Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8904 | 14 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi jalan napas, ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, ditandai dengan kehilangan berat badan.
3. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan toleransi terhadap aktivitas, ditandai dengan sesak napas saat beraktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif: Kemampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Status Nutrisi Adekuat: Asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat: Kemampuan untuk mentoleransi dan menyelesaikan aktivitas rutin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan memperbaiki bersihan jalan napas.
2. Manajemen Nutrisi: Tindakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. Manajemen Aktivitas: Tindakan untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien ini, yang mencakup manajemen jalan napas, nutrisi, dan aktivitas. -
Article No. 8905 | 14 Dec 2024
Klinis : syok kardiogenik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi syok kardiogenik.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung (SDKI)
Penjelasan:
Penurunan Curah Jantung merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi syok kardiogenik. Syok kardiogenik adalah kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah secara efektif, sehingga menimbulkan penurunan aliran darah ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan penurunan curah jantung, yang ditandai dengan tanda-tanda seperti tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan lemah, serta penurunan perfusi jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Sirkulasi Efektif
2. Perfusi Jaringan Adekuat
3. Stabilitas Hemodinamik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Syok
2. Pemantauan Hemodinamik
3. Terapi Vasopressor
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung pada kondisi syok kardiogenik meliputi manajemen syok, pemantauan hemodinamik yang ketat, serta pemberian terapi vasopressor untuk meningkatkan tekanan darah dan perfusi jaringan. Perawat berperan penting dalam memantau tanda-tanda vital, memastikan stabilitas hemodinamik, dan melakukan intervensi yang tepat sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 8906 | 14 Dec 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Akut berhubungan dengan paparan virus campak.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Akut adalah kerentanan terhadap invasi dan reproduksi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi komplikasi infeksi dan pasien bebas dari tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi.
2. Berikan perawatan suportif sesuai kondisi pasien.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antivirus atau antibiotik.
4. Edukasi kepada keluarga tentang pencegahan penularan.
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada upaya pencegahan komplikasi dan penularan, serta memantau perkembangan kondisi pasien secara cermat. Saya akan berkolaborasi dengan tim medis lain untuk memberikan perawatan yang optimal bagi pasien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 8907 | 14 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus pasien pria berusia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan obstruksi jalan napas.
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan anoreksia, mual, dan demam.
- Ditandai dengan penurunan berat badan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Berhubungan dengan kelemahan dan sesak napas saat beraktivitas.
- Ditandai dengan kelelahan dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat Terkait Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat.
- Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada pasien ini sesuai dengan SDKI, yaitu Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Intoleransi Aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
- Beberapa luaran keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan pasien ini antara lain: Bersihan Jalan Napas Efektif, Status Gizi Membaik, dan Toleransi Aktivitas Meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Nutrisi, dan Peningkatan Toleransi Aktivitas.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan sesuai dengan kondisi pasien, sehingga dapat membantu pemulihan dan peningkatan kualitas hidup pasien. -
Article No. 8908 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan 78 tahun, datang ke poliklinik lansia diantar oleh keluarganya. Hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa klien memiliki fungsi kognitif yang kacau ditandai dengan kesadaran berkabut yang dimanifestasikan oleh konsentrasi yang menurun, persepsi yang salah dan gangguan fikir. Apakah jenis gangguan kognitif yang dialami klien diatas ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa klien tersebut memiliki gangguan kognitif yang disebut dengan Delirium.
Delirium adalah kondisi penurunan kesadaran dan gangguan fungsi kognitif yang berkembang dengan cepat dan fluktuatif, dimanifestasikan dengan penurunan kemampuan memusatkan perhatian, gangguan orientasi, dan perubahan persepsi.
Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Delirium pada klien tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Delirium
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Proses Pikir adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan atau penurunan kemampuan berpikir yang berdampak pada fungsi kognitif, persepsi, dan perilaku.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat Kesadaran: Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran.
- Orientasi: Pasien menunjukkan peningkatan orientasi.
- Proses Pikir: Pasien menunjukkan perbaikan proses pikir.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Monitoring Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala.
