Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9054 | 16 Dec 2024
Klinis : Mitral stenosis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Tentu, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur medis terkait kondisi mitral stenosis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I05.0
- Deskripsi: Stenosis mitralis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 35.01
- Deskripsi: Valvuloplasty atau kateterisasi balon jantung, prosedur perbaikan katup mitral
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I05.0 menggambarkan kondisi stenosis atau penyempitan katup mitral. Katup mitral adalah salah satu katup jantung yang bertanggung jawab untuk mengontrol aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Stenosis mitral dapat menyebabkan pembesaran atrium kiri dan peningkatan tekanan di dalamnya, sehingga menghambat aliran darah dari paru-paru ke jantung.
2. Terkait prosedur medis, kode ICD-9-CM 35.01 mengacu pada valvuloplasty atau kateterisasi balon jantung, yang merupakan tindakan perbaikan katup mitral. Prosedur ini dilakukan untuk melebarkan katup mitral yang menyempit, dengan cara memasukkan kateter berujung balon ke dalam katup dan mengembangkan balon tersebut untuk memecah jaringan yang menyempit. -
Article No. 9055 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien lemes. muntah dan diare
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter/Perekam Medik,
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak terspesifikasi
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis infeksi yang diduga disebabkan oleh organisme yang tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.37
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang mengalami gejala mual dan muntah tanpa penyebab yang spesifik. Kode A09 (Diare dan gastroenteritis infeksi yang diduga disebabkan oleh organisme yang tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi diare yang dialami pasien, di mana penyebab infeksi tidak dapat ditentukan secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 96.37 (Pemberian cairan intravena) dapat digunakan jika pasien memerlukan terapi penggantian cairan intravena sebagai bagian dari penanganan kondisi mual, muntah, dan diare. -
Article No. 9056 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien anak datang kondisi lemah. riwayat muntah dan bab sering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu pasien anak datang dalam kondisi lemah, dengan riwayat muntah dan buang air besar (BAB) yang sering, maka diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Dehidrasi.
Risiko Dehidrasi adalah kondisi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan. Pasien anak dengan gejala muntah dan diare sering dapat menyebabkan kehilangan cairan yang berlebihan, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana terdapat potensi kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor risiko: Gangguan gastrointestinal (muntah, diare), demam, aktivitas fisik berlebihan, keterbatasan asupan cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital normal, intake dan output cairan seimbang, mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Kaji tanda-tanda dehidrasi, monitor asupan dan output cairan, berikan edukasi kepada pasien/keluarga tentang pentingnya hidrasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut jika diperlukan.
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 9057 | 16 Dec 2024
Klinis : pusing berputar vertigo
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi pusing berputar (vertigo):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Vertigo
Definisi: Sensasi kehilangan keseimbangan atau pusing yang berputar, yang disebabkan oleh masalah pada sistem vestibular.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Tubuh Membaik
Kriteria hasil:
a. Mampu mempertahankan posisi tubuh yang stabil
b. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kehilangan keseimbangan
c. Tidak ada lagi keluhan pusing berputar
d. Tidak ada lagi rasa tidak nyaman saat melakukan pergerakan kepala
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Vertigo
a. Kaji faktor penyebab dan durasi vertigo
b. Kaji tanda-tanda vital dan respon tubuh saat terjadi vertigo
c. Berikan posisi yang aman dan nyaman saat terjadi vertigo
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologi
e. Ajarkan teknik mengatasi vertigo (contoh: latihan Epley)
f. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan terkait vertigo
g. Berikan edukasi tentang gaya hidup dan aktivitas yang dapat membantu mengurangi vertigo
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Sensori Persepsi: Vertigo" dipilih karena pasien mengalami sensasi pusing berputar yang disebabkan oleh masalah pada sistem vestibular. Sistem vestibular berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah "Keseimbangan Tubuh Membaik". Hal ini bertujuan agar pasien dapat mempertahankan posisi tubuh yang stabil, melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kehilangan keseimbangan, tidak lagi merasakan pusing berputar, dan tidak ada rasa tidak nyaman saat melakukan pergerakan kepala.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi Manajemen Vertigo. Intervensi ini bertujuan untuk mengkaji penyebab dan durasi vertigo, memantau tanda-tanda vital dan respon tubuh, memberikan posisi yang aman dan nyaman, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk terapi farmakologi, mengajarkan teknik mengatasi vertigo, teknik relaksasi, serta memberikan edukasi terkait gaya hidup dan aktivitas yang dapat membantu mengurangi vertigo.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan tubuh yang membaik sehingga pasien dapat kembali beraktivitas dengan baik. -
Article No. 9058 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sakit kepala dan diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas satu per satu.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan keluhan demam, sakit kepala, dan diare.
