Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9044 | 16 Dec 2024
Klinis : Penurunan curah hantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00029
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan irama jantung
2. Perubahan tekanan darah
3. Perubahan saturasi oksigen
4. Perubahan suara jantung
5. Edema perifer
6. Intoleransi aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00008
Judul: Pemulihan Curah Jantung
Definisi: Tercapainya peningkatan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00046
Judul: Manajemen Hemodinamik
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan performa kardiovaskular.
Penjelasan Singkat:
Penurunan curah jantung adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan fungsi otot jantung, masalah katup jantung, atau gangguan irama jantung. Perawatan yang tepat diperlukan untuk memulihkan curah jantung dan memastikan perfusi jaringan yang adekuat. Melalui penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang efektif untuk mengatasi penurunan curah jantung. -
Article No. 9045 | 16 Dec 2024
Klinis : Penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung didefinisikan sebagai keadaan di mana volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah mendapatkan intervensi keperawatan, pasien akan menunjukkan peningkatan curah jantung yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, nadi, dan perfusi jaringan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Penurunan Curah Jantung meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
3. Manajemen cairan dan elektrolit
4. Pemberian obat-obatan sesuai instruksi medis
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mengatasi penyebab penurunan curah jantung
Sebagai seorang perawat, saya memahami pentingnya menjaga curah jantung pasien agar mencukupi kebutuhan metabolik tubuh. Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, saya akan berupaya memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi Penurunan Curah Jantung pada pasien. -
Article No. 9046 | 16 Dec 2024
Klinis : Manajemen curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Manajemen Curah Jantung:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
Faktor Risiko:
1. Gangguan fungsi jantung (misal: penyakit jantung koroner, gagal jantung)
2. Gangguan hemodinamik (misal: hipovolemia, sepsis)
3. Gangguan neurologi (misal: stroke)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Frekuensi Nadi
2. Penurunan Tekanan Darah Sistolik
3. Penurunan Perfusi Jaringan
4. Kelelahan
5. Dispnea
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Curah Jantung Membaik
2. Hemodinamik Stabil
3. Perfusi Jaringan Membaik
4. Ketahanan Fisik Meningkat
5. Pola Napas Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Hemodinamik
2. Manajemen Cairan
3. Terapi Oksigen
4. Manajemen Aktivitas
5. Edukasi Pasien dan Keluarga
Penjelasan Singkat:
Penurunan curah jantung merupakan kondisi di mana volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan fungsi jantung, hipovolemia, atau kondisi lain yang mempengaruhi hemodinamik. Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi pemantauan hemodinamik, manajemen cairan, terapi oksigen, manajemen aktivitas, serta edukasi pasien dan keluarga. Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan curah jantung, stabilitas hemodinamik, perfusi jaringan, ketahanan fisik, dan perbaikan pola napas. -
Article No. 9047 | 16 Dec 2024
Klinis : Hipertensi krisis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipertensi Krisis
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertensi Krisis adalah peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba dan sangat signifikan, melebihi 180/120 mmHg, yang dapat mengancam nyawa dan memerlukan intervensi segera untuk menurunkan tekanan darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Hipertensi Krisis adalah penurunan tekanan darah ke dalam batas normal, tidak terjadi komplikasi, serta tidak ada gejala sisa yang mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Hipertensi Krisis meliputi pemberian obat antihipertensi, manajemen stres, pembatasan asupan garam, pemantauan tanda vital, serta edukasi gaya hidup yang sehat. Tujuannya adalah untuk menurunkan tekanan darah secara cepat dan aman.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya penanganan yang komprehensif dan tepat waktu pada kasus Hipertensi Krisis untuk mencegah komplikasi yang mengancam nyawa. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan panduan yang jelas bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan praktik keperawatan terbaik. -
Article No. 9048 | 16 Dec 2024
Klinis : KB Suntik
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi KB Suntik:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z30.4
- Deskripsi: Penggunaan kontrasepsi suntik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.23
- Deskripsi: Pemberian kontrasepsi suntik
Penjelasan:
Kode ICD-10 Z30.4 menggambarkan penggunaan kontrasepsi suntik sebagai diagnosis. Kode ini digunakan untuk mencatat penggunaan metode kontrasepsi suntik oleh pasien sebagai bagian dari perawatan kesehatan reproduksi.
Kode ICD-9-CM 99.23 merujuk pada prosedur pemberian kontrasepsi suntik. Kode ini digunakan untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan suntikan kontrasepsi kepada pasien.
Penggunaan kode-kode ini penting dalam pencatatan dan dokumentasi medis untuk memastikan ketepatan diagnosis dan tindakan yang dilakukan, serta untuk keperluan statistik dan pelaporan kesehatan. -
Article No. 9049 | 16 Dec 2024
Klinis : anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi anemia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan volume cairan (SDKI)
Ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan yang menyebabkan dehidrasi.
2. Pembekuan darah tidak efektif (SDKI)
Kondisi dimana tidak terbentuknya bekuan darah yang efektif untuk menghentikan perdarahan.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI)
Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan volume cairan: Anemia dapat menyebabkan pengurangan volume cairan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan dehidrasi.
- Pembekuan darah tidak efektif: Anemia dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk membentuk bekuan darah yang efektif.
