Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8710 | 12 Dec 2024
Klinis : Kasus 2: Pasien perempuan, 60 tahun, mengeluh sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Sakit kepala dirasakan sejak tadi malam. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tampak menringis, skala nyeri 8/10, Tekanan darah: 180/100 mmHg, HR: 80 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu: 36,7°C, Saturasi oksigen: 98%, hasil pemeriksaan Diagnostik menunjukkan Tidak ada kelainan struktural pada CT scan kepala.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus tersebut adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial sekunder akibat hipertensi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ekspresi Nyeri: Skala nyeri menurun dari 8/10 menjadi 2-4/10.
2. Pengendalian Nyeri: Pasien mampu mengontrol nyeri dengan menggunakan teknik non-farmakologis.
3. Status Sirkulasi: Tekanan darah menurun ke dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi farmakologis yang sesuai, seperti analgesik untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, dan distraksi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Hipertensi:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala, terutama tekanan darah.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi farmakologis yang sesuai, seperti antihipertensi.
- Ajarkan pasien strategi manajemen hipertensi, seperti modifikasi gaya hidup, diet rendah garam, dan aktivitas fisik.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Pemantauan Peningkatan Tekanan Intrakranial:
- Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti perubahan tingkat kesadaran, mual, dan penurunan fungsi saraf.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan diagnostik yang diperlukan, seperti CT scan kepala.
- Ajarkan pasien dan keluarga tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial, seperti menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial sekunder akibat hipertensi" didasarkan pada gejala yang dialami pasien, yaitu sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Kondisi ini dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial akibat hipertensi yang dialami pasien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup penurunan skala nyeri, kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri, dan penurunan tekanan darah ke batas normal. Hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang dialami pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, manajemen hipertensi, dan pemantauan peningkatan tekanan intrakranial. Manajemen nyeri dilakukan dengan pengkajian nyeri, intervensi farmakologis dan nonfarmakologis, serta evaluasi efektivitas. Manajemen hipertensi dilakukan dengan pemantauan tanda-tanda vital, intervensi farmakologis, dan edukasi manajemen hipertensi. Pemantauan peningkatan tekanan intrakranial dilakukan dengan pengkajian tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, pemeriksaan diagnostik, dan edukasi pencegahan peningkatan tekanan intrakranial.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan nyeri, kemampuan mengendalikan nyeri, dan penurunan tekanan darah, sehingga dapat memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 8711 | 12 Dec 2024
Klinis : Pada tanggal 9 Desember 2024 terjadi gempa bumi, guncangannya sangat terasa di rumah sakit lantai 2,3,4. Pada saat terjadi guncangan, seluruh karyawan melakukan drop, hold dan cover. Perawat yang bertugas di masing-masing lantai berjumlah 4 perawat pelaksana, 1 ketua tim dan 1 kepala ruangan dengan jumlah pasien 8-10 orang. Setelah gempa berhenti, tim K3 menginformasikan di grup skala MMI gempa yang terjadi, petugas security menghubungi komandan bencana RS dan menginformasikan kondisi bangunan. Komandan bencana segera memerintahkan kepada tim security untuk memeriksa apakah ada korban di seluruh lantai, tim IPSRS memeriksa bangunan seluruh lantai, kepala ruangan cek kondisi pasien dan menelepon operator untuk membunyikan code green. Pasien lantai 4 berteriak kebakaran di ruangannya, api muncul akibat konsleting listrik dan menyambar dokumen sehingga