Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8884 | 14 Dec 2024
Klinis : luka pada tangan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu luka pada tangan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S61.9
- Deskripsi: Luka terbuka pada pergelangan tangan dan tangan, bagian tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, kulit dan subkutan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S61.9 digunakan untuk mengkodekan luka terbuka pada pergelangan tangan dan tangan, bagian tidak spesifik. Kode ini mencakup luka terbuka pada telapak tangan, jari tangan, dan bagian lain dari tangan yang tidak diklasifikasikan secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 86.22 digunakan untuk mengkodekan prosedur debridemen luka, yaitu pembersihan dan pemotongan jaringan mati atau rusak pada luka, baik pada kulit maupun jaringan subkutan. Tindakan ini bertujuan untuk mempersiapkan luka agar dapat sembuh dengan baik.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya digunakan di Amerika Serikat, sementara kode ICD-10 digunakan secara internasional, termasuk di Indonesia. -
Article No. 8885 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke ruang gawat darurat dengan keluhan muntah- muntah. Hasil pemeriksaan ditemukan bau alcohol, pasien merancau/mabuk. Hasil pengkajian tekanan Darah 120/80 MmHg, nadi 98 kali per menit, suhu 37,2oC, pernafasan 25 kali per menit, pupil dilatasi.Tindakan apakah yang paling tepat untuk pasien diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko cedera (R) berhubungan dengan intoksikasi alkohol.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko cedera (R) adalah keadaan di mana individu rentan mengalami cedera fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau karena kondisi kesehatan tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko cedera (R) adalah: Tidak terjadi cedera, pasien menunjukkan perilaku aman, dan pasien mampu mengidentifikasi faktor risiko cedera.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko cedera (R) pada pasien ini antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
2. Pengawasan dan pencegahan bahaya di lingkungan.
3. Pemberian edukasi tentang risiko dan pencegahan cedera.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan intoksikasi alkohol.
Tindakan yang paling tepat untuk pasien di atas adalah:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara ketat.
2. Pengawasan ketat untuk mencegah cedera.
3. Pemberian cairan intravena dan nutrisi yang adekuat.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan intoksikasi alkohol, termasuk pemberian obat-obatan jika diperlukan.
5. Pemberian edukasi tentang risiko dan pencegahan cedera akibat intoksikasi alkohol.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan aman bagi pasien. -
Article No. 8886 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 58 tahun dirawat di intensive care unit. Hasil pemeriksaan ditemukan data Nadi 109 x/menit, RR 28x/menit, suhu 38,6 C, dan batuk produktif dengan sputum kuning-hijau, ronki dan wheezing dapat didengar di lobus bawah.. Pengukuran gas darah arteri menunjukkan pH 7,3, PaCO2 68 mmHg, HCO3-28 mmol/L, dan PaO2 60 mm Hg.Kesan interpretasi analisa gas darah pasien tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret pernapasan yang ditandai dengan batuk produktif dengan sputum kuning-hijau, ronki dan wheezing.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, memiliki pola napas efektif, dan menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan status pernapasan, terapi oksigen, fisioterapi dada, suction, dan edukasi tentang teknik batuk efektif.
Analisa Gas Darah:
Hasil analisa gas darah menunjukkan adanya asidosis respiratorik, dengan pH 7,3 (di bawah normal), PaCO2 68 mmHg (meningkat), dan PaO2 60 mmHg (menurun). Hal ini mengindikasikan penurunan ventilasi alveolar, yang dapat disebabkan oleh obstruksi saluran napas, kelelahan otot pernapasan, atau gangguan kontrol ventilasi. -
Article No. 8887 | 14 Dec 2024
Klinis : dermatitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan berbicara sebagai seorang pakar perawat, berikut ini adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dermatitis:
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi SDKI:
Kerusakan pada epidermis, dermis, atau kedua-duanya.
Faktor Berhubungan SDKI:
- Alergi
- Infeksi
- Kondisi imunologi
- Trauma
Gejala dan Tanda SDKI:
- Perubahan warna kulit
- Rasa gatal
- Pembengkakan
- Lesi kulit
Luaran SLKI:
- Integritas Kulit
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Rasa Gatal
Intervensi SIKI:
- Manajemen Kulit
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Rasa Gatal
- Perawatan Luka
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Integritas Kulit Terganggu" menggambarkan adanya kerusakan pada lapisan kulit, baik epidermis maupun dermis, yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti alergi, infeksi, kondisi imunologi, atau trauma. Gejala dan tanda yang muncul dapat berupa perubahan warna kulit, rasa gatal, pembengkakan, serta lesi kulit.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan integritas kulit, mengelola nyeri, dan mengelola rasa gatal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen kulit, manajemen nyeri, manajemen rasa gatal, serta perawatan luka sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 8888 | 14 Dec 2024
Klinis : alergi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis alergi beserta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait dengan kondisi tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T78.2
- Deskripsi: Anafilaksis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.45
- Deskripsi: Pemberian epinefrin atau analog lainnya
Penjelasan:
Kode ICD-10 T78.2 digunakan untuk diagnosis alergi yang menyebabkan reaksi anafilaksis, yang merupakan reaksi alergi yang parah dan dapat mengancam jiwa. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai pemicu, seperti makanan, obat-obatan, atau paparan lingkungan tertentu.
