Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8553 | 11 Dec 2024
Klinis : Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%. TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. SIS2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S27.0
- Deskripsi: Pneumothorax traumatik
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 34.04
- Deskripsi: Pemasangan pipa dada (Thoracostomy)
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya frekuensi napas yang cepat (26x/menit), SpO2 94%, adanya deviasi trakea, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, dan perkusi hipersonor di sisi kanan, mengarah pada diagnosis pneumothorax traumatik (S27.0). Tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemasangan pipa dada (thoracostomy) untuk mengatasi komplikasi akibat pneumothorax tersebut (kode ICD-9-CM 34.04). -
Article No. 8554 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak nafas:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Karakteristik Definisi:
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan irama napas
- Perubahan kedalaman napas
- Penggunaan otot tambahan untuk bernapas
- Sensasi sulit bernapas
Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sesak napas, yang menunjukkan adanya perubahan pada pola napas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah:
Pola Napas (0415)
Definisi: Kemampuan untuk bernapas secara efektif.
Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas dalam rentang normal
- Kedalaman napas dalam rentang normal
- Tidak menggunakan otot tambahan untuk bernapas
- Tidak ada sensasi sulit bernapas
Luaran ini sesuai dengan tujuan untuk mengatasi masalah pola napas tidak efektif pada pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Manajemen Jalan Napas (6340)
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi jalan napas
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
- Lakukan suction jika perlu
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
2. Manajemen Pernapasan (3390)
- Monitor frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Ajarkan teknik pernapasan dalam (seperti pursed-lip breathing)
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau diuretik jika perlu
3. Manajemen Kenyamanan Saluran Napas (3140)
- Identifikasi dan tangani penyebab ketidaknyamanan pernapasan
- Berikan humidifikasi oksigen jika perlu
- Lakukan suction sekret jika perlu
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi ventilasi, meningkatkan pola napas, dan mengurangi ketidaknyamanan pernapasan, sehingga diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan.
Penjelasan di atas mencakup Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak napas. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 8555 | 11 Dec 2024
Klinis : Tension pneumotorax
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tension pneumothorax.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan penumpukan udara di ruang pleura.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada level normal.
- Etiologi: Penumpukan udara di ruang pleura (tension pneumothorax).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pertukaran Gas Membaik, dengan indikator seperti Frekuensi Napas dalam rentang normal, Saturasi Oksigen membaik, dan Analisis Gas Darah membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, Manajemen Nyeri, Pemantauan Respirasi, dan Pemantauan Tanda-Tanda Vital.
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan pertukaran gas, mencegah komplikasi, dan memberikan kenyamanan bagi pasien.
Sebagai perawat profesional, saya akan fokus pada upaya mengatasi gangguan pertukaran gas, memantau kondisi pasien secara ketat, dan berkolaborasi dengan tim medis untuk memberikan perawatan yang optimal bagi pasien dengan tension pneumothorax. -
Article No. 8556 | 11 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 35 tahun di Ruang rawat inap karena kecelakaan. Hasil pengkajian mengeluh nyeri pada kaki skala 3 dan tidak dapat digerakkan terlihat kelainan bentuk pada kaki kiri, terlihat ada luka kurang dari 2 cm di area yang nyeri, bengkak adanya pus. Suhu : 37.8°C, frekuensi nadi: 88x/mnt, TD: 120/90, frekuensi nafas: 25x/mnt, hasil foto rongent tampak patahan pada tulang Tibialis Sinistra, hasil lab lekosit 12.000mg/dl. Diagnose keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus diatas adalah…
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, diagnosa keperawatan prioritas yang dapat ditetapkan pada kasus di atas adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Fraktur pada Tulang Tibia Sinistra, Ditandai Dengan Ketidakmampuan Menggerakkan Kaki Kiri.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Pasien Dapat Mempertahankan Mobilitas Fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Aktivitas, Manajemen Nyeri, serta Perawatan Fraktur.
