Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20037 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Pasien Kala 2:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien kala 2 adalah "Kesiapan Proses Persalinan Aktif". Kondisi kala 2 adalah tahapan persalinan di mana bayi akan segera lahir setelah pembukaan serviks lengkap (10 cm). Pada tahap ini, pasien akan mengalami kontraksi uterus yang semakin kuat dan sering, serta dorongan untuk mengejan yang kuat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Persalinan Aktif: Pasien menunjukkan tanda-tanda kemajuan persalinan yang adekuat, seperti pembukaan serviks yang progresif, penurunan kepala janin, dan kontraksi uterus yang efektif.
2. Pengendalian Nyeri: Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri dan ketidaknyamanan selama proses persalinan dengan menggunakan teknik nonfarmakologis, seperti relaksasi, mobilisasi, dan dukungan emosional.
3. Perilaku Kolaboratif: Pasien dan keluarga terlibat aktif dalam proses persalinan, mengikuti instruksi tenaga kesehatan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
4. Kepuasan Persalinan: Pasien dan keluarga merasa puas dengan pengalaman persalinan dan merasa didukung selama proses.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Memantau Kemajuan Persalinan:
- Mengkaji tanda-tanda vital, kontraksi uterus, pembukaan serviks, dan penurunan kepala janin secara berkala.
- Mendokumentasikan kemajuan persalinan dalam partograf.
- Mengidentifikasi adanya penyimpangan dari pola persalinan normal dan melaporkan kepada dokter.
2. Manajemen Nyeri:
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, napas dalam, dan mobilisasi.
- Memberikan dukungan emosional dan fisik selama kontraksi.
- Memantau efektivitas intervensi dan mengkaji respons pasien terhadap nyeri.
3. Promosi Perilaku Kolaboratif:
- Mendorong pasien dan keluarga untuk terlibat aktif dalam proses persalinan.
- Memberikan informasi dan edukasi tentang tahapan persalinan, kemajuan, dan rencana perawatan.
- Memfasilitasi komunikasi dan pengambilan keputusan bersama antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan.
4. Dukungan Psikologis:
- Memberikan dukungan emosional dan pujian atas upaya pasien selama proses persalinan.
- Mengidentifikasi dan mengatasi kecemasan atau ketakutan pasien terkait persalinan.
- Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan kepada pasien.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu proses persalinan yang aman, nyaman, dan memuaskan bagi pasien dan keluarga. -
Article No. 20038 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien pada kala 2 persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk pasien pada kala 2 persalinan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Proses persalinan terganggu". Diagnosa ini mengacu pada ketidakmampuan atau ketidakefektifan proses kelahiran bayi melalui jalur lahir yang normal. Pada kala 2, pasien mengalami kontraksi uterus yang semakin kuat dan frekuensi yang semakin sering, serta dorongan untuk mengejan yang semakin kuat. Namun, ada hambatan atau gangguan dalam proses kelahiran bayi, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti distosia, penurunan oksigenasi janin, atau komplikasi lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
1. Proses persalinan yang efektif: Pasien dapat mengejan secara efektif, sehingga bayi dapat lahir dengan aman dan tanpa komplikasi.
2. Oksigenasi janin yang adekuat: Janin mempertahankan status oksigenasi yang baik selama proses persalinan.
3. Keterlibatan dan partisipasi aktif pasien: Pasien terlibat aktif dan kooperatif dalam proses persalinan, serta mampu mengenali tanda-tanda kemajuan persalinan.
4. Pemantauan dan deteksi dini komplikasi: Perawat dapat melakukan pemantauan yang ketat terhadap kondisi pasien dan janin, serta dapat mendeteksi dini adanya komplikasi yang mungkin timbul.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, dan kemajuan persalinan secara berkala.
2. Pemberian dukungan emosional dan psikologis kepada pasien, serta memfasilitasi keterlibatan dan partisipasi aktif pasien dalam proses persalinan.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (dokter, bidan, dll.) untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang menghambat proses persalinan, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah atau mengatasi komplikasi.
