Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8530 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh susah BAK, BAK keluar darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien dengan retensi urin antara lain susah BAK, rasa penuh di bawah perut, rasa tidak nyaman, dan urin keluar darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan retensi urin adalah pasien dapat buang air kecil secara lancar, tidak ada rasa tidak nyaman di area perut, dan tidak ada darah dalam urin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan retensi urin antara lain:
1. Kateterisasi kandung kemih: untuk membantu pengosongan kandung kemih secara efektif.
2. Pemberian cairan: untuk mempertahankan output urin yang adekuat.
3. Terapi farmakologis: seperti pemberian obat-obatan yang dapat membantu rileksasi otot kandung kemih.
4. Edukasi tentang perawatan diri: untuk mencegah komplikasi dan mempertahankan pola berkemih yang normal.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mengatasi masalah retensi urin pada pasien. -
Article No. 8531 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien tidak sadar, GCS 7 gelisah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu pasien tidak sadar dengan GCS 7, gelisah, dan tone akademis, persona pakar, nurse, maka berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Penurunan Kesadaran
- Risiko Cedera
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Penurunan tingkat kesadaran dari normal yang disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti trauma, penyakit, atau efek obat.
- Risiko Cedera: Adanya risiko terjadinya kerusakan fisik pada tubuh yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Pasien mencapai tingkat kesadaran yang optimal sesuai kondisi.
- Risiko Cedera: Pasien bebas dari cedera.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen airway, ventilasi, dan oksigenasi, serta intervensi untuk meningkatkan kesadaran.
- Risiko Cedera: Pemantauan tanda-tanda vital, pencegahan jatuh, pencegahan luka tekan, dan intervensi untuk mencegah cedera.
Dengan kondisi pasien yang tidak sadar, GCS 7, gelisah, dan tone akademis, persona pakar, nurse, maka fokus utama perawatan akan diarahkan pada upaya menstabilkan kondisi pasien, meningkatkan kesadaran, dan mencegah terjadinya cedera. Perawat akan melakukan pemantauan yang ketat, manajemen airway, ventilasi, oksigenasi, serta intervensi spesifik untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah cedera. -
Article No. 8532 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien tidak sadar, GCS 7 gelisah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang tidak sadar, GCS 7 dan gelisah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang tidak sadar, GCS 7 dan gelisah adalah Gangguan Perfusi Serebral Terkait Penurunan Kesadaran. Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami penurunan kesadaran yang ditandai dengan skor GCS 7, serta menunjukkan tanda-tanda gelisah, yang mengindikasikan adanya gangguan perfusi serebral atau penurunan aliran darah ke otak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kesadaran Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran yang ditandai dengan peningkatan skor GCS menjadi ≥ 13.
2. Irama Napas Stabil: Pasien mempertahankan irama napas yang teratur dan efektif.
3. Tanda Vital Stabil: Pasien mempertahankan tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu dalam batas normal.
4. Tidak Gelisah: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kecemasan, kegelisahan, atau agitasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Neurologi:
- Melakukan pemeriksaan neurologis secara berkala, termasuk pemeriksaan skala GCS.
- Memantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti perubahan pupil, irama napas, dan tekanan darah.
- Mencatat respon pasien terhadap rangsangan.
2. Manajemen Jalan Napas:
- Mempertahankan jalan napas yang patency dengan meletakkan pasien dalam posisi yang sesuai.
- Mempertahankan ventilasi yang adekuat dengan bantuan oksigen, jika diperlukan.
- Melakukan suction untuk membersihkan jalan napas dari sekret.
3. Manajemen Hemodinamik:
- Memantau tanda-tanda vital secara teratur.
- Memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
- Memantau kadar elektrolit dan segera mengoreksi bila ada ketidakseimbangan.
4. Manajemen Kenyamanan:
- Memberikan obat-obatan sedatif atau analgesik jika pasien menunjukkan tanda-tanda gelisah atau nyeri.
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk mengurangi kecemasan.
- Melakukan tindakan keperawatan dengan lembut dan hati-hati untuk mencegah stimulasi yang berlebihan.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu memulihnya kesadaran, stabilnya fungsi pernapasan dan hemodinamik, serta berkurangnya tanda-tanda gelisah. Hal ini akan membantu memperbaiki perfusi serebral dan meningkatkan prognosis pasien. -
Article No. 8533 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien terpasang trakeostomy, pasien sesak banyak lendir di trakeostomy
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang terpasang trakeostomi dan mengalami sesak banyak lendir di trakeostomi. Tone saya akan akademis dan persona saya sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Bersihan Jalan Napas" (SDKI, 2017). Pasien yang terpasang trakeostomi berisiko mengalami gangguan bersihan jalan napas karena adanya obstruksi pada jalan napas akibat penumpukan sekret atau lendir yang berlebihan di dalam trakeostomi. Sekret yang berlebihan dapat menyebabkan sesak napas dan kesulitan bernapas pada pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator: Pasien dapat mengosongkan sekret dari trakeostomi dengan mudah, frekuensi suara normal, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas dalam batas normal.
2. Tidak Ada Gejala Penyakit Pernapasan
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda sesak napas, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas dalam batas normal.
3. Kesehatan Pernapasan Membaik
- Indikator: Pasien bebas dari komplikasi terkait trakeostomi, tidak ada infeksi pada luka trakeostomi, tidak ada perubahan warna pada mukosa, dan pengeluaran sekret dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Bersihkan sekret dari trakeostomi dengan suctioning secara rutin dan sesuai kebutuhan pasien.
- Berikan hidrasi yang adekuat untuk membantu melicinkan sekret.
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Pantau tanda-tanda infeksi pada luka trakeostomi.
2. Manajemen Ventilasi
- Awasi penggunaan alat bantu napas (misalnya: humidifier, oksigen) untuk menjaga kelembapan udara.
- Pertahankan posisi pasien semi-fowler atau fowler untuk memfasilitasi ventilasi.
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas pasien.
3. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga pentingnya membersihkan trakeostomi secara rutin.
- Ajarkan teknik perawatan trakeostomi yang tepat, termasuk cara membersihkan dan mengganti kanul.
- Berikan informasi tentang tanda-tanda komplikasi yang perlu dilaporkan.
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien terpasang trakeostomi dengan banyak sekret/lendir di trakeostomi. -
Article No. 8534 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien terpasang trakeostomy, pasien sesak banyak lendir di trakeostomy
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Pasien dapat mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan.
3. Pasien dapat bernapas dengan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan suction pada trakeostomi jika diperlukan.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan terapi pernapasan.
4. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
5. Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien secara berkala.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis untuk mengelola kondisi pernapasan pasien, memastikan bersihan jalan napas yang efektif, dan membantu pasien untuk dapat bernapas dengan lebih mudah. Saya akan melakukan suction pada trakeostomi, memberikan oksigen, dan mengajarkan teknik batuk serta latihan pernapasan kepada pasien. Pemantauan tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien juga menjadi penting untuk mengevaluasi perkembangan kondisi. -
Article No. 8535 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan kondisi demam:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat gagalnya mekanisme termoregulasi.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Hipertermia
Tujuan: Pasien mencapai suhu tubuh normal.
Intervensi:
- Identifikasi penyebab hipertermia
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai kondisi
- Atur lingkungan untuk mencapai suhu nyaman
- Anjurkan asupan cairan yang cukup
Implementasi dan Evaluasi (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Identifikasi penyebab hipertermia, misalnya infeksi.
- Pantau suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah secara berkala.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai kondisi untuk menurunkan suhu tubuh.
- Atur suhu lingkungan agar pasien merasa nyaman.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi cairan yang cukup.
- Evaluasi penurunan suhu tubuh hingga mencapai batas normal.
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan, serta melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi demam. -
Article No. 8536 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi demam adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal, biasanya disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan disipasi panas.
Penyebab: Infeksi, peradangan, trauma, dehidrasi, efek samping obat-obatan, gangguan sistem termoregulasi.
Gejala: Suhu tubuh meningkat, kulit terasa panas, wajah kemerahan, sakit kepala, letih, gelisah, anoreksia.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Suhu tubuh normal
Kriteria hasil:
- Pasien mencapai suhu tubuh normal (36,5-37,5°C)
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
- Pasien tidak mengeluhkan gejala demam seperti sakit kepala, menggigil, atau kelemahan
2. Manajemen demam efektif
Kriteria hasil:
- Pasien mampu mengidentifikasi faktor penyebab demam
- Pasien dapat melakukan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh
- Pasien tidak menunjukkan komplikasi akibat demam yang berkepanjangan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
a. Intervensi Utama:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan cairan hangat atau dingin untuk menurunkan suhu
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter
- Tingkatkan ventilasi ruangan
b. Intervensi Tambahan:
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengukur suhu tubuh
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan penyebab demam
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Motivasi pasien untuk minum cairan yang cukup
- Berikan kompres dingin/es batu pada area tubuh yang panas
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang merupakan gejala utama dari kondisi demam. Tujuan utama asuhan keperawatan adalah mencapai suhu tubuh normal dan manajemen demam yang efektif, sehingga pasien tidak mengalami komplikasi akibat demam yang berkepanjangan.
Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, mengatasi penyebab demam, dan mencegah komplikasi. Tindakan seperti pemberian cairan hangat/dingin, obat penurun demam, dan peningkatan ventilasi ruangan dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk menentukan penyebab demam dan penatalaksanaan yang tepat.
Peran perawat dalam manajemen demam ini sangat penting, tidak hanya dalam pemberian asuhan keperawatan langsung, tetapi juga dalam edukasi pada pasien dan keluarga agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam penanganan demam. -
Article No. 8537 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien gatal pada kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien gatal pada kaki.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal)
Definisi:
Pruritus atau gatal adalah sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
Penyebab:
- Iritasi kulit
- Alergi
- Infeksi
- Penyakit sistemik (misalnya gagal ginjal, penyakit hati)
- Psikologis
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala: Pasien mengeluhkan rasa gatal pada kaki
- Penyebab: Iritasi kulit, alergi, atau penyakit sistemik
- Faktor risiko: Paparan iritan, riwayat alergi, penyakit penyerta
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dapat mengendalikan rasa gatal
- Kulit pasien tampak normal
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen gatal (mengidentifikasi penyebab, mengurangi iritasi, menggunakan pelembap, obat topikal)
- Edukasi tentang perawatan kulit dan manajemen gatal
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika perlu (misalnya dokter kulit)
Harapannya, dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah gatal pada pasien. -
Article No. 8538 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien gatal pada kaki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang mengalami gatal pada kaki, dengan menggunakan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengalami gatal pada kaki adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen dan/atau energi.
Dalam kasus pasien yang mengalami gatal pada kaki, Intoleransi Aktivitas dapat terjadi karena adanya rasa tidak nyaman dan gangguan pada mobilitas yang disebabkan oleh gejala gatal. Gatal pada kaki dapat menghambat kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, bekerja, atau melakukan pekerjaan rumah tangga.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tingkat Kenyamanan Meningkat
- Pasien melaporkan penurunan gejala gatal pada kaki
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman
2. Tingkat Mobilitas Meningkat
- Pasien dapat berjalan dan bergerak dengan lebih mudah
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Gejala
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memperburuk gejala gatal pada kaki
- Berikan intervensi untuk mengurangi gejala gatal, seperti penggunaan obat anti-gatal, kompres dingin, atau tindakan hidrasi kulit
- Edukasi pasien tentang manajemen gejala gatal dan tindakan pencegahan
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Bantu pasien dalam menyesuaikan aktivitas sesuai dengan tingkat kenyamanan dan kemampuan
- Berikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan mobilitas dan daya tahan
- Berikan bantuan alat bantu mobilitas jika diperlukan
3. Dukungan Psikologis
- Identifikasi masalah psikologis yang muncul akibat gejala gatal dan keterbatasan aktivitas
- Berikan konseling dan dukungan emosional untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisinya
- Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam memberikan dukungan psikologis
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu peningkatan tingkat kenyamanan dan mobilitas sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 8539 | 11 Dec 2024
Klinis : pasien gatal pada kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal)
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat melaporkan penurunan sensasi gatal, kulit tampak lembab dan membaik, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi penyebab dan faktor yang memperburuk pruritus.
2. Berikan tindakan sedatif dan antihistamin sesuai indikasi.
3. Ajarkan teknik meredakan gatal tanpa menggaruk (penggunaan losion, kompresi dingin, dsb).
4. Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi akibat gatal.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan pruritus.
Persona: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan pruritus (gatal) beserta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Pruritus merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengidentifikasi penyebab, memberikan tindakan sedatif dan antihistamin, mengajarkan teknik meredakan gatal tanpa menggaruk, memantau tanda-tanda infeksi, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Tujuan akhirnya adalah pasien dapat melaporkan penurunan sensasi gatal, kulit tampak lembab dan membaik, serta tidak ada tanda-tanda infeksi.