Kondisi pasien di atas menunjukkan adanya fraktur pada tulang Tibia Sinistra, sehingga menyebabkan ketidakmampuan dalam menggerakkan kaki kiri. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan prioritas adalah Gangguan Mobilitas Fisik yang berhubungan dengan fraktur. -
Article No. 8557 | 11 Dec 2024
Klinis : Laki-laki, 50 tahun, dirawat di ruang rawat inap dengan keluhan lemas seluruh tubuhnya setelah melakukan kegiatan yang ringan. Dari hasil vital sign TD 120/80 mmHg, RR: 24x/mnt, Nadi: 106x/mnt, Suhu: 36,9°C, ekstremitas teraba agak dingin, klien tampak pucat. Hasil lab: didapatkan Hb: 8 gr/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Peningkatan Asupan Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan:
Klien mengalami penurunan kadar hemoglobin (Hb 8 g/dl) yang menunjukkan adanya kekurangan nutrisi, khususnya zat besi. Hal ini dapat menyebabkan klien mengalami gejala kelelahan dan lemas seluruh tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan manajemen nutrisi, seperti mengkaji status gizi, memantau asupan nutrisi, dan memberikan edukasi terkait kebutuhan nutrisi yang adekuat.
2. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan Curah Jantung
- SLKI: Peningkatan Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Sirkulasi
Penjelasan:
Berdasarkan data vital sign, klien mengalami peningkatan frekuensi nadi (106x/menit) yang dapat menunjukkan adanya penurunan curah jantung. Selain itu, ekstremitas yang teraba agak dingin dapat mengindikasikan adanya gangguan perfusi jaringan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan manajemen sirkulasi, seperti memantau tanda-tanda vital, mengevaluasi dan memantau status sirkulasi, serta memberikan intervensi untuk meningkatkan perfusi jaringan.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan:
Klien mengalami keluhan lemas seluruh tubuhnya setelah melakukan kegiatan yang ringan, yang dapat menunjukkan adanya intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan manajemen aktivitas, seperti mengkaji kemampuan aktivitas, memantau respons aktivitas, dan memberikan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Secara keseluruhan, penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia dapat membantu dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengatasi kondisi klien. -
Article No. 8558 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien datang setelah kecelakaan lalu lintas, tampak keluar darah dari hidung, suara nafas gurgling, terdapat luka lebam di dahi dada dan kedua tangan, terdapat luka lecet pada kedua kaki, luka robekan pada mulut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pendarahan Aktif
- SDKI: Pendarahan Aktif
- SLKI: Hemodinamik Stabil
- SIKI: Manajemen Perdarahan
2. Gangguan Jalan Napas
- SDKI: Gangguan Jalan Napas
- SLKI: Permeabilitas Jalan Nafas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
3. Kerusakan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan Integritas Kulit
- SLKI: Integritas Jaringan
- SIKI: Perawatan Luka
Penjelasan Singkat:
1. Pendarahan Aktif:
- Pasien mengalami pendarahan aktif dari hidung, yang dapat mengancam keselamatan pasien.
- Tujuan perawatan adalah mencapai hemodinamik stabil dengan manajemen perdarahan yang efektif.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pengontrolan perdarahan, pemberian cairan/obat-obatan, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Gangguan Jalan Napas:
- Pasien mengalami gangguan jalan napas yang ditandai dengan suara nafas gurgling, yang dapat mengancam fungsi pernapasan.
- Tujuan perawatan adalah mempertahankan permeabilitas jalan napas yang efektif.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup pembebasan jalan napas, pemberian oksigen, dan manajemen sekresi/lendir.
3. Kerusakan Integritas Kulit:
- Pasien memiliki luka-luka di beberapa bagian tubuh, seperti luka lebam, lecet, dan robekan pada kulit.
- Tujuan perawatan adalah memperbaiki integritas jaringan kulit yang rusak.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi perawatan luka, pencegahan infeksi, dan promosi penyembuhan.
Dalam memberikan perawatan, perawat harus mempertimbangkan pendekatan holistik, berpusat pada pasien, dan kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk memastikan pemulihan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 8559 | 11 Dec 2024
Klinis : Tn. A datang ke klinik Syifa' dengan keluhan gatal-gatal di leher belakang, ditemukan terdapat bercak merah, bersisik dan lebar putih berlapis. Pasien mengeluh tidak nyaman akan kondisi saat ini, pasien tampak gelisah karena kondisinya, TD: 140/80, N 90x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan memperhatikan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan secara mandiri.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Pada kasus ini, pasien tampak gelisah dan tidak nyaman dengan kondisinya, sehingga dapat mempengaruhi toleransi aktivitas sehari-hari.