menyebabkan smoke detector berbunyi, perawat segera datang dan membantu mengevakuasi pasien, petugas operator menyampaikan code red di lantai 4, kepala ruangan segera membagi tugas kepada tim code red (petugas helm merah, helm biru, dan helm kuning). Gempa kembali terjadi, komandan bencana meminta operator mengaktifkan code purple. Gempa susulan ini mengakibatkan gedung area kantin RS roboh yang menyebabkan beberapa korban. Adapun rincian korban : 5 orang luka ringan. Satu orang perempuan usia 37 tahun, GCS E2M2V2, TD : 70/45 mmhg, frekuensi nadi= 74x/mnt, dispnea, terdengar snoring, palpitasi, bradikardi, perdarahan dari area ankle, retraksi intercostea, S 35,3ºC, akral dingin dengan cyanosis, laserasi pada temporal dextra, racoon eyes, Seorang laki-laki, usia 52 tahun terdapat open fraktur femoral sinistra, GCS E3 M4 V3, terdapat perdarahan pada daerah luka, deformitas, crepitasi pada os tibia sinistra, laserasi klavikula sinistra. Cyanosis dan akral dingin pada daerah ekstermitas, CRT > 3 detik. Tekanan Darah 100/70 mmhg, frekuensi nadi 122x/mnt, frekuensi napas 32x/mnt, suhu = 35,3ºC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa terjadi bencana gempa bumi di rumah sakit yang menyebabkan berbagai dampak, termasuk kebakaran dan korban luka. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Respon Fisik Terkait Bencana
- SDKI: Trauma Fisik Akut
- SLKI: Penanganan Trauma Fisik Akut
- SIKI: Intervensi Keperawatan Penanganan Trauma Fisik Akut
b. Respon Psikologis Terkait Bencana
- SDKI: Kecemasan Terkait Bencana
- SLKI: Manajemen Kecemasan Terkait Bencana
- SIKI: Intervensi Keperawatan Manajemen Kecemasan Terkait Bencana
c. Masalah Keamanan Lingkungan
- SDKI: Risiko Cedera Akibat Kebakaran
- SLKI: Manajemen Keselamatan Kebakaran
- SIKI: Intervensi Keperawatan Manajemen Keselamatan Kebakaran
2. Penjelasan Singkat:
a. Respon Fisik Terkait Bencana:
Pasien mengalami trauma fisik akut akibat gempa bumi, seperti luka, perdarahan, fraktur, dan tanda-tanda syok. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi penilaian kondisi pasien, stabilisasi hemodinamik, perawatan luka, dan tindakan penanganan trauma sesuai kondisi.
b. Respon Psikologis Terkait Bencana:
Pasien dan petugas kesehatan dapat mengalami kecemasan terkait bencana yang terjadi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memberikan dukungan emosional, teknik relaksasi, dan edukasi tentang cara mengelola kecemasan.
c. Masalah Keamanan Lingkungan:
Adanya kebakaran di salah satu ruangan akibat konsleting listrik menimbulkan risiko cedera akibat kebakaran. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi tindakan evakuasi, pengendalian sumber api, dan tindakan pemadaman api sesuai prosedur keselamatan kebakaran di rumah sakit.
Dalam situasi bencana seperti ini, diperlukan kerja sama tim yang baik antara petugas kesehatan untuk menangani berbagai masalah kesehatan dan keselamatan yang timbul, serta memastikan keamanan dan keselamatan pasien dan petugas. -
Article No. 8712 | 12 Dec 2024
Klinis : Kasus 2: Pasien perempuan, 60 tahun, mengeluh sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Sakit kepala dirasakan sejak tadi malam. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tampak menringis, skala nyeri 8/10, Tekanan darah: 180/100 mmHg, HR: 80 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu: 36,7°C, Saturasi oksigen: 98%, hasil pemeriksaan Diagnostik menunjukkan Tidak ada kelainan struktural pada CT scan kepala.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus ini adalah "Nyeri Kepala" (SDKI 2017). Pasien mengeluhkan sakit kepala hebat, pusing, dan mual, yang merupakan gejala klasik dari nyeri kepala. Riwayat hipertensi pada pasien juga dapat berkontribusi terhadap nyeri kepala.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Tujuan setelah intervensi keperawatan adalah pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri kepala dari 8/10 menjadi 4/10 atau kurang.
2. Hemodinamik Stabil: Tujuan setelah intervensi keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan tekanan darah dalam batas normal, yaitu 120-140/80-90 mmHg.
