Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9184 | 17 Dec 2024
Klinis : Time left 0:14:55 Question 20 Answer saved Marked out of 1.00 Flag question Question text Tn S laki-laki usia 55 tahun dirawat di ICU diagnosa PPOK, pneumonia bilateral terpasang ventilator hasil pemeriksaan: somnolen, napas cepat dangkal, suara ronki dikedua lapang paru, RR 28x/m, SpO2 95%, HR 112x/m, analisa gas darah= pH: 7.30, PCO2: 50, PO2 75, HCO3 21, BE 2.5, SaO2 100%, AaDO2 306. Apa luaran utama yang ditargetkan untuk kasus diatas? Question 20Answer a. Status Oksigenasi b. Pertukaran gas c. Peningkatan Energi d. Status Kesadaran e. Perfusi Jaringan Perifer
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, luaran utama yang ditargetkan adalah:
a. Status Oksigenasi
Penjelasan:
Tn S mengalami kondisi PPOK dengan pneumonia bilateral yang menyebabkan gangguan pertukaran gas. Hal ini ditandai dengan napas cepat dangkal, ronki di kedua lapang paru, serta hasil analisis gas darah yang menunjukkan peningkatan PCO2 dan penurunan PO2. Oleh karena itu, luaran utama yang harus ditargetkan adalah perbaikan status oksigenasi pasien.
Sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Diagnosis Keperawatan yang sesuai dengan kasus ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang terkait. -
Article No. 9185 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal di tungkai kaki kanan sudah 1 tahun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan keluhan gatal di tungkai kaki kanan yang sudah berlangsung selama 1 tahun, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal)
Penjelasan singkat:
1. Definisi:
Persepsi sensorik yang tidak menyenangkan yang memicu keinginan untuk menggaruk.
2. Penyebab:
- Iritasi kulit (dermatitis, eczema)
- Infeksi (jamur, bakteri)
- Penyakit sistemik (gagal ginjal, kolestasis, diabetes)
- Alergi
- Gangguan psikologis
3. Faktor Risiko:
- Paparan iritasi
- Riwayat atopik
- Stres
- Usia lanjut
4. Gejala dan Tanda:
- Sensasi gatal di kulit
- Kemerahan
- Ekskoriasi (luka akibat menggaruk)
- Edema
- Rash
5. Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Manajemen Pruritus
- Manajemen Kulit
- Edukasi Kesehatan
6. Luaran Keperawatan (SIKI):
- Kontrol Gatal
- Integritas Kulit
- Pengetahuan Kesehatan
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 9186 | 17 Dec 2024
Klinis : Ners Anto merawat pasien dengan trakeostomi terpasang ventilator di ICU, tracheostomy tube (TT) semakin menonjol keluar setiap pasien batuk, tampak akumulasi sputum pada inner cannule, kassa dan pengikatnya berwarna kekuningan terkena sputum. Apa yang perlu dilakukan Ners Anto untuk memastikan jalan napas pasien bersih sesuai kasus diatas? Question 23Answer a. Melakukan suction dan membersihkan inner cannule b. Monitor suara napas tambahan pasien c. Mengaplikasikan humidifikasi untuk mencegah penumpukan sputum d. Melakukan penggantian tracheostomy tube (TT) e. Mengganti kassa pada trakeostomi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus trakeostomi pasien dengan ventilator di ICU seperti yang dialami oleh Ners Anto, perlu dilakukan beberapa tindakan keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang bersih.
Penjelasan singkat:
- Pasien dengan trakeostomi berisiko mengalami bersihan jalan napas tidak efektif akibat penumpukan sputum pada inner cannula dan kassa yang sudah terkontaminasi.
- Hal ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas dan gangguan ventilasi.
