, dan irama napas
- Mengkaji adanya sianosis, retraksi, dan distres pernapasan
2. Manajemen Jalan Napas
- Membersihkan jalan napas dengan suction atau fisioterapi dada jika diperlukan
- Mempertahankan posisi semi-fowler untuk memaksimalkan ventilasi
- Mengatur pemberian oksigen sesuai kebutuhan
3. Manajemen Energi
- Mengatur aktivitas dan istirahat pasien
- Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
- Memfasilitasi perawatan yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas
4. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen pola napas yang efektif
- Mengajarkan latihan fisik yang aman dan sesuai kondisi pasien
- Memberikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan dalam menerapkan manajemen pola napas
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada peningkatan pola napas yang efektif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan memiliki toleransi terhadap aktivitas sehari-hari. -
Article No. 8390 | 10 Dec 2024
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi batuk, dengan format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Penjelasan detail:
- Kode R05 dalam klasifikasi ICD-10 (International Classification of Diseases, 10th Revision) digunakan untuk mendiagnosis kondisi batuk.
- Batuk merupakan reflek pernapasan yang terjadi akibat iritasi pada saluran pernapasan. Batuk dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, alergi, penyakit paru, atau faktor-faktor lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk batuk.
- Deskripsi: Batuk adalah gejala umum yang tidak memerlukan prosedur/tindakan medis spesifik. Penanganan batuk biasanya berupa terapi simtomatik, seperti penggunaan obat-obatan antitusif, ekspektoran, atau penanganan penyebab mendasar.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan mencatat kode ICD-10 R05 untuk diagnosis batuk dan tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik terkait kondisi ini, karena batuk umumnya merupakan gejala yang ditangani secara simtomatik. -
Article No. 8391 | 10 Dec 2024
Klinis : seorang anak perempuan 5 tahun ke rs dengan penurunan kesadaran hasil pengkajian anak sakit kepala anak kejang kesadaran menurun muntah proyektil pemeriksaan kaku kuduk +,CRT >2 detik dan leukosit meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran (Decreased Consciousness)
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Penurunan tingkat respon individu terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan kesadaran individu terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesadaran individu.
2. Nyeri Kepala (Headache)
Penjelasan:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan jaringan di kepala.
- SLKI: Penurunan frekuensi, intensitas, dan durasi nyeri kepala.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri kepala.
3. Risiko Kejang (Risk of Seizure)
Penjelasan:
- SDKI: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk mengalami aktivitas elektrik abnormal dalam otak yang menyebabkan perubahan perilaku, gerakan, sensasi, dan kesadaran.
- SLKI: Tidak terjadi kejang selama perawatan.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan kejang.
4. Risiko Infeksi (Risk of Infection)
Penjelasan:
- SDKI: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk terkena atau tertular agen infeksi.
- SLKI: Tidak terjadi infeksi selama perawatan.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Dalam kasus ini, anak perempuan 5 tahun mengalami penurunan kesadaran, sakit kepala, kejang, dan risiko infeksi. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Kesadaran, Nyeri Kepala, Risiko Kejang, dan Risiko Infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, pencegahan kejang, dan pencegahan infeksi. -
Article No. 8392 | 10 Dec 2024
Klinis : infeksi saluran kencing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis infeksi saluran kencing, beserta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih, lokasi tidak dispesifikasikan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.81
- Deskripsi: Kateterisasi kandung kemih
Penjelasan:
Infeksi saluran kencing, atau yang juga dikenal sebagai infeksi saluran kemih (ISK), adalah kondisi umum yang terjadi ketika bakteri masuk dan menginfeksi sistem saluran kemih. Kode ICD-10 N39.0 mencakup semua lokasi infeksi saluran kemih yang tidak dispesifikasikan, termasuk infeksi pada kandung kemih, uretra, atau bagian lain dari sistem saluran kemih.
Dalam penanganan infeksi saluran kencing, salah satu tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah kateterisasi kandung kemih, yang tercatat dalam kode ICD-9-CM 59.81. Kateterisasi dapat dilakukan untuk mengeluarkan urin, mengambil sampel urin untuk analisis, atau membantu dalam proses pencitraan atau prosedur lainnya pada saluran kemih.
Perekam medis atau dokter harus memastikan pencatatan yang akurat dan sesuai dengan kode diagnosis dan prosedur yang berlaku, untuk memastikan dokumentasi medis yang lengkap dan memfasilitasi proses penagihan serta pelaporan yang tepat. -
Article No. 8393 | 10 Dec 2024
Klinis : intervernsi diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi intervensi diare.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Dehidrasi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan cairan dan elektrolit akibat kehilangan cairan yang berlebihan melalui diare.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan: Tercapainya keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan dalam tubuh.
- Hidrasi: Tercapainya status hidrasi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Diare: Intervensi untuk mengontrol dan mengelola kondisi diare, termasuk mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit.
- Manajemen Cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
Sebagai perawat, saya akan memastikan pasien mendapatkan penanganan yang tepat, termasuk pemberian cairan dan elektrolit yang sesuai, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga hidrasi. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan memulihkan kondisi pasien secara optimal.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 8394 | 10 Dec 2024
Klinis : LUKA BAKAR
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, berikut adalah informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "LUKA BAKAR":
1. Kode ICD-10:
- Kode: T20-T32
- Deskripsi: Luka bakar dan korosi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.0-86.7
- Deskripsi: Debridement luka bakar, aplikasi graft kulit, dan prosedur lain untuk perawatan luka bakar.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 untuk luka bakar tercakup dalam kategori T20-T32, yang meliputi luka bakar dan korosi pada berbagai bagian tubuh, seperti kepala, leher, badan, ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah. Kode-kode spesifik dalam kategori ini akan bergantung pada lokasi dan tingkat keparahan luka bakar.