3. Manajemen Tanda-Tanda Vital: Tujuan setelah intervensi keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal, yaitu frekuensi nadi 60-100 x/menit, frekuensi pernapasan 12-20 x/menit, dan suhu tubuh 36,5-37,5°C.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian analgesik sesuai resep.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin untuk mengurangi nyeri.
d. Evaluasi efektivitas terapi nyeri dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
b. Identifikasi tanda-tanda ketidakstabilan hemodinamik dan segera laporkan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan hipertensi sesuai protokol.
d. Ajarkan pasien dan keluarga untuk memantau tanda-tanda vital di rumah.
3. Edukasi Kesehatan:
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penanganan nyeri kepala.
b. Ajarkan strategi manajemen diri untuk mencegah atau mengurangi episode nyeri kepala.
c. Dorong pasien dan keluarga untuk aktif berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri, stabilitas hemodinamik, dan manajemen tanda-tanda vital yang optimal. Hal ini akan membantu pasien dalam pemulihan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8713 | 12 Dec 2024
Klinis : Kasus 2: Pasien perempuan, 60 tahun, mengeluh sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Sakit kepala dirasakan sejak tadi malam. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tampak menringis, skala nyeri 8/10, Tekanan darah: 180/100 mmHg, HR: 80 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu: 36,7°C, Saturasi oksigen: 98%, hasil pemeriksaan Diagnostik menunjukkan Tidak ada kelainan struktural pada CT scan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, untuk kasus pasien perempuan berusia 60 tahun dengan keluhan sakit kepala hebat, pusing, dan mual serta memiliki riwayat hipertensi, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Peningkatan tekanan intrakranial, hipertensi.
- Gejala dan Tanda: Pasien tampak meringis, skala nyeri 8/10.
2. Ketidakefektifan Perfusi Serebral
- Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang mengakibatkan penurunan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
- Penyebab: Peningkatan tekanan intrakranial, hipertensi.
- Gejala dan Tanda: Sakit kepala hebat, pusing, mual.
3. Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Definisi: Rentan terhadap peningkatan tekanan di dalam rongga kranium, yang dapat mengakibatkan kerusakan otak.
- Penyebab: Hipertensi.
- Gejala dan Tanda: Sakit kepala hebat, pusing, mual.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Ketidakefektifan Perfusi Serebral
- SLKI: Perfusi Jaringan Serebral
- SIKI: Manajemen Perfusi Serebral
3. Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial
- SLKI: Tekanan Intrakranial
- SIKI: Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 8714 | 12 Dec 2024
Klinis : Pasien perempuan, 60 tahun, mengeluh sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Sakit kepala dirasakan sejak tadi malam. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tampak menringis, skala nyeri 8/10, Tekanan darah: 180/100 mmHg, HR: 80 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu: 36,7°C, Saturasi oksigen: 98%, hasil pemeriksaan Diagnostik menunjukkan Tidak ada kelainan struktural pada CT scan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta rencana asuhan keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial sekunder akibat hipertensi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu.
- Penyebab: peningkatan tekanan intrakranial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri.
- Kriteria hasil: 1) Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, 2) Pasien menunjukkan tanda-tanda fisiologis penurunan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri:
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin.
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Kaji nyeri pasien secara komprehensif.
2. Berikan analgesik sesuai indikasi dan pengobatan antihipertensi untuk mengatasi hipertensi.
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi dan distraksi.
4. Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
5. Dokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 8715 | 12 Dec 2024
Klinis : Kasus 2: Pasien perempuan, 60 tahun, mengeluh sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Sakit kepala dirasakan sejak tadi malam. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tampak menringis, skala nyeri 8/10, Tekanan darah: 180/100 mmHg, HR: 80 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu: 36,7°C, Saturasi oksigen: 98%, hasil pemeriksaan Diagnostik menunjukkan Tidak ada kelainan struktural pada CT scan kepala .
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G44.1
- Deskripsi: Cluster headache syndrome
Dalam kasus ini, pasien perempuan berusia 60 tahun mengeluhkan sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Gejala-gejala ini sesuai dengan kriteria diagnostik untuk cluster headache syndrome menurut ICD-10. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi, yang dapat menjadi salah satu faktor risiko untuk kondisi ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.03
- Deskripsi: Computed tomography of head
Karena tidak ada kelainan struktural yang ditemukan pada pemeriksaan CT scan kepala, tidak ada tindakan atau prosedur medis yang tercatat dalam kode ICD-9-CM. Pemeriksaan CT scan kepala (kode 87.03) dilakukan sebagai bagian dari evaluasi diagnostik untuk menyingkirkan kemungkinan adanya lesi struktural.
