Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8914 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, 40 tahun datang ke poliklinik jiwa untuk berkonsultasi tentang kehidupan rumah tangganya. Hasil pengkajian didapatkan bahwa klien merasa tidak puas terhadap istrinya, dan mengatakan bahwa istrinyalah yang menyebabkan kehidupan rumah tangganya tidak harmonis tanpa ada bukti apapun. Apakah mekanisme pertahanan diri pada klien diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kasus tersebut dapat didiagnosis dengan Diagnosa Keperawatan "Distress Psikologis" menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) PPNI.
Distress Psikologis adalah keadaan emosi negatif yang menyebabkan ketidakmampuan individu beradaptasi secara efektif terhadap stressor, yang ditandai dengan perasaan cemas, sedih, marah, frustrasi, atau tidak berdaya.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) untuk memandu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menjelaskan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menjelaskan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, mekanisme pertahanan diri yang tampak adalah proyeksi. Klien cenderung menyalahkan istrinya tanpa bukti yang jelas, sebagai upaya untuk mempertahankan diri dari perasaan negatif yang ia alami dalam kehidupan rumah tangganya.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya dapat menjelaskan lebih lanjut bahwa proyeksi merupakan mekanisme pertahanan diri di mana individu menyalahkan orang lain atas perasaan atau perilaku negatif yang sebenarnya berasal dari dirinya sendiri. Hal ini dilakukan untuk melindungi diri dari kecemasan atau rasa bersalah yang mungkin muncul. Dalam kasus ini, klien tampaknya menggunakan proyeksi sebagai cara untuk menghindari pengakuan terhadap perasaan tidak puasnya terhadap pernikahan, sehingga ia menyalahkan istrinya sebagai penyebab utama. -
Article No. 8915 | 14 Dec 2024
Klinis : Ruang perawatan terdiri atas 30 tempat tidur, dibagi menjadi 3 kelompok kerja ( 10 pasien) setiap kelompok dipimpin oleh seorang perawat sebagai ketua, masing masing kelompok terdiri dari 8 perawat. Apakah metode penugasan yang diterapkan diruang tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Berdasarkan situasi yang Anda deskripsikan, dimana ruang perawatan terdiri dari 30 tempat tidur yang dibagi menjadi 3 kelompok kerja dengan masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang perawat sebagai ketua dan terdiri dari 8 perawat, maka metode penugasan yang diterapkan di ruang tersebut adalah Metode Tim.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mengelompokkan masalah atau respons pasien terhadap kondisi kesehatan.
- SDKI terdiri dari berbagai diagnosis keperawatan yang telah teridentifikasi dan terstandarisasi, sehingga dapat memudahkan perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien.
- SLKI membantu perawat dalam menentukan luaran yang realistis dan dapat diukur, serta memantau kemajuan pasien selama perawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- SIKI membantu perawat dalam memilih intervensi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan dan kondisi pasien, serta memastikan intervensi yang diberikan efektif dan efisien.
Metode Penugasan Tim:
Dalam metode penugasan tim, perawat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, dengan setiap kelompok dipimpin oleh seorang perawat sebagai ketua. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk merawat sekelompok pasien yang telah ditugaskan. Metode ini memungkinkan perawat untuk bekerja secara kolaboratif, saling mendukung, dan memberikan perawatan yang komprehensif kepada pasien. -
Article No. 8916 | 14 Dec 2024
Klinis : Penurunan curah jantung b.d Perubahan kontraktilitas d.d Distensi vena jugularis, Tekanan darah meningkat, Ejection fraction (EF) menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan Kontraktilitas yang ditandai dengan Distensi Vena Jugularis, Tekanan Darah Meningkat, dan Ejection Fraction (EF) Menurun.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Stabilitas Hemodinamik: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah, curah jantung, dan perfusi jaringan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Sirkulasi: Serangkaian tindakan untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki fungsi kardiovaskular.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan kondisi dimana jantung tidak mampu memompa darah secara efektif, yang ditandai dengan adanya distensi vena jugularis, tekanan darah meningkat, dan ejection fraction yang menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kontraktilitas jantung, seperti kardiomiopati, gagal jantung, atau kondisi lainnya yang memengaruhi kemampuan jantung dalam berkontraksi secara optimal.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, serta pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien, seperti pemberian obat-obatan inotropik, diuretik, atau penanganan penyebab utamanya. Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8917 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk Ny. M:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Gangguan pola tidur
3. Nyeri kronis
4. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
Penjelasan singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi
- SLKI: Peningkatan Status Gizi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Tanda dan gejala: Penurunan berat badan, asupan makanan dan cairan yang kurang, mual, dan perubahan laboratorium (Hb, Ht, Natrium, Kalium).
