Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9114 | 16 Dec 2024
Klinis : Saat dikaji klien mengeluh keluhan nyeri pada kaki kirinya yang cedera, kekuatan otot klien pada bagian kanan atas adalah 5 pada kanan bawah 5 pada bagian kira atas 5 dan kiri bawah 3, klien mengalami fraktur di kaki bagian kiri.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan nyeri pada kaki kiri yang cedera serta penurunan kekuatan otot pada bagian kaki kiri, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Berhubungan dengan cedera pada kaki kiri yang ditandai dengan keluhan nyeri oleh klien.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
Berhubungan dengan fraktur pada kaki kiri yang ditandai dengan penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah kiri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Klien melaporkan nyeri berkurang
- Klien dapat mengendalikan nyeri dengan menggunakan teknik manajemen nyeri
2. Mobilitas Fisik Meningkat
- Klien dapat melakukan pergerakan aktif pada ekstremitas bawah kiri
- Kekuatan otot ekstremitas bawah kiri meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgetik sesuai resep
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan nyeri
2. Terapi Latihan
- Kaji tingkat mobilitas fisik klien
- Berikan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada ekstremitas bawah kiri
- Berikan latihan penguatan otot ekstremitas bawah kiri
- Pantau respon klien terhadap program latihan
3. Perawatan Luka
- Bersihkan dan balut luka fraktur sesuai prosedur
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan fraktur
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan nyeri akut dan gangguan mobilitas fisik didasarkan pada keluhan klien serta adanya penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah kiri akibat fraktur. Luaran yang diharapkan adalah nyeri terkontrol dan mobilitas fisik meningkat, yang dapat dicapai melalui intervensi manajemen nyeri, terapi latihan, dan perawatan luka. Manajemen nyeri dilakukan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien, sedangkan terapi latihan dan perawatan luka ditujukan untuk memulihkan mobilitas dan meningkatkan kekuatan otot. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk penatalaksanaan yang komprehensif. -
Article No. 9115 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh nyeri dikaki kanan, saat dikaji kekuatan otot pasien 3 di kaki sebelah kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh nyeri di kaki kanan dan memiliki kekuatan otot 3 di kaki sebelah kanan, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" (00085). Diagnosa ini mengacu pada keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang independen dan terkoordinasi dalam lingkup lingkungan).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran SLKI sebagai berikut:
1. Mobilitas (0208): Kemampuan untuk bergerak secara independen, terkoordinasi, dan efisien di berbagai lingkungan.
2. Fungsi Aktivitas (0300): Kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara independen.
3. Kontrol Nyeri (1605): Kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran SLKI yang diharapkan, maka Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Mobilitas (0200):
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas pasien
- Bantu pasien dalam melakukan latihan-latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot
- Ajarkan teknik penggunaan alat bantu gerak jika diperlukan
- Lakukan kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi pasien
2. Manajemen Nyeri (1400):
- Identifikasi karakteristik nyeri pasien (lokasi, intensitas, durasi, dll.)
- Berikan intervensi farmakologis sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, dll.
- Monitor efektivitas intervensi dalam meredakan nyeri pasien
3. Peningkatan Aktivitas (0200):
- Nilai kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Berikan latihan dan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan fungsional pasien
- Libatkan keluarga dalam proses peningkatan aktivitas pasien
- Monitor dan evaluasi kemajuan pasien dalam melakukan aktivitas
Melalui implementasi Intervensi Keperawatan SIKI yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran SLKI yang optimal, yaitu peningkatan mobilitas, fungsi aktivitas, dan kontrol nyeri. Asuhan Keperawatan yang tepat akan membantu pasien mencapai kemandirian dalam beraktivitas dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 9116 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien berlebihan bicara dan ingin tau hal secara detail
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang berlebihan bicara dan ingin tahu hal secara detail.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Komunikasi Verbal Berlebih". Diagnosa ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia) dan menggambarkan situasi di mana pasien menunjukkan perilaku komunikasi verbal yang berlebihan, seperti berbicara secara terus-menerus dan mencari informasi secara berlebihan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat mengenali dan mengungkapkan perasaan serta kebutuhannya dengan cara yang efektif.
2. Pasien dapat mengatur volume dan kecepatan bicara sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Pasien dapat memelihara konsentrasi dan fokus dalam berkomunikasi.
4. Pasien dapat menerima informasi dengan baik dan tidak mencari informasi secara berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Komunikasi Terapeutik
- Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian untuk memahami kebutuhan pasien.