2. Gangguan Kenyamanan: Pruritus
Penjelasan:
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kulit.
- SLKI: Kemampuan individu untuk merasakan kenyamanan dalam konteks fisiologis dan psikologis.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk membantu pasien dalam mengatasi rasa gatal yang dialami.
Pada kasus ini, pasien mengeluhkan gatal-gatal di leher belakang, yang dapat mengganggu kenyamanan pasien.
Berdasarkan data yang diberikan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Aktivitas: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
2. Manajemen Pruritus: Memberikan informasi dan edukasi mengenai pengelolaan rasa gatal, serta intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa gatal, seperti penggunaan obat topikal, kompres dingin, atau terapi non-farmakologis.
Diharapkan dengan intervensi keperawatan yang tepat, pasien dapat meningkatkan kenyamanan dan toleransi aktivitasnya. -
Article No. 8560 | 11 Dec 2024
Klinis : Hari pertama bekerja di toko perkakas rumah, Blake yang berusia 18 tahun memotong pita logam di sekeliling tumpukan kayu. Pita logam itu terbalik dan melukai pipi hingga dahinya, termasuk mata di sisi kiri wajahnya. Blake dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat oleh manajer. Dokter unit gawat darurat menutup luka sayatan kulit, membalut mata kiri dengan salep antibiotik, dan menempelkan plester tekanan. Tidak diketahui apakah konsultasi oftalmologi diminta. Menginstruksikan pasien untuk menemui dokter mata, "Hal pertama di pagi hari untuk abrasi kornea yang parah". Blake dan Ibunya berada di pintu kantor ketika staf datang. Blake sangat kesakitan dan mual.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046): Kerusakan epidermis dan/atau dermis yang disebabkan oleh agen fisik, kimia, mekanik, atau biologis.
2. Nyeri Akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset tiba-tiba atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.
3. Risiko Infeksi (00004): Peningkatan risiko organisme patogen untuk menyerang sistem pertahanan hospes.
4. Ansietas (00146): Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kerusakan Integritas Kulit:
- Kriteria Hasil: Luka akan sembuh tanpa komplikasi.
- Indikator: Luka tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi.
2. Nyeri Akut:
- Kriteria Hasil: Nyeri terkontrol.
- Indikator: Pasien melaporkan nyeri berkurang, dapat beristirahat dengan tenang, dan tidak menunjukkan ekspresi wajah kesakitan.
3. Risiko Infeksi:
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Indikator: Tidak ada peningkatan suhu tubuh, tidak ada drainase, dan tidak ada kemerahan di sekitar luka.
4. Ansietas:
- Kriteria Hasil: Ansietas terkontrol.
- Indikator: Pasien dapat mengungkapkan kekhawatirannya, dapat beristirahat dengan tenang, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kerusakan Integritas Kulit:
- Perawatan luka: Membersihkan luka, menerapkan salep antibiotik, dan membalut luka dengan perban steril.
- Pemantauan luka: Memeriksa tanda-tanda infeksi, perdarahan, dan penyembuhan luka.
- Edukasi pasien: Mengajarkan pasien dan keluarga cara merawat luka dan menjaga kebersihan.
2. Nyeri Akut:
- Manajemen nyeri: Memberikan analgesik sesuai dengan instruksi dokter, menerapkan kompres dingin pada area luka, dan mengajarkan teknik relaksasi.
- Pemantauan tanda-tanda vital: Memeriksa tanda-tanda vital pasien secara berkala.
- Dukungan emosional: Memberikan empati, menenangkan pasien, dan membantu pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Risiko Infeksi:
- Perawatan luka: Membersihkan luka dengan teknik aseptik, menerapkan salep antibiotik, dan membalut luka dengan perban steril.
- Pemantauan tanda-tanda infeksi: Memeriksa suhu tubuh, drainase luka, dan kemerahan di sekitar luka.
- Edukasi pasien: Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan.
4. Ansietas:
- Komunikasi terapeutik: Mendengarkan dengan aktif, memberikan informasi yang jelas, dan membantu pasien untuk mengungkapkan kekhawatirannya.
- Manajemen stres: Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau terapi musik.
- Dukungan emosional: Memberikan empati, menenangkan pasien, dan melibatkan keluarga dalam proses perawatan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046): Luka sayatan pada wajah akibat pita logam yang terbalik merupakan kerusakan epidermis dan dermis. Ini membutuhkan perawatan luka yang tepat untuk mencegah komplikasi, seperti infeksi.
2. Nyeri Akut (00132): Luka sayatan pada wajah akan menimbulkan nyeri akut yang tidak menyenangkan bagi pasien. Pengelolaan nyeri yang efektif sangat penting untuk memastikan kenyamanan pasien.
3. Risiko Infeksi (00004): Luka terbuka pada wajah meningkatkan risiko infeksi jika tidak dirawat dengan baik. Pemantauan tanda-tanda infeksi dan perawatan luka aseptik sangat diperlukan.
4. Ansietas (00146): Pasien mengalami cedera di tempat kerja pada hari pertama bekerja, yang dapat menyebabkan kecemasan. Dukungan emosional dan manajemen stres diperlukan untuk mengelola reaksi psikologis pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Tujuan utama adalah mempromosikan penyembuhan luka, mengurangi nyeri, mencegah infeksi, dan mengelola kecemasan pasien. Kriteria hasil dan indikator yang ditetapkan akan membantu mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk menangani berbagai masalah yang dihadapi pasien. Perawatan luka, manajemen nyeri, pencegahan infeksi, dan dukungan emosional harus dilakukan secara terpadu untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang diberikan harus berpusat pada pasien, mempertimbangkan kebutuhan fisik dan psikologisnya, serta melibatkan keluarga untuk mendukung proses pemulihan. Perawat harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter mata, untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 8561 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka ditangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan luka di tangan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit (SDKI)
Penjelasan:
Kerusakan Integritas Kulit adalah keadaan di mana terdapat gangguan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya (SDKI, 2017). Kondisi ini sesuai dengan keluhan pasien yang mengalami luka di tangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit Membaik
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Nyeri berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Manajemen Nyeri
3. Pencegahan Infeksi
Penjelasan Singkat:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan perawatan luka secara tepat, mengelola nyeri yang mungkin dirasakan pasien, serta melakukan tindakan pencegahan infeksi agar luka dapat sembuh dengan baik. Luaran yang diharapkan adalah integritas kulit membaik, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan nyeri yang dirasakan pasien berkurang.
Dalam konteks akademis dan dengan persona seorang pakar/perawat, penjelasan ini diberikan secara ringkas dan padat sesuai dengan standar PPNI. Informasi lebih rinci dapat diberikan jika diperlukan. -
Article No. 8562 | 11 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 27 tahun di bawa ke Rumah sakit jiwa dengan keluhan mendengar bisikan-bisikan selama 2 Minggu, saat dikaji oleh perawat pasien mengatakan mendengar suara neneknya yang sudah meninggal dan menyuruhnya untuk menjauhi suaminya yang tidak baik. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI. SIKI beserta kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang untuk pasien dan obat-obatan yang sesuai.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut informasi yang dibutuhkan untuk kondisi pasien tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F22.0
- Deskripsi: Waham kesendiriaan [Delusional disorder, erotomanic type]
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk kondisi ini. Perawatan yang mungkin dilakukan adalah konsultasi psikiatri dan terapi psikososial.
3. Diagnosis SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko perilaku kekerasan
- Harga diri rendah situasional
- Koping tidak efektif
4. Diagnosis SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol perilaku
- Harga diri
- Koping efektif
5. Diagnosis SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen perilaku
- Peningkatan harga diri
- Terapi realitas
6. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan psikiatri atau psikologis untuk menegakkan diagnosis dan mengevaluasi kondisi mental pasien.
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengecluci kemungkinan penyebab medis lainnya.
7. Pengobatan:
- Terapi antipsikotik (contoh: olanzapine, risperidone) untuk mengurangi gejala waham dan halusinasi.
- Terapi psikososial, seperti psikoterapi kognitif-perilaku, untuk membantu pasien mengembangkan koping yang lebih efektif.
- Edukasi dan dukungan keluarga untuk memahami kondisi pasien dan membantu proses penyembuhan.
Diagnosis utamanya adalah Waham Kesendiriaan (F22.0) berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu mendengar suara nenek yang sudah meninggal dan curiga terhadap suaminya. Pendekatan perawatan yang dibutuhkan adalah kombinasi terapi farmakologis dan terapi psikososial untuk mengelola gejala dan mempromosikan pemulihan pasien.