Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10621 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagal ginjal kronis, ditandai dengan edema perifer, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan nilai kreatinin dan ureum.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelebihan volume cairan didefinisikan sebagai kelebihan cairan tubuh yang melampaui kapasitas pembuluh darah dan/atau kapasitas jaringan untuk menampungnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan menunjukkan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan penurunan edema, tekanan darah normal, dan fungsi ginjal yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengatur pembatasan asupan cairan dan natrium sesuai kondisi pasien.
- Memantau tanda-tanda vital, intake-output, dan status cairan.
- Mengobservasi tanda-tanda kelebihan volume cairan (edema, hipertensi, dll).
- Mengkolaborasikan pemberian diuretik dan obat-obatan lain sesuai indikasi.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait manajemen cairan dan diet.
Secara umum, pendekatan keperawatan yang berpusat pada pasien, kolaboratif, dan berdasarkan bukti terbaik sangat penting dalam mengelola kondisi gagal ginjal kronis dengan kelebihan volume cairan ini. -
Article No. 10622 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien laki-laki berusia 55 tahun dengan diagnosa Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan regulasi cairan
SDKI: Kelebihan Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami penumpukan cairan yang berlebih dalam tubuh.
SLKI: Keseimbangan Cairan Terganggu, dengan kriteria hasil: Tanda-tanda kelebihan cairan (edema, asites, dll) berkurang.
SIKI: Manajemen Cairan, intervensi keperawatan untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh melalui pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan pemantauan intake/output.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan kelelahan
SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan secara mandiri.
SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat, dengan kriteria hasil: Mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
SIKI: Manajemen Energi, intervensi keperawatan untuk membantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat untuk memulihkan tenaga.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan penurunan nafsu makan
SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Status Nutrisi Membaik, dengan kriteria hasil: Berat badan dalam rentang normal.
SIKI: Manajemen Nutrisi, intervensi keperawatan untuk memantau asupan nutrisi dan pemberian makanan atau suplemen yang sesuai.
Singkatnya, diagnosa keperawatan utama adalah Kelebihan Volume Cairan, Intoleransi Aktivitas, dan Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, Manajemen Energi, dan Manajemen Nutrisi untuk membantu pasien mengatasi kondisinya. -
Article No. 10623 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kaitannya dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal berhubungan dengan Gagal Ginjal Kronis.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan kreatinin serum dan ureum, serta edema perifer, yang menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan ginjal.
Kaitannya dengan Standar PPNI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal, yang didefinisikan sebagai "Penurunan aliran darah ke ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan penurunan fungsi ginjal".
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Perfusi Jaringan Ginjal Adekuat, yang merupakan luaran yang diharapkan dari penanganan diagnosis ini.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Gagal Ginjal, Manajemen Cairan, Manajemen Nutrisi, dan Pengaturan Aktivitas, yang merupakan intervensi-intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kaitannya dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI telah diuraikan untuk kondisi pasien yang Anda berikan. -
Article No. 10624 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Bapak/Ibu. Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit (SDKI: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit)
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami gangguan dalam komposisi atau volume cairan dan elektrolit di dalam tubuh.
- Karakteristik Definisi: Edema perifer, mual, lemas.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI: Intoleransi Aktivitas)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik Definisi: Lemas, pembengkakan kaki.
3. Gangguan Perfusi Ginjal (SDKI: Gangguan Perfusi Ginjal)
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami penurunan aliran darah ke ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal.
- Karakteristik Definisi: Hipertensi, peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Perfusi Ginjal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Cairan
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Gagal Ginjal Kronis
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis stadium IV mengalami gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit, ditandai dengan edema perifer, mual, dan lemas. Selain itu, pasien juga mengalami intoleransi aktivitas akibat pembengkakan kaki dan lemas. Terdapat pula gangguan perfusi ginjal, yang ditandai dengan hipertensi dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan cairan, manajemen aktivitas, dan manajemen gagal ginjal kronis.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan disampaikan. Wassalamualaikum. -
Article No. 10625 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Intoleransi aktivitas
3. Kelebihan volume cairan
4. Perubahan perfusi jaringan ginjal
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakcukupan asupan nutrisi, yang menyebabkan berat badan di bawah normal
- SLKI: Intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan
- SIKI: Pemberian makan, monitor asupan dan output cairan, edukasi diet
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan
- SLKI: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas
- SIKI: Manajemen aktivitas, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi
3. Kelebihan volume cairan
- SDKI: Peningkatan volume cairan yang melebihi kapasitas pembuluh darah
- SLKI: Intervensi untuk mengatasi kelebihan volume cairan
- SIKI: Pemantauan cairan, pemberian diuretik, edukasi pembatasan asupan cairan
4. Perubahan perfusi jaringan ginjal
- SDKI: Penurunan aliran darah ke ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi ginjal
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan perfusi jaringan ginjal
- SIKI: Pemantauan fungsi ginjal, pemberian terapi hipertensi, edukasi
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI ini didasarkan pada kondisi pasien dengan gagal ginjal kronis stadium IV, dengan gejala seperti lemas, mual, edema, dan hipertensi tidak terkontrol. Perawatan yang dibutuhkan fokus pada manajemen cairan, nutrisi, aktivitas, dan perfusi ginjal. -
Article No. 10626 | 09 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual, dan pembengkakan di kaki. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 170/100 mmHg, frekuensi nadi: 92 x/menit, suhu: 37°C, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, kreatinin serum: 7,2 mg/dL, ureum: 110 mg/dL, dan edema perifer positif. Diagnosis medis pasien adalah Gagal Ginjal Kronis stadium IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan volume cairan (+) berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan edema perifer, mual, dan lemas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan volume cairan adalah ketidaksesuaian antara intake dan output cairan yang menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Profil Tekanan Darah Terkendali
2. Profil Cairan Terkendali
3. Kadar Elektrolit dalam Rentang Normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Manajemen Hipertensi
3. Manajemen Gagal Ginjal Kronis
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan volume cairan (+) berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. Pasien mengalami edema perifer, mual, dan lemas yang merupakan tanda-tanda ketidakseimbangan cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Cairan, Manajemen Hipertensi, dan Manajemen Gagal Ginjal Kronis untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Profil Tekanan Darah Terkendali, Profil Cairan Terkendali, dan Kadar Elektrolit dalam Rentang Normal. -
Article No. 10627 | 09 Jan 2025
Klinis : Klien tampak lemas dan terpasang o2 1 liter ● Suara nafas klien terdengar ronchi ● Klien tampak menggunakan cuping hidung ● Klien tampak gelisah ● TTV S : 38 C , N 110x/mnt, Spo2 98 % RR 40x/mnt ● Pernapasan pasien nampak cepat dan dangkal ● Hasil lab : Hb 11,6 mg/dl, leukosit 10.99/ul , HT 35.1 %, trombosit 272000 /ul ● Hasil thorax : bronkopneumonia ● BB : 16 kg, TB 101 cm , ● IMT : 15.68 ● Spo2 : 95 % ● Therapi obat : IVFD dextrose 10 tetes/mnt, ceftazidine 3x100 mg , ampicilin 2x150 mg, PCT 3x1 , ambroxol syr 3x1 , ventolin neb 3x1
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
2. Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Gejala dan tanda: Suara napas ronchi, penggunaan otot bantu pernapasan, dispnea, frekuensi napas meningkat, dan perubahan warna kulit.
- Faktor yang berhubungan: Proses penyakit pernapasan, edema paru, dan kelelahan otot pernapasan.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Gejala dan tanda: Nadi cepat, penurunan turgor kulit, mukosa kering, dan output urin menurun.
- Faktor yang berhubungan: Kehilangan cairan yang berlebihan dari saluran pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Luaran: Perbaikan pola napas, oksigenasi jaringan membaik, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Luaran: Cairan tubuh terpenuhi, tanda-tanda dehidrasi teratasi, dan fungsi organ normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Intervensi: Monitor pola napas, atur posisi nyaman, bantu ventilasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Intervensi: Monitor intake dan output cairan, berikan cairan intravena, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. -
Article No. 10628 | 09 Jan 2025
Klinis : Ny. R (27 tahun) suku Jawa, pendidikan SMU, sudah 2 tahun menikah, G2P0A1 hamil 12 minggu. Saat ini pasien dirawat di Ruang Ayub 1 karena mengalami kontraksi. Pasien mengeluh mules tidak ada perdarahan bercak (spoting). Pasien bertanya tentang dampak berhubungan seksual saat hamil.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus Ny. R.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Antepartum berhubungan dengan kontraksi uterus, dibuktikan dengan keluhan mulas tanpa perdarahan bercak.
SDKI:
Risiko Perdarahan Antepartum didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami perdarahan dari tempat implantasi plasenta atau dari jalan lahir sebelum janin lahir, yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin.
SLKI:
1. Kontrol perdarahan
2. Tidak terjadi perdarahan
3. Tekanan darah stabil
SIKI:
1. Monitor tanda-tanda vital dan kontraksi uterus
2. Anjurkan istirahat yang cukup
3. Berikan informasi dan konseling terkait risiko perdarahan dan pencegahannya
2. Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terhadap kehamilan, dibuktikan dengan pasien bertanya tentang dampak hubungan seksual saat hamil.