Dalam kasus ini, manajemen yang dapat diberikan adalah:
- Pemberian analgesik untuk mengatasi nyeri kepala
- Pengontrolan hipertensi dengan obat-obatan antihipertensi
- Identifikasi dan menghindari faktor pencetus serangan cluster headache
- Edukasi dan konseling kepada pasien mengenai manajemen cluster headache -
Article No. 8716 | 12 Dec 2024
Klinis : Kasus 2: Pasien perempuan, 60 tahun, mengeluh sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Sakit kepala dirasakan sejak tadi malam. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tampak menringis, skala nyeri 8/10, Tekanan darah: 180/100 mmHg, HR: 80 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu: 36,7°C, Saturasi oksigen: 98%, hasil pemeriksaan Diagnostik menunjukkan Tidak ada kelainan struktural pada CT scan kepala .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan yang Anda paparkan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kepala Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI: Nyeri Kepala Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial di area kepala.
SLKI: Luaran yang diharapkan dengan diagnosa ini adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri kepala, mempertahankan fungsi sehari-hari, dan mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri kepala.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi modalitas, edukasi manajemen nyeri, dan kolaborasi pemberian terapi farmakologis.
Berdasarkan kondisi pasien, ditemukan gejala nyeri kepala hebat, pusing, mual, dan riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tampak meringis dengan skala nyeri 8/10, tekanan darah tinggi 180/100 mmHg, namun tidak ditemukan kelainan struktural pada CT scan kepala. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri Kepala Akut, dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan kolaborasi pemberian terapi farmakologis untuk mengatasi gejala yang dialami pasien. -
Article No. 8717 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal di tangan dan kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal di tangan dan kaki.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal-Gatal)
Definisi: Sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang mendorong keinginan untuk menggaruk.
SDKI:
- Definisi: Sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang mendorong keinginan untuk menggaruk.
- Faktor Risiko: Alergi, infeksi kulit, kering kulit, bahan iritasi.
- Gejala dan Tanda: Sensasi gatal, kulit kemerahan, kulit bersisik.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Nyeri gatal berkurang, tidak ada kerusakan kulit, perilaku menggaruk berkurang.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen gatal-gatal, perawatan kulit, edukasi tentang penyebab dan pencegahan gatal-gatal.
Penjelasan Singkat:
Pruritus atau gatal-gatal adalah kondisi di mana pasien merasakan sensasi tidak nyaman di kulit yang mendorong keinginan untuk menggaruk. Penyebab umum pruritus dapat berupa alergi, infeksi kulit, kulit kering, atau kontak dengan bahan iritasi. Gejala yang muncul antara lain sensasi gatal, kulit kemerahan, dan kulit bersisik. Tujuan penanganan adalah mengurangi rasa gatal, mencegah kerusakan kulit, dan menurunkan perilaku menggaruk. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen gatal-gatal, perawatan kulit, dan edukasi tentang penyebab serta pencegahan gatal-gatal. -
Article No. 8718 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, 23 tahun, post partum hari ke 4, datang ke UGD mengeluh pusing, keluar darah segar dari vagina sejak 2 jam dan nyeri pada perut. Hasil pengkajian pasien lemah, lemas, perdarahan 1/2 pembalut merah segar. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 100 x/mnt, frekuensi nafas 20 x/ mnt, suhu 36 0C,akral dingin, Laboratorium: Hb.10 mg %, Apakah masalah keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut??