2. Gangguan pola tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Pola Tidur Efektif
- SIKI: Manajemen Pola Tidur
Tanda dan gejala: Kesulitan tidur selama seminggu terakhir, kecemasan terkait pekerjaan.
3. Nyeri kronis
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Pengurangan Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Tanda dan gejala: Nyeri punggung bawah dengan intensitas 7/10 skala NRS, bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas.
4. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
- SDKI: Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
- SLKI: Perfusi Jaringan Efektif
- SIKI: Manajemen Perfusi Jaringan
Tanda dan gejala: Tekanan darah rendah, nadi cepat, kulit kering dengan turgor lambat, dan penurunan output urin.
Secara umum, diagnosa keperawatan tersebut mencerminkan kondisi Ny. M yang mengalami masalah terkait nutrisi, pola tidur, nyeri, dan risiko gangguan perfusi jaringan. Penanganan keperawatan yang komprehensif akan diperlukan untuk mengatasi isu-isu tersebut. -
Article No. 8918 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Berlandaskan gejala penurunan nafsu makan, asupan makan yang sangat sedikit, serta penurunan berat badan sebanyak 3 kg dalam 2 minggu terakhir.
2. Intoleransi Aktivitas
Berlandaskan keluhan nyeri punggung yang bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas, sehingga membatasi aktivitas pasien.
3. Kelelahan
Berlandaskan keluhan lemas, pusing, dan sulit tidur yang dialami pasien.
4. Ansietas
Berlandaskan pengakuan pasien mengenai kecemasan terkait pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Asupan Nutrisi
- Pasien dapat mengonsumsi makanan dan cairan sesuai kebutuhan.
- Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa nyeri punggung.
- Pasien dapat mengelola nyeri punggung secara efektif.
3. Istirahat
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur yang adekuat.
- Pasien dapat mengelola kelelahan secara efektif.
4. Kontrol Kecemasan
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber kecemasan.
- Pasien dapat menerapkan strategi mengatasi kecemasan secara efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Asupan Nutrisi
- Asesmen kebutuhan nutrisi.
- Kolaborasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral, jika diperlukan.
- Edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi dan hidrasi yang adekuat.
- Monitoring asupan dan output cairan.
2. Manajemen Nyeri
- Asesmen nyeri secara komprehensif.
- Pemberian analgetik sesuai indikasi.
- Intervensi nonfarmakologis, seperti kompres hangat, relaksasi, dan distraksi.
- Edukasi tentang manajemen nyeri.
3. Manajemen Kelelahan
- Asesmen faktor penyebab kelelahan.
- Intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur dan istirahat.
- Edukasi tentang manajemen energi dan aktivitas.
- Evaluasi efektivitas intervensi.
4. Manajemen Kecemasan
- Asesmen faktor penyebab kecemasan.
- Intervensi untuk mengurangi kecemasan, seperti terapi relaksasi, teknik kognitif-perilaku, dan konseling.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental, jika diperlukan.
- Edukasi tentang manajemen kecemasan.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas mencakup diagnosa keperawatan yang sesuai, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien Ny. M secara komprehensif. -
Article No. 8919 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
3. Kode ICD-10:
- Kode: F32.1
- Deskripsi: Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
4. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Konsultasi psikiatri
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah tidak terspesifikasi) sesuai dengan keluhan utama pasien yaitu mual dan muntah yang berlangsung selama 4 hari terakhir.
