Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10834 | 12 Jan 2025
Klinis : Perawatan bayi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Perawatan Bayi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi perawatan bayi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Resiko Perfusi Jaringan Terganggu
Definisi: Resiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke satu atau lebih jaringan tubuh.
Penyebab yang mungkin terkait: Prematuritas, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Kejang, Dehidrasi, Gagal Jantung Kongestif.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan secret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab yang mungkin terkait: Sekresi berlebihan, Kelemahan otot pernapasan, Penyakit paru-paru.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Resiko terpapar mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit.
Penyebab yang mungkin terkait: Prematuritas, Prosedur invasif, Imunitas rendah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Membaik
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Capillary Refill Time (CRT) ≤ 3 detik
- Suhu kulit hangat dan simetris
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan atau penurunan tekanan darah
2. Jalan Napas Terbuka
- Pasien bebas dari sumbatan jalan napas
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Tidak ada wheezing atau suara napas tambahan
3. Bebas Infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, kemerahan, bengkak, nyeri)
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
- Tidak ada riwayat infeksi baru
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Untuk Resiko Perfusi Jaringan Terganggu:
- Pantau tanda-tanda vital secara teratur
- Lakukan pengukuran CRT dan suhu kulit
- Pertahankan posisi yang memfasilitasi perfusi jaringan yang optimal
- Berikan dukungan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau dan atasi penyebab yang mengganggu perfusi, seperti kejang atau dehidrasi
2. Untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan pola napas
- Lakukan suction jalan napas sesuai kebutuhan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pertahankan posisi yang memfasilitasi ekspansi dada
- Ajarkan teknik batuk efektif atau fisioterapi dada
- Berikan bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi
3. Untuk Risiko Infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi secara teratur
- Pertahankan teknik aseptik saat melakukan prosedur invasif
- Berikan imunisasi sesuai usia dan status imunisasi
- Berikan nutrisi yang adekuat untuk mendukung sistem imun
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antibiotik atau intervensi lain sesuai indikasi
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan diagnosa keperawatan, diharapkan dapat dicapai luaran/output yang optimal bagi perawatan bayi, sehingga dapat mencegah komplikasi dan memfasilitasi pemulihan kondisi bayi. -
Article No. 10835 | 12 Jan 2025
Klinis : Perawatan bayi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi "Perawatan Bayi":
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Perawatan Bayi", antara lain:
1. Risiko Infeksi: Kondisi di mana bayi berisiko mengalami masuknya dan berkembangbiaknya mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan penyakit. Hal ini dapat disebabkan oleh sistem imun yang belum matang, paparan dengan lingkungan yang tidak steril, atau prosedur perawatan yang tidak higienis.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Kondisi di mana asupan makanan atau cairan yang masuk ke dalam tubuh bayi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dan pertumbuhan. Hal ini dapat disebabkan oleh masalah pada pemberian makan, penyakit, atau faktor lainnya.
3. Gangguan Pola Tidur: Kondisi di mana bayi mengalami gangguan pada jumlah, kualitas, atau pola tidurnya yang dapat memengaruhi fungsi tubuh dan perkembangannya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lingkungan, nyeri, atau pola asuh yang tidak sesuai.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Bayi menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Bayi tidak mengalami infeksi selama perawatan.
- Bayi menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Bayi menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
- Bayi menunjukkan tumbuh kembang yang sesuai dengan usia.
- Bayi mengonsumsi makanan/cairan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
3. Gangguan Pola Tidur:
- Bayi dapat tidur dengan nyenyak dan lamanya tidur sesuai dengan usia.
- Bayi menunjukkan perilaku yang rileks saat bangun tidur.
- Bayi mengalami peningkatan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Memonitor tanda-tanda vital bayi.
- Melakukan perawatan dan pencegahan infeksi sesuai prosedur.
- Memantau dan mencatat intake dan output bayi.
- Mengajarkan keluarga tentang perawatan bayi yang higienis.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Menilai kebutuhan nutrisi bayi berdasarkan usia, berat badan, dan kondisi klinis.
- Menyusun rencana pemberian makanan/cairan yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
- Mengawasi dan mendukung pemberian makanan/cairan pada bayi.
- Mengajarkan keluarga tentang pemenuhan nutrisi yang tepat untuk bayi.
3. Gangguan Pola Tidur:
- Menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk tidur bayi.
- Mengatur pola tidur bayi sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
- Memberikan intervensi yang dapat membantu bayi mencapai pola tidur yang adekuat.
