Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8543 | 11 Dec 2024
Klinis : hamil dengan lilitan tali pusat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hamil dengan lilitan tali pusat, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Hipoksia Janin berhubungan dengan lilitan tali pusat
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Risiko Hipoksia Janin adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan adanya kemungkinan terjadi penurunan suplai oksigen ke janin yang dapat mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup janin.
- Faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini salah satunya adalah lilitan tali pusat.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan untuk kondisi ini adalah bayi dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda distress janin, dan tidak terjadi komplikasi akibat hipoksia.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain memantau denyut jantung janin, melakukan penilaian terhadap tanda-tanda hipoksia janin, mengatur posisi ibu, dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi lebih lanjut jika diperlukan.
Penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI ini diharapkan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola risiko hipoksia janin pada ibu hamil dengan lilitan tali pusat. -
Article No. 8544 | 11 Dec 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki Tn B berusia 47 tahun dibawa ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Pasien membuka mata saat dipanggil. Saat dikaji, terdapat jejas diarea clavicula bagian kanan dan terdengar suara snoring. RR 34 x/m, SpO2 85%, pergerakan dada tidak simestris menajuh ke kanan, JVP (-). deviasi trakea terdorong kekanan, suara napas vesikuler, menjauh kesebelah kanan, perkusi ICS kiri sonor, ICS kanan hipersonor, terdapat jejas pada costa 3&4. Nadi 103x/m, akral teraba dingin, CRT 2 detik, TD 110/75 mmHg, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sepanjang 4 cm dengan kedalaman Icm, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sepanjang 10cm dengan kedalaman 4cm. Pasien membuka mata saat dipanggil, menangkis tangan pemeriksa, dan bicara bingung dan tampak memegangi dada. Pupil isokor, lateralisasi sama kanan dan kiri. Terdapat luka lecet pada tangan kiri, luka terbuka pada femur sinistra bagian beakang. Saat dikaji Kembali, Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%, TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung , mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. S1S2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting. Pasien tampak kesakitan dan memegangu dada sebelah kanan, pasien tidak ada mengonsumsi obat-obatan sebelum kejadian, pasien tidak ada memiliki Riwayat penyakit, pasien sudah makan sebelum kejadian, tidak memiliki alergi, pasien datang ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Pasien awalnya naik sepeda motor kemudian ditabrak mobil dari belakang dan dada membentur stang motor. Setelah kejadian pasien lagsung dibawa warga ke RS. Hb 11,2 mg/dl, Ht 31%, Leukosit 18.200, trombosit 132.000. Terapi yang diberikan adalah infus NaCl 0,9% loading 500cc, ranitidine 2x50 mg IV, citicolin 2x 250mg IV, ceftriaxone 2 x 1 gr IV, ketorolac 3 x 30mg IV, tetagam 250 iu IM.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Karakteristik: Suara napas tidak normal, perubahan frekuensi napas, perubahan irama napas, distres pernapasan
Faktor Berhubungan: Cedera trauma, hipoventilasi, obstruksi jalan napas
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Karakteristik: Perubahan nadi perifer, penurunan tekanan darah, pengisian kapiler lambat, akral dingin
Faktor Berhubungan: Cedera vaskuler, hipovolemia
3. Integritas Jaringan Rusak
Karakteristik: Kerusakan pada kulit, tidak adanya keutuhan jaringan
Faktor Berhubungan: Trauma mekanik, luka terbuka
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Indikator: Frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, suara napas normal, status ventilasi adekuat (SpO2 ≥94%)
2. Perfusi Jaringan Membaik
Indikator: Nadi perifer kuat dan teraba hangat, tekanan darah dalam rentang normal, pengisian kapiler <2 detik, ekstremitas hangat
3. Integritas Jaringan Membaik
Indikator: Luka tertutup, jaringan terlihat sehat, tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
a. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
b. Hisap lendir/sekret dari jalan napas
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
d. Latih batuk efektif dan napas dalam
e. Pantau tanda-tanda vital dan status oksigenasi
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
a. Kaji status hemodinamik secara kontinyu
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
c. Pertahankan posisi ekstremitas lebih tinggi dari jantung
d. Berikan obat vasokonstriksi jika perlu
e. Pantau intake dan output cairan
3. Integritas Jaringan Rusak
a. Lakukan perawatan luka secara aseptik
b. Pertahankan lingkungan luka yang lembab
c. Berikan nutrisi adekuat untuk penyembuhan luka
d. Berikan obat analgesik dan antiinflamasi sesuai indikasi
