Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9061 | 16 Dec 2024
Klinis : pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pusing berputar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing berputar adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" (00085). Kondisi pusing berputar (vertigo) dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan sistem vestibular, gangguan neurologis, atau kondisi medis lainnya yang dapat membatasi kemampuan klien untuk bergerak secara bebas dan mandiri. Diagnosa ini menggambarkan keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja, terkontrol, dan terkoordinasi yang bersifat sukarela.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Mobilitas Fisik Teratasi (0208)
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Klien menunjukkan pergerakan tubuh yang terkontrol dan terkoordinasi.
- Klien dapat menyesuaikan posisi tubuh sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Pergerakan (0221)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan klien (misalnya, penyebab vertigo, kondisi medis lainnya).
- Bantu klien dalam melakukan latihan fisik yang sesuai, seperti latihan keseimbangan dan koordinasi.
- Ajarkan klien teknik-teknik untuk mengurangi episode vertigo (misalnya, latihan Epley).
- Beri arahan dan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan klien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, neurolog) untuk mendapatkan intervensi yang komprehensif.
2. Peningkatan Keseimbangan (0202)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan klien (misalnya, gangguan vestibular, penyakit neuromuskular).
- Bantu klien dalam melakukan latihan-latihan untuk meningkatkan keseimbangan, seperti latihan berdiri, berjalan, dan beralih posisi.
- Ajarkan klien teknik-teknik untuk mempertahankan keseimbangan, seperti penggunaan alat bantu jalan atau bantuan dari orang lain.
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk mendapatkan program latihan keseimbangan yang sesuai.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan klien dengan kondisi pusing berputar dapat memulihkan mobilitas fisik, meningkatkan keseimbangan, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk memantau kemajuan klien dan melakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan. -
Article No. 9062 | 16 Dec 2024
Klinis : Low back pain
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "Low Back Pain":
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Lumbalgia (Low back pain)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.29
- Deskripsi: Laminektomi, vertebral, lain-lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M54.5 (Lumbalgia) merupakan kode diagnosis untuk low back pain (nyeri punggung bawah). Kondisi ini meliputi nyeri, kekakuan, atau ketidaknyamanan di area lumbal (punggung bawah), yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti masalah muskuloskeletal, degenerasi diskus intervertebralis, atau kondisi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 72.29 (Laminektomi, vertebral, lain-lain) merupakan kode prosedur/tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi low back pain yang tidak membaik dengan penanganan konservatif. Prosedur ini dilakukan untuk mengeksisi (mengangkat) lamina (lapisan tulang belakang) untuk mengurangi tekanan pada struktur saraf di area lumbal.
Penggunaan kode-kode ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, tagihan yang tepat, serta analisis epidemiologis dan penelitian terkait kondisi low back pain. -
Article No. 9063 | 16 Dec 2024
Klinis : Pasien menegeluh nyeri punggu dan perut akibat ingin melahirkan dan diagnosa ketuban pecah dini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri punggung dan perut akibat ingin melahirkan dan diagnosa ketuban pecah dini:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses persalinan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain). Nyeri akut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk proses persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Pasien tampak tenang dan rileks
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Berikan manajemen nyeri sesuai dengan kebutuhan pasien (farmakologi dan nonfarmakologi)
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif
2. Risiko ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri akut
SDKI:
Risiko ketidakefektifan pola napas adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama napas yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
SLKI:
1. Pasien dapat bernapas dengan irama teratur dan dalam
2. Tidak terjadi tanda-tanda distress pernapasan
3. Saturasi oksigen dalam batas normal
SIKI:
1. Pantau status pernapasan pasien
2. Ajarkan teknik pernapasan yang benar
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang efektif
Persona: Sebagai perawat, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengelola nyeri akut dan risiko ketidakefektifan pola napas pada pasien. Saya akan melakukan pengkajian yang menyeluruh, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Tujuan kami adalah membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan, yaitu nyeri terkontrol dan pola napas yang efektif. -
Article No. 9064 | 16 Dec 2024
Klinis : Pasien menegeluh nyeri punggu dan perut akibat ingin melahirkan dan diagnosa ketuban pecah dini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus saat proses persalinan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Ciri-ciri nyeri akut meliputi: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Hasil yang diharapkan dalam penanganan nyeri akut meliputi: pasien mampu mengontrol nyeri, pasien melaporkan pengurangan nyeri, pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, dan pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi: manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi modalitas, dan edukasi terkait manajemen nyeri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien mengatasi nyeri akut yang dialaminya selama proses persalinan. -
Article No. 9065 | 16 Dec 2024
Klinis : Nyeri melahirkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyediakan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Nyeri Melahirkan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut ditandai dengan adanya keluhan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, ekspresi wajah mengernyit, dan perilaku protektif.