- Manajemen Lingkungan: Menyediakan lingkungan yang tenang, aman, dan terkontrol untuk mencegah stimulasi berlebihan.
- Terapi Orientasi Realitas: Membantu pasien dalam mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
- Manajemen Delirium: Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab delirium, serta memonitor dan mengelola gejala delirium.
Dengan penanganan yang tepat dan komprehensif, diharapkan kondisi klien dapat membaik dan ia dapat kembali ke tingkat fungsi kognitif yang optimal. -
Article No. 8909 | 14 Dec 2024
Klinis : Unit perawatan memiliki 40 tempat tidur.Setiap harinya rata rata tempat tidur tersebut terisi 30 dengan tingkat ketergantungan pasien yang bervariasi. Berapakah BOR setiap harinya pada unit perawatan tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat dan pakar di bidang keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, yaitu unit perawatan dengan 40 tempat tidur yang terisi rata-rata 30 tempat tidur setiap hari dengan tingkat ketergantungan pasien yang bervariasi, maka diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Ketidakefektifan manajemen kapasitas unit pelayanan terkait tingkat hunian tempat tidur.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang dialami oleh pasien.
- Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakefektifan manajemen kapasitas unit pelayanan terkait tingkat hunian tempat tidur".
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran yang diharapkan dalam kasus ini adalah peningkatan efektivitas manajemen kapasitas unit pelayanan terkait tingkat hunian tempat tidur.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dalam kasus ini antara lain:
a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap tingkat hunian tempat tidur secara berkala.
b. Mengoptimalkan penggunaan tempat tidur sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien.
c. Mengkoordinasikan dengan manajemen rumah sakit untuk mengatur alokasi tempat tidur yang efektif.
Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate):
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, yaitu unit perawatan dengan 40 tempat tidur yang terisi rata-rata 30 tempat tidur setiap hari, maka perhitungan BOR adalah sebagai berikut:
BOR = (Jumlah hari perawatan / Jumlah tempat tidur tersedia) x 100%
= (30 / 40) x 100%
= 75%
Jadi, BOR (Bed Occupancy Rate) pada unit perawatan tersebut adalah 75% setiap harinya.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Silakan tanyakan jika ada hal yang perlu diklarifikasi. Terima kasih. -
Article No. 8910 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, 70 tahun, mengeluh sulit untuk memanggil nama cucunya bahkan kadang-kadang salah pangil, tetapi klien tidak mau dikatakan dirinya pelupa. Hasil pengkajian, bila ada masalah lebih banyak diam dan menangis di kamar. Klien lebih suka menyendiri di kamar atau nonton TV. Apakah masalah utama yang dialami oleh klien ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Fungsi Kognitif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Fungsi Kognitif didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kemampuan berpikir, mengingat, dan/atau memproses informasi yang berdampak pada fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah klien dapat menunjukkan peningkatan fungsi kognitif, seperti kemampuan mengingat nama-nama orang terdekat, kemampuan konsentrasi yang lebih baik, dan kemampuan mengikuti instruksi sederhana.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain stimulasi kognitif, terapi reminisens, dan pengaturan lingkungan yang mendukung. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi kognitif klien.
Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah utama yang dialami oleh klien adalah gangguan fungsi kognitif, terutama dalam hal mengingat nama-nama orang terdekat. Klien juga menunjukkan gejala isolasi sosial dan perubahan suasana hati. Pemantauan dan intervensi keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 8911 | 14 Dec 2024
Klinis : Ruang perawatan terdiri atas 40 tempat tidur. Untuk membantu kebutuhan pasien, kepala ruang membagi perawat berdasarkan penugasan perawat seperti perawat bagian vital sign, perawat bagian injeksi, perawat bagian personal higiene serta perawat bagian medikasi atau perawatan luka. Apakah metode penugasan pada kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan analisis terkait kasus yang Anda berikan. Metode penugasan yang diterapkan pada kasus di atas adalah metode fungsional.
Metode fungsional adalah sistem pemberian tugas kepada perawat berdasarkan jenis tindakan keperawatan yang harus dilakukan, bukan berdasarkan kebutuhan individual pasien. Dalam kasus ini, kepala ruang membagi perawat berdasarkan tugasnya, seperti perawat untuk vital sign, injeksi, personal higiene, dan medikasi/perawatan luka.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah beberapa contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Kemungkinan masuknya organisme patogen ke dalam tubuh dan menyebabkan reaksi inflamasi.
- SLKI: Pemantauan tanda-tanda infeksi, Pencegahan infeksi, Pengelolaan infeksi.
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi, Perawatan Luka.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Pengkajian Nyeri, Manajemen Nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Manajemen Analgetik.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
- SLKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Sirkulasi.
- SIKI: Manajemen Sirkulasi, Pemberian Cairan Intravena.
Penggunaan metode fungsional dalam pemberian tugas perawat dapat membantu menjaga konsistensi dan efisiensi dalam pelayanan keperawatan. Namun, perlu diperhatikan juga aspek kebutuhan individual pasien agar pelayanan yang diberikan tetap komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 8912 | 14 Dec 2024
Klinis : Ruang perawatan terdiri atas 25 tempat tidur. Setiap 3-4 pasien dikelola oleh seorang perawat profesional untuk memberikan asuhan secara komprehensif. Apakah metode penugasan yang diterapkan pada ruangan tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Berdasarkan informasi yang Anda sampaikan, di mana ruang perawatan terdiri dari 25 tempat tidur dan setiap 3-4 pasien dikelola oleh seorang perawat profesional untuk memberikan asuhan secara komprehensif, maka metode penugasan yang diterapkan pada ruangan tersebut adalah metode tim.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan (NANDA-I)
Definisi: Risiko mengalami kegagalan, pengurangan, atau perubahan dalam kemampuan untuk mempertahankan atau memulihkan kesehatan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan adalah diagnosis keperawatan yang mengidentifikasi risiko individu, keluarga, atau masyarakat untuk mengalami kegagalan, pengurangan, atau perubahan dalam kemampuan untuk mempertahankan atau memulihkan kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan ini adalah individu, keluarga, atau masyarakat dapat mempertahankan atau meningkatkan kesehatan secara efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan antara lain edukasi kesehatan, konseling, koordinasi perawatan, pengawasan, dan dukungan sosial.
Metode Penugasan:
Dengan jumlah tempat tidur 25 dan setiap 3-4 pasien dikelola oleh seorang perawat profesional, maka metode penugasan yang diterapkan pada ruangan tersebut adalah metode tim. Dalam metode tim, sekelompok perawat bertanggung jawab atas perawatan pasien-pasien tertentu secara komprehensif. Anggota tim bekerja sama untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan. -
Article No. 8913 | 14 Dec 2024
Klinis : Hipertermi pada pasien ALO minta data S dan data O
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermi pada pasien ALO dengan data S dan data O.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh gangguan pengaturan suhu tubuh atau peningkatan produksi panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah:
a. Suhu tubuh kembali normal
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal
c. Tidak ada tanda-tanda komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani hipertermia meliputi:
a. Observasi tanda-tanda vital secara berkala
b. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
c. Pemberian obat penurun demam (antipiretik) jika perlu
d. Menjaga lingkungan yang sejuk dan nyaman
e. Melakukan tindakan keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat, mandi air hangat, atau kipas angin.
Data Subjektif (S):
1. Pasien mengeluhkan rasa panas di seluruh tubuh
2. Pasien merasa tidak nyaman dan gelisah
Data Objektif (O):
1. Suhu tubuh pasien 39,5°C
2. Nadi cepat dan kuat (110 kali per menit)
3. Kulit pasien terasa panas dan kering
4. Pasien tampak pucat dan lemah
Dalam kasus ini, pasien mengalami hipertermia yang perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Langkah-langkah keperawatan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI harus dilakukan secara komprehensif untuk memulihkan kondisi pasien.