Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20940 | 21 Aug 2025
Klinis : alergi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis alergi serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T78.2
- Deskripsi: Anafilaksis, tidak tergolongkan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.12
- Deskripsi: Pemberian epinefrin atau analog adrenergik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 T78.2 digunakan untuk mengidentifikasi kondisi anafilaksis, yang merupakan reaksi alergi berat yang dapat mengancam jiwa. Kode ini mencakup berbagai jenis reaksi alergi yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, seperti reaksi anafilaktik atau anafilaktoid tidak tergolongkan.
2. Kode ICD-9-CM 95.12 merujuk pada prosedur pemberian epinefrin atau analog adrenergik lainnya. Ini adalah tindakan medis yang sering dilakukan dalam penanganan reaksi alergi berat atau anafilaksis untuk mengatasi gejala-gejala yang mengancam jiwa, seperti penurunan tekanan darah, pembengkakan, dan gangguan pernapasan. Pemberian obat ini dapat menyelamatkan nyawa pasien.
Dengan menggunakan kode-kode ini, tenaga medis dapat dengan tepat mengidentifikasi kondisi alergi serta tindakan yang dilakukan untuk menanganinya. Hal ini penting untuk mendokumentasikan diagnosis dan perawatan dengan akurat dalam rekam medis pasien. -
Article No. 20941 | 21 Aug 2025
Klinis : alergi kulit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi alergi kulit:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L23
- Deskripsi: Dermatitis alergi kontak
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.12
- Deskripsi: Pemberian obat desensitisasi allergi, injeksi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L23 (Dermatitis alergi kontak) digunakan untuk mengkodekan kondisi alergi kulit yang disebabkan oleh paparan zat atau bahan yang memicu reaksi alergi pada kulit pasien. Kode ini mencakup berbagai manifestasi alergi kulit seperti ruam, gatal, pembengkakan, dan eritema.
2. Kode ICD-9-CM 95.12 (Pemberian obat desensitisasi allergi, injeksi) dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur pemberian imuniterapi atau desensitisasi alergi melalui injeksi untuk mengatasi reaksi alergi pada pasien. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi tubuh terhadap alergen dan mengurangi gejala alergi.
Catatan: Pemilihan kode yang tepat bergantung pada penegakan diagnosis yang akurat oleh dokter berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya. Selalu konsultasikan dengan dokter atau perekam medis yang berwenang untuk memastikan pengkodean yang sesuai. -
Article No. 20942 | 21 Aug 2025
Klinis : gatal gatal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis "gatal-gatal" dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L29.9
- Deskripsi: Pruritus, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
Kode L29.9 dalam ICD-10 digunakan untuk menggambarkan kondisi pruritus atau gatal-gatal yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Pruritus adalah gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kulit, sistemik, atau neurologi, dan dapat menjadi sangat mengganggu bagi pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.59
- Deskripsi: Pemberian obat atau bahan biologis, lainnya.
Penjelasan:
Kode 99.59 dalam ICD-9-CM dapat digunakan untuk mengkodekan pemberian obat atau bahan biologis lainnya yang digunakan untuk mengatasi gatal-gatal. Hal ini dapat mencakup penggunaan antihistamin, kortikosteroid topikal, atau obat-obatan lain yang diresepkan untuk mengurangi gejala pruritus pada pasien.
Penting untuk dicatat bahwa diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan oleh dokter berdasarkan penilaian klinis yang menyeluruh terhadap pasien. Kode-kode yang diberikan di sini hanya sebagai referensi umum dan mungkin perlu disesuaikan sesuai dengan kondisi spesifik pasien. -
Article No. 20943 | 21 Aug 2025
Klinis : Orang tua pasien mengatakan anaknya demam naik turun sejak 4 hari yang lalu, demam turun saat di berikan obat penurun panas, namun setelah reaksi obat habis demam kembali naik, sebelumnya keluarga membawa anak ke puskesmas namun tidak ada perubahan. Suhu saat ke IGD 37.7 °C, Nadi 123 x/menit. Usia anak 8 tahun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan:
1. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kode D.0102, Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kode L.0102, Definisi: Stabilitas suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Kode I.0102, Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengontrol suhu tubuh pasien agar tetap dalam rentang normal.