- Etiologi meliputi cedera, inflamasi, prosedur invasif, dan proses penyakit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan antara lain pengurangan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas, dan perbaikan pola tidur.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup pemberian analgetik, teknik distraksi, dan manajemen lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, dan Dukungan Emosional.
- Tujuannya adalah untuk membantu klien mencapai kenyamanan dan mengatasi nyeri yang dirasakan.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan merancang rencana asuhan keperawatan yang holistik untuk membantu klien mengatasi nyeri melahirkan secara efektif. -
Article No. 9066 | 16 Dec 2024
Klinis : chespain
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, yaitu "chespain", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.4
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terperinci
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R07.4 digunakan untuk menggambarkan keluhan nyeri dada yang tidak terperinci. Hal ini mencakup berbagai penyebab nyeri dada, seperti angina pektoris, nyeri muskuloskeletal, atau penyebab lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik untuk "chespain" pada ICD-9-CM Procedure.
- Deskripsi: Penanganan "chespain" dapat melibatkan berbagai prosedur diagnostik atau terapeutik, tergantung pada penyebabnya, seperti pemeriksaan fisik, pengukuran tanda vital, pemeriksaan laboratorium, pencitraan, atau bahkan prosedur invasif jika diperlukan.
Sebagai dokter atau perekam medis, pendekatan yang komprehensif diperlukan untuk mengevaluasi dan menangani keluhan "chespain" ini. Diperlukan anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik yang menyeluruh, dan penggunaan modalitas diagnostik yang sesuai untuk menentukan penyebab dan memberikan tatalaksana yang tepat bagi pasien. -
Article No. 9067 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal adalah Gangguan Integritas Kulit (00046) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Penjelasan:
Pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal mengindikasikan adanya gangguan pada integritas kulit. Gatal-gatal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alergi, infeksi, iritasi, atau kondisi kulit lainnya. Diagnosa Gangguan Integritas Kulit mencakup perubahan pada struktur dan fungsi kulit, yang dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, kemerahan, ruam, atau lesi pada kulit.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien mencapai Luaran (SLKI) sebagai berikut:
1. Integritas Kulit: Terpelihara (0701)
2. Gejala Kulit: Terkontrol (0703)
Penjelasan:
1. Integritas Kulit: Terpelihara (0701)
- Indikator: Kulit tidak terdapat lesi, ruam, atau perubahan warna.
- Tujuan: Mempertahankan kondisi kulit yang sehat dan utuh.
2. Gejala Kulit: Terkontrol (0703)
- Indikator: Tidak ada atau terkuranginya gejala seperti gatal-gatal, kemerahan, atau iritasi pada kulit.
- Tujuan: Mengelola dan mengendalikan gejala-gejala yang timbul pada kulit.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan diagnosa keperawatan dan luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Kulit (3584)
2. Perawatan Luka (3660)
3. Manajemen Alergi (3440)
Penjelasan:
1. Manajemen Kulit (3584)
- Tindakan: Memantau kondisi kulit, memberikan perawatan kulit yang tepat, dan mengidentifikasi serta mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi integritas kulit.
- Tujuan: Mempertahankan integritas dan fungsi kulit yang optimal.
2. Perawatan Luka (3660)
- Tindakan: Membersihkan, menutup, dan memantau luka atau kerusakan kulit yang terjadi.
- Tujuan: Memulihkan integritas kulit dan mencegah komplikasi.
3. Manajemen Alergi (3440)
- Tindakan: Mengidentifikasi pemicu alergi, menghindari kontak dengan pemicu, dan memberikan intervensi untuk mengurangi gejala alergi.
