Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9025 | 15 Dec 2024
Klinis : Gangguan orientasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "Gangguan Orientasi":
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Gangguan Orientasi" berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Risiko Gangguan Orientasi Berhubungan Dengan Penurunan Fungsi Kognitif". Gangguan orientasi merupakan kondisi di mana individu mengalami kesulitan dalam mengenali orang, tempat, dan waktu secara akurat. Risiko gangguan orientasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan fungsi kognitif akibat usia lanjut, penyakit neurologis, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah "Peningkatan Orientasi". Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pencapaian luaran ini antara lain:
1. Pasien dapat mengidentifikasi orang, tempat, dan waktu dengan benar.
2. Pasien dapat menjawab pertanyaan terkait orientasi diri, ruang, dan waktu dengan akurat.
3. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengingat informasi terkait orientasi.
4. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau disorientasi.
5. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik sesuai dengan orientasi yang tepat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran "Peningkatan Orientasi":
1. Orientasi Realitas: Memberikan informasi secara berkelanjutan kepada pasien mengenai orang, tempat, dan waktu untuk membantu pasien mempertahankan orientasi.
2. Stimulasi Kognitif: Melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan fungsi kognitif, seperti latihan memori, pengenalan gambar, atau permainan teka-teki.
3. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang dapat membantu pasien mempertahankan orientasi, seperti menyediakan jam, kalender, dan petunjuk arah yang jelas.
4. Terapi Reminiscence: Mendorong pasien untuk mengingat dan menceritakan pengalaman masa lalu yang menyenangkan untuk meningkatkan orientasi.
5. Edukasi Keluarga: Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya mempertahankan orientasi pasien dan melibatkan keluarga dalam upaya pemulihan.
Penjelasan di atas disampaikan dengan tone akademis dan perspektif seorang perawat ahli, dengan harapan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai penanganan kondisi "Gangguan Orientasi" melalui asuhan keperawatan. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamualaikum. -
Article No. 9026 | 15 Dec 2024
Klinis : Gangguan mood
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi gangguan mood.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi gangguan mood, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Perubahan Proses Berpikir ("Disturbed Thought Processes")
Definisi: Ketidakmampuan untuk berpikir secara jernih, logis, dan koheren yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Karakteristik definisi: Perubahan isi dan proses berpikir, gangguan komunikasi, kesulitan dalam pemecahan masalah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Proses Berpikir ("Improved Thought Processes")
Definisi: Kembalinya kemampuan untuk berpikir secara jernih, logis, dan koheren dalam pengambilan keputusan.
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat mengomunikasikan pikirannya secara jelas dan terorganisir.
b. Pasien dapat memecahkan masalah dengan baik.
c. Pasien dapat mengambil keputusan dengan bijaksana.
d. Pasien menunjukkan peningkatan dalam proses berpikir.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Aktivitas Kelompok ("Group Activity Therapy")
Definisi: Intervensi yang dilakukan secara kolaboratif dengan klien dalam suatu kelompok untuk meningkatkan atau mempertahankan fungsi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Aktivitas:
a. Memfasilitasi diskusi kelompok mengenai masalah yang dihadapi dan strategi penyelesaiannya.
b. Mendorong klien untuk saling berbagi pengalaman dan memberikan dukungan sesama anggota kelompok.
c. Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial.
d. Mengembangkan aktivitas kelompok yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir klien.
2. Manajemen Diri ("Self-Management")
Definisi: Intervensi yang mendorong klien untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi strategi untuk mengatasi masalah kesehatan.
Aktivitas:
a. Membantu klien mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang perlu diubah.
b. Mengembangkan rencana aksi bersama klien untuk mengatasi masalah.
c. Mendorong klien untuk melakukan evaluasi diri dan monitoring terhadap kemajuan yang dicapai.