- Mengajarkan keluarga tentang pentingnya pola tidur yang baik untuk tumbuh kembang bayi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada bayi, perawat harus memperhatikan kondisi klinis bayi, kebutuhan spesifik, dan melibatkan keluarga dalam proses perawatan. Perawat juga harus menerapkan prinsip-prinsip keselamatan dan keamanan demi mencapai hasil yang optimal bagi bayi. -
Article No. 10836 | 12 Jan 2025
Klinis : Retensi Urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi urin merupakan ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan tonus otot detrusor, obstruksi saluran kemih, atau gangguan saraf.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan retensi urin meliputi kemampuan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap, pemeliharaan fungsi vesika urinaria, serta pencegahan komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi retensi urin antara lain pemasangan kateter urin, pemberian obat-obatan, latihan Kegel, dan edukasi mengenai manajemen retensi urin. Perawat juga perlu memantau intake dan output cairan, serta mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan.
Dalam penanganan retensi urin, perawat berperan penting dalam melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosis keperawatan yang tepat, serta menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga diperlukan untuk memastikan penanganan yang optimal. -
Article No. 10837 | 12 Jan 2025
Klinis : retensi urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi retensi urin.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Definisi:
Retensi urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SDKI:
Karakteristik Utama:
- Kesulitan untuk mengosongkan kandung kemih
- Rasa tidak nyaman di daerah suprapubik
- Peningkatan frekuensi berkemih
Faktor Berhubungan:
- Obstruksi aliran urin
- Kelemahan otot detrusor
- Penurunan sensasi berkemih
SLKI:
Luaran yang Diharapkan:
- Pasien dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap
- Pasien dapat berkemih secara normal
- Pasien tidak mengalami rasa tidak nyaman di daerah suprapubik
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Monitor tanda dan gejala retensi urin
- Fasilitasi kemampuan berkemih pasien
- Ajarkan latihan otot dasar panggul (Kegel)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi, jika perlu
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi kondisi retensi urin pada pasien. -
Article No. 10838 | 12 Jan 2025
Klinis : Retensi Urin
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi retensi urin, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Retensi Urin:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi retensi urin berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Retensio Urin". Retensio Urin didefinisikan sebagai kondisi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Pola Berkemih Kembali Normal: Pasien dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap dan lancar sesuai kebutuhan.
2. Tidak Ada Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat retensi urin, seperti infeksi saluran kemih, inkontinensia urin, atau kerusakan ginjal.
3. Tingkat Kecemasan Menurun: Pasien menunjukkan penurunan tingkat kecemasan terkait kondisi retensi urin.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan retensi urin adalah:
1. Manajemen Retensio Urin:
a. Kaji penyebab dan tanda-tanda retensi urin.
b. Lakukan tindakan pemberian kateter sesaat atau tetap untuk membantu pengosongan kandung kemih.
c. Monitor intake dan output cairan, serta karakteristik urin.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen retensi urin.
2. Manajemen Rasa Tidak Nyaman:
a. Kaji tingkat kecemasan dan rasa tidak nyaman yang dialami pasien.
b. Berikan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan.
c. Berikan obat-obatan analgesik atau antikolinergik sesuai indikasi.
3. Pencegahan Komplikasi:
a. Pantau tanda-tanda infeksi saluran kemih.
b. Berikan edukasi tentang perawatan kateter dan pencegahan infeksi.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan retensi urin dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pola berkemih yang kembali normal, tidak ada komplikasi, dan penurunan tingkat kecemasan. Asuhan keperawatan yang tepat dan terstruktur sangat penting dalam pengelolaan kondisi retensi urin. -
Article No. 10839 | 12 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 24 tahun, datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilan secara rutin. hasil pemeriksaan TTV TD 150/80 mmHg, Nadi 84 kali/mnt, pernafasan 20 kali/mnt. HPHT nya 12 Juni 2023, tinggi fut 32 cm. Pasien mengeluh sering pusing dan lemah, serta daerah genetalia terasa basah dan gatal, sering buang air kecil.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta implementasi keperawatan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Inkontinensia Urin
3. Ketidaknyamanan Fisik
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- SDKI: Kondisi di mana individu berisiko mengalami defisit asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi, dan memulihkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat selama kehamilan.
2. Inkontinensia Urin:
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi, dan memulihkan inkontinensia urin.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah inkontinensia urin selama kehamilan.
3. Ketidaknyamanan Fisik:
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami perasaan tidak nyaman secara fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi, dan memulihkan ketidaknyamanan fisik.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi keluhan pusing, lemah, dan gatal pada daerah genetalia selama kehamilan.
Implementasi Keperawatan Standar PPNI:
1. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap status nutrisi, pola eliminasi, dan keluhan fisik pasien.
2. Berikan edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat selama kehamilan.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menentukan intervensi yang tepat untuk mengatasi inkontinensia urin.
4. Berikan kenyamanan fisik melalui tindakan keperawatan seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dan pengaturan posisi.
5. Evaluasi secara berkala untuk memantau kemajuan kondisi pasien.
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien tersebut. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 10840 | 12 Jan 2025
Klinis : pasien perdarahan pada gusi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Pada Gusi (Gingivorrhagia)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Perdarahan pada gusi (gingivorrhagia) adalah keluarnya darah dari gusi yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti inflamasi gusi, trauma, gangguan pembekuan darah, atau penggunaan obat-obatan tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan perdarahan pada gusi meliputi: kontrol perdarahan, perbaikan integritas mukosa oral, dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: menilai sumber dan jumlah perdarahan, memberikan kompres hangat pada gusi, mengatur posisi kepala pasien, memberikan obat-obatan topikal atau sistemik untuk menghentikan perdarahan, serta memberikan edukasi mengenai perawatan mulut yang benar.
Dengan pendekatan berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan sesuai dengan standar profesi untuk mengatasi masalah perdarahan pada gusi yang dialami oleh pasien. -
Article No. 10752 | 11 Jan 2025
Klinis : 40% remaja di wilayah Y mengalami gangguan tidur akibat penggunaan gadget berlebihan. Hal ini berdampak pada penurunan konsentrasi belajar dan tingkat kehadiran di sekolah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Gangguan Pola Tidur". Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari. Dalam kasus ini, penggunaan gadget yang berlebihan pada remaja telah menyebabkan gangguan tidur, yang kemudian berdampak pada penurunan konsentrasi belajar dan tingkat kehadiran di sekolah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Efektif: Individu mampu mempertahankan pola tidur yang adekuat dan merasakan pemulihan setelah tidur.
2. Konsentrasi Belajar Membaik: Individu mampu berkonsentrasi selama proses belajar di sekolah.
3. Kehadiran di Sekolah Meningkat: Individu secara konsisten hadir dan mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur
- Edukasi tentang pentingnya tidur yang cukup dan dampak penggunaan gadget berlebihan.
- Identifikasi dan modifikasi faktor-faktor yang mengganggu pola tidur.
- Pengaturan lingkungan tidur yang nyaman.
- Latihan relaksasi sebelum tidur.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Peningkatan Konsentrasi Belajar
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi konsentrasi, seperti kualitas tidur dan penggunaan gadget.
- Edukasi tentang teknik-teknik meningkatkan konsentrasi, seperti manajemen waktu, pengaturan lingkungan belajar, dan penggunaan metode belajar yang efektif.
- Kolaborasi dengan guru atau pihak sekolah untuk membantu meningkatkan konsentrasi belajar.
- Evaluasi kemajuan konsentrasi belajar dan lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
3. Peningkatan Kehadiran di Sekolah
- Identifikasi penyebab utama ketidakhadiran di sekolah, seperti gangguan tidur dan penurunan konsentrasi.
- Edukasi dan dukungan kepada klien dan keluarga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kehadiran di sekolah.
- Kolaborasi dengan pihak sekolah untuk memantau dan mendukung peningkatan kehadiran.
- Evaluasi progress kehadiran dan lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
Keseluruhan intervensi ini bertujuan untuk mengatasi gangguan pola tidur akibat penggunaan gadget yang berlebihan, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan kehadiran di sekolah pada remaja di wilayah Y. Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 10753 | 11 Jan 2025
Klinis : Luka pada telapak kaki, sudah 6 bulan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi yang Anda sebutkan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L97.5
- Deskripsi: Luka kronik pada telapak kaki
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami luka pada telapak kaki yang sudah berlangsung selama 6 bulan. Kode ICD-10 L97.5 sesuai karena menggambarkan "Luka kronik pada telapak kaki", yang menunjukkan adanya luka pada area tersebut yang telah berlangsung lama.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, termasuk perawatan luka kronik
Penjelasan:
Untuk penanganan luka kronik pada telapak kaki, kemungkinan tindakan medis yang dilakukan adalah debridemen luka. Kode ICD-9-CM 86.22 mencakup debridemen luka, termasuk perawatan luka kronik, yang sesuai dengan kondisi pasien.
Catatan: Kode ICD-9-CM digunakan untuk klasifikasi tindakan medis, sementara kode ICD-10 digunakan untuk klasifikasi diagnosis. Penggunaan kode yang tepat sangat penting dalam dokumentasi medis dan tagihan untuk layanan kesehatan. -
Article No. 10754 | 11 Jan 2025
Klinis : USIA KEHAMILAN 38 MINGGU,G1P0A0, TFU 30CM, KEPALA SUDAH MASUK 2/5, HASIL PEMBUKAAN SERVIX 8 CM. MENGELUH PERUT KENCENG KENCENG, RR 24.TD 110/70, NADI 80 X/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Persalinan
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan distensi jalan lahir.
- Penyebab: Kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan distensi jalan lahir.
- Gejala: Mengeluh perut kenceng-kenceng, nyeri pada daerah abdomen, punggung, dan panggul.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan intervensi keperawatan yang sesuai.
- SDKI terdiri dari definisi, penyebab, gejala, dan faktor terkait dari setiap diagnosa keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SLKI terdiri dari kriteria hasil, indikator, dan skala pengukuran dari setiap luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
- SIKI terdiri dari definisi, tujuan, aktivitas, dan dokumentasi dari setiap intervensi keperawatan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kondisi klien.