Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18944 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan post op
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan kondisi post-operatif:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Kode SDKI: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Risiko Infeksi
Kode SDKI: 00004
Definisi: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
3. Risiko Perdarahan
Kode SDKI: 00206
Definisi: Peningkatan risiko kehilangan darah yang melebihi batas normal.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut:
Pasien mengalami nyeri akibat prosedur pembedahan yang baru dilakukan. Nyeri ini memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan memfasilitasi proses penyembuhan.
2. Risiko Infeksi:
Pasien berisiko mengalami infeksi karena adanya luka operasi yang dapat menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme patogen. Perawatan luka yang tepat dan pemantauan tanda-tanda infeksi menjadi penting.
3. Risiko Perdarahan:
Pasien berisiko mengalami perdarahan akibat prosedur pembedahan yang baru dilakukan. Pemantauan tanda-tanda perdarahan dan penanganan yang cepat dan tepat diperlukan untuk mencegah komplikasi.
Kode dan Definisi SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode dan definisi telah disebutkan di atas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (10019)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa sakit yang dialami.
2. Integritas Jaringan (10013)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi jaringan tubuh.
3. Pencegahan Infeksi (10028)
Definisi: Kemampuan untuk melindungi diri dari infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (3550)
Definisi: Mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa sakit yang dialami pasien.
2. Perawatan Luka (3660)
Definisi: Memfasilitasi penyembuhan luka dan mencegah komplikasi.
3. Pencegahan Perdarahan (4010)
Definisi: Mencegah dan mengendalikan perdarahan. -
Article No. 18945 | 24 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan penyakit ginjal kronis stadium akhir. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD 150/100 mmHg, RR 28x/menit, HR 100x/menit, Suhu 36.80 C. Pasien mengatakan sejak 1 bulan belakangan mengeluh tidak nafsu makan, mual (+), muntah (+), dan mulut terasa kering. Pasien mengalami penurunan BB sebanyak ± 3 kg. Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI: 10021)
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Intoleransi aktivitas (SDKI: 10049)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
3. Hipertensi (SDKI: 10041)
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- Kode diagnosa diawali dengan angka 10 (contoh: 10021, 10049, 10041).
- Definisi menjelaskan secara rinci mengenai masing-masing diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Kode luaran diawali dengan angka 20 (contoh: 20021, 20049, 20041).
- Definisi menjelaskan secara rinci mengenai masing-masing luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Kode intervensi diawali dengan angka 30 (contoh: 30021, 30049, 30041).
- Definisi menjelaskan secara rinci mengenai masing-masing intervensi keperawatan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 18946 | 24 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat diruang bedah dengan diagnosa Benigna Prostat Hipertrophy (BPH) dengan keluhan sering berkemih. Pada pengkajian ditemukan abdomen tegang, urin terus menetes setelah berkemih, merasa nyeri dan tidak puas saat berkemih, serta ada dorongan untuk berkemih. Keadaan umum: lemah TD: 110/80 mmHgS: 36,5° C Nadi: 80 x/menit Pernafasan: 24 x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Inkontinensia Urin (INKRI) [00016]
Definisi SDKI:
Inkontinensia Urin adalah ketidakmampuan untuk menahan urin sehingga terjadi kebocoran urin.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gejala-gejala inkontinensia urin, seperti sering berkemih, urin terus menetes setelah berkemih, merasa nyeri dan tidak puas saat berkemih, serta ada dorongan untuk berkemih. Hal ini dapat disebabkan oleh Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) yang dialami pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-INKRI-01: Pasien mampu mengontrol pengeluaran urin
L-INKRI-02: Pasien bebas dari komplikasi inkontinensia urin
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-INKRI-01: Manajemen Inkontinensia Urin
I-INKRI-02: Latihan Otot Dasar Panggul
Kode:
SDKI: [00016] Inkontinensia Urin
SLKI: L-INKRI-01, L-INKRI-02
SIKI: I-INKRI-01, I-INKRI-02
Jadi, berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah Inkontinensia Urin yang disebabkan oleh Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) yang dialami pasien. -
Article No. 18947 | 24 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki 45 tahun dirawat di diruang penyakit dalam dengan diagnose gagal ginjal kronik. Hasil pemeriksaan fisik: TD 150/100 mmHg, HR 88x/menit, RR 26x/menit, nafas cepat dan dangkal, penggunaan otot bantu nafas (+), Suhu 37,9 0 C dan ditemukan adanya edema pada kedua tungkai, oliguria dan peningkatan berat badan. Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi klinis yang telah diberikan, berikut adalah beberapa masalah keperawatan yang dapat ditetapkan untuk pasien tersebut, beserta penjelasan singkat, kode, dan definisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Kelebihan Volume Cairan
- Kode SDKI: 00026
- Definisi: Kondisi di mana terdapat peningkatan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasel.