Jika pasien mengalami reaksi anafilaksis, prosedur yang mungkin dilakukan adalah pemberian epinefrin atau analog lainnya (kode ICD-9-CM 99.45). Epinefrin berfungsi untuk mempercepat pernafasan, meningkatkan denyut jantung, dan melebarkan saluran pernapasan, membantu mengurangi gejala dan menstabilkan kondisi pasien.
Penanganan alergi yang menyebabkan reaksi anafilaksis memerlukan penanganan cepat dan efektif untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Selain pemberian epinefrin, tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan pemberian cairan intravena jika diperlukan. -
Article No. 8889 | 14 Dec 2024
Klinis : pasang ring jantung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi pemasangan ring jantung, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.9
- Deskripsi: Gagal jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 35.52
- Deskripsi: Pemasangan atau penggantian ring pada jantung
Penjelasan:
Kode ICD-10 I50.9 (Gagal jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mengkodekan kondisi pasien yang memerlukan pemasangan ring jantung. Hal ini dikarenakan pemasangan ring jantung sering dilakukan pada pasien dengan kondisi gagal jantung, seperti penyakit jantung koroner, penyakit katup jantung, atau kondisi lain yang menyebabkan gangguan fungsi jantung.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 35.52 (Pemasangan atau penggantian ring pada jantung) digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk memasang atau mengganti ring jantung pada pasien. Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi jantung dan mencegah atau mengurangi gejala-gejala penyakit jantung yang diderita. -
Article No. 8890 | 14 Dec 2024
Klinis : Bersihan jalan nafas tidak efektif bagi pasien ALO minta data analisa DS, DO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien ALO.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengeluhkan sesak napas
- Pasien mengeluhkan suara napas yang bising (ronki)
- Pasien mengeluhkan kesulitan dalam mengeluarkan dahak
Data Objektif (DO):
- Terdapat bunyi napas tambahan seperti ronki, wheezing, atau stridor
- Terdapat sputum berlebih yang sulit dikeluarkan
- Pasien tampak kesulitan bernapas
- Oksimetri nadi menunjukkan nilai Saturasi Oksigen (SpO2) di bawah normal
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan saluran pernapasan secara mandiri, sehingga dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan diagnosis ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi, serta mampu mengeluarkan sekret dengan efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, latihan napas dalam, penyedotan lendir, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan terkait bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien ALO. -
Article No. 8891 | 14 Dec 2024
Klinis : Pola napas tidak efektif berhubungan bagi pasien ALO minta data analisa DS, DO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI-SLKI-SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pola napas tidak efektif berhubungan dengan pasien Acute Lung Oedema (ALO).
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Edema Paru Akut (ALO)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Faktor Berhubungan: Edema paru akut, penurunan kekuatan otot pernapasan, kelelahan, kecemasan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas adekuat, irama napas teratur, tidak ada distres pernapasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, Manajemen Edema.
- Aktivitas Keperawatan: Memantau status pernapasan, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen sesuai indikasi, mengobservasi tanda-tanda edema paru.
Data Analisis:
DS (Data Subyektif):
- Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin memberat.
- Pasien merasa sulit untuk bernapas dengan nyaman.
- Pasien mengalami kecemasan dan rasa takut.
DO (Data Obyektif):
- Frekuensi napas cepat (>24 x/menit).
- Pola napas cepat dan dangkal.
- Terdengar suara napas cuping hidung.
- Tampak penggunaan otot bantu napas.
- Terdapat edema pada tungkai bawah.
- Hasil pemeriksaan rontgen dada menunjukkan gambaran edema paru.
Persona: Pakar, Nurse
Tone: Akademis -
Article No. 8892 | 14 Dec 2024
Klinis : diare
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta untuk kondisi diare:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis, tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 K52.9 digunakan untuk mengkodekan diare yang tidak memiliki etiologi yang spesifik atau tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik. Hal ini mencakup gastroenteritis dan kolitis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Kolonoskopi, fleksibel; dengan biopsI
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 45.23 dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur kolonoskopi fleksibel yang dilakukan pada pasien dengan diare, terutama jika diperlukan untuk pengambilan sampel biopsi untuk evaluasi lebih lanjut. Prosedur ini dapat membantu dalam menentukan etiologi dan mengarahkan penanganan yang tepat. -
Article No. 8893 | 14 Dec 2024
Klinis : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksemia dan hiperkapnia minta data S dan data O
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan hipoksemia dan hiperkapnia.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan hipoksemia dan hiperkapnia.
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Dalam kasus ini, intoleransi aktivitas disebabkan oleh hipoksemia (penurunan kadar oksigen dalam darah) dan hiperkapnia (peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah).
Data Subjektif (S):
Pasien mengeluhkan merasa lelah dan lemah setelah beraktivitas, sulit bernapas, dan merasa sesak.
Data Objektif (O):
Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda hipoksemia dan hiperkapnia, seperti frekuensi napas yang meningkat, penggunaan otot bantu pernapasan, dan warna kulit pucat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode Diagnosis: 00100
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang meningkat.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Aktivitas: Membantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan toleransi.
2. Manajemen Pernapasan: Memantau dan mengelola pernapasan pasien untuk mencapai pola pernapasan yang optimal.
3. Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan kadar oksigen yang adekuat.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan tujuan meningkatkan toleransi aktivitas, menjaga stabilitas tanda-tanda vital, dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien.