Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9104 | 16 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung pada keluarga laki-laki usia 34 tahun, hasil pengkajian klien mengatakan sering batuk, nafsu makan dan BB menurun, sering merasa lelah, hasil pemeriksaan ke Puskesmas BTA +, riwayat keluarga bapak nya klien menderita TB paru dan klien masih sering merokok. Keluarga klien mengatakan tidak memantau klien dalam minum obat, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, begitupun dengan keadaan ruangan rumah dan kamar tidur klien tampak lembab.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan akumulasi sekret di saluran napas, ditandai dengan sering batuk, sesak napas, dan suara napas tambahan.
Penjelasan:
- Klien mengalami gejala-gejala infeksi saluran pernapasan yang ditandai dengan sering batuk, nafsu makan menurun, dan merasa lelah.
- Hasil pemeriksaan menunjukkan klien positif BTA (Basil Tahan Asam), yang mengindikasikan adanya infeksi Tuberkulosis Paru.
- Faktor-faktor yang dapat memengaruhi masalah ini adalah riwayat keluarga yang menderita TB paru dan kebiasaan merokok klien.
- Kebersihan lingkungan rumah yang kurang baik, seperti ruangan yang lembab, dapat menyebabkan penumpukan sekret di saluran napas.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan paparan terhadap agen patogen, ditandai dengan riwayat keluarga dengan TB paru dan tidak adanya upaya pencegahan penularan.
Penjelasan:
- Klien berisiko mengalami infeksi Tuberkulosis Paru karena adanya riwayat keluarga yang menderita TB paru.
- Keluarga tidak melakukan upaya pencegahan penularan, seperti tidak memantau pengobatan klien, tidak memiliki penampungan dahak, dan tidak memisahkan alat makan dan minum.
- Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penularan penyakit TB Paru kepada anggota keluarga yang lain.
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang manajemen Tuberkulosis Paru, ditandai dengan keluarga yang tidak memantau pengobatan klien dan tidak melakukan upaya pencegahan penularan.
Penjelasan:
- Keluarga klien menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang manajemen Tuberkulosis Paru, seperti tidak memantau pengobatan klien, tidak memiliki penampungan dahak, dan tidak memisahkan alat makan dan minum.
- Hal ini dapat menghambat proses pengobatan dan pencegahan penularan penyakit TB Paru dalam keluarga.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 9105 | 16 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung pada keluarga laki-laki usia 34 tahun, hasil pengkajian klien mengatakan sering batuk, nafsu makan dan BB menurun, sering merasa lelah, hasil pemeriksaan ke Puskesmas BTA +, riwayat keluarga bapak nya klien menderita TB paru dan klien masih sering merokok. Keluarga klien mengatakan tidak memantau klien dalam minum obat, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, begitupun dengan keadaan ruangan rumah dan kamar tidur klien tampak lembab.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang dipaparkan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Tanda dan Gejala: Sering batuk, produksi sekret berlebih, perubahan suara, bunyi napas tidak normal.
2. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Tanda dan Gejala: Riwayat keluarga dengan TB paru, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, kondisi ruangan yang lembab.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mematuhi pengobatan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan.
Tanda dan Gejala: Nafsu makan dan berat badan menurun, sering merasa lelah, tidak memantau minum obat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Klien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk efektif.
- Klien dapat mempertahankan pola pernapasan yang normal.
- Klien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri.
2. Bebas Risiko Infeksi
- Klien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko penularan TB.
- Klien dan keluarga dapat menerapkan tindakan pencegahan penularan TB.
- Lingkungan rumah klien bersih dan terjaga.
3. Manajemen Kesehatan Efektif
- Klien dapat mengenali tanda dan gejala penyakit.
- Klien dan keluarga dapat mematuhi regimen pengobatan.
- Klien dan keluarga dapat menerapkan gaya hidup sehat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Identifikasi pola pernapasan dan produksi sekret.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan drainase postural.
- Fasilitasi pembersihan jalan napas melalui fisioterapi dada.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat bronkodilator.
2. Manajemen Risiko Infeksi
- Edukasi klien dan keluarga tentang transmisi dan pencegahan TB.
- Fasilitasi penyediaan penampungan dahak dan pemisahan alat makan/minum.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan dahak BTA.
- Evaluasi kondisi lingkungan dan upaya perbaikan.
3. Manajemen Kesehatan
- Identifikasi pemahaman dan motivasi klien dalam pengelolaan penyakit.
- Edukasi tentang gejala, tatalaksana, dan pentingnya kepatuhan pengobatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengawasan minum obat.
- Bantu klien dan keluarga dalam mengembangkan rencana gaya hidup sehat.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang optimal, yaitu memiliki jalan napas yang efektif, bebas risiko infeksi, serta mampu mengelola kesehatan secara efektif. Peran perawat sangat penting dalam memfasilitasi klien dan keluarga untuk mencapai kemandirian dalam perawatan diri dan pencegahan komplikasi penyakit. -
Article No. 9106 | 16 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung pada keluarga laki-laki usia 34 tahun, hasil pengkajian klien mengatakan sering batuk, nafsu makan dan BB menurun, sering merasa lelah, hasil pemeriksaan ke Puskesmas BTA +, riwayat keluarga bapak nya klien menderita TB paru dan klien masih sering merokok. Keluarga klien mengatakan tidak memantau klien dalam minum obat, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, begitupun dengan keadaan ruangan rumah dan kamar tidur klien tampak lembab.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada tindakan medis yang spesifik tercatat pada informasi yang diberikan. Namun, dalam kasus ini, kemungkinan akan dilakukan prosedur-prosedur seperti:
- Kode: 87.44
Deskripsi: Mikroskopik pemeriksaan sputum untuk bakteri tuberkulosis
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki usia 34 tahun ini memenuhi kriteria untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis. Berikut poin-poin penting:
- Gejala klinis: sering batuk, nafsu makan dan berat badan menurun, sering merasa lelah
- Hasil pemeriksaan Puskesmas: BTA (Basil Tahan Asam) positif, menunjukkan infeksi tuberkulosis
- Riwayat keluarga: ayah pasien menderita tuberkulosis paru
- Faktor risiko: masih sering merokok
- Kondisi lingkungan rumah yang kurang mendukung penanganan TB, seperti tidak ada pemantauan minum obat, tidak ada penampungan dahak, tidak ada pemisahan alat makan/minum, dan kondisi ruangan yang lembab.
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis, sesuai dengan temuan BTA positif pada pemeriksaan. Selain itu, tidak ada tindakan medis spesifik yang tercatat, namun kemungkinan akan dilakukan pemeriksaan mikroskopik sputum (kode ICD-9-CM 87.44) untuk mendeteksi keberadaan bakteri tuberkulosis. -
Article No. 9107 | 16 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung pada keluarga laki-laki usia 34 tahun, hasil pengkajian klien mengatakan sering batuk, nafsu makan dan BB menurun, sering merasa lelah, hasil pemeriksaan ke Puskesmas BTA +, riwayat keluarga bapak nya klien menderita TB paru dan klien masih sering merokok. Keluarga klien mengatakan tidak memantau klien dalam minum obat, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, begitupun dengan keadaan ruangan rumah dan kamar tidur klien tampak lembab.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Peningkatan produksi sekresi pernapasan, penurunan kemampuan batuk/melakukan pembersihan.
2. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Penyebab: Paparan lingkungan yang terkontaminasi, penurunan daya tahan tubuh.
3. Defisit Perawatan Diri
Definisi: Keterbatasan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang mandiri.
Penyebab: Penurunan energi, keterbatasan sumber daya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
Indikator:
- Frekuensi dan kualitas batuk meningkat
- Tidak ada suara napas tambahan
- Warna, konsistensi, dan volume sekresi normal
2. Kontrol Infeksi
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Indikator:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Pemantauan status kesehatan efektif
- Kepatuhan terhadap protokol pencegahan infeksi
3. Perawatan Diri: Makan, Minum, Kebersihan
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang mandiri.
Indikator:
- Klien dapat makan dan minum dengan mandiri
- Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan mandiri
- Klien menunjukkan minat dan motivasi untuk merawat diri
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Bersihan Jalan Napas Efektif:
- Auskultasi dan monitor bunyi napas
- Anjurkan teknik batuk efektif
- Lakukan suction sekresi pernapasan jika perlu
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
2. Intervensi untuk Kontrol Infeksi:
- Edukasi tentang pencegahan penularan TB
- Anjurkan penggunaan masker saat batuk/bersin
- Dorong keluarga untuk memantau pengobatan klien
- Fasilitasi penyediaan tempat untuk pembuangan dahak
3. Intervensi untuk Perawatan Diri: Makan, Minum, Kebersihan:
- Bantu klien dalam aktivitas makan dan minum
- Ajarkan teknik kebersihan diri yang mandiri
- Dorong keluarga untuk memantau dan membantu klien dalam perawatan diri
- Berikan motivasi dan dukungan untuk meningkatkan kemandirian klien
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, klien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada tuberkulosis paru. Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Risiko Infeksi, dan Defisit Perawatan Diri. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, Kontrol Infeksi, dan Perawatan Diri: Makan, Minum, Kebersihan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi penanganan bersihan jalan napas, pencegahan penularan infeksi TB, serta peningkatan kemandirian klien dalam perawatan diri. Intervensi-intervensi ini dirancang untuk membantu klien mencapai tujuan luaran yang diharapkan dan mengelola kondisinya secara efektif. -
Article No. 9108 | 16 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung pada keluarga laki-laki usia 34 tahun, hasil pengkajian klien mengatakan sering batuk, nafsu makan dan BB menurun, sering merasa lelah, hasil pemeriksaan ke Puskesmas BTA +, riwayat keluarga bapak nya klien menderita TB paru dan klien masih sering merokok. Keluarga klien mengatakan tidak memantau klien dalam minum obat, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, begitupun dengan keadaan ruangan rumah dan kamar tidur klien tampak lembab.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, izinkan saya memberikan analisis yang rinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan gejala batuk, penurunan berat badan, dan riwayat BTA positif yang mengindikasikan adanya infeksi saluran pernapasan akibat tuberkulosis paru. Faktor yang berkontribusi adalah adanya riwayat keluarga dengan tuberkulosis paru dan kebiasaan merokok yang belum terkontrol.
2. Defisit Perawatan Kesehatan
Defisit perawatan kesehatan terlihat dari ketidakpatuhan klien dalam minum obat, tidak tersedianya penampungan dahak, serta kurangnya upaya keluarga dalam memisahkan peralatan makan dan minum. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam perawatan kesehatan mandiri dan dukungan keluarga yang dibutuhkan.
3. Risiko Infeksi
Risiko infeksi dapat timbul akibat kondisi lingkungan rumah yang lembab, serta kurangnya upaya pemisahan alat makan dan minum. Hal ini meningkatkan risiko penyebaran infeksi, terutama bagi anggota keluarga yang tinggal serumah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Klien mampu batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Tidak terdapat suara napas tambahan
2. Perawatan Kesehatan Mandiri
- Klien patuh dalam minum obat sesuai resep
- Tersedia penampungan dahak di rumah
- Keluarga mampu memisahkan alat makan dan minum klien
- Lingkungan rumah dan kamar klien bersih dan kering
3. Kontrol Infeksi
- Tidak terjadi penularan infeksi ke anggota keluarga lain
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada klien
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pengobatan TB paru
2. Defisit Perawatan Kesehatan:
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan minum obat dan perawatan mandiri
- Fasilitasi penyediaan penampungan dahak di rumah
- Ajarkan keluarga memisahkan alat makan dan minum klien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pemantauan status kesehatan klien
3. Risiko Infeksi:
- Edukasi keluarga tentang pencegahan penularan infeksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan mikrobiologi lingkungan
- Berikan rekomendasi perbaikan kondisi lingkungan rumah yang lembab
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif mencakup aspek fisik, psikologis, dan lingkungan, diharapkan dapat membantu klien mencapai luaran yang diharapkan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 9109 | 16 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung pada keluarga laki-laki usia 34 tahun, hasil pengkajian klien mengatakan sering batuk, nafsu makan dan BB menurun, sering merasa lelah, hasil pemeriksaan ke Puskesmas BTA +, riwayat keluarga bapak nya klien menderita TB paru dan klien masih sering merokok. Keluarga klien mengatakan tidak memantau klien dalam minum obat, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, begitupun dengan keadaan ruangan rumah dan kamar tidur klien tampak lembab
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Sering batuk, produksi sputum yang berlebihan, suara napas tambahan.
2. Penurunan Berat Badan
- Definisi: Penurunan berat badan yang tidak disengaja dan tidak terkontrol.
- Tanda dan Gejala: Nafsu makan menurun, BB menurun.
3. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman yang berkepanjangan dan subjektif akan kurangnya energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
- Tanda dan Gejala: Sering merasa lelah.
4. Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik
- Definisi: Perilaku yang tidak sesuai dengan program pengobatan yang disarankan oleh tenaga kesehatan.
- Tanda dan Gejala: Keluarga tidak memantau klien dalam minum obat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan bersihnya jalan napas.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi batuk berkurang
- Tidak ada sputum yang tertahan
- Tidak ada suara napas tambahan
2. Status Gizi Membaik
- Definisi: Konsumsi nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kriteria Hasil:
- Berat badan stabil atau meningkat
- Nafsu makan membaik
3. Tingkat Energi Membaik
- Definisi: Pemulihan atau peningkatan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas.
- Kriteria Hasil:
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
- Tidak merasa kelelahan berlebihan
4. Kepatuhan Regimen Terapeutik
- Definisi: Perilaku yang sesuai dengan program pengobatan yang disarankan oleh tenaga kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Keluarga memantau klien dalam minum obat
- Klien menggunakan penampungan dahak
- Klien memisahkan alat makan dan minum
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Manajemen batuk
- Manajemen sputum
- Terapi inhalasi
- Auskultasi paru
2. Manajemen Nutrisi
- Pemantauan berat badan
- Edukasi gizi
- Peningkatan asupan nutrisi
3. Manajemen Energi
- Manajemen aktivitas
- Manajemen kelelahan
- Terapi istirahat
4. Edukasi Terapeutik
- Edukasi manajemen obat
- Edukasi manajemen TB paru
- Edukasi pencegahan penularan
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, seorang pasien laki-laki usia 34 tahun mengalami masalah kesehatan terkait Tuberkulosis (TB) Paru. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Penurunan Berat Badan, Kelelahan, dan Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik. Luaran/output yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, Status Gizi Membaik, Tingkat Energi Membaik, dan Kepatuhan Regimen Terapeutik. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Bersihan Jalan Napas, Manajemen Nutrisi, Manajemen Energi, dan Edukasi Terapeutik. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatan terkait TB paru dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9110 | 16 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung pada keluarga laki-laki usia 34 tahun, hasil pengkajian klien mengatakan sering batuk, nafsu makan dan BB menurun, sering merasa lelah, hasil pemeriksaan ke Puskesmas BTA +, riwayat keluarga bapak nya klien menderita TB paru dan klien masih sering merokok. Keluarga klien mengatakan tidak memantau klien dalam minum obat, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, begitupun dengan keadaan ruangan rumah dan kamar tidur klien tampak lembab
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah "Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas" yang ditandai dengan gejala-gejala seperti sering batuk, sesak napas, dan produksi sputum yang berlebih. Pasien juga memiliki riwayat TB paru dan masih merokok, sehingga dapat menyebabkan penurunan kebersihan jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat mengeluarkan sekret dari saluran napas dengan mudah, tidak ada retraksi dinding dada, frekuensi napas dalam batas normal, dan saturasi oksigen dalam darah stabil.
2. Pengetahuan tentang Penyakit: Pasien dan keluarga memahami proses penyakit, faktor risiko, dan cara penanganannya.
3. Kepatuhan Minum Obat: Pasien dan keluarga memahami pentingnya kepatuhan minum obat anti-TB dan menunjukkan kepatuhan yang baik dalam mengkonsumsi obat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Auskultasi dan observasi pola pernapasan pasien
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi drainase sekret
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan batuk efektif dan ekspektorasi
- Berikan humidifikasi udara untuk melembapkan jalan napas
2. Edukasi Kesehatan
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit TB paru, proses penyakit, dan faktor risiko
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik batuk efektif, penggunaan masker, dan cara mencegah penularan
- Berikan edukasi tentang pentingnya kepatuhan minum obat anti-TB
3. Manajemen Lingkungan
- Identifikasi dan atasi kondisi lingkungan yang dapat memperburuk kondisi pasien, seperti kelembaban ruangan yang tinggi
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk menyediakan tempat penampungan dahak, memisahkan alat makan dan minum, serta menjaga kebersihan ruangan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif, peningkatan pengetahuan tentang penyakit, dan kepatuhan dalam minum obat. Hal ini akan membantu pasien dalam proses pemulihan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 9111 | 16 Dec 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung pada keluarga laki-laki usia 34 tahun, hasil pengkajian klien mengatakan sering batuk, nafsu makan dan BB menurun, sering merasa lelah, hasil pemeriksaan ke Puskesmas BTA +, riwayat keluarga bapak nya klien menderita TB paru dan klien masih sering merokok. Keluarga klien mengatakan tidak memantau klien dalam minum obat, tidak memiliki penampungan dahak, tidak memisahkan alat makan dan minum, begitupun dengan keadaan ruangan rumah dan kamar tidur klien tampak lembab
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) berhubungan dengan penumpukan sekret dan infeksi saluran pernapasan, ditandai dengan adanya batuk yang sering, dahak berlebih, dan sesak napas.
2. Risiko infeksi (00004) berhubungan dengan paparan agen infeksi (Mycobacterium tuberculosis), ditandai dengan hasil pemeriksaan BTA positif dan riwayat keluarga yang menderita TB paru.
3. Ketidakpatuhan (00079) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan motivasi, ditandai dengan tidak minum obat secara teratur, tidak memiliki tempat penampungan dahak, dan tidak memisahkan alat makan/minum.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas (0410)
- Indikator: Batuk efektif, volume dan warna sekret menurun, tidak ada sesak napas.
2. Kontrol infeksi (1843)
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, malaise, limfadenopati), hasil pemeriksaan BTA negatif.
3. Perilaku patuh (1601)
- Indikator: Klien minum obat secara teratur, memiliki tempat penampungan dahak, dan memisahkan alat makan/minum.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan jalan napas (3140)
- Auskultasi suara napas, monitor karakteristik batuk dan sekret
- Berikan tindakan batuk efektif dan fisioterapi dada
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian bronkodilator jika perlu
2. Manajemen infeksi (6540)
- Identifikasi faktor risiko penularan dan tindakan pencegahan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi anti-TB
- Edukasi keluarga tentang pencegahan penularan dan manajemen TB
3. Manajemen regimen terapeutik (2300)
- Evaluasi pengetahuan dan motivasi klien/keluarga dalam pengobatan TB
- Berikan edukasi tentang pentingnya minum obat teratur, penggunaan tempat penampungan dahak, dan pemisahan alat makan/minum
- Pantau kepatuhan klien dalam minum obat dan tindakan pendukung pengobatan TB
- Kolaborasi dengan petugas kesehatan untuk memfasilitasi pengawasan minum obat (PMO)
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
- Ketidakefektifan bersihan jalan napas terkait dengan penumpukan sekret dan infeksi pernapasan, ditandai dengan adanya batuk yang sering, dahak berlebih, dan sesak napas.
- Risiko infeksi terkait dengan paparan agen infeksi (M. tuberculosis), ditandai dengan hasil pemeriksaan BTA positif dan riwayat keluarga yang menderita TB paru.
- Ketidakpatuhan terkait dengan kurangnya pengetahuan dan motivasi, ditandai dengan tidak minum obat secara teratur, tidak memiliki tempat penampungan dahak, dan tidak memisahkan alat makan/minum.
2. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI)
- Bersihan jalan napas: Mencapai batuk efektif, volume dan warna sekret normal, tidak ada sesak napas.
- Kontrol infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, malaise, limfadenopati) dan hasil pemeriksaan BTA negatif.
- Perilaku patuh: Klien minum obat secara teratur, memiliki tempat penampungan dahak, dan memisahkan alat makan/minum.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
- Bersihan jalan napas: Melakukan auskultasi suara napas, monitor karakteristik batuk dan sekret, berikan tindakan batuk efektif dan fisioterapi dada, kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian bronkodilator jika perlu.
- Manajemen infeksi: Identifikasi faktor risiko penularan dan tindakan pencegahan, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi anti-TB, edukasi keluarga tentang pencegahan penularan dan manajemen TB.
- Manajemen regimen terapeutik: Evaluasi pengetahuan dan motivasi klien/keluarga, berikan edukasi tentang pentingnya minum obat teratur, penggunaan tempat penampungan dahak, dan pemisahan alat makan/minum, pantau kepatuhan klien, dan kolaborasi dengan petugas kesehatan untuk memfasilitasi pengawasan minum obat (PMO). -
Article No. 9112 | 16 Dec 2024
Klinis : demam 39c
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI-SLKI-SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan termoregulasi.
Tanda dan Gejala: Suhu tubuh di atas 38,5°C, kulit terasa hangat, denyut nadi cepat, menggigil.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Monitoring suhu tubuh secara berkala
- Memberikan kompres dingin pada daerah tubuh
- Menjaga intake cairan yang adekuat
- Mengatur lingkungan yang nyaman dan sejuk
- Memberikan obat penurun demam sesuai indikasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Mengukur suhu tubuh secara rutin
- Mengompres area tubuh dengan air hangat atau dingin
- Memastikan asupan cairan pasien cukup
- Mengatur suhu lingkungan yang nyaman
- Memberikan obat penurun demam sesuai resep
Evaluasi (SDKI):
1. Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh pasien kembali normal (36,5-37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda hipertermia lainnya
- Pasien merasa nyaman dan rileks
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) merupakan klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah klasifikasi luaran keperawatan yang digunakan untuk menetapkan target atau hasil yang ingin dicapai dari asuhan keperawatan. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan untuk menentukan tindakan-tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9113 | 16 Dec 2024
Klinis : Saat dikaji klien mengeluh keluhan nyeri pada kaki kirinya yang cedera, P (Provokatif / Paliatif) nyeri merasa bertambah saat dingin Q (Quality/Quantity) nyeri terasa seperti tertusuk jarum R (Region) dibagian kaki kiri S (Scale/Saverity) skala nyeri 6 T (Time) nyeri dirasakan setiap hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan: Klien melaporkan nyeri berkurang.
Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang
b. Klien mampu mengidentifikasi strategi untuk mengurangi nyeri
c. Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan nyeri
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi:
a. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (waktu, durasi, frekuensi, kualitas, dan lokasi)
- Kolaborasi pemberian obat analgesik sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian terapi modalitas untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres dingin)
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi)
b. Edukasi Manajemen Nyeri
- Ajarkan cara mengenal tanda dan gejala nyeri
- Ajarkan strategi pengurangan nyeri
- Ajarkan penggunaan obat analgesik secara aman dan tepat
Dengan pendekatan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani masalah nyeri akut yang dialami klien.