2. Kode ICD-10 R52 (Nyeri, tidak terspesifikasi) sesuai dengan keluhan nyeri punggung bawah yang dialami pasien secara terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas.
3. Kode ICD-10 F32.1 (Episode depresi berat tanpa gejala psikotik) sesuai dengan gejala-gejala depresi yang dialami pasien, seperti penurunan nafsu makan, gangguan tidur, perasaan tidak dihargai di tempat kerja, dan merasa tidak berdaya.
4. Kode ICD-9-CM Prosedur 89.7 (Konsultasi psikiatri) dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan memberikan penanganan yang sesuai bagi pasien terkait kondisi depresinya. -
Article No. 8920 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan untuk Ny. M, serta penjelasan singkat terkait dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang berlaku di Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Nyeri Kronis
3. Kelelahan
4. Gangguan Pola Tidur
5. Kecemasan
Penjelasan singkat:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Pemulihan status nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Ny. M mengalami penurunan nafsu makan, asupan makan yang rendah, dan gejala seperti mual, lemas, dan penurunan berat badan, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Nyeri Kronis
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Pemulihan nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Ny. M mengeluhkan nyeri punggung bawah yang terus-menerus dan bertambah berat saat melakukan aktivitas. Nyeri ini mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
3. Kelelahan
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Pemulihan energi
- SIKI: Manajemen Kelelahan
Ny. M merasakan lemas dan pusing, yang menunjukkan adanya kelelahan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan asupan nutrisi, gangguan tidur, dan stres.
4. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Pemulihan Pola Tidur
- SIKI: Manajemen Tidur
Ny. M mengalami kesulitan tidur selama seminggu terakhir, yang dapat disebabkan oleh faktor stres dan kecemasan terkait pekerjaannya.
5. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Pemulihan Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Ny. M mengungkapkan merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan, serta merasa tidak dihargai di tempat kerja. Hal ini dapat memicu terjadinya kecemasan.
Dalam penerapan standar asuhan keperawatan di Indonesia, SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan, SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 8921 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Nyeri kronis
3. Defisit volume cairan
4. Insomnia
5. Kecemasan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Pasien akan menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan rentang normal
- Pasien akan menunjukkan peningkatan asupan nutrisi yang adekuat
- Pasien akan melaporkan peningkatan nafsu makan
2. Nyeri kronis
- Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri pada punggung bawah
- Pasien akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat nyeri
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mengelola nyeri
3. Defisit volume cairan
- Pasien akan menunjukkan peningkatan volume urin dan keseimbangan cairan yang adekuat
- Pasien akan melaporkan penurunan gejala terkait dehidrasi (seperti mual, lemas)
- Pasien akan menunjukkan peningkatan turgor kulit dan mukosa yang normal
4. Insomnia
- Pasien akan melaporkan peningkatan kualitas tidur
- Pasien akan menunjukkan peningkatan energi dan fungsi sehari-hari
- Pasien akan melaporkan penurunan gejala terkait kualitas tidur yang buruk
5. Kecemasan
- Pasien akan melaporkan penurunan tingkat kecemasan
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mengelola stres dan kecemasan
- Pasien akan melaporkan peningkatan kepuasan dan harga diri di tempat kerja
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Nilai status nutrisi pasien, termasuk berat badan, asupan makan, dan laboratorium
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
- Pantau asupan makan dan cairan pasien, serta tingkat energi dan aktivitas
2. Nyeri kronis
- Kaji karakteristik nyeri pasien, termasuk lokasi, intensitas, durasi, dan pola
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang komprehensif
- Ajari pasien teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi dan distraksi
- Berikan analgesik sesuai dengan indikasi dan evaluasi efektivitasnya
3. Defisit volume cairan
- Kaji tanda-tanda dehidrasi pada pasien, seperti turgor kulit, keadaan membran mukosa, dan output urin
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan untuk memperbaiki hidrasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan asupan cairan yang adekuat
