Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8891 | 14 Dec 2024
Klinis : Pola napas tidak efektif berhubungan bagi pasien ALO minta data analisa DS, DO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI-SLKI-SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pola napas tidak efektif berhubungan dengan pasien Acute Lung Oedema (ALO).
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Edema Paru Akut (ALO)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Faktor Berhubungan: Edema paru akut, penurunan kekuatan otot pernapasan, kelelahan, kecemasan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas adekuat, irama napas teratur, tidak ada distres pernapasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, Manajemen Edema.
- Aktivitas Keperawatan: Memantau status pernapasan, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen sesuai indikasi, mengobservasi tanda-tanda edema paru.
Data Analisis:
DS (Data Subyektif):
- Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin memberat.
- Pasien merasa sulit untuk bernapas dengan nyaman.
- Pasien mengalami kecemasan dan rasa takut.
DO (Data Obyektif):
- Frekuensi napas cepat (>24 x/menit).
- Pola napas cepat dan dangkal.
- Terdengar suara napas cuping hidung.
- Tampak penggunaan otot bantu napas.
- Terdapat edema pada tungkai bawah.
- Hasil pemeriksaan rontgen dada menunjukkan gambaran edema paru.
Persona: Pakar, Nurse
Tone: Akademis -
Article No. 8892 | 14 Dec 2024
Klinis : diare
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta untuk kondisi diare:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis, tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 K52.9 digunakan untuk mengkodekan diare yang tidak memiliki etiologi yang spesifik atau tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik. Hal ini mencakup gastroenteritis dan kolitis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Kolonoskopi, fleksibel; dengan biopsI
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 45.23 dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur kolonoskopi fleksibel yang dilakukan pada pasien dengan diare, terutama jika diperlukan untuk pengambilan sampel biopsi untuk evaluasi lebih lanjut. Prosedur ini dapat membantu dalam menentukan etiologi dan mengarahkan penanganan yang tepat. -
Article No. 8893 | 14 Dec 2024
Klinis : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksemia dan hiperkapnia minta data S dan data O
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan hipoksemia dan hiperkapnia.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan hipoksemia dan hiperkapnia.
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Dalam kasus ini, intoleransi aktivitas disebabkan oleh hipoksemia (penurunan kadar oksigen dalam darah) dan hiperkapnia (peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah).
Data Subjektif (S):
Pasien mengeluhkan merasa lelah dan lemah setelah beraktivitas, sulit bernapas, dan merasa sesak.
Data Objektif (O):
Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda hipoksemia dan hiperkapnia, seperti frekuensi napas yang meningkat, penggunaan otot bantu pernapasan, dan warna kulit pucat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode Diagnosis: 00100
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang meningkat.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Aktivitas: Membantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan toleransi.
2. Manajemen Pernapasan: Memantau dan mengelola pernapasan pasien untuk mencapai pola pernapasan yang optimal.
3. Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan kadar oksigen yang adekuat.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan tujuan meningkatkan toleransi aktivitas, menjaga stabilitas tanda-tanda vital, dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien. -
Article No. 8894 | 14 Dec 2024
Klinis : Batita laki-laki usia 2 tahun dirawat di ruang anak, dengan Meningitis. Nafsu makan dan minum klien menurun, selama di rawat klien mengalami kejang. Pada saat kejang mata melirik ke atas, kejang pada seluruh badan, setelah kejang klien sadar dan menangis, pada saat kejang keluar buih lewat mulut. Apakah pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosa yang tepat pada kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan kejang
2. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan penurunan kesadaran akibat kejang
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan gejala menigitis
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan kejang
- SDKI: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- SLKI: Integritas Kulit
- SIKI: Perawatan Kulit
Penjelasan: Selama kejang, klien dapat mengalami goresan, lecet, atau luka di kulit akibat gerakan yang tidak terkontrol. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit dan berisiko terkena infeksi.
2. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan penurunan kesadaran akibat kejang
- SDKI: Defisit Perawatan Diri
- SLKI: Perawatan Diri
- SIKI: Perawatan Diri
Penjelasan: Saat kesadaran menurun akibat kejang, klien tidak dapat melakukan perawatan diri secara mandiri, seperti makan, minum, dan kebersihan diri. Hal ini menyebabkan defisit dalam perawatan diri.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan gejala menigitis
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Pola Tidur
- SIKI: Tidur
Penjelasan: Gejala meningitis, seperti nyeri kepala, demam, dan kejang, dapat mengganggu pola tidur klien. Hal ini dapat menyebabkan klien tidak memperoleh istirahat yang cukup, yang kemudian dapat memperlambat proses penyembuhan.
Pemeriksaan Penunjang:
Untuk mendukung diagnosis yang tepat pada kasus ini, beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan Cairan Serebrospinal (CSF) - untuk mengkonfirmasi adanya infeksi pada sistem saraf pusat.
2. Pemeriksaan Darah Lengkap - untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi.
3. Pemeriksaan Pencitraan (CT Scan atau MRI) Kepala - untuk melihat adanya pembengkakan atau peradangan di otak.
4. Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG) - untuk mendeteksi adanya aktivitas abnormal di otak yang dapat menyebabkan kejang.