4. Pemberian asuhan keperawatan yang berfokus pada upaya mempertahankan oksigenasi janin, seperti pemberian oksigen, pemantauan denyut jantung janin, dan tindakan lainnya sesuai indikasi.
5. Edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga mengenai proses persalinan, peran aktif pasien, serta tanda-tanda komplikasi yang perlu diwaspadai.
6. Dokumentasi yang komprehensif dan akurat mengenai kondisi pasien, intervensi yang diberikan, serta respons pasien terhadap asuhan keperawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi yang baik dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan dapat memfasilitasi proses persalinan yang efektif, mempertahankan oksigenasi janin, serta mencegah atau mengelola komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 20039 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk pasien pada kala 2 persalinan dengan kondisi yang dijelaskan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Kala II Persalinan (00776)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00776
b. Definisi: Ketidakmampuan ibu untuk mengejan secara efektif selama kala II persalinan yang dapat menyebabkan kelahiran bayi terhambat.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10026
b. Definisi: Hasil yang diharapkan setelah intervensi keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam mengejan secara efektif selama kala II persalinan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 6190
b. Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi proses kala II persalinan yang efektif.
Penjelasan singkat:
Diagnosa Keperawatan "Ketidakefektifan Kala II Persalinan" mengacu pada kondisi di mana ibu tidak dapat mengejan secara efektif selama kala II persalinan, yang dapat menyebabkan kelahiran bayi terhambat. Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam mengejan secara efektif selama kala II persalinan, sehingga proses kelahiran dapat berjalan lancar.
Kode-kode tersebut mengacu pada sistem klasifikasi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memudahkan dokumentasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan dalam praktik keperawatan. -
Article No. 20040 | 24 Jul 2025
Klinis : pendengaran berkurang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "pendengaran berkurang" dalam format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H91.9
- Deskripsi: Gangguan pendengaran, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 H91.9 digunakan untuk menggambarkan kondisi umum dari "pendengaran berkurang" atau gangguan pendengaran yang tidak terspesifikasi lebih lanjut. Hal ini mencakup segala jenis penurunan kemampuan mendengar yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik berdasarkan penyebab atau jenis gangguan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.41
- Deskripsi: Pemeriksaan pendengaran, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 95.41 mencakup berbagai jenis pemeriksaan atau tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran pasien, termasuk audiometri, timpanometri, dan tes lainnya yang terkait dengan penilaian kemampuan mendengar. Kode ini digunakan ketika pemeriksaan pendengaran dilakukan, tetapi tidak ada prosedur yang lebih spesifik yang dapat diklasifikasikan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memilih kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang paling sesuai berdasarkan hasil evaluasi, temuan klinis, dan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi "pendengaran berkurang" pada pasien. -
Article No. 20041 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien kala 2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Pada pasien kala 2, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Kala Persalinan". Kala persalinan merupakan kondisi di mana pasien sedang mengalami proses kelahiran bayi dari rahim. Dalam kala ini, terjadi kontraksi uterus yang kuat, pembukaan serviks penuh, dan dorongan ibu untuk mengejan sehingga bayi terdorong keluar melalui jalan lahir.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Persalinan berjalan lancar: Pasien dapat mengejan secara efektif sehingga bayi lahir dengan selamat, tanpa komplikasi seperti distress janin, perdarahan, atau trauma pada ibu maupun bayi.
2. Vital signs stabil: Tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan pasien terkontrol dalam batas normal selama proses persalinan.
3. Nyeri terkontrol: Pasien dapat mengelola nyeri persalinan dengan baik, menggunakan teknik-teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, mobilisasi, dan pijatan.
4. Pengetahuan dan kemampuan pasien meningkat: Pasien dan keluarga memahami tahapan persalinan, tanda-tanda kemajuan persalinan, serta mampu melakukan teknik mengejan yang benar.
5. Kepuasan pasien terhadap proses persalinan: Pasien merasa puas dan tenang dalam menghadapi proses persalinan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Memantau kemajuan persalinan: Melakukan pemeriksaan dalam secara berkala untuk menilai dilatasi serviks, penurunan bagian terendah janin, serta memantau kontraksi uterus.
2. Memfasilitasi proses persalinan: Membantu pasien untuk mengejan secara efektif sesuai dengan kekuatan kontraksi uterus, memberikan dukungan emosional, serta mengatur posisi pasien yang nyaman.
3. Manajemen nyeri: Mengidentifikasi tingkat nyeri pasien, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, serta berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, jika diperlukan.
4. Edukasi dan konseling: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait tahapan persalinan, tanda-tanda kemajuan, serta teknik mengejan yang benar.
5. Monitoring tanda-tanda vital: Memantau secara berkala tanda-tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan, serta mengambil tindakan sesuai dengan perubahan yang terjadi.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan manajemen persalinan yang optimal dan penanganan komplikasi yang mungkin terjadi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat menjalani proses persalinan dengan lancar, aman, dan memuaskan, serta mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 20042 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dalam **kala 2 persalinan** dengan karakteristik **tone akademis dan persona pakar**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0016**
**Nyeri Akut**
*Definisi:* Pengalaman sensori dan emosional tidak nyaman akibat proses persalinan (kala 2) yang bersifat subjektif dengan potensi kerusakan jaringan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kontraksi uterus intensif
- Tekanan pada struktur pelvis
- Peregangan jaringan jalan lahir
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.14016**
**Tingkat Nyeri Terkontrol**
*Kriteria Evaluasi:*
- Skala nyeri ?3 (skala 0-10)
- Ekspresi wajah rileks
- Pernapasan teratur selama kontraksi
- Kemampuan mengikuti instruksi mengejan
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.11016**
**Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
- **Edukasi teknik pernapasan** (nafas dalam, pola napas lambat)
- **Posisi nyaman** (semi-Fowler/lateral dengan penyangga)
- **Teknik relaksasi** (guided imagery, sentuhan terapeutik)
- **Kolaborasi analgesia** (jika diperlukan, sesuai protokol)
**Kode SIKI: I.13005**
**Dukungan Proses Persalinan**
*Tindakan:*
- Monitoring frekuensi dan durasi kontraksi
- Bimbingan mengejan efektif (sesuai pola His)
- Asuhan kebersihan perineum
---
### **Catatan Akademis/Pakar:**
- **Evidence-Based Practice:** Intervensi non-farmakologis (seperti hidroterapi atau *counterpressure*) dapat diintegrasikan untuk mengurangi nyeri.
- **Kode Etik:** Pastikan informed consent dan penghormatan otonomi pasien dalam pemilihan metode nyeri.
- **Dokumentasi:** Gunakan skala nyeri valid (VAS/NRS) dan catat respons pasien terhadap intervensi.
Format ini memenuhi standar **PPNI** dengan pendekatan **sistematis dan berbasis bukti**, sesuai konteks klinis kala 2 persalinan.
*(Silakan sesuaikan dengan data assessment spesifik pasien dan kebijakan institusi.)*
**Referensi:**
- Buku *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi VI*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi V*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi IV*
Semoga membantu. -
Article No. 20043 | 24 Jul 2025
Klinis : Nyeri b.d kontraksi uterus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Nyeri b.d kontraksi uterus
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Nyeri b.d kontraksi uterus
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah Nyeri Akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Dalam kasus ini, nyeri yang dirasakan pasien disebabkan oleh kontraksi uterus, yang merupakan suatu keadaan aktual yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah:
a. Tingkat Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
b. Kenyamanan Terpenuhi
- Pasien dapat mendeskripsikan perasaan nyaman.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan fisik dan psikologis.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas.
Luaran/output ini diharapkan dapat tercapai setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen nyeri serta peningkatan kenyamanan pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah:
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti kecemasan, kurang tidur, aktivitas fisik, dan lingkungan.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya fisioterapis, psikolog) untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
b. Peningkatan Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang, dengan suhu, pencahayaan, dan suara yang sesuai.
- Berikan posisi yang optimal untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan relaksasi.
- Lakukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan kenyamanan, seperti pijatan, massage, dan terapi musik.