e. Pantau tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien, terdapat beberapa masalah keperawatan yang perlu ditangani, yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, perfusi jaringan tidak efektif, dan integritas jaringan rusak. Setiap diagnosa keperawatan memiliki karakteristik dan faktor-faktor yang berhubungan yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai bersihan jalan napas efektif, perfusi jaringan yang membaik, dan integritas jaringan yang membaik. Indikator-indikator ini akan menjadi acuan dalam mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi tindakan-tindakan untuk mengatasi setiap diagnosa keperawatan. Pada bersihan jalan napas tidak efektif, intervensi yang dilakukan antara lain menjaga posisi pasien, membersihkan jalan napas, memberikan oksigen, dan melatih napas dalam. Untuk perfusi jaringan tidak efektif, intervensi yang diberikan adalah memantau status hemodinamik, memberikan cairan intravena, dan mempertahankan posisi ekstremitas. Sedangkan untuk integritas jaringan rusak, intervensi yang dilakukan meliputi perawatan luka, menjaga lingkungan luka, memberikan nutrisi, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Setiap intervensi keperawatan harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi untuk mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 8545 | 11 Dec 2024
Klinis : kejang 1 kali kurang dari 5 menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu kejang 1 kali kurang dari 5 menit, maka berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera Fisik berhubungan dengan Aktivitas Kejang
Penjelasan Singkat:
Risiko Cedera Fisik berhubungan dengan Aktivitas Kejang merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kemungkinan terjadinya bahaya atau kerusakan fisik yang dapat terjadi pada pasien selama mengalami kejang. Kejang yang terjadi dapat menyebabkan pasien jatuh, terpukul, atau terluka akibat gerakan yang tidak terkontrol.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kemungkinan terjadinya bahaya atau kerusakan fisik yang dapat terjadi pada pasien.
Faktor Risiko: Aktivitas kejang.
Gejala dan Tanda: Kemungkinan terjatuh, terpukul, atau terluka akibat gerakan yang tidak terkontrol.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari cedera fisik selama aktivitas kejang.
Kriteria Hasil: Tidak ada cedera fisik yang terjadi selama aktivitas kejang.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi tanda-tanda vital dan aktivitas kejang.
2. Memposisikan pasien dengan aman selama kejang.
3. Mencegah pasien jatuh atau terluka.
4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang risiko cedera fisik.
5. Mengkaji faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kejang.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI dari PPNI untuk kondisi kejang 1 kali kurang dari 5 menit adalah Risiko Cedera Fisik berhubungan dengan Aktivitas Kejang. -
Article No. 8546 | 11 Dec 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki Tn B berusia 47 tahun dibawa ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Pasien membuka mata saat dipanggil. Saat dikaji, terdapat jejas diarea clavicula bagian kanan dan terdengar suara snoring. RR 34 x/m, SpO2 85%, pergerakan dada tidak simestris menajuh ke kanan, JVP (-). deviasi trakea terdorong kekanan, suara napas vesikuler, menjauh kesebelah kanan, perkusi ICS kiri sonor, ICS kanan hipersonor, terdapat jejas pada costa 3&4. Nadi 103x/m, akral teraba dingin, CRT 2 detik, TD 110/75 mmHg, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sepanjang 4 cm dengan kedalaman Icm, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sepanjang 10cm dengan kedalaman 4cm. Pasien membuka mata saat dipanggil, menangkis tangan pemeriksa, dan bicara bingung dan tampak memegangi dada. Pupil isokor, lateralisasi sama kanan dan kiri. Terdapat luka lecet pada tangan kiri, luka terbuka pada femur sinistra bagian beakang. Saat dikaji Kembali, Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%, TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung , mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. S1S2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting. Pasien tampak kesakitan dan memegangu dada sebelah kanan, pasien tidak ada mengonsumsi obat-obatan sebelum kejadian, pasien tidak ada memiliki Riwayat penyakit, pasien sudah makan sebelum kejadian, tidak memiliki alergi, pasien datang ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Pasien awalnya naik sepeda motor kemudian ditabrak mobil dari belakang dan dada membentur stang motor. Setelah kejadian pasien lagsung dibawa warga ke RS. Hb 11,2 mg/dl, Ht 31%, Leukosit 18.200, trombosit 132.000. Terapi yang diberikan adalah infus NaCl 0,9% loading 500cc, ranitidine 2x50 mg IV, citicolin 2x 250mg IV, ceftriaxone 2 x 1 gr IV, ketorolac 3 x 30mg IV, tetagam 250 iu IM.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Pasien Tn B
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk pasien Tn B adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- Ditandai dengan: Suara napas snoring, Pergerakan dada tidak simetris, Frekuensi napas meningkat (34x/menit), Spo2 menurun (85%), Suara napas vesikuler menjauh ke kanan.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Ditandai dengan: Pasien tampak kesakitan dan memegangi dada sebelah kanan, Respon perilaku terhadap nyeri (menangkis tangan pemeriksa).