Dengan melakukan pemeriksaan penunjang yang tepat, diharapkan diagnosis yang ditegakkan dapat lebih akurat dan penatalaksanaan yang diberikan dapat lebih optimal untuk membantu proses penyembuhan pasien. -
Article No. 8895 | 14 Dec 2024
Klinis : Gangguan pertukaran gas minta data S dan data O
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Gangguan Pertukaran Gas:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat di tingkat alveolar-kapiler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Pertukaran Gas adalah pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat, ditandai dengan peningkatan saturasi oksigen, perbaikan nilai-nilai gas darah, dan tidak ada tanda-tanda hipoksemia atau hiperkarbia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Pertukaran Gas meliputi pemantauan status pernapasan, pemberian oksigenasi, pengaturan posisi, dan pemberian terapi pernapasan sesuai indikasi.
Data Subjektif (S):
- Pasien mengeluhkan sesak napas
- Pasien mengeluhkan rasa berat di dada
- Pasien merasa kelelahan saat beraktivitas
Data Objektif (O):
- Frekuensi napas meningkat
- Terdapat sianosis pada bibir dan kuku
- Hasil pemeriksaan gas darah menunjukkan nilai pH, PaO2, dan PaCO2 yang abnormal
- Oksimetri nadi menunjukkan nilai saturasi oksigen yang rendah
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Pertukaran Gas, dengan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 8896 | 14 Dec 2024
Klinis : Risiko ketidakseimbangan cairan minta data S dan data O
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah status keseimbangan cairan dan elektrolit yang berada dalam risiko perubahan, yang dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan di dalam tubuh.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko ketidakseimbangan cairan adalah tercapainya keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, intake dan output cairan yang seimbang, serta tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta elektrolit, pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan.
Data Subyektif (S):
Pasien mengeluhkan rasa haus yang berlebihan, kelelahan, dan penurunan berat badan.
Data Objektif (O):
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, turgor kulit menurun, dan produksi urin yang menurun. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit, seperti hiponatremia atau hipernatremia.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, informasi ini dapat diberikan untuk membantu memahami kondisi pasien dengan risiko ketidakseimbangan cairan. -
Article No. 8897 | 14 Dec 2024
Klinis : Penurunan curah jantung minta data S dan data O
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
Data S (Subjektif):
- Pasien mengeluhkan kelelahan dan mudah lelah saat beraktivitas.
- Pasien mengeluhkan napas pendek atau sesak.
- Pasien mengeluhkan adanya pembengkakan pada tungkai.
Data O (Objektif):
- Pemeriksaan fisik menunjukkan penurunan tekanan darah.
- Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya edema pada tungkai.
- Hasil pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan penurunan ejeksi fraksi.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit (misalnya hiponatremia).
Penjelasan Singkat berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pada fungsi jantung, seperti penyakit jantung, gangguan katup jantung, atau kondisi lain yang memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi penurunan curah jantung adalah pasien dapat mempertahankan status hemodinamik yang stabil, tidak terjadi komplikasi, dan pasien dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada kondisi penurunan curah jantung meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi oksigen, pemberian obat-obatan, manajemen cairan dan elektrolit, serta edukasi dan dukungan bagi pasien dan keluarga. -
Article No. 8898 | 14 Dec 2024
Klinis : Penurunan curah jantung minta data S dan data O
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Penurunan Curah Jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung didefinisikan sebagai kondisi di mana volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Data S (Subjektif):
- Pasien mengeluhkan lemah/mudah lelah
- Pasien mengeluhkan sesak napas saat beraktivitas
- Pasien mengeluhkan palpitasi/detak jantung tidak teratur
Data O (Objektif):
- Tanda-tanda vital: Nadi lemah, Tekanan Darah rendah, Pernapasan cepat
- Terdapat edema pada ekstremitas
- Terdapat peningkatan/penurunan berat badan
- Terjadi perubahan warna kulit (pucat, sianosis)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Penurunan Curah Jantung adalah Status Perfusi Jaringan Perifer Membaik, Status Perfusi Jantung Membaik, dan Toleransi Aktivitas Membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Pemantauan Hemodinamik, Manajemen Cairan, Manajemen Aktivitas, Manajemen Nutrisi, dan Edukasi Kesehatan.
Persona: Sebagai perawat, saya memberikan penjelasan ini dengan nada akademis dan dalam kapasitas sebagai pakar di bidang keperawatan. -
Article No. 8899 | 14 Dec 2024
Klinis : rasa nyeri pada dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi rasa nyeri pada dada.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain). Nyeri akut biasanya bersifat tiba-tiba, dengan durasi yang relatif singkat dan intensitas yang bervariasi.
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
- Faktor Risiko: Cedera fisik, penyakit, prosedur terapeutik, dan faktor psikologis.
- Gejala dan Tanda: Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perilaku yang menghindari aktivitas, dan perubahan tanda-tanda vital.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri, pasien mampu mengontrol nyeri, dan pasien mampu beradaptasi dengan nyeri.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, terapi farmakologis, terapi non-farmakologis, dan edukasi pasien dan keluarga.
Jadi, dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, dengan penekanan pada pengkajian faktor risiko, gejala dan tanda, serta intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi nyeri dada yang dirasakan oleh pasien. -
Article No. 8900 | 14 Dec 2024
Klinis : rasa nyeri pada dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi rasa nyeri pada dada.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami nyeri.
3. Pasien dapat mengenali dan melaporkan tanda-tanda nyeri.
4. Pasien dapat menjelaskan strategi koping yang efektif untuk mengatasi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Berikan manajemen nyeri, baik farmakologis maupun non-farmakologis.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri.
4. Lakukan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai nyeri dan pengelolaannya.
Dengan pendekatan akademis dan sudut pandang pakar perawat, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi rasa nyeri pada dada adalah "Nyeri Akut", dengan penjelasan singkat mengenai standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.