Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8974 | 15 Dec 2024
Klinis : Pasien dengan cedera kepala sedang karena jatuh tingkat kesadaran dpo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien dengan cedera kepala sedang akibat jatuh dan penurunan tingkat kesadaran, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Perubahan Perfusi Serebral Terganggu
Penjelasan:
Perubahan Perfusi Serebral Terganggu adalah kondisi di mana terjadi penurunan aliran darah yang dapat menyebabkan penurunan oksigenasi dan nutrisi ke otak, sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau disfungsi serebral. Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan cedera kepala sedang.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan sistem kardiovaskular untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke otak.
- Faktor Risiko: Trauma, peningkatan tekanan intrakranial, hipoksia, hipotensi, dan gangguan perfusi sistemik.
- Gejala dan Tanda: Penurunan tingkat kesadaran, perubahan fungsi motorik, perubahan tanda-tanda vital, dan adanya kerusakan saraf.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi serebral membaik, fungsi neurologis membaik, dan stabilitas hemodinamik terjaga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigen, manajemen cairan dan elektrolit, serta intervensi untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial.
Persona: Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memastikan pasien dengan cedera kepala sedang mendapatkan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi perubahan perfusi serebral yang terganggu. Pemantauan yang ketat terhadap tanda-tanda vital, manajemen oksigen, dan intervensi untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial akan menjadi prioritas utama dalam penanganan pasien ini. -
Article No. 8975 | 15 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan sudah 2 hari sariawan, tidak bisa makan karena nyeri sariawan di mulut, pasien mengatakan tidak nyaman saat berbicara karena sariawan nya, pasien tampak gelisah, merintis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Oral Akut
(SDKI: Nyeri Oral Akut)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Oral Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan rongga mulut yang terjadi secara tiba-tiba dan memerlukan penanganan segera.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Oral Terkontrol
2. Kemampuan Mengatasi Nyeri Oral
3. Kenyamanan Rongga Mulut Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Perawatan Mukosa Oral
3. Terapi Bermain
Berdasarkan kondisi pasien yang anda sampaikan, pasien mengalami sariawan di mulut yang menyebabkan nyeri saat makan dan berbicara, serta tampak gelisah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Oral Akut, dimana pasien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan di rongga mulut. Penanganan yang perlu dilakukan meliputi manajemen nyeri, perawatan mukosa oral, dan terapi bermain untuk mengatasi kecemasan pasien. -
Article No. 8976 | 15 Dec 2024
Klinis : Infeksi h pylori
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi infeksi H. pylori. Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Pencernaan berhubungan dengan Infeksi H. pylori
Penjelasan:
Infeksi H. pylori dapat menyebabkan risiko terjadinya infeksi pada saluran pencernaan. H. pylori adalah bakteri yang dapat menyebabkan peradangan pada lapisan dalam lambung (gastritis) dan duodenum (duodenitis), serta dapat meningkatkan risiko terjadinya ulkus peptikum dan kanker lambung. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang relevan adalah Risiko Infeksi Saluran Pencernaan berhubungan dengan Infeksi H. pylori.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen pada saluran pencernaan, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Infeksi H. pylori, penurunan imunitas, malnutrisi, prosedur invasif.
- Gejala dan Tanda: Diare, mual, muntah, nyeri perut, perdarahan saluran cerna.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi saluran pencernaan, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada gejala gastrointestinal.
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran pencernaan, fungsi gastrointestinal optimal, status nutrisi optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan status nutrisi, pemberian obat-obatan anti infeksi, edukasi mengenai infeksi H. pylori dan pencegahannya.
Dalam penanganan infeksi H. pylori, peran perawat sangat penting dalam melakukan pemantauan, pemberian terapi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 8977 | 15 Dec 2024
Klinis : Infeksi h pylori
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi infeksi H. pylori dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi H. pylori ditandai dengan keluhan nyeri perut.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat infeksi H. pylori.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan sistem imun yang tertekan akibat infeksi H. pylori.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa nyeri.
2. Status Nutrisi: Keadaan kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan penggunaan nutrisi.
3. Kontrol Infeksi: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk memfasilitasi kenyamanan fisik, emosional, dan spiritual individu yang mengalami nyeri.
2. Manajemen Nutrisi: Tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan status nutrisi.
3. Pencegahan Infeksi: Tindakan untuk melindungi individu dari infeksi.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI ini bertujuan untuk membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan infeksi H. pylori. -
Article No. 8978 | 15 Dec 2024
Klinis : lelah, dan sering pusing serta nyeri tulang di area punggung dan tungkai. DO: Pasien tampak lemas Pasien tampak meringis kesakitan Konjungtiva anemis Kulit pasien tampak pucat Hemoglobin : 7,5 g/dl Leukosit : 120.000/mm³ Trombosit : 55.000/mm³ Hasil aspirasi sumsum tulang menunjukan proliferasi sel blast yang tidak normal • TTV : Tekanan Darah :130/90 mmHg • Nadi : 110x/menit • RR : 27x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas informasi yang Anda berikan. Berdasarkan gejala dan data yang Anda sampaikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Fatigue (Kelelahan)
Definisi: Sensasi subjektif keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang diinginkan.
2. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
3. Risiko Perdarahan
Definisi: Rentan mengalami hilangnya darah dari sistem vaskuler yang melebihi mekanisme hemostasis normal.
Penjelasan Singkat:
1. Fatigue (Kelelahan)
- Penyebab: Anemia, proliferasi sel blast, dan kondisi umum yang buruk.
- Gejala: Pasien tampak lemas, menurunnya aktivitas fisik dan mental.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen energi, atur istirahat yang cukup, dan identifikasi serta tangani penyebab kelelahan.
2. Nyeri Kronis
- Penyebab: Kemungkinan adanya kompresi atau kerusakan tulang akibat proliferasi sel blast.
- Gejala: Pasien tampak meringis kesakitan, nyeri di area punggung dan tungkai.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan nyeri, dan terapi komplementer.
3. Risiko Perdarahan
- Penyebab: Trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) akibat proliferasi sel blast.
- Gejala: Konjungtiva anemis, kulit pucat.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda perdarahan, menjaga kebersihan dan keutuhan kulit, serta kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan kondisi dasar.
Tindakan Keperawatan yang dapat dilakukan:
- Manajemen energi dan aktivitas
- Manajemen nyeri
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status perdarahan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan kondisi dasar
Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran umum terkait diagnosa keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 8979 | 15 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan pusing, badan terasa lemas, demam, berat badan menurun tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, gusi berdarah tiap beberapa jam sekali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat saya berikan beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Malnutrisi Berhubungan dengan Intake Makanan yang Tidak Adekuat
2. Perubahan Mukosa Mulut Berhubungan dengan Ketidakseimbangan Nutrisi
3. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Sistem Imun
Penjelasan:
1. Malnutrisi Berhubungan dengan Intake Makanan yang Tidak Adekuat
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan dimana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan berat badan, peningkatan massa otot, peningkatan kadar albumin serum.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nutrisi, pemberian makanan tambahan, edukasi tentang kebutuhan nutrisi.
2. Perubahan Mukosa Mulut Berhubungan dengan Ketidakseimbangan Nutrisi
- SDKI: Keadaan dimana terjadi perubahan pada jaringan mukosa rongga mulut.
- SLKI: Perbaikan integritas mukosa mulut, perbaikan rasa nyaman dalam rongga mulut.
- SIKI: Perawatan mulut, manajemen nyeri, pemberian suplemen nutrisi.
3. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Sistem Imun
- SDKI: Keadaan di mana individu rentan terhadap serangan organisme patogen.
- SLKI: Tidak terjadi infeksi, peningkatan sistem imun tubuh.
- SIKI: Manajemen infeksi, pemberian terapi antibiotik, edukasi tentang pencegahan infeksi.
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada malnutrisi, perubahan mukosa mulut, dan risiko infeksi. Diagnosa keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 8980 | 15 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan pusing, badan terasa lemas, demam, berat badan menurun tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, gusi berdarah tiap beberapa jam sekali.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nutrisi tidak seimbang: Kurang dari kebutuhan tubuh (NKSB)
Kondisi ini ditandai dengan penurunan berat badan tanpa sebab, gejala yang mencakup pusing, lemah, dan sariawan yang tidak kunjung sembuh. Hal ini mengindikasikan adanya defisiensi nutrisi yang dapat menyebabkan malnutrisi.
2. Perdarahan (PDRH)
Kondisi ini ditandai dengan gusi yang berdarah secara berkala. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti defisiensi vitamin atau gangguan pembekuan darah.