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Anemia dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi, seperti besi, vitamin B12, atau folat, yang berdampak pada asupan nutrisi yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan cairan terpelihara
- Integritas kulit terpelihara
- Kadar hemoglobin dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen cairan
- Peningkatan sistem pembekuan
- Manajemen nutrisi
Sebagai seorang pakar perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, dan memantau progres pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan dalam penanganan anemia. -
Article No. 9050 | 16 Dec 2024
Klinis : BAtuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis batuk dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis jika ada:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Batuk adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, termasuk infeksi saluran pernapasan, alergi, penyakit paru-paru, atau bahkan kondisi lainnya. Kode ICD-10 R05 mencakup batuk secara umum, tanpa spesifikasi penyebab yang mendasarinya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik untuk batuk. Tindakan medis yang mungkin dilakukan terkait dengan batuk dapat mencakup:
- 89.01 - Pemeriksaan fisik lengkap
- 94.01 - Spirometri
- 93.08 - Tes alergi, tes kulit
- Berbagai prosedur diagnostik atau terapeutik lainnya yang sesuai dengan penyebab batuk yang mendasarinya.
Dalam penanganan pasien dengan keluhan batuk, dokter atau perekam medis akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab batuk dan menentukan tindakan medis yang sesuai. Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk penanganan batuk itu sendiri, tetapi akan ada kode untuk tindakan medis yang dilakukan terkait dengan penyebab batuk. -
Article No. 9051 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Membran Mukosa Mata
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan integritas dan fungsi normal membran mukosa mata.
- SLKI: Pasien menunjukkan kondisi membran mukosa mata yang efektif, seperti tidak ada rasa nyeri, mata tidak merah, tidak ada iritasi, dan tidak ada perubahan penglihatan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian kompres hangat/dingin, pemberian obat tetes mata, edukasi tentang perawatan mata, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya dapat menjelaskan diagnosa dan penjelasan singkat tersebut secara rinci dan profesional kepada pasien. Saya juga dapat memberikan saran dan rekomendasi terkait penanganan kondisi pasien berdasarkan standar keperawatan yang berlaku. -
Article No. 9052 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata merah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah adalah "Gangguan Penglihatan". Diagnosa ini mencakup adanya masalah pada fungsi visual, termasuk rasa tidak nyaman, iritasi, atau perubahan pada penglihatan. Ciri-ciri utama dari diagnosa ini adalah adanya keluhan terkait mata merah, nyeri, mata berair, dan sensasi terbakar atau gatal pada mata.
Luaran/Output SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
1. Pemulihan fungsi penglihatan: Pasien menunjukkan perbaikan pada fungsi penglihatan, dengan mata yang tidak lagi merah, tidak ada rasa sakit atau ketidaknyamanan.
2. Manajemen nyeri: Pasien dapat mengelola nyeri atau rasa tidak nyaman pada mata dengan baik.
3. Pengetahuan tentang perawatan mata: Pasien memahami dan mampu melakukan perawatan mata yang tepat untuk mengatasi kondisi mata merahnya.
4. Kemampuan beraktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan minimal gangguan penglihatan.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri pada mata
- Berikan kompres hangat atau dingin pada mata untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengelola nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik jika perlu
2. Perawatan Mata
- Bersihkan mata dengan larutan salin steril atau obat tetes mata yang diresepkan
- Anjurkan pasien untuk menghindari faktor pencetus (debu, asap, sinar matahari langsung)
- Ajarkan teknik pemberian obat tetes mata yang benar
- Pantau tanda-tanda infeksi atau peradangan mata
3. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab dan gejala mata merah pada pasien
- Ajarkan cara perawatan mata yang tepat di rumah
- Berikan informasi mengenai komplikasi yang dapat terjadi jika tidak diobati
- Diskusikan dengan pasien terkait perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mencegah kekambuhan
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan dalam mengatasi kondisi mata merahnya. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 9053 | 16 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata bengkak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan keluhan mata bengkak
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan mata bengkak, diagnosa keperawatan yang sesuai dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyebab: Faktor fisik (pembengkakan pada mata)
Karakteristik Mayor: Kesulitan berkonsentrasi, Kelelahan
Penjelasan: Pembengkakan pada mata dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti kesulitan untuk melihat dengan jelas dan kelelahan yang dialami pasien. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas, luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah:
Luaran Keperawatan: Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
2. Pasien menunjukkan tidak ada kelelahan saat melakukan aktivitas.
3. Pasien dapat berkonsentrasi saat melakukan aktivitas.
Penjelasan: Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan minimal bantuan, tanpa mengalami kelelahan, dan dapat berkonsentrasi saat melakukan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran keperawatan Toleransi Aktivitas, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan pasien
- Bantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas
- Ajarkan teknik aktivitas yang dapat mengurangi kelelahan
- Monitor respon pasien terhadap aktivitas
2. Manajemen Energi
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi energi pasien
- Bantu pasien dalam merencanakan penggunaan energi
- Ajarkan teknik konservasi energi
- Monitor dan evaluasi penggunaan energi pasien
3. Terapi Relaksasi
- Identifikasi kebutuhan relaksasi pasien
- Ajarkan teknik relaksasi yang sesuai
- Fasilitasi pelaksanaan teknik relaksasi
- Monitor dan evaluasi efektivitas teknik relaksasi
Penjelasan: Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk membantu pasien dalam meningkatkan toleransi aktivitasnya, dengan mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan, mengajarkan teknik aktivitas dan konservasi energi, serta memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi kelelahan. Implementasi intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran keperawatan Toleransi Aktivitas.