2. Kode ICD-9-CM Procedure yang terkait dengan perawatan luka bakar mencakup:
- 86.0-86.3: Debridement luka bakar, yang meliputi pembersihan dan penyiapan luka bakar untuk perawatan selanjutnya.
- 86.6-86.7: Aplikasi graft kulit, yang dapat dilakukan untuk menutup dan merekonstruksi area luka bakar.
- Prosedur lain seperti irigasi luka, aplikasi obat topikal, dan perawatan luka bakar lainnya.
Pemilihan kode yang spesifik akan bergantung pada detail tindakan medis yang dilakukan, seperti lokasi luka, luasnya luka bakar, dan tingkat keparahannya. -
Article No. 8395 | 10 Dec 2024
Klinis : bayi 5 bulan demam malas minum tampak lemah. saat dikaji frekuensi nafas 40x menit nadi 100x menit suhu 36,5 hasil auskultasi terdapat ronchi dan sekret di tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi, yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan atau penghambatan pertumbuhan dan perkembangan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Bayi dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat sesuai dengan usia.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan asupan nutrisi, pemberian nutrisi yang adekuat, serta evaluasi respon terhadap pemberian nutrisi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
- SLKI: Bayi dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan pola napas, penghisapan lendir, pemberian posisi yang tepat, serta manajemen obstruksi jalan napas.
3. Hipertermia
Penjelasan:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI: Bayi dapat mempertahankan suhu tubuh yang normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian kompres hangat/dingin, serta pemberian obat penurun demam sesuai indikasi.
Catatan:
Tone = akademis, persona = pakar, nurse, maka diharapkan penjelasan diagnosa dan intervensi keperawatan yang diberikan memiliki kedalaman dan kecermatan sesuai dengan kompetensi perawat. -
Article No. 8396 | 10 Dec 2024
Klinis : hipovolemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi hipovolemia.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E86.0
- Deskripsi: Hipovolemia
Hipovolemia adalah kondisi di mana volume cairan dalam tubuh berkurang, biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan berlebih, seperti dehidrasi, perdarahan, atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan volume darah yang dapat berakibat pada penurunan perfusi jaringan dan disfungsi organ.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Transfusi darah, cairan, dan elektrolit
Pada kasus hipovolemia, salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan adalah pemberian cairan infus atau transfusi darah untuk mengembalikan volume cairan dan elektrolit yang hilang. Tindakan ini dapat membantu mengatasi hipovolemia dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8397 | 10 Dec 2024
Klinis : tidak bisa gerak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang tidak bisa bergerak, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang tidak bisa bergerak adalah "Mobilitas fisik terganggu" (SDKI, 2016). Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik secara mandiri. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi medis, efek samping obat, atau kelemahan otot.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan rentang gerak sendi yang optimal (SLKI, 2019).
2. Pasien dapat melakukan pergerakan tubuh secara mandiri sesuai kemampuannya (SLKI, 2019).
3. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri sesuai kemampuannya (SLKI, 2019).
4. Pasien dapat mempertahankan kekuatan otot yang optimal (SLKI, 2019).
5. Pasien dapat mempertahankan fungsi muskuloskeletal yang optimal (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Mobilisasi fisik: Membantu pasien melakukan latihan pergerakan anggota tubuh secara bertahap, sesuai dengan kemampuan pasien, untuk mempertahankan dan meningkatkan mobilitas fisik (SIKI, 2018).
2. Terapi rentang gerak: Melakukan latihan peregangan dan gerakan sendi secara bertahap untuk mempertahankan dan meningkatkan rentang gerak sendi (SIKI, 2018).
3. Pelatihan aktivitas sehari-hari: Membantu pasien berlatih melakukan aktivitas perawatan diri, seperti makan, mandi, dan berpakaian, sesuai dengan kemampuannya, untuk meningkatkan kemandirian (SIKI, 2018).
4. Terapi kekuatan otot: Melakukan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot, seperti latihan isometrik dan isotonis, untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi muskuloskeletal (SIKI, 2018).
5. Manajemen nyeri: Mengenali dan mengelola rasa nyeri yang mungkin timbul akibat keterbatasan mobilitas, untuk memfasilitasi proses rehabilitasi (SIKI, 2018).
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan tepat sasaran, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan dan meningkatkan mobilitas fisik, kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, serta fungsi muskuloskeletal yang optimal. -
Article No. 8398 | 10 Dec 2024
Klinis : tidak bisa gerak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah informasi yang saya dapat berikan terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "tidak bisa gerak":
1. Kode ICD-10:
- Kode: G80.0
- Deskripsi: Paralisis serebral spastik, hemiparetik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01
- Deskripsi: Fisioterapi, latihan motorik dan sensori-motorik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G80.0 (Paralisis serebral spastik, hemiparetik) menggambarkan kondisi di mana seseorang mengalami kelumpuhan atau kelemahan satu sisi tubuh yang disebabkan oleh disfungsi otak, biasanya akibat cedera sebelum, selama, atau segera setelah kelahiran.
2. Kode ICD-9-CM 93.01 (Fisioterapi, latihan motorik dan sensori-motorik) mengacu pada prosedur fisioterapi yang dilakukan untuk membantu meningkatkan fungsi motorik dan sensorik pada pasien dengan kondisi seperti paralisis serebral spastik hemiparetik. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki atau mempertahankan fungsi fisik, mengurangi kecacatan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut atau memiliki pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi saya.