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu demam, sakit kepala, dan diare, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi: Berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan/atau asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Intake cairan yang tidak adekuat, kehilangan cairan yang berlebihan, dan/atau gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit.
b. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,2°C (99°F).
Penyebab: Patogen, proses inflamasi, proses autoimun, dan/atau cedera jaringan.
c. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Agen cedera biologis, kimia, atau fisik.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Risiko Ketidakseimbangan Cairan:
- Cairan dan elektrolit dalam batas normal
- Tidak terjadi dehidrasi atau kelebihan cairan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Hipertermia:
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia (misalnya kejang, delirium, dan lain-lain)
- Gejala demam berkurang
c. Nyeri Akut:
- Intensitas nyeri berkurang
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Risiko Ketidakseimbangan Cairan:
- Pantau tanda-tanda vital, intake, dan output cairan
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Awasi kehilangan cairan melalui diare
- Berikan informasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan penyebab diare
b. Hipertermia:
- Pantau suhu tubuh secara teratur
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
- Berikan obat antipiretik sesuai indikasi
- Tingkatkan intake cairan untuk mencegah dehidrasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen demam
c. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Gunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi)
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan gejala demam, sakit kepala, dan diare. -
Article No. 9059 | 16 Dec 2024
Klinis : Hiperglikemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hiperglikemia, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kadar Glukosa Darah Tinggi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana kadar glukosa darah melebihi batas normal, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan, metabolisme, dan penggunaan glukosa.
- Karakteristik Definisi: Polidipsi, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kesemutan, pandangan kabur, dan kelelahan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan Cairan, Keseimbangan Nutrisi: Energi, dan Kontrol Glikemik.
- Indikator Hasil: Pola makan terpenuhi, kadar glukosa darah dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Hiperglikemia, Edukasi Gizi, dan Pemantauan Kadar Glukosa Darah.
- Aktivitas Keperawatan: Mengatur asupan karbohidrat, memberikan informasi tentang diet yang sesuai, dan melakukan pemantauan glukosa darah secara teratur.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang direkomendasikan bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan nutrisi, serta mengontrol kadar glukosa darah pada pasien dengan hiperglikemia, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 9060 | 16 Dec 2024
Klinis : panas 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait kondisi panas 3 hari, mulai dari diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi panas 3 hari adalah Hipertermia. Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal
- Klien akan menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C) setelah diberikan intervensi keperawatan.
2. Manajemen Hipertermia
- Klien akan dapat mengenali dan mengelola tanda-tanda dan gejala hipertermia secara efektif.
- Klien akan dapat mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pemicu hipertermia.
3. Peningkatan Kenyamanan
- Klien akan menunjukkan peningkatan kenyamanan, dengan berkurangnya tanda-tanda dan gejala hipertermia.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Suhu Tubuh
- Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan untuk menurunkan suhu tubuh.
- Atur lingkungan yang nyaman (suhu ruangan, kelembaban, ventilasi) untuk mencegah peningkatan suhu tubuh.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Pantau intake dan output cairan klien.
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan untuk mencegah dehidrasi.
- Pantau kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida) dan berikan penggantian jika diperlukan.
3. Edukasi Manajemen Hipertermia
- Jelaskan penyebab, tanda-tanda, dan gejala hipertermia kepada klien dan keluarga.
- Ajarkan klien dan keluarga cara mengenali dan mengelola tanda-tanda hipertermia.
- Bantu klien mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pemicu hipertermia.