Penjelasan singkat:
Anak mengalami demam tinggi yang naik turun. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia, yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengontrol suhu tubuh agar tetap dalam rentang normal, misalnya dengan pemberian kompres hangat, pemberian obat penurun panas, dan pemantauan tanda-tanda vital. -
Article No. 20944 | 21 Aug 2025
Klinis : Orang tua pasien mengatakan anaknya demam naik turun sejak 4 hari yang lalu, demam turun saat di berikan obat penurun panas, namun setelah reaksi obat habis demam kembali naik, sebelumnya keluarga membawa anak ke puskesmas namun tidak ada perubahan. Suhu saat ke IGD 37.7 °C, Nadi 123 x/menit. Usia anak 8 tahun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: {\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\cf2\ul Hipertermi\cf1\ulnone (Kode: 00007)\par
\b PENJELASAN SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0\par
Kondisi di mana suhu tubuh individu meningkat di atas rentang normal. Pada kasus ini, suhu 37,7\uc0\u176 C (meskipun tidak sangat tinggi) dalam konteks riwayat demam naik-turun selama 4 hari, serta respons sementara terhadap antipiretik, mengindikasikan ketidakstabilan termoregulasi. Faktor terkait kemungkinan proses infeksi (mengingat durasi dan pola demam yang persisten meskipun telah diberikan terapi awal).\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) yang Diharapkan:\b0\par
\cf2\ul Kontrol Suhu Tubuh\cf1\ulnone (Kode: 0801)\par
Kriteria luaran yang diharapkan:\par
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 - 37,5\uc0\u176 C)\par
- Kulit hangat dan kering\par
- Tidak adanya menggigil atau diaforesis berlebihan\par
- Nadi dalam rentang normal untuk usia (pada anak 8 tahun: 70-110 x/menit; nadi 123 x/menit menunjukkan takikardia kompensatorik terhadap demam)\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang Direkomendasikan:\b0\par
\cf2\ul Manajemen Hipertermi\cf1\ulnone (Kode: 3900)\par
Aktivitas intervensi:\par
- Memonitor suhu tubuh secara berkala (setiap 2-4 jam)\par
- Memberikan terapi antipiretik sesuai order dokter (dosis sesuai berat badan)\par
- Melakukan kompres hangat di aksila dan lipatan paha\par
- Meningkatkan asupan cairan oral untuk mencegah dehidrasi\par
- Mempertahankan sirkulasi udara yang adekuat di ruangan\par
- Edukasi orang tua mengenai patofisiologi demam, teknik penanganan non-farmakologis, dan pentingnya hidrasi\par
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi penyebab dasar (misalnya, pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap atau tes infeksi) mengingat demam persisten dan riwayat tidak respon dengan terapi awal.\par
\b Catatan Klinis:\b0\par
Pola demam naik-turun yang persisten selama 4 hari tanpa perbaikan signifikan meskipun intervensi awal memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menyingkirkan etiologi infeksi yang lebih serius (seperti dengue, bakteremia, atau infeksi saluran kemih). Takikardia (nadi 123 x/menit) konsisten dengan respons fisiologis terhadap peningkatan suhu tubuh dan mungkin memerlukan pemantauan ketat. Orang tua perlu diedukasi mengenai tanda-tanda perburukan (seperti lesu, penurunan asupan cairan, atau ruam) dan pentingnya follow-up.\par
}
-
Article No. 20945 | 21 Aug 2025
Klinis : Merasa energi tidak putih walaupun telah tidur Merasa kurang tidur Mengeluh lelah Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin Tampak lesu Nadi perifer menurun atau tidak teraba Akral teraba dingin Warga kulit pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Kelelahan (00093)
Penjelasan Singkat:
Kondisi yang ditandai dengan kurangnya energi dan kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00093
Definisi: Suatu keadaan yang berkesinambungan dari rasa letih secara fisik, emosional, dan kognitif yang tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan dan mengganggu fungsi dan kegiatan sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00122
Definisi: Pemulihan tingkat energi yang optimal untuk melakukan aktivitas rutin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00179
Definisi: Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat energi yang optimal dan meminimalkan kelelahan.
Dengan persona yang Anda berikan (akademis, pakar, dan perawat), saya menyampaikan informasi ini dengan bahasa yang jelas, terstruktur, dan menggunakan istilah-istilah yang sesuai dengan bidang keperawatan. -
Article No. 20946 | 21 Aug 2025
Klinis : Kasus Pneumonia Klien (An.3 tahun) mengalami sesak nafas yang dialami sejak 2 hari yang lalu, batuk berdahak, dan demam. Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sesak nafas, batuk berdahak dan pilek oleh keluarga klien di bawa ke RS. Pada saat pengkajian, ibu juga mengatakan takut dengan kondisi anaknya yang mengeluh batuk disertai sesak nafas dan demam. Hidung tersumbat, a) Pola nafas: a) Cepat dan dangkal b) Frekuensi nafas: 46x/menit c) Kualitas nafas: Sesak d) Pengguna otot: Ya. b) Rontgen dada: Hasil bacaan Pneumonia c) Klien terlihat pucat, Ronki (+), Nadi: 104x/menit, Suhu: 39°C 5,Pernapasan: 46x/menit 6. SpO2: 92% 7. Klien terlihat lemah dan gelisah. Klien terlihat sesak nafas, pernafasan cuping hidung dan dangkal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus Pneumonia pada An.3 tahun adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas.
Penyebab: Sekresi berlebih, edema, spasme otot, dan kelemahan otot pernapasan.
Gejala dan Tanda:
a) Pola napas: cepat dan dangkal
b) Frekuensi napas: 46x/menit
c) Kualitas napas: sesak
d) Penggunaan otot bantu napas: ya
2. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
Faktor Risiko: Prosedur invasif, malnutrisi, dan sistem pertahanan tubuh yang menurun.