SDKI:
Kecemasan didefinisikan sebagai keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu yang ditandai oleh ketegangan, kekhawatiran, dan perasaan tidak nyaman yang bersumber dari antisipasi bahaya, baik internal maupun eksternal.
SLKI:
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Kemampuan mengatasi kecemasan meningkat
3. Pasien dapat mengidentifikasi sumber kecemasan
SIKI:
1. Identifikasi sumber kecemasan pasien
2. Berikan informasi dan edukasi terkait kehamilan
3. Berikan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan
Penjelasan Singkat:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan standar asuhan keperawatan yang terdiri dari SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). Standar ini digunakan sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar.
SDKI berisi deskripsi dan definisi diagnosa keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan pasien. SLKI berisi luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan, sedangkan SIKI berisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis, dan terstandar sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 10629 | 09 Jan 2025
Klinis : pasien umur 40 tahun mengalami pusing kepala , nyeri di punggung ,muntah muntah setiap makan , dengan td 120/80 nadi 80 nafas 20
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Mual (00004): Perasaan tidak nyaman dan dorongan untuk muntah.
Karakteristik definisi:
- Muntah
- Merasa mual
- Refleks muntah
2. Nyeri akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik definisi:
- Melaporkan nyeri
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
- Perilaku protektif terhadap area yang nyeri
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik definisi:
- Berat badan menurun
- Intake makanan kurang
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Mual (1618):
- Intensitas mual berkurang
- Frekuensi muntah berkurang
- Kemampuan mengidentifikasi pemicu mual meningkat
2. Manajemen Nyeri (1400):
- Melaporkan nyeri terkontrol
- Mendemonstrasikan metode nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Tingkat nyeri menurun
3. Keseimbangan Nutrisi (1004):
- Berat badan stabil atau meningkat
- Asupan makanan dan cairan adekuat
- Tanda-tanda malnutrisi berkurang
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Mual (4270):
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian antiemetik
2. Manajemen Nyeri (1400):
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, frekuensi, dll.)
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres hangat/dingin, massage, distraksi)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian analgesik
3. Peningkatan Nutrisi (1120):
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Monitoring asupan makanan dan cairan
- Berikan edukasi terkait pentingnya nutrisi yang adekuat
Penjelasan rinci:
Pasien berusia 40 tahun ini mengalami beberapa masalah kesehatan yang saling berhubungan, yaitu pusing kepala, nyeri punggung, dan muntah setiap kali makan. Berdasarkan data vital tanda-tanda vital, tidak terdapat indikasi masalah kardiovaskular atau pernapasan yang signifikan.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah mual, nyeri akut, dan ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Mual dan muntah dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak adekuat, sedangkan nyeri punggung dapat mengganggu aktivitas dan mobilisasi pasien sehingga berdampak pada pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, mengelola nyeri dengan baik, serta mencapai keseimbangan nutrisi yang adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen mual, manajemen nyeri, dan peningkatan asupan nutrisi melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter dan ahli gizi) serta edukasi dan dukungan pada pasien.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dialami dan mencapai status kesehatan yang optimal. -
Article No. 10630 | 09 Jan 2025
Klinis : pasien umur 40 tahun mengalami pusing kepala , nyeri di punggung ,muntah muntah setiap makan , dengan td 120/80 nadi 80 nafas 20
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual Muntah Berhubungan Dengan Gangguan Gastrointestinal
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Mual muntah adalah sensasi ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan keinginan untuk memuntahkan isi perut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Klien dapat mengendalikan mual dan muntah, tidak terjadi dehidrasi, dan tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring tanda-tanda vital
2. Manajemen mual dan muntah
3. Pemberian antiemetik
4. Edukasi klien dan keluarga
2. Nyeri Punggung Berhubungan Dengan Gangguan Muskuloskeletal
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri punggung adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan di daerah punggung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Klien dapat mengendalikan nyeri punggung, tidak ada komplikasi, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Terapi modalitas
3. Edukasi klien dan keluarga
3. Pusing Berhubungan Dengan Gangguan Neurologis
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pusing adalah sensasi tidak nyaman berupa rasa berputar, berguncang, atau tidak stabil yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Klien dapat mengendalikan pusing, tidak ada komplikasi, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen pusing
2. Edukasi klien dan keluarga
3. Monitoring tanda-tanda vital
Penjelasan singkat:
Pasien berusia 40 tahun mengalami pusing kepala, nyeri di punggung, dan muntah-muntah setiap makan. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah mual muntah berhubungan dengan gangguan gastrointestinal, nyeri punggung berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, dan pusing berhubungan dengan gangguan neurologis. Intervensi keperawatan berfokus pada manajemen gejala-gejala tersebut, pemantauan tanda-tanda vital, serta edukasi klien dan keluarga.