4. Manajemen Rasa Tidak Nyaman
- Berikan analgesik atau antipiretik sesuai indikasi untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
- Lakukan tindakan kenyamanan lainnya, seperti kompres hangat/dingin, massage, dan manajemen lingkungan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Hipertermia dipilih karena kondisi panas 3 hari menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau respon imun tubuh. Tujuan luaran yang diharapkan adalah untuk mengembalikan suhu tubuh klien ke dalam rentang normal, membantu klien mengelola tanda-tanda dan gejala hipertermia, serta meningkatkan kenyamanan klien. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen suhu tubuh, manajemen cairan dan elektrolit, edukasi manajemen hipertermia, serta manajemen rasa tidak nyaman. Setiap intervensi memiliki tujuan dan langkah-langkah yang spesifik untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9061 | 16 Dec 2024
Klinis : pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pusing berputar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing berputar adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" (00085). Kondisi pusing berputar (vertigo) dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan sistem vestibular, gangguan neurologis, atau kondisi medis lainnya yang dapat membatasi kemampuan klien untuk bergerak secara bebas dan mandiri. Diagnosa ini menggambarkan keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja, terkontrol, dan terkoordinasi yang bersifat sukarela.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Mobilitas Fisik Teratasi (0208)
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Klien menunjukkan pergerakan tubuh yang terkontrol dan terkoordinasi.
- Klien dapat menyesuaikan posisi tubuh sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Pergerakan (0221)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan klien (misalnya, penyebab vertigo, kondisi medis lainnya).
- Bantu klien dalam melakukan latihan fisik yang sesuai, seperti latihan keseimbangan dan koordinasi.
- Ajarkan klien teknik-teknik untuk mengurangi episode vertigo (misalnya, latihan Epley).
- Beri arahan dan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan klien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, neurolog) untuk mendapatkan intervensi yang komprehensif.
2. Peningkatan Keseimbangan (0202)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan klien (misalnya, gangguan vestibular, penyakit neuromuskular).
- Bantu klien dalam melakukan latihan-latihan untuk meningkatkan keseimbangan, seperti latihan berdiri, berjalan, dan beralih posisi.
- Ajarkan klien teknik-teknik untuk mempertahankan keseimbangan, seperti penggunaan alat bantu jalan atau bantuan dari orang lain.
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk mendapatkan program latihan keseimbangan yang sesuai.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan klien dengan kondisi pusing berputar dapat memulihkan mobilitas fisik, meningkatkan keseimbangan, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk memantau kemajuan klien dan melakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan. -
Article No. 9062 | 16 Dec 2024
Klinis : Low back pain
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "Low Back Pain":
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Lumbalgia (Low back pain)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.29
- Deskripsi: Laminektomi, vertebral, lain-lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M54.5 (Lumbalgia) merupakan kode diagnosis untuk low back pain (nyeri punggung bawah). Kondisi ini meliputi nyeri, kekakuan, atau ketidaknyamanan di area lumbal (punggung bawah), yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti masalah muskuloskeletal, degenerasi diskus intervertebralis, atau kondisi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 72.29 (Laminektomi, vertebral, lain-lain) merupakan kode prosedur/tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi low back pain yang tidak membaik dengan penanganan konservatif. Prosedur ini dilakukan untuk mengeksisi (mengangkat) lamina (lapisan tulang belakang) untuk mengurangi tekanan pada struktur saraf di area lumbal.
Penggunaan kode-kode ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, tagihan yang tepat, serta analisis epidemiologis dan penelitian terkait kondisi low back pain. -
Article No. 9063 | 16 Dec 2024
Klinis : Pasien menegeluh nyeri punggu dan perut akibat ingin melahirkan dan diagnosa ketuban pecah dini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri punggung dan perut akibat ingin melahirkan dan diagnosa ketuban pecah dini:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses persalinan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain). Nyeri akut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk proses persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Pasien tampak tenang dan rileks
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Berikan manajemen nyeri sesuai dengan kebutuhan pasien (farmakologi dan nonfarmakologi)
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif
2. Risiko ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri akut
SDKI:
Risiko ketidakefektifan pola napas adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama napas yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
SLKI:
1. Pasien dapat bernapas dengan irama teratur dan dalam
2. Tidak terjadi tanda-tanda distress pernapasan
3. Saturasi oksigen dalam batas normal
SIKI:
1. Pantau status pernapasan pasien
2. Ajarkan teknik pernapasan yang benar
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang efektif
Persona: Sebagai perawat, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengelola nyeri akut dan risiko ketidakefektifan pola napas pada pasien. Saya akan melakukan pengkajian yang menyeluruh, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Tujuan kami adalah membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan, yaitu nyeri terkontrol dan pola napas yang efektif.