- Ajarkan pasien untuk memantau dan memenuhi kebutuhan cairan secara mandiri
4. Insomnia
- Kaji pola tidur pasien, termasuk durasi, kualitas, dan kemampuan untuk tidur
- Berikan intervensi non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti relaksasi, rutinitas tidur, dan manajemen stres
- Pertimbangkan pemberian obat tidur jika diperlukan, dan evaluasi efektivitasnya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menangani faktor penyebab insomnia
5. Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien, penyebab, dan dampaknya terhadap fungsi sehari-hari
- Berikan dukungan emosional dan bina hubungan saling percaya dengan pasien
- Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif, seperti relaksasi, meditasi, dan aktivitas menyenangkan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan untuk penanganan yang komprehensif
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) secara rinci dan terperinci. Tone yang digunakan bersifat akademis, dengan perspektif pakar dan nurse. -
Article No. 8922 | 14 Dec 2024
Klinis : bedanya diagnosa gangguan pertikaran gas dan bersihan jalan nafas tidak efektif?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda tanyakan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau pengeluaran karbon dioksida yang memadai pada tingkat sel.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit paru, gangguan kardiovaskular, cedera pada sistem pernapasan, dan lain-lain.
- Manifestasi Klinis: Sesak napas, cyanosis, penurunan oksigenasi darah, hiperkapnia, dan lain-lain.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti sekresi berlebihan, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas, dan lain-lain.
- Manifestasi Klinis: Kesulitan bernapas, produksi sekret yang berlebihan, suara napas tambahan, dan lain-lain.
Perbedaan:
Gangguan Pertukaran Gas fokus pada ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau pengeluaran karbon dioksida yang memadai, sedangkan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif fokus pada ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menyediakan definisi, faktor terkait, dan karakteristik definisi untuk setiap diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan deskripsi luaran keperawatan yang diharapkan dan indikator untuk setiap luaran.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan deskripsi intervensi keperawatan dan aktivitas untuk setiap intervensi.
Penggunaan standar-standar ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur. -
Article No. 8923 | 14 Dec 2024
Klinis : bedanya diagnosa gangguan pertikaran gas dan bersihan jalan nafas tidak efektif dan pola nafas tidak efekti? pada pasien alo sertai dara DS dan DO nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada tingkat normal.
Penyebab: Adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti penyakit paru-paru, efusi pleura, atau penurunan fungsi pernapasan.
Gejala DS: Sesak napas, napas dangkal, sianosis, dan peningkatan frekuensi napas.
Gejala DO: Hasil oksimetri menunjukkan nilai oksigen rendah, penurunan perfusi jaringan, dan adanya kelelahan.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Penyebab: Adanya mukus berlebih, edema, atau spasme pada saluran pernapasan.
Gejala DS: Batuk produktif, napas cuping hidung, retraksi dinding dada, dan suara napas tambahan.
Gejala DO: Sputum berlebih, suara napas tambahan, dan oksimetri dengan nilai oksigen rendah.
3. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Penyebab: Adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti penurunan fungsi pernapasan atau obstruksi saluran napas.
Gejala DS: Sesak napas, napas dangkal, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Gejala DO: Oksimetri dengan nilai oksigen rendah, penurunan perfusi jaringan, dan kelelahan.
Perbedaan antara diagnosa gangguan pertukaran gas dan bersihan jalan napas tidak efektif adalah:
- Gangguan pertukaran gas terkait dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada tingkat normal.
- Bersihan jalan napas tidak efektif terkait dengan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
Sedangkan perbedaan antara diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif dan pola napas tidak efektif adalah:
- Bersihan jalan napas tidak efektif terkait dengan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- Pola napas tidak efektif terkait dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami perbedaan antara ketiga diagnosa keperawatan tersebut. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut.