Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18984 | 25 Jun 2025
Klinis : eorang anak usia 2 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk dan pilek selama 3 hari. Tidak ada demam, sesak napas, atau penurunan kesadaran. Nafsu makan baik, dan anak tetap aktif. Hasil pemeriksaan menunjukkan RR 28 kali/menit. Apa tindakan prioritas perawat dalam menangani kasus ini? a. Memberikan antibiotik oral b. Memberikan terapi nebulisasi c. Mengedukasi orang tua tentang perawatan ISPA ringan di rumah d. Merujuk ke rumah sakit e. Melakukan foto rontgen dada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci untuk kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Bersihan jalan napas tidak efektif (00031)
Kondisi anak dengan batuk dan pilek selama 3 hari menunjukkan adanya ketidakefektifan dalam bersihan jalan napas. Meskipun tidak ada demam, sesak napas, atau penurunan kesadaran, peningkatan frekuensi pernapasan (RR 28 kali/menit) mengindikasikan adanya gangguan pada sistem pernapasan.
Tindakan prioritas perawat:
c. Mengedukasi orang tua tentang perawatan ISPA ringan di rumah
Tindakan yang paling prioritas adalah memberikan edukasi kepada orang tua tentang penatalaksanaan ISPA ringan di rumah. Hal ini penting agar orang tua dapat melakukan perawatan yang tepat di rumah, sehingga kondisi anak dapat segera membaik tanpa perlu intervensi lebih lanjut seperti pemberian antibiotik atau terapi nebulisasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Bersihan Jalan Napas (0410)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan anak mampu mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal (20-30 kali/menit)
- Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronki)
- Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan (retraksi, sianosis)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3200)
- Identifikasi pola napas dan tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Lakukan hidrasi mukosa dengan pemberian cairan peroral yang cukup
- Ajarkan teknik batuk efektif kepada anak dan orang tua
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
2. Edukasi Kesehatan (5510)
- Jelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan ISPA ringan kepada orang tua
- Ajarkan teknik pemberian obat-obatan (jika diperlukan) dan pemantauan kondisi anak
- Informasikan tanda-tanda yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan
3. Manajemen Gejala (1400)
- Pantau tanda-tanda vital anak secara berkala
- Berikan obat simptomatik (misalnya obat batuk/pilek) jika diperlukan
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen nyeri (jika ada)
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan anak dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif dan orang tua dapat melakukan perawatan ISPA ringan secara mandiri di rumah. -
Article No. 18985 | 25 Jun 2025
Klinis : Anak usia 5 tahun sering mengalami ISPA berulang. Setelah dilakukan asesmen lingkungan, diketahui bahwa ayah anak tersebut adalah perokok aktif di dalam rumah. Apa diagnosis keperawatan yang paling tepat? a. Pola napas tidak efektif b. Bersihan jalan napas tidak efektif c. Risiko infeksi d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan e. Gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi anak usia 5 tahun yang sering mengalami ISPA berulang dan ayahnya adalah perokok aktif di dalam rumah, diagnosis keperawatan yang paling tepat adalah:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Penjelasan:
Kondisi anak yang sering terkena ISPA berulang dan terpapar oleh asap rokok ayahnya di dalam rumah, menunjukkan adanya masalah dalam manajemen kesehatan keluarga. Diagnosis ini tepat karena mencerminkan ketidakmampuan keluarga dalam mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko yang menyebabkan ISPA berulang pada anak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan pemahaman keluarga tentang ISPA dan faktor risikonya
2. Partisipasi keluarga dalam pengelolaan kesehatan anak
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam mengelola faktor risiko ISPA
4. Penurunan kejadian ISPA pada anak
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi kepada keluarga tentang ISPA, faktor risiko, dan upaya pencegahan
2. Asesmen lingkungan untuk mengidentifikasi faktor risiko ISPA di rumah
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk memaksimalkan pengelolaan kondisi anak
4. Konseling dan dukungan bagi ayah untuk berhenti merokok di dalam rumah
5. Monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan anak dan keterlibatan keluarga
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Ketidakefektifan manajemen kesehatan" dipilih karena kondisi anak yang sering terkena ISPA berulang menunjukkan adanya masalah dalam pengelolaan kesehatan oleh keluarga. Keluarga belum mampu mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko yang menyebabkan kondisi tersebut, yaitu paparan asap rokok ayah di dalam rumah.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah peningkatan pemahaman keluarga tentang ISPA dan faktor risikonya, partisipasi keluarga dalam pengelolaan kesehatan anak, peningkatan kemampuan keluarga dalam mengelola faktor risiko ISPA, dan penurunan kejadian ISPA pada anak. Hal ini akan dicapai melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, meliputi edukasi, asesmen lingkungan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, konseling, serta monitoring dan evaluasi secara berkala.
Dengan pendekatan ini, diharapkan keluarga dapat memahami masalah kesehatan anak, berpartisipasi aktif dalam pengelolaannya, dan mampu mengelola faktor risiko yang ada, sehingga dapat mencegah terjadinya ISPA berulang pada anak. -
Article No. 18986 | 25 Jun 2025
Klinis : Masalah keperawatan utama pada pasien dengan meningitis adalah… a. Perubahan perfusi jaringan cerebral b. Nyeri c. Bersihan jalan nafas inefektif d. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan meningitis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Perubahan perfusi jaringan cerebral
Meningitis dapat menyebabkan peradangan pada membran yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang, sehingga dapat mengganggu perfusi jaringan cerebral. Pasien dapat mengalami gejala seperti sakit kepala, kaku kuduk, dan perubahan tingkat kesadaran.
b. Nyeri
Pasien dengan meningitis sering mengalami nyeri kepala yang hebat akibat peradangan pada membran otak. Nyeri dapat mempengaruhi aktivitas dan kualitas hidup pasien.
c. Bersihan jalan nafas inefektif
Meningitis dapat menyebabkan edema pada saluran pernapasan dan menurunkan kemampuan batuk efektif, sehingga dapat menghambat pembersihan sekresi dari saluran napas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
- Tingkat kesadaran membaik
2. Nyeri:
- Nyeri terkontrol
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa terganggu nyeri
3. Bersihan jalan nafas:
- Jalan napas paten
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi pernapasan
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan peningkatan tekanan intrakranial
- Pemberian terapi farmakologis sesuai indikasi (misalnya, kortikosteroid)
- Posisioning untuk memfasilitasi drainase cairan serebrospinal
- Stimulasi mental dan sensorik untuk mempertahankan tingkat kesadaran
2. Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan nyeri yang komprehensif
3. Bersihan jalan nafas:
- Pemantauan pernapasan dan oksigenasi
- Suction saluran napas jika diperlukan
- Latihan batuk dan napas dalam
- Pemberian humidifikasi oksigen
- Kolaborasi dengan fisioterapi untuk terapi pernapasan
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Terima kasih. -
Article No. 18987 | 25 Jun 2025
Klinis : perawatan luka
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi perawatan luka, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T14.0
- Deskripsi: Luka terbuka pada bagian tubuh, tidak ditentukan lokasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.57
- Deskripsi: Perawatan luka, lokal
Penjelasan:
Kode ICD-10 T14.0 digunakan untuk mengidentifikasi luka terbuka pada bagian tubuh yang tidak ditentukan lokasinya secara spesifik. Ini mencakup berbagai jenis luka, seperti luka terbuka, lecet, atau memar yang memerlukan perawatan luka.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 93.57 merujuk pada prosedur perawatan luka secara lokal. Ini mencakup tindakan-tindakan seperti pembersihan, debridemen, penutupan, dan aplikasi obat-obatan atau balutan pada luka untuk mempromosikan penyembuhan.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM ini akan digunakan oleh profesional kesehatan, seperti dokter dan perekam medis, untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur terkait dengan perawatan luka pasien. Penggunaan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, tagihan yang sesuai, serta analisis epidemiologi dan penelitian dalam bidang kesehatan. -
Article No. 18988 | 25 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan adanya tampak gelisah , dan pucat, produksi sputum, batuk tidak efektif, frekuensi napas 30 x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, pola napasnnya cepat, pada saat diauskultasi bunyi nafas ronkhi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Kode, dan Definisi SDKI, SLKI, SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Pola Napas Tidak Efektif
3. Ansietas
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Kode: 00032
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
3. Ansietas
Kode: 00146
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kode: 0410
Definisi: Mampu mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Pola Napas Efektif
Kode: 0415
Definisi: Kemampuan mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
3. Tingkat Kecemasan Terkendali
Kode: 1211
Definisi: Kemampuan mengendalikan perasaan tidak nyaman atau khawatir.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Kode: 3120
Definisi: Memfasilitasi dan mempertahankan patensi jalan napas.