- Membantu pasien mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan serta kebutuhannya dengan cara yang tepat.
- Memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif untuk menghargai upaya pasien dalam berkomunikasi.
2. Manajemen Aktivitas
- Membantu pasien mengatur volume dan kecepatan bicara sesuai dengan situasi dan kondisi.
- Memberikan latihan dan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol komunikasi verbal.
- Mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu perilaku komunikasi berlebih.
3. Edukasi Kesehatan
- Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya komunikasi yang efektif dan seimbang.
- Membantu pasien memahami dampak dari komunikasi verbal berlebih dan strategi untuk mengatasinya.
- Mendorong pasien untuk menerima informasi dengan baik dan tidak mencari informasi secara berlebihan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, seperti mampu mengatur komunikasi verbal secara efektif, memenuhi kebutuhannya dengan cara yang tepat, dan tidak mencari informasi secara berlebihan. Hal ini akan membantu pasien meningkatkan kualitas komunikasi dan interaksi sosialnya. -
Article No. 8960 | 15 Dec 2024
Klinis : ketidakstrabilan gula darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi ketidakstabilan gula darah.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ketidakstabilan gula darah adalah "Risiko Hipoglikemia" (00028). Diagnosa ini menggambarkan situasi di mana individu berisiko mengalami penurunan kadar gula darah di bawah normal, yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi ketidakstabilan gula darah adalah:
a. Stabilitas Glukosa Darah (0802): Nilai gula darah berada dalam rentang normal.
b. Pengetahuan: Manajemen Diabetes (1820): Pasien menunjukkan pemahaman tentang cara mengelola diabetes secara efektif.
c. Perilaku Pencegahan (1828): Pasien menunjukkan perilaku yang mendukung pencegahan komplikasi akibat ketidakstabilan gula darah.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Glukosa Darah (6680): Memantau kadar gula darah pasien secara berkala untuk mengidentifikasi fluktuasi dan tren.
b. Edukasi Manajemen Diabetes (5618): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan diabetes, termasuk pengaturan diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan.
c. Manajemen Hipoglikemia (2130): Melakukan intervensi segera untuk mengatasi episode hipoglikemia, seperti pemberian makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat.
d. Pengaturan Diet (1120): Membantu pasien mengatur pola makan dan asupan makanan yang sesuai untuk mengelola diabetes.
e. Terapi Latihan: Aktivitas Fisik (0200): Merekomendasikan dan memantau aktivitas fisik yang sesuai untuk pasien dengan diabetes.
f. Manajemen Obat: Insulin (2300): Memastikan penggunaan insulin yang tepat dan pemantauan efeknya.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Risiko Hipoglikemia" menggambarkan kondisi di mana pasien berisiko mengalami penurunan kadar gula darah di bawah normal, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kejang, kehilangan kesadaran, dan bahkan kematian. Diagnosa ini memfokuskan asuhan keperawatan pada upaya pencegahan dan pengelolaan risiko hipoglikemia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup stabilitas gula darah, peningkatan pengetahuan pasien tentang manajemen diabetes, dan pembentukan perilaku pencegahan komplikasi. Tujuan akhirnya adalah membantu pasien mencapai kontrol glikemik yang optimal dan mencegah dampak buruk dari ketidakstabilan gula darah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) mencakup pemantauan gula darah, edukasi manajemen diabetes, penanganan hipoglikemia, pengaturan diet, aktivitas fisik, dan pengaturan obat-obatan. Intervensi ini bertujuan untuk memantau, mengelola, dan mengedukasi pasien dalam upaya mencapai stabilitas gula darah dan mencegah komplikasi.
Implementasi asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan mengelola ketidakstabilan gula darah secara efektif. -
Article No. 8961 | 15 Dec 2024
Klinis : ketidakstrabilan gula darah pada bayi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi ketidakstabilan gula darah pada bayi dari perspektif seorang perawat profesional.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketidakstabilan gula darah pada bayi adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh". Kondisi ini ditandai dengan kadar gula darah yang tidak stabil, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah pada produksi, sekresi, atau penggunaan insulin, atau asupan nutrisi yang tidak adekuat.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan bayi dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu:
a. Stabilitas Kadar Gula Darah: Bayi menunjukkan kadar gula darah yang stabil dalam rentang normal.
b. Pertumbuhan dan Perkembangan Optimal: Bayi menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia dan status kesehatannya.