Gejala dan Tanda:
a) Hasil rontgen dada: Pneumonia
b) Klien terlihat pucat
c) Ronki (+)
d) Nadi: 104x/menit
e) Suhu: 39°C
f) Pernapasan: 46x/menit
g) SpO2: 92%
h) Klien terlihat lemah dan gelisah
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Indikator:
a) Frekuensi napas 18-24x/menit
b) Tidak ada retraksi otot bantu napas
c) Tidak ada bunyi napas tambahan
d) Saturasi oksigen dalam batas normal
2. Tidak Terjadi Infeksi
Indikator:
a) Tanda-tanda vital dalam batas normal
b) Tidak ada demam
c) Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
a) Posisikan klien setengah duduk untuk memaksimalkan ekspansi dada
b) Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c) Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
d) Berikan nebulizer untuk melembabkan jalan napas
e) Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik
2. Risiko Infeksi
a) Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara teratur
b) Berikan antibiotik sesuai indikasi
c) Berikan terapi cairan sesuai kebutuhan
d) Pastikan asupan nutrisi adekuat
e) Anjurkan istirahat yang cukup
f) Lakukan perawatan kebersihan diri
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi di atas disusun berdasarkan kondisi klien dengan kasus pneumonia pada anak usia 3 tahun. Tujuan utamanya adalah mengatasi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif dan mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup manajemen oksigenasi, pemberian terapi farmakologis, perawatan nutrisi, dan tindakan suportif lainnya untuk membantu pemulihan klien. -
Article No. 20947 | 21 Aug 2025
Klinis : Merasa energi tidak putih walaupun telah tidur Merasa kurang tidur Mengeluh lelah Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin Tampak lesu Nadi perifer menurun atau tidak teraba Akral teraba dingin Warga kulit pucat
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda sebutkan, berikut adalah kode ICD-10 yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.82
- Deskripsi: Kelelahan kronis
Penjelasan:
- Gejala seperti merasa energi tidak putih, kurang tidur, mengeluh lelah, tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin, dan tampak lesu menunjukkan kondisi kelelahan kronis.
- Kode ICD-10 R53.82 digunakan untuk diagnosis kelelahan kronis, yang merupakan kondisi karakteristik yang ditandai dengan rasa lelah yang tidak hilang setelah istirahat.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
- Deskripsi: Pengobatan kelelahan kronis biasanya melibatkan manajemen gaya hidup, terapi fisik, dan pengobatan simptomatik jika diperlukan.
Dalam penanganan kasus kelelahan kronis, pendekatan yang umum dilakukan adalah:
- Evaluasi riwayat medis dan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari.
- Manajemen gaya hidup, seperti perbaikan pola tidur, peningkatan aktivitas fisik, dan manajemen stres.
- Terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan fungsi fisik.
- Pengobatan simptomatik, seperti penanganan nyeri atau gangguan tidur, jika diperlukan.
- Edukasi dan konseling untuk membantu pasien mengelola kondisinya secara efektif.
Pendekatan yang komprehensif dan terpersonalisasi sangat penting dalam penanganan kelelahan kronis untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20948 | 21 Aug 2025
Klinis : Merasa energi tidak putih walaupun telah tidur Merasa kurang tidur Mengeluh lelah Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin Tampak lesu Nadi perifer menurun atau tidak teraba Akral teraba dingin Warga kulit pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Kelelahan (00093)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelelahan adalah pengalaman subjektif yang berlangsung terus-menerus dan menurunkan kemampuan individu untuk berfungsi pada level normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-02.01 Pemulihan Energi
Tujuan: Individu menunjukkan peningkatan energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-02.01 Manajemen Kelelahan
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengelola kelelahan yang dialami individu.
Kode: I-02.01
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Kelelahan (00093)" menggambarkan kondisi Anda yang merasa energi tidak pulih walaupun sudah tidur, merasa kurang tidur, mengeluh lelah, tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin, tampak lesu, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, dan kulit pucat. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mendefinisikan kelelahan sebagai pengalaman subjektif yang berlangsung terus-menerus dan menurunkan kemampuan individu untuk berfungsi pada level normal.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menjabarkan luaran yang diharapkan, yaitu Pemulihan Energi (L-02.01), dengan tujuan individu menunjukkan peningkatan energi. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan intervensi Manajemen Kelelahan (I-02.01), yang merupakan serangkaian aktivitas untuk mengelola kelelahan yang dialami individu. -
Article No. 20949 | 21 Aug 2025
Klinis : Merasa kurang tidur Mengeluh lelah Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin Tampak lesu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yakni merasa kurang tidur, mengeluh lelah, tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin, dan tampak lesu, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Kelelahan (00093)
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Kelelahan adalah sensasi keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pengeluaran dan pasokan energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: KLH-01
Judul: Pemulihan Kelelahan
Definisi: Pemulihan kapasitas fisik, psikologis, dan sosial setelah kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: KLH-I-01
Judul: Manajemen Kelelahan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi keletihan dan meningkatkan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental.
Persona: Sebagai perawat, saya menyarankan Anda untuk memperhatikan pola tidur, istirahat yang cukup, dan melakukan aktivitas yang dapat memulihkan energi Anda. Jika gejala terus berlanjut atau memburuk, saya sarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.