Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8811 | 13 Dec 2024
Klinis : Mohon buatkan diagnosa serta DS dan DO pada pasien riwayat DM Tipe 2 tdk teratur minum obat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan riwayat Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 yang tidak teratur minum obat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpatuhan Pengobatan
Definisi:
Pola perilaku tidak sesuai dengan rencana pengobatan yang telah disepakati antara individu dan tenaga kesehatan.
Data Subjektif:
- Pasien mengaku lupa minum obat DM secara teratur
- Pasien mengatakan sering merasa lelah dan sering haus
Data Objektif:
- Pemeriksaan gula darah menunjukkan hasil yang tidak terkontrol
- Pasien tampak lelah dan sering ingin minum air
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI memberikan definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, serta batasan karakteristik diagnosis keperawatan yang baku. Dalam kasus ini, "Ketidakpatuhan Pengobatan" termasuk ke dalam domain Manajemen Kesehatan dengan kode diagnosis D-000.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menyediakan daftar luaran keperawatan yang diharapkan tercapai sesuai dengan diagnosis keperawatan. Untuk diagnosis "Ketidakpatuhan Pengobatan", contoh luaran yang dapat diterapkan adalah Perilaku Kesehatan: Kepatuhan Pengobatan dengan kode L-002.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus ini, intervensi yang dapat diberikan antara lain Manajemen Regimen Terapeutik: Obat-Obatan dengan kode I-002, Edukasi Kesehatan dengan kode I-003, dan Konseling dengan kode I-005.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan pengobatan ini melalui intervensi-intervensi yang sesuai, serta memantau perkembangan kondisi pasien secara berkala. -
Article No. 8812 | 13 Dec 2024
Klinis : Mohon buatkan keluhan data subyektif dan obyektif pada diagnosa keperawatan Ketidakstabilan kadar glukosa darah resistensi insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah resistensi insulin.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Resistensi Insulin
Data Subyektif:
- Pasien mengeluhkan sering merasa lapar walaupun telah makan
- Pasien mengeluhkan sering merasa haus dan banyak minum
- Pasien mengeluhkan sering buang air kecil
- Pasien mengeluhkan sering merasa lelah dan mengantuk
Data Obyektif:
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar glukosa darah puasa di atas nilai normal
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan resistensi insulin
- Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, turgor kulit menurun
- Pemeriksaan fisik menunjukkan penurunan berat badan
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dan menentukan diagnosis keperawatan yang tepat. Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Resistensi Insulin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan adalah stabilnya kadar glukosa darah dan menurunnya resistensi insulin.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Dalam kasus ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan kadar glukosa darah, pemberian edukasi mengenai manajemen diabetes, dan pemberian terapi insulin atau obat antidiabetes sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar-standar ini untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan. -
Article No. 8813 | 13 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien yang datang dengan keluhan sesak.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan sesak adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (00032). Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan mekanis pada sistem pernapasan, peningkatan kebutuhan oksigen, atau penurunan kemampuan untuk bernapas secara efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas: Tujuan yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas dan irama yang teratur, serta kedalaman napas yang memadai.
2. Status Oksigenasi: Pasien akan menunjukkan status oksigenasi yang membaik, dengan peningkatan saturasi oksigen (SpO2) dan penurunan tanda-tanda hipoksemia (seperti sianosis, takipnea, dan dispnea).
3. Kenyamanan Pernapasan: Pasien akan melaporkan peningkatan kenyamanan pernapasan, dengan pengurangan gejala sesak napas dan distres pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan:
- Pantau frekuensi, irama, dan kedalaman napas pasien.
- Ukur saturasi oksigen (SpO2) dan tanda-tanda hipoksemia.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola napas, seperti posisi tubuh, kecemasan, atau nyeri.
2. Manajemen Oksigen:
- Berikan oksigen terapeutik sesuai dengan kebutuhan pasien, untuk meningkatkan suplai oksigen.
- Pantau efektivitas pemberian oksigen dengan mengukur SpO2 dan tanda-tanda hipoksemia.
- Sesuaikan parameter oksigen (laju alir, fraksi oksigen inspirasi) berdasarkan respons klinis pasien.
3. Intervensi Posisional:
- Anjurkan pasien untuk mengadopsi posisi yang memfasilitasi ventilasi, seperti posisi semi-fowler atau fowler.
- Bantu pasien untuk berpindah posisi secara bertahap, sesuai dengan toleransinya.
4. Manajemen Kecemasan:
- Identifikasi dan atasi sumber kecemasan yang dapat memperburuk pola napas pasien.
- Berikan dukungan emosional dan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya psikolog) jika diperlukan.
5. Edukasi dan Konseling:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan pola napas tidak efektif.
- Berikan informasi tentang pentingnya mematuhi regimen pengobatan dan strategi manajemen gejala.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pola napas yang efektif, status oksigenasi yang membaik, dan kenyamanan pernapasan yang meningkat. Hal ini akan membantu pasien untuk mencapai kesejahteraan dan kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 8814 | 13 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, dengan penjelasan yang terstruktur dan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Sesak nafas (dyspnea)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemeriksaan fungsi paru-paru, termasuk tes kekuatan pernafasan dan tes kapasitas paru.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R06.0 (Sesak nafas) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan keluhan utama pasien, yaitu sesak nafas. Sesak nafas (dyspnea) merupakan sensasi sulit atau tidak nyaman dalam bernafas, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis seperti penyakit paru-paru, gangguan kardiovaskular, atau kondisi lainnya.
- Dalam kasus ini, selain menegakkan diagnosis berdasarkan keluhan utama, tenaga medis mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebab sesak nafas yang dialami oleh pasien. Kode ICD-9-CM 93.08 (Pemeriksaan fungsi paru-paru) mencakup prosedur-prosedur seperti tes kekuatan pernafasan (spirometri) dan tes kapasitas paru, yang dapat membantu dalam mengevaluasi kondisi paru-paru pasien.
- Pemeriksaan fungsi paru-paru ini dapat memberikan informasi penting terkait kapasitas paru, aliran udara, dan volume paru, yang dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab sesak nafas dan menentukan langkah penanganan yang tepat. -
Article No. 8815 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien terpasanh ventilator
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang terpasang ventilator.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memuaskan untuk mendukung kebutuhan hidup.
- Penyebab: Gangguan pada sistem pernapasan, penurunan koordinasi otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Gejala: Pola pernapasan tidak teratur, penggunaan otot bantu pernapasan, dispnea.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Penyebab: Sekresi berlebihan, obstruksi jalan napas, penurunan refleks batuk.
- Gejala: Kesulitan bernafas, produksi sekret yang berlebihan, pernapasan dangkal.
3. Risiko Perubahan Integritas Kulit
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis.
- Penyebab: Imobilisasi, gangguan sensasi, kelembaban, tekanan.
- Gejala: Kulit tampak kemerahan, lembab, kering, atau terdapat luka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif: Tanda gejala yang dapat diamati, pemeriksaan diagnostik, faktor yang berhubungan.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Tanda gejala yang dapat diamati, pemeriksaan diagnostik, faktor yang berhubungan.
- Risiko Perubahan Integritas Kulit: Faktor risiko yang dapat diidentifikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan, kriteria hasil.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Luaran yang diharapkan, kriteria hasil.
- Risiko Perubahan Integritas Kulit: Luaran yang diharapkan, kriteria hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
- Risiko Perubahan Integritas Kulit: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk pasien yang terpasang ventilator. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 8816 | 13 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan sesak nafas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak nafas adalah "Ketidakefektifan Pola Napas" (SDKI). Ketidakefektifan Pola Napas didefinisikan sebagai perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi. Tanda dan gejala yang dapat muncul pada kondisi ini antara lain: frekuensi napas di luar rentang normal, perubahan kedalaman napas, penggunaan otot bantu pernapasan, adanya orthopnea, sianosis, dan rasa sesak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
1. Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, dengan indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 kali/menit)
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada retraksi otot bantu pernapasan
d. Saturasi oksigen memadai (>95%)
2. Pasien melaporkan tidak ada rasa sesak atau distress pernapasan
3. Pasien mampu beraktivitas tanpa hambatan pernapasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Tanda Vital
a. Mengkaji frekuensi, irama, dan kedalaman napas secara berkala
b. Memantau saturasi oksigen menggunakan pulse oximeter
c. Memantau tanda-tanda distres pernapasan (penggunaan otot bantu pernapasan, sianosis, dll.)
2. Manajemen Jalan Napas
a. Memposisikan pasien dengan posisi semi-fowler atau fowler untuk memudahkan pernapasan
b. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
c. Mengajarkan teknik pernapasan diafragmatik atau pursed-lip breathing
3. Manajemen Nyeri
a. Mengkaji nyeri yang dirasakan pasien terkait sesak napas
b. Memberikan intervensi farmakologis atau nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
4. Edukasi dan Konseling
a. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan sesak napas
b. Mengajarkan teknik manajemen sesak napas yang dapat dilakukan mandiri oleh pasien
c. Mendorong pasien untuk aktif berpartisipasi dalam perawatannya
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memiliki pola napas yang efektif serta bebas dari rasa sesak atau distres pernapasan. -
Article No. 8817 | 13 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien yang datang dengan keluhan sesak napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Dalam kasus pasien yang datang dengan keluhan sesak napas, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Ketidakefektifan Pola Napas". Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk bernapas dengan mudah dan lancar, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit paru, penyakit kardiovaskular, atau kondisi lain yang memengaruhi fungsi pernapasan. Diagnosa ini mencakup gejala-gejala seperti peningkatan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan, napas dangkal, dan sensasi sesak di dada.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diukur berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), yaitu:
1. Pola Napas Efektif: Pasien mampu bernapas dengan mudah dan lancar, tanpa penggunaan otot bantu yang berlebihan, serta mampu mempertahankan parameter pernapasan dalam batas normal.
2. Tingkat Kenyamanan: Pasien merasa nyaman dan terbebas dari sensasi sesak atau sulit bernapas.
3. Pengetahuan tentang Manajemen Sesak Napas: Pasien memahami faktor-faktor yang memengaruhi sesak napas dan mampu melakukan tindakan-tindakan untuk mengelola gejala tersebut.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas:
- Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas pasien
- Memposisikan pasien dalam posisi yang nyaman untuk bernapas
- Memberikan oksigen, jika diperlukan, sesuai dengan kebutuhan pasien
- Memberikan bronkodilator atau terapi inhalasi, sesuai dengan resep dokter
2. Manajemen Rasa Nyeri:
- Menilai intensitas dan karakteristik rasa sesak yang dialami pasien
- Memberikan analgesik, sesuai dengan resep dokter, untuk mengurangi rasa sesak
- Mengajarkan teknik-teknik relaksasi dan pengaturan napas untuk mengatasi rasa sesak
3. Edukasi Kesehatan:
- Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi sesak napas dan cara mengelolanya
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang gaya hidup yang sehat untuk mengurangi gejala sesak napas
- Melibatkan keluarga dalam proses edukasi dan perawatan pasien
Melalui penerapan diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas yang efektif, merasa nyaman, dan mampu mengelola gejala sesak napas yang dialaminya. -
Article No. 8818 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluh batuk dan kadang disertai sesk nafas sekitar 7 bln, memberat awal Desember
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, atau kemudahan bernafas, yang dapat mengganggu ventilasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas membaik
2. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
3. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pantau status pernapasan
2. Ajarkan teknik pernapasan yang benar
3. Berikan oksigen sesuai indikasi
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan
Penjelasan Singkat:
Pasien mengeluh batuk dan sesak nafas yang memberat sejak Desember. Hal ini mengindikasikan adanya pola napas tidak efektif, yang perlu ditangani dengan memantau status pernapasan, mengajarkan teknik pernapasan yang benar, memberikan oksigen jika diperlukan, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif. -
Article No. 8819 | 13 Dec 2024
Klinis : Nyeri dada tembus ke belakang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Dada Tembus ke Belakang
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri dada tembus ke belakang merupakan gangguan sensasi nyeri pada daerah dada yang menjalar ke bagian belakang tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti penyakit jantung, gangguan esofagus, atau kelainan muskuloskeletal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama penanganan nyeri dada tembus ke belakang adalah untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan mencegah komplikasi akibat nyeri yang berkepanjangan. Luaran yang diharapkan meliputi penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri, serta perbaikan fungsi kardiovaskuler dan pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen nyeri: memberikan analgetik, terapi relaksasi, dan teknik distraksi untuk mengurangi nyeri.
2. Pemantauan tanda-tanda vital: untuk mendeteksi perubahan kondisi kardiovaskuler.
3. Edukasi: mengajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penanganan nyeri dada.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: konsultasi dengan dokter untuk penanganan medis yang tepat.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini akan membantu perawat dalam melakukan pengkajian, merumuskan diagnosis, menetapkan luaran, dan memberikan intervensi yang komprehensif untuk mengatasi nyeri dada tembus ke belakang pada pasien. -
Article No. 8820 | 13 Dec 2024
Klinis : Nyeri dada tembus ke belakang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi nyeri dada tembus ke belakang.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri dada tembus ke belakang adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut. Kriteria diagnostik untuk nyeri akut mencakup ekspresi verbal atau nonverbal nyeri, perubahan tanda-tanda vital, dan perilaku protektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri hingga tingkat yang dapat diterima (skala nyeri ≤ 3).
2. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang menunjukkan penurunan kecemasan terkait nyeri.
4. Pasien dapat mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Memberikan analgesik sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
3. Mengajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan teknik manajemen nyeri non-farmakologis lainnya kepada pasien.
4. Memantau tanda-tanda vital, terutama perubahan pada denyut nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas, yang dapat menunjukkan perubahan status kardiovaskular.
5. Memfasilitasi istirahat dan tidur yang cukup untuk membantu proses pemulihan.
6. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional dan praktis kepada pasien.
7. Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan modifikasi sesuai kebutuhan.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang jelas, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, perawat dapat membantu pasien dengan nyeri dada tembus ke belakang untuk mencapai pemulihan yang optimal.