c. Tidak Terjadi Komplikasi: Bayi tidak mengalami komplikasi akibat ketidakstabilan gula darah, seperti hipoglikemia atau hiperglikemia.
d. Peningkatan Pengetahuan dan Kemampuan Orang Tua: Orang tua menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola kondisi ketidakstabilan gula darah pada bayi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, meliputi:
a. Pemantauan Kadar Gula Darah secara Berkala: Perawat melakukan pemantauan kadar gula darah bayi secara teratur, baik melalui pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan kadar gula darah secara langsung.
b. Manajemen Pemberian Nutrisi: Perawat berkoordinasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatur pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi, termasuk pemberian cairan intravena, formula susu, atau pemberian nutrisi parenteral jika diperlukan.
c. Pengaturan Pemberian Insulin: Jika diperlukan, perawat akan berkoordinasi dengan dokter untuk mengatur pemberian insulin sesuai dengan kebutuhan bayi, serta memantau efektivitas dan efek samping penggunaan insulin.
d. Edukasi dan Dukungan kepada Orang Tua: Perawat memberikan edukasi kepada orang tua terkait pengelolaan ketidakstabilan gula darah pada bayi, termasuk pemantauan, pemberian nutrisi, dan pengenalan tanda-tanda komplikasi. Perawat juga memberikan dukungan emosional dan praktis kepada orang tua dalam merawat bayi.
e. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Perawat berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesional kesehatan lainnya untuk mengkoordinasikan asuhan yang komprehensif bagi bayi dengan ketidakstabilan gula darah.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan bayi dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu stabilitas kadar gula darah, pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta tidak terjadi komplikasi. Selain itu, peningkatan pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam mengelola kondisi ini juga menjadi salah satu tujuan penting dalam asuhan keperawatan. -
Article No. 8962 | 15 Dec 2024
Klinis : sejak jam 11 siang pasien tiba-tiba bengkak dan gatal dibagian wajah setelah minum ketorolac tablet. lalu pasien minum cetirizin tab dan menjadi sesak nafas. bengkak semakin bertambah. pasien sering gatal setelah minum obat nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Reaksi Alergi Obat
Definisi: Respon negatif tubuh terhadap obat yang menyebabkan gejala-gejala, seperti gatal-gatal, bengkak, sesak nafas, dan tanda-tanda hipersensitivitas lainnya.
Penyebab:
1. Riwayat alergi obat sebelumnya
2. Pemberian obat yang memicu reaksi alergi (dalam kasus ini, ketorolac dan cetirizin)
Karakteristik Definisi:
1. Bengkak dan kemerahan pada wajah
2. Gatal-gatal setelah minum obat
3. Sesak nafas setelah minum obat
4. Riwayat alergi obat
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Gejala alergi berkurang
2. Tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada kesulitan bernafas
4. Tidak ada reaksi alergi setelah minum obat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) secara berkala
2. Pantau adanya tanda-tanda reaksi alergi (bengkak, gatal-gatal, sesak nafas)
3. Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mengatasi sesak nafas
4. Berikan obat anti-alergi (antihistamin, kortikosteroid) sesuai dengan instruksi dokter
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda reaksi alergi obat dan pentingnya melaporkan segera jika terjadi
6. Anjurkan pasien untuk tidak mengkonsumsi obat yang memicu reaksi alergi sebelumnya
7. Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi penggunaan obat yang aman bagi pasien
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Reaksi Alergi Obat" dipilih karena gejala yang dialami pasien, yaitu bengkak dan gatal pada wajah, sesak nafas, serta riwayat alergi obat, sesuai dengan kriteria definisi pada SDKI. Intervensi keperawatan diarahkan untuk memantau tanda-tanda vital, gejala alergi, memberikan oksigen dan obat anti-alergi, serta melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga. Tujuan luaran adalah untuk mengatasi gejala alergi, menjaga tanda vital dalam batas normal, dan mencegah timbulnya reaksi alergi yang lebih berat. -
Article No. 8963 | 15 Dec 2024
Klinis : sejak jam 11 siang pasien tiba-tiba bengkak dan gatal dibagian wajah setelah minum ketorolac tablet. lalu pasien minum cetirizin tab dan menjadi sesak nafas. bengkak semakin bertambah. pasien sering gatal setelah minum obat nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Risiko alergi obat berhubungan dengan reaksi alergi terhadap ketorolac dan cetirizin.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko alergi obat adalah keadaan di mana individu rentan mengalami reaksi imunologis yang tidak diinginkan akibat terpapar obat-obatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali tanda dan gejala reaksi alergi, dapat mengidentifikasi pemicu alergi, dan tidak mengalami komplikasi akibat reaksi alergi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, memantau respons terhadap obat, memberikan obat antihistamin, dan mengajarkan pasien mengenali tanda-tanda alergi.