3. Hipertermia (HPTR)
Kondisi ini ditandai dengan adanya demam yang dialami oleh pasien. Demam dapat menjadi tanda adanya infeksi atau respons inflamasi dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nutrisi tidak seimbang: Kurang dari kebutuhan tubuh (NKSB)
- Pasien mencapai berat badan ideal sesuai status gizi
- Pasien tidak mengalami pusing, lemah, atau sariawan yang tidak kunjung sembuh
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian
2. Perdarahan (PDRH)
- Perdarahan pada gusi berhenti atau berkurang secara signifikan
- Tidak terjadi komplikasi akibat perdarahan, seperti anemia
3. Hipertermia (HPTR)
- Suhu tubuh pasien kembali normal
- Pasien tidak lagi mengalami demam
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nutrisi tidak seimbang: Kurang dari kebutuhan tubuh (NKSB)
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif, termasuk riwayat makan, berat badan, dan pemeriksaan fisik
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi seimbang dan strategi untuk meningkatkan asupan makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Pantau asupan dan output cairan serta berat badan pasien secara berkala
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan untuk mencukupi kebutuhan
2. Perdarahan (PDRH)
- Lakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi penyebab perdarahan
- Berikan perawatan pada area perdarahan, misalnya dengan menggunakan obat topical
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan secara berkala
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan dan penanganan perdarahan
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab dasar perdarahan, jika diperlukan
3. Hipertermia (HPTR)
- Lakukan pengkajian kondisi pasien secara komprehensif, termasuk riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
- Berikan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat, pemberian antipiretik, dan pengaturan lingkungan
- Pantau suhu tubuh, tanda-tanda vital, dan respons pasien terhadap intervensi
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penanganan demam
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab demam dan mengobati kondisi dasar, jika diperlukan
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan memulihkan kondisi kesehatannya. -
Article No. 8981 | 15 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan pusing, badan terasa lemas, demam, berat badan menurun tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, gusi berdarah tiap beberapa jam sekali.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan gejala-gejala yang dialami oleh pasien, yaitu pusing, badan terasa lemas, demam, penurunan berat badan tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, dan gusi berdarah tiap beberapa jam sekali, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.81
- Deskripsi: Malaise dan fatigue
2. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
3. Kode ICD-10:
- Kode: R63.4
- Deskripsi: Penurunan berat badan abnormal
4. Kode ICD-10:
- Kode: K12.0
- Deskripsi: Stomatitis aftosa
5. Kode ICD-10:
- Kode: K06.1
- Deskripsi: Gingivitis kronis
Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien, diagnosis yang dapat diberikan adalah malaise dan fatigue, demam tidak terspesifikasi, penurunan berat badan abnormal, stomatitis aftosa, dan gingivitis kronis. Tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang sesuai dengan kondisi ini, karena belum ada tindakan medis yang dilaporkan.
Penting untuk dilakukan pemeriksaan dan anamnesis lebih lanjut untuk menentukan penyebab dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien, serta mempertimbangkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang lebih spesifik. -
Article No. 8982 | 15 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan pusing, badan terasa lemas, demam, berat badan menurun tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, gusi berdarah tiap beberapa jam sekali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Malnutrisi Defisit Volume Cairan
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, yang dapat mengindikasikan adanya masalah nutrisi dan cairan. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan, pusing, dan demam.
2. Risiko Infeksi
Penjelasan: Sariawan yang tidak kunjung sembuh dan gusi yang berdarah dapat menjadi indikasi adanya risiko infeksi, yang dapat disebabkan oleh faktor internal (imunitas yang menurun) atau eksternal (lingkungan).
3. Nyeri Akut
Penjelasan: Gusi yang berdarah dan sariawan yang tidak sembuh-sembuh dapat menyebabkan nyeri akut pada pasien.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI dan SIKI):
1. Malnutrisi Defisit Volume Cairan
- Luaran: Status Nutrisi Adekuat, Status Cairan Adekuat
- Intervensi: Pemantauan nutrisi, Manajemen Intake Nutrisi, Manajemen Cairan
2. Risiko Infeksi
- Luaran: Bebas Infeksi
- Intervensi: Manajemen Infeksi, Perawatan Luka, Edukasi Pencegahan Infeksi
3. Nyeri Akut
- Luaran: Bebas Nyeri
- Intervensi: Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer Nyeri, Edukasi Manajemen Nyeri
Dengan penerapan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan kondisi pasien dapat segera membaik dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 8983 | 15 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan pusing, badan terasa lemas, demam, berat badan menurun tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, gusi berdarah tiap beberapa jam sekali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara Asupan dan Kebutuhan Nutrisi, ditandai dengan berat badan menurun tanpa sebab, pusing, dan badan terasa lemas.
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan Gangguan Integritas Mukosa, ditandai dengan sariawan yang tidak kunjung sembuh dan gusi berdarah.
3. Hipertermia berhubungan dengan Proses Penyakit, ditandai dengan demam.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus intervensi keperawatan. Diagnosa keperawatan yang telah disebutkan diatas sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengukur hasil dari intervensi keperawatan yang diberikan. Luaran yang diharapkan untuk diagnosa di atas adalah pemulihan status nutrisi, kontrol perdarahan, dan normalisasi suhu tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Intervensi yang dapat diberikan untuk diagnosa di atas antara lain pemberian nutrisi enteral/parenteral, perawatan luka, dan pemberian obat antipiretik.
Dengan menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan pasien.