- Libatkan keluarga dalam upaya peningkatan kenyamanan pasien.
- Berikan dukungan emosional dan spiritual sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen nyeri serta peningkatan kenyamanan, diharapkan luaran/output yang diinginkan dapat tercapai, yaitu tingkat nyeri terkontrol dan kenyamanan terpenuhi. -
Article No. 20044 | 24 Jul 2025
Klinis : Nyeri b.d kontraksi uterus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus adalah "Nyeri akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (NANDA-I, 2021). Dalam kasus ini, nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus yang merupakan suatu proses fisiologis, namun dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Pasien dapat beristirahat dengan cukup.
4. Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.
5. Pasien dan keluarga memahami strategi penanganan nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang meliputi:
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri.
b. Berikan tindakan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, teknik relaksasi, dan distraksi.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis, jika diperlukan.
d. Ajarkan pasien dan keluarga teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan sendiri.
2. Manajemen Istirahat dan Tidur
a. Kaji pola istirahat dan tidur pasien.
b. Fasilitasi lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk beristirahat.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi dan napas dalam untuk membantu proses tidur.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya istirahat yang cukup.
3. Peningkatan Koping
a. Kaji kemampuan koping pasien dalam menghadapi nyeri.
b. Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan adaptasi pasien terhadap nyeri.
c. Libatkan keluarga dalam proses peningkatan koping pasien.
d. Berikan edukasi tentang strategi koping yang efektif dalam menghadapi nyeri.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup selama mengalami nyeri akibat kontraksi uterus. -
Article No. 20045 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan batuk kering sudah 2 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk kering selama 2 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk kering selama 2 hari adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini didasarkan pada tanda dan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk kering yang berlangsung selama 2 hari. Batuk kering merupakan indikasi bahwa terdapat gangguan pada pembersihan jalan napas, sehingga pasien tidak dapat mengeluarkan dahak atau lendir dengan efektif.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Pasien dapat batuk dan bersin secara efektif untuk mengeluarkan lendir
- Pasien menunjukkan pernapasan yang tidak sulit
- Pasien tidak menunjukkan adanya suara napas tambahan (wheezing, ronki)
- Pasien menunjukkan pergerakan dada yang simetris saat inspirasi dan ekspirasi
2. Pengetahuan Peningkatan Bersihan Jalan Napas Meningkat
- Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bersihan jalan napas
- Pasien dapat menjelaskan teknik batuk efektif
- Pasien dapat menjelaskan manfaat penggunaan humidifier atau inhalasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Bersihan Jalan Napas
- Pantau pola dan karakteristik batuk pasien
- Pantau suara napas tambahan (wheezing, ronki)
- Pantau pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi
- Pantau status oksigenasi pasien (SpO2, RR)
2. Fasilitasi Bersihan Jalan Napas
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latih pasien melakukannya
- Berikan cairan yang cukup untuk melembabkan jalan napas
- Pertimbangkan penggunaan humidifier atau terapi inhalasi
- Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman untuk memfasilitasi bersihan jalan napas
3. Edukasi Peningkatan Bersihan Jalan Napas
- Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bersihan jalan napas
- Jelaskan manfaat dan teknik batuk efektif
- Jelaskan manfaat penggunaan humidifier atau terapi inhalasi
- Libatkan keluarga dalam memberikan edukasi kepada pasien
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga bersihan jalan napas pasien dapat membaik dan pasien dapat kembali ke kondisi sehat. -
Article No. 20046 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dada akibat infark miokard akut
- Kode SDKI: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
2. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
- Kode SDKI: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
3. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2
- Kode SDKI: 00179
- Definisi: Rentan mengalami perubahan kadar glukosa darah di luar rentang normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
4. Risiko perfusi jaringan kardiovaskular tidak efektif berhubungan dengan infark miokard akut
- Kode SDKI: 00200
- Definisi: Rentan mengalami pengurangan sirkulasi darah ke organ dan jaringan, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi luaran (outcome) keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Luaran keperawatan menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Intervensi keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.