2. Manajemen Ventilasi
Kode: 3350
Definisi: Memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
3. Manajemen Kecemasan
Kode: 5820
Definisi: Mengurangi rasa takut, kekhawatiran, atau keprihatinan yang berkaitan dengan sumber yang dapat diidentifikasi. -
Article No. 18989 | 25 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan adanya tampak gelisah , dan pucat, produksi sputum, batuk tidak efektif, frekuensi napas 30 x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, pola napasnnya cepat, pada saat diauskultasi bunyi nafas ronkhi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
Faktor yang Berhubungan: Obstruksi jalan napas, keletihan otot pernapasan, ansietas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Kriteria Hasil:
a. Frekuensi napas dalam kisaran normal (12-20 x/menit)
b. Irama dan kedalaman napas teratur
c. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan
d. Tidak ada kesulitan bernapas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
a. Kaji frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas
b. Pantau oksigenasi (SpO2, gas darah)
c. Amati tanda-tanda distres pernapasan (penggunaan otot bantu pernapasan, batuk tidak efektif, sianosis)
2. Manajemen Jalan Napas
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan fungsi pernapasan
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Lakukan suction bila diperlukan untuk membersihkan jalan napas
3. Manajemen Kenyamanan
a. Berikan obat bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
b. Latih teknik batuk efektif
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menangani penyebab sesak napas
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami sesak napas dengan frekuensi napas yang cepat (30x/menit), pola napas yang tidak teratur, dan adanya bunyi ronkhi saat auskultasi. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan pola napas yang memadai.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Pola Napas Efektif", dengan kriteria frekuensi napas dalam kisaran normal, irama dan kedalaman napas teratur, serta tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, dan manajemen kenyamanan untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
Tujuan dari asuhan keperawatan ini adalah membantu pasien untuk dapat bernapas dengan efektif, sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi dan mengurangi gejala sesak napas yang dialami. -
Article No. 18990 | 25 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (00132)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Definisi: Tingkat kenyamanan individu yang dirasakan saat rasa sakit dapat dikurangi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Definisi: Pengurangan rasa sakit atau ketidaknyamanan fisik yang dialami individu.
Penjelasan singkat:
Nyeri merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi dari diagnosa nyeri, sedangkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan definisi dari luaran dan intervensi yang terkait dengan penanganan nyeri. -
Article No. 18991 | 25 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pengendalian Nyeri (1605)
Definisi: Tingkat keparahan nyeri yang dapat dikontrol
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami seorang pasien.
Kode:
SDKI: 00132
SLKI: 1605
SIKI: 1400
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, nyeri akut dapat didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Diagnosis ini mengacu pada upaya untuk mengenali, memantau, dan mengatasi nyeri yang dialami pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, yang mencakup upaya untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien. -
Article No. 18992 | 25 Jun 2025
Klinis : Gangguan pertukaran gas (D.0003)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Gangguan Pertukaran Gas" (D.0003).
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau menghilangkan karbon dioksida pada tingkat yang memadai.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0003 Gangguan Pertukaran Gas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L.10.01 Pernapasan Efektif
L.10.02 Pertukaran Gas Adekuat
L.10.03 Status Oksigenasi Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I.10.01 Manajemen Jalan Napas
I.10.02 Terapi Oksigen
I.10.03 Manajemen Ventilasi
I.10.04 Manajemen Pola Napas
Dalam kondisi "Gangguan Pertukaran Gas" (D.0003), pasien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau menghilangkan karbon dioksida secara memadai. Perawat harus melakukan intervensi yang bertujuan untuk mempertahankan jalan napas, memberikan terapi oksigen, mengelola ventilasi, dan mengelola pola napas pasien agar dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pernapasan efektif, pertukaran gas yang adekuat, dan status oksigenasi yang membaik. -
Article No. 18993 | 25 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kasus pasien pria, usia 45 tahun, dengan diagnosa awal tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SIKI Kode: 00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
2. Intoleransi Aktivitas (SIKI Kode: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SIKI Kode: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang berlaku di Indonesia. Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan pola respon manusia yang terdiri dari 13 domain, seperti nutrisi, aktivitas, dan pertukaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Luaran keperawatan ini ditetapkan untuk setiap diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi atau tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
Kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya berikan sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.