- Tujuan: Mencegah dan mengendalikan reaksi alergi pada kulit.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan integritas kulit yang terpelihara dan mengendalikan gejala kulit yang terkontrol.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Terima kasih. -
Article No. 9068 | 16 Dec 2024
Klinis : Lemas + nyeri ulu hati berkurang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi lemas + nyeri ulu hati berkurang adalah "Kurang Energi Berhubungan Dengan Ketidakseimbangan Asupan Nutrisi", berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Kondisi lemas dan nyeri ulu hati berkurang menunjukkan adanya penurunan energi yang kemungkinan disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan nutrisi, sehingga diagnosa ini tepat untuk menggambarkan masalah kesehatan pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Peningkatan Energi, yaitu pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik dan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
2. Kontrol Nyeri, yaitu pasien mampu mengontrol nyeri ulu hati sehingga berkurang atau hilang.
3. Peningkatan Status Nutrisi, yaitu pasien mampu mengonsumsi makanan dan cairan yang sesuai kebutuhan nutrisinya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan:
1. Manajemen Energi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi pasien
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Pantau tanda-tanda vital secara teratur
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian nutrisi yang adekuat
2. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri yang dirasakan pasien (lokasi, durasi, karakteristik, dll)
- Berikan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, kompres hangat, dll)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian analgesik sesuai kebutuhan
3. Asuhan Gizi
- Kaji status nutrisi pasien (riwayat makan, asupan cairan, dll)
- Berikan konseling gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang sesuai
- Pantau berat badan dan tanda-tanda malnutrisi secara berkala
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyusunan rencana diet yang tepat
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada peningkatan energi, kontrol nyeri, dan status nutrisi, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan mengalami perbaikan kondisi kesehatannya. -
Article No. 9069 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam,batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu pasien datang dengan keluhan demam dan batuk, serta dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Karakteristik utama adalah peningkatan suhu tubuh.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- Indikator luaran seperti suhu tubuh berada dalam batas normal, kulit terasa hangat dan lembab, serta tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menurunkan suhu tubuh, mempertahankan hidrasi, serta mengelola penyebab hipertermia.
- Intervensi dapat berupa kompres hangat/dingin, pemberian cairan, pemberian antipiretik, dan identifikasi serta penanganan penyebab.
Dengan tone akademis dan persona pakar, perawat diharapkan dapat memberikan penjelasan yang komprehensif dan ilmiah kepada pasien mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI. -
Article No. 9070 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam,batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan demam dan batuk.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam dan batuk, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi" (SDKI 2018). Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Peningkatan risiko terpapar oleh agen patogen". Kondisi ini terjadi ketika sistem pertahanan tubuh pasien tidak dapat mengatasi invasi agen patogen, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien terbebas dari infeksi (SLKI 2019)
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda infeksi (suhu tubuh normal, tidak ada demam, batuk berkurang, dll.)
2. Pasien menunjukkan pemahaman tentang pencegahan infeksi (SLKI 2019)
- Indikator: Pasien dapat menyebutkan dan mendemonstrasikan tindakan pencegahan infeksi yang tepat.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Infeksi (SIKI 2018)
- Kaji tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh, batuk, dll.)
- Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi (kebersihan tangan, penggunaan APD, dll.)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau antivirus jika diperlukan
2. Edukasi Kesehatan (SIKI 2018)
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda-tanda, dan pencegahan infeksi
- Ajarkan teknik batuk efektif dan higiene pernapasan
- Motivasi pasien untuk mematuhi program pengobatan dan tindakan pencegahan infeksi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien datang dengan keluhan demam dan batuk, yang merupakan tanda-tanda umum adanya infeksi. Peningkatan risiko infeksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi klinis pasien, sistem imun yang lemah, atau paparan terhadap agen patogen.
Luaran/output yang diharapkan adalah pasien terbebas dari infeksi dan menunjukkan pemahaman tentang pencegahan infeksi. Hal ini bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien serta mencegah terjadinya komplikasi atau infeksi lebih lanjut.
Intervensi keperawatan yang diberikan meliputi manajemen infeksi dan edukasi kesehatan. Manajemen infeksi bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola infeksi pada pasien, serta melakukan tindakan pencegahan infeksi. Edukasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda-tanda, dan langkah-langkah pencegahan infeksi.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat pulih dari infeksi dan mampu mencegah terjadinya infeksi di kemudian hari.