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling tepat untuk kondisi pasien ini adalah "Perdarahan" (Hemorrhage). Pasien mengalami perdarahan vagina yang segar sejak 2 jam terakhir, ditandai dengan keluarnya darah segar dari vagina serta hasil pemeriksaan menunjukkan perdarahan 1/2 pembalut merah segar. Selain itu, tanda-tanda vital pasien juga menunjukkan penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, serta akral yang dingin, yang mengindikasikan adanya hipovolemia akibat perdarahan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dengan TD 120/80 mmHg, nadi 80-100 x/menit, dan suhu 36-37°C.
2. Pemulihan Perfusi Jaringan: Pasien menunjukkan peningkatan perfusi jaringan yang ditandai dengan akral hangat, capillary refill time < 3 detik, serta tidak ada tanda-tanda syok.
3. Kontrol Perdarahan: Perdarahan dari vagina dapat dihentikan dan tidak terjadi perdarahan baru.
4. Pemulihan Kadar Hemoglobin: Kadar hemoglobin pasien meningkat menjadi ≥ 12 g/dL.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala (setiap 15 menit).
2. Kaji perdarahan dari vagina, catat jumlah, warna, dan konsistensi.
3. Lakukan kompresi pada abdomen untuk menghentikan perdarahan.
4. Pasang intravena dan berikan cairan infus untuk mengganti volume cairan yang hilang.
5. Berikan oksigen melalui kanul nasal atau masker untuk menjaga saturasi oksigen.
6. Pantau kadar hemoglobin dan lakukan pemeriksaan laboratorium lainnya.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang dapat menghentikan perdarahan, seperti oksitosin, misoprostol, atau asam traneksamat.
8. Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien, rencana perawatan, dan tindakan yang akan dilakukan.
9. Lakukan dokumentasi asuhan keperawatan secara komprehensif.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Perdarahan" dipilih karena pasien mengalami perdarahan vagina yang segar sejak 2 jam terakhir, disertai tanda-tanda hipovolemia seperti penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, serta akral yang dingin. Hal ini mengindikasikan adanya kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk.
Luaran yang diharapkan adalah stabilitas hemodinamik, pemulihan perfusi jaringan, kontrol perdarahan, dan peningkatan kadar hemoglobin. Hal ini penting untuk memastikan pasien dapat pulih secara optimal dan terhindar dari komplikasi akibat perdarahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengendalian perdarahan, pemberian cairan intravena, oksigenasi, pemantauan laboratorium, kolaborasi dengan dokter, edukasi, serta dokumentasi yang komprehensif. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatasi perdarahan, menjaga stabilitas hemodinamik, dan mendukung pemulihan pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan tepat, diharapkan pasien dapat pulih dengan baik dan terhindar dari komplikasi yang lebih serius akibat perdarahan. -
Article No. 8719 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, 23 tahun, post partum hari ke 4, datang ke UGD mengeluh pusing, keluar darah segar dari vagina sejak 2 jam dan nyeri pada perut. Hasil pengkajian pasien lemah, lemas, perdarahan 1/2 pembalut merah segar. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 100 x/mnt, frekuensi nafas 20 x/ mnt, suhu 36 0C,akral dingin, Laboratorium: Hb.10 mg %, Apakah masalah keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut??
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, masalah keperawatan yang paling tepat adalah:
Diagnosa Keperawatan: Perdarahan Vagina Akut
Definisi (SDKI): Pengeluaran darah yang berlebihan dari vagina, kurang dari 24 jam.
Penyebab (SDKI):
1. Kelainan uterus
2. Komplikasi kehamilan/persalinan
3. Trauma
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Perdarahan vagina aktif
2. Nyeri perut
3. Nadi cepat
4. Tekanan darah rendah
5. Lemas
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Hentikan perdarahan dengan kompresi uterus
3. Berikan posisi nyaman
4. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume darah
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk kontraksi uterus
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Perdarahan terkendali
2. Hemodinamik stabil
3. Rasa nyaman meningkat
Sebagai perawat, saya akan segera melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi perdarahan vagina akut pada pasien, seperti memonitor tanda-tanda vital secara ketat, memberikan posisi nyaman, dan berkolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian cairan dan obat-obatan yang dibutuhkan. Tujuannya adalah menghentikan perdarahan, mempertahankan hemodinamik, dan meningkatkan rasa nyaman pasien.