d. Memberikan umpan balik dan dukungan kepada klien dalam proses manajemen diri.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Perubahan Proses Berpikir" dipilih karena kondisi gangguan mood dapat menyebabkan perubahan dalam proses berpikir klien, seperti kesulitan dalam berpikir secara jernih, logis, dan koheren, serta masalah dalam pengambilan keputusan.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Peningkatan Proses Berpikir", di mana klien dapat mengembalikan kemampuan berpikir yang baik, dapat mengomunikasikan pemikirannya dengan jelas, memecahkan masalah dengan baik, dan mengambil keputusan secara bijaksana.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Terapi Aktivitas Kelompok dan Manajemen Diri. Terapi Aktivitas Kelompok bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir klien melalui diskusi kelompok, berbagi pengalaman, dan aktivitas yang dapat membantu klien dalam meningkatkan proses berpikirannya. Manajemen Diri membantu klien untuk mengidentifikasi dan merencanakan strategi dalam mengatasi masalah kesehatan, serta melakukan evaluasi diri untuk memonitor kemajuan yang dicapai.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien, diharapkan klien dengan gangguan mood dapat meningkatkan proses berpikir dan mencapai outcome yang diharapkan. -
Article No. 9027 | 15 Dec 2024
Klinis : diagnosa penurunan kesadaran, Syok sepsis, Acute Coronary Distress Syndrome (ARDS) dan Gagal Ginjal Akut. Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum lemah, akral teraba hangat, konjungtiva tidak anemis, GCS: E:3, V:x, M: 7, Vital sign: TD: 163/101 mmHg, N: 105 x/menit, RR: 16x/menit, S: 38,1oC, SPO2: 93%, EKG: Sinus Rytme, produksi urine 100 cc/12 jam dengan kateter urin, pengkajian Airway & Breathing didapatkan: RR: 16x/menit dengan bantuan ventilator PEEP 5 FIO2 40%, terpasang OPA, pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot bantu nafas tambahan, Irama nafas Ireguler, terdapat suara napas tambahan Ronki dan gurgling dan terdapat produksi sputum (ekskresi produksi banyak pada mulut dan ETT). Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit 14.490 mm3, Hb: 11 g/dl, Trombosit 234.000 mm3, Na: 137,9 Mmol/L, K: 3,84 Mmol/L, Clorida: 104,5 Mmol/L, GDS: 110, Hasil AGD: PH: 7,3, PO2: 81,7%, PCO2: 55%, HCO3: 22, BE: -2 mmol/L (menunjukan asidosis respiratorik), Hasil Rontgen: kesan atelectasis paru kanan dan tampak pneumothorax. Terapi obat: Ventolin 3x1, bisolvon 3x1, omeprazole 2x40 mg, ondansentron 2x8 mg, perimpera 3x1 IV, amlodipine 1x1 mg, cefosublectam 2x2 gr.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan:
1. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Kesadaran
- SDKI: Penurunan Kesadaran
- SLKI: Mempertahankan Fungsi Neurologi
- SIKI: Peningkatan Fungsi Neurologi
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E:3, V:x, M:7. Perawat perlu memantau dan mempertahankan kesadaran pasien, serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat penurunan kesadaran.
2. Diagnosa Keperawatan: Syok Sepsis
- SDKI: Syok
- SLKI: Pemulihan Sirkulasi
- SIKI: Manajemen Syok
Penjelasan: Pasien mengalami syok sepsis yang ditandai dengan vital sign yang tidak stabil (TD: 163/101 mmHg, N: 105 x/menit, RR: 16x/menit, S: 38,1°C) dan hasil laboratorium yang menunjukkan infeksi (leukosit 14.490 mm3). Perawat perlu melakukan intervensi untuk menstabilkan sirkulasi dan mencegah terjadinya komplikasi.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Peningkatan Oksigenasi
- SIKI: Manajemen Oksigenasi
Penjelasan: Pasien mengalami gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan SPO2 93%, RR 16x/menit dengan bantuan ventilator, adanya suara napas tambahan, dan hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan atelectasis paru kanan dan pneumothorax. Perawat perlu melakukan intervensi untuk meningkatkan oksigenasi dan mencegah komplikasi.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Fungsi Ginjal
- SDKI: Gangguan Fungsi Ginjal Akut
- SLKI: Pemulihan Fungsi Ginjal
- SIKI: Manajemen Gangguan Ginjal
Penjelasan: Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal akut yang ditandai dengan oliguria (produksi urine 100 cc/12 jam) dan hasil laboratorium yang menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit (Na: 137,9 Mmol/L, K: 3,84 Mmol/L, Cl: 104,5 Mmol/L). Perawat perlu melakukan intervensi untuk memulihkan fungsi ginjal dan mencegah komplikasi.
Secara umum, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, pemantauan yang ketat, dan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. -
Article No. 9028 | 15 Dec 2024
Klinis : Acute Respiratory Distress Syndrome
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS):
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola napas tidak sesuai dengan kebutuhan oksigen tubuh.
- SLKI: Pola napas dapat berubah-ubah, napas cepat, napas dangkal, ortopnea, dan terlihat usaha bernapas.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi pemantauan pola napas, pemberian oksigen, dan terapi pernapasan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas dari sekresi.