- Penjelasan: Pasien mengalami edema pada kedua tungkai, oliguria, dan peningkatan berat badan, yang menunjukkan adanya kelebihan volume cairan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Kode SDKI: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Penjelasan: Pasien mengalami napas cepat dan dangkal, serta penggunaan otot bantu napas, yang menunjukkan ketidakefektifan pola napas.
3. Hipertensi
- Kode SDKI: 00011
- Definisi: Tekanan darah sistolik dan/atau diastolik melebihi batas normal.
- Penjelasan: Pasien memiliki tekanan darah 150/100 mmHg, yang menunjukkan hipertensi.
4. Hipertermia
- Kode SDKI: 00007
- Definisi: Suhu tubuh yang lebih tinggi dari batas normal.
- Penjelasan: Pasien memiliki suhu tubuh 37,9°C, yang menunjukkan adanya hipertermia.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat perlu mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik, dan riwayat kesehatan pasien. Diagnosis keperawatan yang ditetapkan akan menjadi dasar bagi perencanaan, implementasi, dan evaluasi tindakan keperawatan yang diperlukan untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 18948 | 24 Jun 2025
Klinis : Seorang pria usia 55 tahun datang ke IGD dengan perut membesar, kaki bengkak, dan lemas. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya asites dan hipoalbuminemia. Ia memiliki riwayat konsumsi alkohol berat selama 15 tahun. Apa diagnosa keperawatan yang paling tepat?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang paling tepat untuk pasien pria usia 55 tahun dengan perut membesar, kaki bengkak, lemas, asites, hipoalbuminemia, dan riwayat konsumsi alkohol berat selama 15 tahun adalah:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas (NANDA-I Kode: 00092)
Definisi (SIKI): Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan karena adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada tingkat seluler.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami gejala-gejala seperti perut membesar, kaki bengkak, dan lemas yang menunjukkan adanya intoleransi aktivitas. Hal ini dapat disebabkan oleh asites dan hipoalbuminemia yang dialami pasien sebagai akibat dari konsumsi alkohol berat dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas harian.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kode dan definisi terkait diagnosa keperawatan ini adalah:
SDKI Kode: 00092
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan karena adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada tingkat seluler.
SLKI Kode: 1209
Definisi: Kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan.
SIKI Kode: I0129
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan.
Dengan pemahaman yang diberikan, diharapkan Anda dapat memahami diagnosa keperawatan yang paling tepat untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan, serta kode dan definisi terkait yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18949 | 24 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 65 tahun dirawat di ruang bedah pasca TURP. Pasien terpasang infus dan kateter urine, TD 150/80, frekuensi nadi 82 kali per menit, frekuensi napas 21 kali per menit, suhu 37 derajat celcius. Urin 400 cc/2 jam bewarna kemerahan. Berat badan 65 kg dan TB 165 cm. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan (Kode: 00206)
- SDKI: Keadaan peningkatan risiko kehilangan darah yang melebihi volume normal.
- SLKI: Tidak ada perdarahan atau perdarahan minimal.
- SIKI: Manajemen Perdarahan (Kode: 3120).
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (Kode: 00132)
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Bebas nyeri atau nyeri terkontrol.
- SIKI: Manajemen Nyeri (Kode: 1400).
3. Risiko Infeksi (Kode: 00004)
- SDKI: Keadaan peningkatan risiko terkena infeksi.
- SLKI: Bebas infeksi.
- SIKI: Pencegahan Infeksi (Kode: 6550).
Penjelasan singkat:
1. Risiko Perdarahan: Pasien pasca operasi TURP (Transurethral Resection of the Prostate) memiliki risiko perdarahan yang perlu dikelola. Monitoring tanda-tanda perdarahan dan intervensi untuk mencegah dan mengelola perdarahan diperlukan.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri: Pasien pasca operasi kemungkinan mengalami nyeri yang perlu dikelola dengan pemberian analgesik dan intervensi manajemen nyeri lainnya.
3. Risiko Infeksi: Pasien terpasang infus dan kateter urine, sehingga memiliki risiko infeksi yang perlu dicegah melalui intervensi pencegahan infeksi, seperti perawatan akses intravena dan kateter urine yang baik.
Dengan mengidentifikasi dan mengelola diagnosa keperawatan yang tepat, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk membantu pemulihan pasien pasca TURP. -
Article No. 18950 | 24 Jun 2025
Klinis : Seorang pasien, laki-laki, usia 58 tahun, dirawat dengan sirosis hepatis stadium akhir. Ia mengeluh sesak napas, perut membesar, dan bengkak pada kedua tungkai bawah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya asites masif, edema pitting +3 pada ekstremitas bawah, dan ronki basah di basal paru. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol jangka panjang. Tekanan darah 130 mmHg, nafas 24x/menit, RR 90x/menit. Berdasarkan kasus di atas, diagnosa keperawatan prioritas utama pada pasien adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan prioritas utama pada pasien adalah:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan.
Kode SDKI: K-00092
Kode SLKI: T-00092
Kode SIKI: P-00092
2. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan isotonis pada ruang intraseluler, ekstraseluler, atau keduanya.
Kode SDKI: K-00026
Kode SLKI: T-00026
Kode SIKI: P-00026
3. Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakefektifan dalam pengaturan ventilasi yang dapat membahayakan kesehatan.
Kode SDKI: K-00032
Kode SLKI: T-00032
Kode SIKI: P-00032
Penjelasan singkat:
1. Intoleransi Aktivitas (00092): Pasien mengalami sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada ekstremitas bawah, yang menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Kelebihan Volume Cairan (00026): Pasien mengalami asites masif dan edema pitting +3 pada ekstremitas bawah, yang menandakan adanya kelebihan cairan di dalam tubuh.
3. Gangguan Pola Napas (00032): Pasien mengalami sesak napas dan ronki basah di basal paru, yang menunjukkan adanya gangguan dalam pengaturan ventilasi.
Diagnosa-diagnosa ini ditetapkan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18951 | 24 Jun 2025
Klinis : Seorang pasien, wanita, usia 55 tahun, dirawat dengan diagnosis kolelitiasis kronis. Pasien sering mengeluh dispepsia, kembung, dan sering bersendawa setelah makan. Porsi makanan hanya habis setengah porsi. Pasien juga sering merasa mudah lelah dan malas beraktivitas, mengeluhkan rasa sakit di abdomen dengan skala 4. Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Penurunan Intake Nutrisi
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan makanan dan cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat:
- Pasien sering mengeluh dispepsia, kembung, dan sering bersendawa setelah makan, menunjukkan adanya gangguan pencernaan.
- Pasien hanya mampu menghabiskan setengah porsi makanan, mengindikasikan penurunan intake nutrisi.
- Pasien juga mengeluhkan rasa lelah dan malas beraktivitas, yang dapat disebabkan oleh penurunan asupan nutrisi.
2. Nyeri Kronis
Kode SDKI: 00133
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berlangsung lebih dari 3 bulan atau lebih dari waktu penyembuhan yang diharapkan, yang dapat menyebabkan gangguan atau hambatan dalam aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
- Pasien mengeluhkan rasa sakit di abdomen dengan skala 4, mengindikasikan adanya nyeri kronis.
- Nyeri kronis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Keterangan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 18952 | 24 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, hipersekresi, dan kelemahan batuk.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit paru, seperti tuberkulosis paru.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan, penyakit kronis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal.
2. Pola Napas Efektif
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
- Pasien dapat mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
3. Status Nutrisi Membaik
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari.
- Tidak ada penurunan berat badan yang signifikan.
- Laboratorium menunjukkan hasil dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitoring status pernapasan
- Auskultasi suara napas
- Suction untuk mengeluarkan sekret
- Latihan batuk efektif
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Monitoring tanda-tanda vital
- Auskultasi suara napas
- Berikan posisi yang nyaman untuk bernapas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan latihan napas dalam dan pernapasan diafragma
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Asesmen status nutrisi
- Konsultasi dengan ahli gizi
- Pemberian makanan sesuai kebutuhan
- Monitoring asupan dan output cairan
- Pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu memiliki bersihan jalan napas yang efektif, pola napas yang efektif, dan status nutrisi yang membaik. Hal ini akan mendukung proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 18953 | 24 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin diperlukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi, dengan biopsibronkus atau bronchoalveolar lavage
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis. Hal ini sesuai dengan gejala dan temuan klinis pada pasien.
- Kode ICD-9-CM 33.24 untuk bronkoskopi dengan biopsi bronkus atau bronchoalveolar lavage dapat digunakan untuk mendapatkan sampel jaringan atau cairan dari paru-paru untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis melalui pemeriksaan mikrobiologis atau histologis.
Diagnosis tuberkulosis paru memerlukan konfirmasi lebih lanjut melalui pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan sputum BTA, tes kultur, atau pemeriksaan histologis. Penatalaksanaan selanjutnya akan bergantung pada hasil pemeriksaan tersebut dan kondisi klinis pasien.