3. Risiko Perdarahan
- Definisi: Rentan mengalami hilangnya volume darah yang melebihi laju pembekuan, yang dapat mengancam kesehatan.
- Ditandai dengan: Luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sepanjang 10 cm dengan kedalaman 4 cm, Luka terbuka di tangan sinistra sepanjang 4 cm dengan kedalaman 1 cm.
4. Risiko Cedera
- Definisi: Rentan mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan.
- Ditandai dengan: Jejas di area clavicula bagian kanan, Jejas pada costa 3 dan 4, Luka lecet pada tangan kiri.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil:
a. Jalan napas paten
b. Tidak ada suara napas abnormal
c. Pergerakan dada simetris
d. Frekuensi napas dalam rentang normal
e. Saturasi oksigen dalam rentang normal
2. Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil:
a. Nyeri terkontrol
b. Perilaku yang menunjukkan kontrol nyeri
c. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
3. Integritas Jaringan Perifer Membaik
- Kriteria Hasil:
a. Perdarahan terkendali
b. Penyembuhan luka yang memadai
c. Tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Tidak Terjadi Cedera
- Kriteria Hasil:
a. Tidak ada risiko kecelakaan yang dapat dicegah
b. Tidak ada cedera fisik baru
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Intervensi:
a. Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman, dan irama)
b. Atur posisi semifowler untuk memaksimalkan ventilasi
c. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
d. Lakukan suction jika diperlukan
e. Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik
2. Nyeri Akut
- Intervensi:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
b. Berikan analgesik sesuai indikasi
c. Gunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres dingin)
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
3. Risiko Perdarahan
- Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda perdarahan
b. Tingkatkan pemantauan tanda vital
c. Kolaborasi pemberian cairan intravena dan produk darah jika diperlukan
d. Lakukan perawatan luka yang tepat
4. Risiko Cedera
- Intervensi:
a. Identifikasi faktor risiko cedera
b. Lakukan pencegahan cedera (misalnya penggunaan alat pelindung diri)
c. Berikan perawatan luka yang tepat
d. Kolaborasi pemberian terapi untuk mempercepat penyembuhan
Penjelasan di atas menggambarkan secara rinci dan terperinci diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien Tn B pasca kecelakaan lalu lintas. Sebagai perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk memulihkan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 8547 | 11 Dec 2024
Klinis : Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%. TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. SIS2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan Dengan Trauma Ekstremitas
2. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan Cedera Toraks
3. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Luka Terbuka
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan Dengan Trauma Ekstremitas:
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda perbaikan perfusi jaringan perifer, seperti ekstremitas hangat, warna kulit membaik, dan pengisian kapiler kurang dari 3 detik.
- Pasien akan melaporkan tidak ada nyeri atau rasa kebas pada ekstremitas.
- Pasien akan menunjukkan perbaikan sirkulasi darah pada ekstremitas yang terluka.
2. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan Cedera Toraks:
- Pasien akan menunjukkan peningkatan saturasi oksigen (SpO2) menjadi ≥97%.
- Pasien akan menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 kali per menit).
- Pasien akan melaporkan tidak ada sesak napas atau nyeri saat bernapas.
3. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Luka Terbuka:
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka, seperti peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, atau pembengkakan.
- Luka terbuka akan menunjukkan perbaikan, seperti pengurangan eksudat dan penutupan yang progresif.
- Pasien akan melaporkan tidak ada keluhan terkait infeksi, seperti demam atau menggigil.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan Dengan Trauma Ekstremitas:
- Kaji tanda-tanda vital, perfusi jaringan, dan sirkulasi ekstremitas yang terluka.
- Elevasi dan imobilisasi ekstremitas yang terluka.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Berikan analgetik sesuai resep untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan dan intervensi lebih lanjut terkait cedera ekstremitas.
2. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan Cedera Toraks:
- Kaji fungsi respirasi, seperti frekuensi napas, kedalaman napas, dan suara napas.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya perubahan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan dan intervensi lebih lanjut terkait cedera toraks.
3. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Luka Terbuka:
- Kaji tanda-tanda infeksi pada luka terbuka.
- Lakukan perawatan luka secara aseptik dan ganti balutan sesuai kebutuhan.
- Berikan antibiotik sesuai resep untuk mencegah infeksi.
- Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan luka dan mencegah kontaminasi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemantauan dan intervensi terkait infeksi.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah saya berikan. Jika ada pertanyaan atau membutuhkan klarifikasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 8548 | 11 Dec 2024
Klinis : Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%. TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. SIS2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Risiko Perdarahan
3. Gangguan Mobilitas Fisik
4. Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam mempertahankan jalan napas yang terbuka dengan cara membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan.
2. Risiko Perdarahan
- SDKI: Kerentanan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
- SLKI: Tindakan untuk mencegah, mengenali, dan mengendalikan perdarahan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah, mengenali, dan mengendalikan perdarahan pada pasien.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam gerakan fisik tubuh atau salah satu anggota tubuh.
- SLKI: Tindakan untuk memfasilitasi, mempertahankan, atau meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, mempertahankan, atau meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
4. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami oleh pasien. -
Article No. 8549 | 11 Dec 2024
Klinis : Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%. TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. SIS2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Perubahan pada mekanisme batuk, sekresi berlebih, dan perubahan pada struktur saluran napas.
Tanda dan Gejala: Adanya perubahan pada kedalaman, irama, dan usaha napas, bunyi napas abnormal, dan kegagalan untuk membersihkan jalan napas.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
Penyebab: Cedera muskuloskeletal.
Tanda dan Gejala: Perubahan pada kemampuan berpindah, perubahan pada kekuatan, ketahanan, dan fleksibilitas otot.
3. Risiko Perdarahan
Definisi: Rentan terhadap kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Kerusakan pada integritas kulit dan jaringan.
Tanda dan Gejala: Adanya luka terbuka, perdarahan yang tidak terkendali.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada suara napas abnormal
- Saturasi oksigen dalam batas normal
2. Mobilitas Fisik Meningkat
- Kemampuan berpindah meningkat
- Kekuatan, ketahanan, dan fleksibilitas otot meningkat
- Nyeri berkurang
3. Perdarahan Terkendali
- Perdarahan dapat dihentikan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda hipovolemia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Identifikasi faktor penyebab gangguan bersihan jalan napas
- Pantau status pernapasan dan oksigenasi
- Berikan latihan batuk efektif
- Auskultasi suara napas
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan oksigen sesuai indikasi
2. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Identifikasi faktor penyebab gangguan mobilitas fisik
- Kaji kemampuan pasien untuk berpindah
- Berikan bantuan mobilisasi sesuai dengan kondisi pasien
- Lakukan latihan rentang gerak dan kekuatan otot
- Berikan perawatan luka dan balut jika diperlukan
- Berikan edukasi dan dukungan untuk meningkatkan mobilitas
3. Risiko Perdarahan:
- Identifikasi faktor risiko perdarahan
- Monitor tanda-tanda vital secara ketat
- Lakukan perawatan luka dan kontrol perdarahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi perdarahan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan perdarahan
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi saya. -
Article No. 8550 | 11 Dec 2024
Klinis : Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%. TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. SIS2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pola Napas (00032) berhubungan dengan cedera pada thoraks ditandai dengan frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%.
2. Resiko Perdarahan (00206) berhubungan dengan luka terbuka di tangan sinistra dan kaki sinistra.
3. Risiko Infeksi (00004) berhubungan dengan adanya luka terbuka di tangan kanan, tangan sinistra, dan kaki sinistra.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Pasien akan menunjukkan frekuensi napas 12-20 x/menit dan SpO2 ≥ 95% setelah 2-3 hari perawatan.
2. Tidak Terjadi Perdarahan: Pasien akan bebas dari perdarahan setelah 2-3 hari perawatan.
3. Bebas Infeksi: Pasien akan bebas dari tanda-tanda infeksi setelah 3-5 hari perawatan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Gangguan Pola Napas (00032):
a. Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, dan upaya napas).
b. Atur posisi semi fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
c. Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen.
d. Lakukan fisioterapi dada untuk membantu drainase sekret.
2. Risiko Perdarahan (00206):
a. Kaji dan monitor tanda-tanda perdarahan.
b. Pertahankan balut yang ketat dan kering pada luka terbuka.
c. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan.
d. Konsultasi dengan dokter untuk intervensi medis yang sesuai.
3. Risiko Infeksi (00004):
a. Kaji tanda-tanda infeksi pada luka (kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri, dan eksudat).
b. Lakukan perawatan luka secara aseptik dan ganti balut sesuai indikasi.
c. Berikan antibiotik sesuai indikasi.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan data subjektif dan objektif yang ada. Gangguan Pola Napas (00032) terkait dengan adanya cedera pada thoraks yang ditandai dengan peningkatan frekuensi napas dan penurunan saturasi oksigen. Risiko Perdarahan (00206) terkait dengan adanya luka terbuka di tangan sinistra dan kaki sinistra. Risiko Infeksi (00004) terkait dengan adanya luka terbuka di tangan kanan, tangan sinistra, dan kaki sinistra.
Luaran/output yang diharapkan (SLKI) mencakup Pola Napas Efektif, Tidak Terjadi Perdarahan, dan Bebas Infeksi. Masing-masing luaran memiliki kriteria keberhasilan yang terukur dan dapat dicapai dalam waktu yang ditentukan.
Intervensi keperawatan (SIKI) dirancang untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi untuk Gangguan Pola Napas (00032) meliputi pemantauan status pernapasan, pengaturan posisi, oksigenasi, dan fisioterapi dada. Intervensi untuk Risiko Perdarahan (00206) meliputi pemantauan tanda-tanda perdarahan, perawatan luka, dan konsultasi dengan dokter. Intervensi untuk Risiko Infeksi (00004) meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka aseptik, pemberian antibiotik, dan edukasi pasien dan keluarga.
Keseluruhan asuhan keperawatan ini dirancang untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 8551 | 11 Dec 2024
Klinis : Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%. TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. SIS2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami kondisi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S27.0
- Deskripsi: Pneumotoraks (Pneumothorax)
Penjelasan:
Pasien memiliki gejala-gejala yang menunjukkan adanya pneumotoraks, yaitu frekuensi napas yang meningkat (26x/menit), SpO2 yang rendah (94%), serta adanya deviasi trakea dan suara napas vesikuler yang menjauh ke arah kanan. Selain itu, dada pasien juga tidak simetris, yang merupakan salah satu tanda khas pneumotoraks.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.04
- Deskripsi: Pemasangan Tabung Dada (Insertion of Chest Tube)
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang menunjukkan adanya pneumotoraks, maka kemungkinan besar akan dilakukan tindakan pemasangan tabung dada (chest tube) untuk mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam rongga pleura dan memulihkan fungsi pernapasan. -
Article No. 8552 | 11 Dec 2024
Klinis : Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%. TD 110/80 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. SIS2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, terima kasih atas informasi yang Anda berikan. Berdasarkan gejala dan temuan klinis yang Anda sampaikan, saya dapat memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S27.1
- Deskripsi: Kontusio pulmonum (Kontusio paru).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.21
- Deskripsi: Torakosintesis (Thoracentesis), dengan atau tanpa radiografi.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S27.1 (Kontusio pulmonum) sesuai dengan temuan klinis pada pemeriksaan fisik, yaitu adanya deviasi trakea, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, dan perkusi hipersonor pada sisi kanan. Hal ini menunjukkan adanya kontusi atau cedera pada paru-paru.
- Kode ICD-9-CM 34.21 (Torakosintesis) dapat dipertimbangkan sebagai tindakan medis yang mungkin diperlukan untuk mengevaluasi dan menangani kontusi paru-paru, misalnya untuk pengambilan sampel cairan pleura atau drainase cairan.
Semoga informasi ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.