Sebagai perawat, saya sangat memahami kondisi pasien ini dan akan berusaha memberikan perawatan yang sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. Saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8964 | 15 Dec 2024
Klinis : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan: - Gejala: Adanya abses pada telapak kaki kanan, bengkak, kemerahan, dan cairan nanah. - Disebabkan oleh infeksi lokal yang dapat menyebar dan menimbulkan komplikasi. - Memerlukan intervensi untuk mencegah penyebaran infeksi dan menangani infeksi loka mohon buatkan DS dan DO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Saya adalah perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan abses pada telapak kaki kanan.
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengeluhkan adanya abses pada telapak kaki kanan.
- Pasien merasakan bengkak, kemerahan, dan cairan nanah pada telapak kaki kanan.
Data Objektif (DO):
- Ditemukan abses pada telapak kaki kanan.
- Tampak bengkak, kemerahan, dan cairan nanah pada telapak kaki kanan.
- Tanda-tanda infeksi lokal seperti peningkatan suhu, nyeri, dan pembengkakan.
Analisis dan Interpretasi:
Pasien memiliki risiko infeksi yang disebabkan oleh adanya abses pada telapak kaki kanan. Abses tersebut dapat menyebabkan infeksi lokal yang dapat menyebar dan menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani dengan segera.
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Infeksi
2. Perawatan Luka
3. Pemantauan Tanda Vital
4. Manajemen Nyeri
Rencana Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Melakukan penilaian tanda dan gejala infeksi.
2. Melakukan perawatan luka abses sesuai prosedur aseptik.
3. Memantau tanda-tanda vital secara berkala.
4. Memberikan intervensi untuk mengurangi nyeri.
5. Melakukan edukasi tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi.
Evaluasi (SDKI):
Setelah intervensi keperawatan dilakukan, diharapkan pasien dapat mencegah penyebaran infeksi dan mengatasi infeksi lokal pada telapak kaki kanan.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus risiko infeksi berhubungan dengan abses pada telapak kaki kanan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 8965 | 15 Dec 2024
Klinis : Pasien diabetes tipe 2 Kaki tangan kesemutan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Neuropati Perifer berhubungan dengan Diabetes Melitus Tipe 2
Penjelasan:
- Pasien dengan Diabetes Melitus Tipe 2 memiliki risiko tinggi mengalami neuropati perifer, yang ditandai dengan gejala kesemutan pada kaki dan tangan.
- Neuropati perifer adalah kondisi kerusakan saraf akibat tingginya kadar glukosa darah yang tidak terkontrol.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kerusakan pada saraf tepi yang disebabkan oleh diabetes.
- Faktor risiko: Diabetes Melitus, durasi diabetes, kontrol glikemik yang buruk.
- Gejala dan tanda: Kesemutan, rasa terbakar, nyeri, penurunan sensasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan kadar gula darah, mencegah komplikasi neuropati, dan meningkatkan kenyamanan.
- Kriteria hasil: Tidak ada keluhan kesemutan, nyeri, atau penurunan sensasi pada ekstremitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Diabetes Melitus, Manajemen Nyeri, Perawatan Kaki, Edukasi Kesehatan.
- Tujuan: Menjaga kadar gula darah, mengendalikan gejala neuropati, dan mencegah komplikasi. -
Article No. 8966 | 15 Dec 2024
Klinis : Pasien dm kesemutan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengalami diabetes mellitus dengan kesemutan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan sensori persepsi: Kesemutan
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan sensori persepsi: Kesemutan adalah pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan atau tidak menyenangkan dari sensasi kulit yang tidak menyenangkan atau tidak menyenangkan, seperti rasa kebas, gatal, atau kesemutan.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan sensori persepsi: Kesemutan
- Pasien melaporkan rasa kesemutan berkurang
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sensasi kesemutan
- Pasien dapat menerapkan strategi untuk mengatasi sensasi kesemutan
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
- Menilai karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
Dalam kondisi ini, pasien dengan diabetes mellitus mengalami kesemutan sebagai salah satu gejala neuropati diabetik. Intervensi keperawatan utama adalah manajemen nyeri untuk memulihkan sensasi persepsi dan membantu pasien mengelola faktor-faktor yang memengaruhi sensasi kesemutan.