- SLKI: Pasien mengalami sputum yang berlebihan, batuk yang tidak efektif, dan penurunan oksigenasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi suction, nebulizer, dan mobilisasi sekresi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien mengalami penurunan berat badan, penurunan massa otot, dan kelelahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi pemberian nutrisi enteral atau parenteral, konsultasi ahli gizi, dan pemantauan status nutrisi.
4. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Pasien mengalami kelelahan, dispnea, dan peningkatan frekuensi napas saat aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi manajemen aktivitas, terapi latihan, dan edukasi tentang aktivitas.
Sebagai seorang perawat, saya akan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam membantu pasien dengan ARDS untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 9029 | 15 Dec 2024
Klinis : DS: - Klien mengeluh sesak nafas DO: - PCO2 meningkat (56.5 mmHg) - A-aDO2 (275.2 mmHg) - Ada bunyi napas tambahan (ronkhi) - Pola nafas abnormal - Napas cuping hidung - Berdasarkan hasil foto thorax ada Gambaran brokopneumonia DS: - Klien terlihat lemah - Terlihat sekret berwarna agak kecoklatan kemerahan DO: - TD pasien 81/48 mmHg - Hematokrit 43.3 (tinggi) - Leukosit 20.9 (tinggi) DS: - - DO: - Klien di restrain sehingga pergerakan terbatas - Kekuatan otot menurun karena klien dalam kondisi bedrest - Barthel indeks 0 (ketergantungan total) - Fisik lemah dan sendi kaku
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan peningkatan PCO2, rasio A-aDO2 yang tinggi, bunyi napas tambahan, pola napas abnormal, dan napas cuping hidung.
2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan hipovolemia yang ditandai dengan penurunan tekanan darah, peningkatan hematokrit, dan peningkatan leukosit.
3. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan keterbatasan pergerakan yang ditandai dengan klien di restrain, penurunan kekuatan otot, Barthel indeks 0, dan kondisi fisik lemah serta sendi kaku.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Klien menunjukkan pola napas yang teratur dan dalam
- Klien menunjukkan ABG dalam batas normal
- Klien menunjukkan tidak ada bunyi napas tambahan
2. Perfusi Jaringan Perifer Memadai
- Klien menunjukkan tekanan darah dalam batas normal
- Klien menunjukkan kadar hematokrit dan leukosit normal
- Klien menunjukkan tidak ada tanda-tanda hipovolemia
3. Mobilitas Fisik Membaik
- Klien menunjukkan peningkatan kekuatan otot
- Klien menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi
- Klien menunjukkan peningkatan skor Barthel indeks
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Pantau status pernapasan (frekuensi, kedalaman, dan irama napas)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian bronkodilator atau terapi lainnya
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif:
- Pantau tanda-tanda vital
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk meningkatkan perfusi
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Lakukan perawatan kulit dan pencegahan dekubitus
3. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Bantu aktivitas sesuai kemampuan klien
- Lakukan mobilisasi dini dan latihan rentang gerak
- Berikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan
- Latih aktivitas kehidupan sehari-hari
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 9030 | 15 Dec 2024
Klinis : DS: - Klien mengeluh sesak nafas DO: - PCO2 meningkat (56.5 mmHg) - A-aDO2 (275.2 mmHg) - Ada bunyi napas tambahan (ronkhi) - Pola nafas abnormal - Napas cuping hidung - Berdasarkan hasil foto thorax ada Gambaran brokopneumonia DS: - Klien terlihat lemah - Terlihat sekret berwarna agak kecoklatan kemerahan DO: - TD pasien 81/48 mmHg - Hematokrit 43.3 (tinggi) - Leukosit 20.9 (tinggi) DS: - - DO: - Klien di restrain sehingga pergerakan terbatas - Kekuatan otot menurun karena klien dalam kondisi bedrest - Barthel indeks 0 (ketergantungan total) - Fisik lemah dan sendi kaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) - SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan nafas yang optimal.
- Faktor yang Berhubungan: Sekret berlebihan, perubahan pola nafas, retensi sekret.
- Gejala dan Tanda: PCO2 meningkat, A-aDO2 meningkat, bunyi napas tambahan (ronkhi), pola nafas abnormal, napas cuping hidung, gambaran bronkopneumonia pada foto toraks.
2. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Pengurangan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan hemodinamik (TD 81/48 mmHg), peningkatan hematokrit (43.3%).
- Gejala dan Tanda: Lemah, sekret berwarna agak kecoklatan kemerahan.
3. Diagnosa Keperawatan: Mobilitas Fisik Terganggu
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terarah dari satu atau lebih ekstremitas.
- Faktor yang Berhubungan: Restrain, penurunan kekuatan otot, kondisi bedrest, fisik lemah, sendi kaku.
- Gejala dan Tanda: Pergerakan terbatas, penurunan kekuatan otot, Barthel indeks 0 (ketergantungan total).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur tentang definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala dan tanda dari diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur tentang hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur tentang tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 9031 | 15 Dec 2024
Klinis : DS: - Klien mengeluh sesak nafas DO: - PCO2 meningkat (56.5 mmHg) - A-aDO2 (275.2 mmHg) - Ada bunyi napas tambahan (ronkhi) - Pola nafas abnormal - Napas cuping hidung - Berdasarkan hasil foto thorax ada Gambaran brokopneumonia DS: - Klien terlihat lemah - Terlihat sekret berwarna agak kecoklatan kemerahan DO: - TD pasien 81/48 mmHg - Hematokrit 43.3 (tinggi) - Leukosit 20.9 (tinggi) DS: - - DO: - Klien di restrain sehingga pergerakan terbatas - Kekuatan otot menurun karena klien dalam kondisi bedrest - Barthel indeks 0 (ketergantungan total) - Fisik lemah dan sendi kaku
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
Tanda dan Gejala:
- DS: Klien mengeluh sesak napas
- DO: PCO2 meningkat, A-aDO2 meningkat, ada bunyi napas tambahan (ronki), pola napas abnormal, napas cuping hidung, gambaran bronkopneumonia pada foto toraks.
2. Perfusi Jaringan Kardiopulmoner Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.
Penyebab: Gangguan ventilasi-perfusi, gangguan mekanik pernapasan, kekurangan substrat.
Tanda dan Gejala:
- DS: Klien mengeluh sesak napas
- DO: PCO2 meningkat, A-aDO2 meningkat, napas cuping hidung.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
Penyebab: Kelemahan, keterbatasan fisik, kelelahan.
Tanda dan Gejala:
- DS: Klien terlihat lemah
- DO: TD pasien rendah, hematokrit tinggi, leukosit tinggi, klien direstrain sehingga pergerakan terbatas, kekuatan otot menurun, Barthel indeks 0 (ketergantungan total), fisik lemah dan sendi kaku.
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
1. Bersihan Jalan Napas
- Bebas dari sekret
- Batuk efektif
- Suara napas bersih
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
2. Perfusi Jaringan: Kardiopulmoner
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
- Oksigenasi jaringan adekuat
3. Mobilitas
- Kekuatan otot meningkat
- Rentang gerak sendi meningkat
- Kemandirian dalam aktivitas sehari-hari meningkat
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Ventilasi Mekanis
- Terapi Oksigen
- Manajemen Sekret
2. Perfusi Jaringan Kardiopulmoner Tidak Efektif
- Manajemen Hemodinamik
- Manajemen Oksigenasi
- Terapi Cairan
- Pemantauan Hemodinamik
3. Intoleransi Aktivitas
- Peningkatan Mobilitas
- Manajemen Energi
- Terapi Latihan
- Manajemen Aktivitas
Penjelasan rinci:
- Diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI menggambarkan masalah kesehatan yang dialami oleh klien. Setiap diagnosis memiliki definisi, penyebab, dan tanda/gejala yang spesifik.
- Luaran atau output SLKI menggambarkan hasil atau tujuan yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan. Luaran ini bersifat spesifik, dapat diukur, dan berorientasi pada klien.
- Intervensi keperawatan SIKI merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi dipilih berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditegakkan.
- Penjelasan rinci di atas memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi klien, diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan. -
Article No. 8956 | 15 Dec 2024
Klinis : Pada saat pengkajian klien mengatakan Pasien mengatakan badan terasa lemas,panas naik turun, demam, menggigil, mual dan nafsu makan menurun,punggung kaki kanan sedikit bengkak, terdapat abses pada telapak kaki kananluas 1 cm,kemerahan,bagian tengah lunak dan ada sedikitcairan/nanah dibawah kulit TTV: TD: 160/70 mmHg, HR: 125 x/m, S: 39,1, RR: 20 x/m, Spo2 95 %,WBC 21,4,GDA 293
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan pertumbuhan organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan singkat:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil, peningkatan jumlah leukosit, dan abses pada telapak kaki kanan.
- Adanya luka terbuka (abses) meningkatkan risiko masuknya patogen dan perkembangan infeksi.
- Kondisi ini perlu penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
2. Gangguan termoregulasi
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami demam dan fluktuasi suhu tubuh yang menunjukkan gangguan dalam mengatur suhu tubuh.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi atau proses patologis lainnya yang mempengaruhi mekanisme termoregulasi.
- Perlu pemantauan dan penanganan yang tepat untuk menjaga suhu tubuh dalam batas normal.
3. Penurunan intake nutrisi
Definisi: Asupan makanan dan/atau cairan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan singkat:
- Pasien mengeluhkan penurunan nafsu makan, yang dapat berdampak pada intake nutrisi yang tidak adekuat.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh gejala infeksi seperti mual dan demam, yang dapat mengganggu selera makan.
- Penurunan intake nutrisi dapat memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko komplikasi.
Standar diagnosa dan intervensi keperawatan yang sesuai adalah:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan standar-standar tersebut untuk menjadi panduan bagi perawat dalam melakukan praktik keperawatan yang berkualitas dan terstandarisasi. -
Article No. 8957 | 15 Dec 2024
Klinis : Pada saat pengkajian klien mengatakan Pasien mengatakan badan terasa lemas,panas naik turun, demam, menggigil, mual dan nafsu makan menurun,punggung kaki kanan sedikit bengkak, terdapat abses pada telapak kaki kananluas 1 cm,kemerahan,bagian tengah lunak dan ada sedikitcairan/nanah dibawah kulit TTV: TD: 160/70 mmHg, HR: 125 x/m, S: 39,1, RR: 20 x/m, Spo2 95 %,WBC 21,4,GDA 293 mohon buatkan DS dan DO sertakan diagnosa yg berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis dan penjelasan terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu tubuh di atas normal, menggigil, dan demam.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan ditandai dengan asupan makanan yang menurun.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum yang dirasakan pasien.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan.
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi:
- Gejala: Suhu tubuh meningkat, menggigil, dan demam.
- Disebabkan oleh adanya infeksi yang menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh.
- Memerlukan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh dan mengatasi penyebab infeksi.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan:
- Gejala: Asupan makanan yang menurun, penurunan berat badan.
- Disebabkan oleh gejala infeksi yang menyebabkan penurunan nafsu makan.
- Memerlukan intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi dan mengatasi penyebab penurunan nafsu makan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum:
- Gejala: Pasien merasa lemah dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
- Disebabkan oleh infeksi dan kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan fisik pasien.
- Memerlukan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan memfasilitasi pemulihan.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan:
- Gejala: Adanya abses pada telapak kaki kanan, bengkak, kemerahan, dan cairan nanah.
- Disebabkan oleh infeksi lokal yang dapat menyebar dan menimbulkan komplikasi.
- Memerlukan intervensi untuk mencegah penyebaran infeksi dan menangani infeksi lokal.
Berdasarkan informasi yang diberikan, tampak bahwa pasien mengalami kondisi infeksi yang ditandai dengan gejala seperti demam, mual, penurunan nafsu makan, dan abses pada telapak kaki. Diperlukan penanganan komprehensif untuk mengatasi infeksi, menjaga status nutrisi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8958 | 15 Dec 2024
Klinis : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan: - Gejala: Adanya abses pada telapak kaki kanan, bengkak, kemerahan, dan cairan nanah. - Disebabkan oleh infeksi lokal yang dapat menyebar dan menimbulkan komplikasi. - Memerlukan intervensi untuk mencegah penyebaran infeksi dan menangani infeksi loka mohon buatkan DS dan DO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Resiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
- Gejala dan tanda yang mendukung diagnosis ini adalah adanya abses pada telapak kaki kanan, bengkak, kemerahan, dan cairan nanah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pencegahan Infeksi: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
- Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi penyebaran infeksi dan infeksi lokal dapat diatasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan Luka: Tindakan untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
- Debridemen luka untuk membersihkan jaringan nekrotik.
- Pemberian antibiotik topikal untuk menangani infeksi lokal.
- Perawatan luka secara aseptik untuk mencegah penyebaran infeksi.
- Edukasi kepada pasien tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi.
Data Subyektif (DS):
- Pasien mengeluhkan adanya abses pada telapak kaki kanan.
- Pasien mengatakan rasa nyeri dan tidak nyaman pada area luka.
Data Obyektif (DO):
- Ditemukan abses pada telapak kaki kanan, dengan tanda-tanda infeksi berupa bengkak, kemerahan, dan cairan nanah.
- Vital signs dalam batas normal.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencegah penyebaran infeksi dan menangani infeksi lokal pada pasien. Intervensi keperawatan yang dilakukan akan berfokus pada perawatan luka secara aseptik, pemberian antibiotik topikal, dan edukasi kepada pasien tentang perawatan luka serta pencegahan infeksi.