Rencana Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Suction dan bersihkan inner cannula
2. Monitor suara napas tambahan dan status pernapasan pasien
3. Aplikasikan humidifikasi untuk mencegah penumpukan sputum
4. Ganti trakeostomy tube (TT) sesuai indikasi
5. Ganti kassa trakeostomi yang terkontaminasi sputum
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Jalan Napas Terbuka
2. Tidak Ada Sputum yang Tertimbun
3. Tidak Ada Tanda-Tanda Infeksi pada Stoma Trakeostomi
Tindakan utama yang harus dilakukan oleh Ners Anto untuk memastikan jalan napas pasien bersih adalah melakukan suction dan membersihkan inner cannula, serta mengganti kassa trakeostomi yang sudah terkontaminasi sputum. Tindakan lainnya seperti monitor suara napas, aplikasi humidifikasi, dan penggantian TT sesuai indikasi juga perlu dilakukan untuk memastikan jalan napas pasien tetap bersih dan terbuka. -
Article No. 9187 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, usia 68 tahun, diantar anaknya ke UGD karena sesak napas. Hasil pengkajian: kesadaran composmentis, tekanan darah 200/140 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, SpO2 95%, dan terlihat edema di ekstremitas. Apakah masalah keperawatan yang muncul? Question 26Answer a. Penurunan curah jantung b. Hambatan pertukaran gas c. Kelebihan volume cairan d. Gangguan perfusi jaringan cerebral e. Gangguan perfusi jaringan perifer
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan yang muncul adalah:
c. Kelebihan volume cairan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelebihan volume cairan didefinisikan sebagai kondisi di mana individu mengalami kelebihan cairan intravaskular, interstisial, atau intrasel.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kelebihan volume cairan antara lain:
- Profil hemodinamik yang membaik
- Penurunan edema
- Perbaikan perfusi jaringan
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pembatasan asupan cairan
- Pemberian diuretik
- Penggunaan alat bantu oksigen
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, hipertensi, takikardi, dan edema ekstremitas, maka masalah keperawatan yang paling sesuai adalah kelebihan volume cairan. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan fungsi jantung, sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan tubuh. -
Article No. 9188 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita dibawa ke UGD karena penurunan kesadaran. Keluarga menyampaikan sebelumnya pasien mengeluh nyeri dada dan sesak napas. Pasien terlihat pucat, frekuensi napas 30x/mnt, frekuensi nadi 120x/mnt, tekanan darah 60/40 mmHg, dan akral teraba dingin. Apa masalah keperawatan pada pasien? Question 28Answer a. Penurunan curah jantung b. Perfusi perifer tidak efektif c. Nyeri d. Risiko syok e. Pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dijabarkan, masalah keperawatan utama yang dapat diidentifikasi adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda syok, dan perfusi jaringan adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, pemberian oksigen, dan intervensi untuk meningkatkan curah jantung.
Selain itu, terdapat beberapa masalah keperawatan lain yang juga perlu dipertimbangkan, yaitu:
2. Perfusi perifer tidak efektif
3. Nyeri dada
4. Risiko syok
5. Pola napas tidak efektif
Penjelasan singkat untuk masalah keperawatan tambahan:
- Perfusi perifer tidak efektif: Penurunan aliran darah ke jaringan perifer.
- Nyeri dada: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan pada jaringan miokard.
- Risiko syok: Kondisi hipovolemik yang mengancam jiwa akibat penurunan volume cairan dan gangguan sirkulasi.
- Pola napas tidak efektif: Ketidakmampuan untuk bernafas dengan normal sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
Penanganan keperawatan yang komprehensif sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 9189 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita dibawa ke UGD karena penurunan kesadaran. Keluarga menyampaikan sebelumnya pasien mengeluh nyeri dada dan sesak napas. Kesadaran pasien somnolen, terlihat pucat, frekuensi napas 30x/mnt, frekuensi nadi 110x/mnt teraba lemah, tekanan darah 60/40 mmHg, dan akral teraba dingin. Apa tindakan pertama yang perlu dilakukan perawat? Question 34Answer a. Melakukan perekaman EKG b. Memberikan cairan infus c. Memberikan posisi semifowler d. Memastikan kepatenan jalan napas e. Memberikan oksigen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klinis pasien yang digambarkan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Penurunan curah jantung (NANDA-I)
- Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu.
- Penyebab: Disfungsi miokard, syok, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Gangguan perfusi jaringan (NANDA-I)
- Definisi: Penurunan aliran darah ke jaringan tubuh.
- Penyebab: Syok, hipoperfusi, vasokonstriksi perifer.
3. Gangguan pertukaran gas (NANDA-I)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan pertukaran gas paru-paru, yang dapat menyebabkan hipoksemia, hiperkapnia, atau kedua-duanya.
- Penyebab: Ventilasi yang tidak adekuat, gangguan difusi, ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi.
Tindakan keperawatan yang dapat segera dilakukan adalah:
1. Memastikan kepatenan jalan napas (SIKI)
- Tujuan: Memfasilitasi masuknya oksigen dan keluarnya karbondioksida.
- Aktivitas: Mengatur posisi pasien, membersihkan jalan napas, mengamankan akses napas.
2. Memberikan oksigen (SIKI)
- Tujuan: Meningkatkan suplai oksigen ke jaringan.
- Aktivitas: Memberikan oksigen melalui kanul nasal, masker, atau alat bantu napas lainnya.
3. Memantau tanda-tanda vital (SIKI)
- Tujuan: Mendeteksi adanya perubahan pada kondisi pasien.
- Aktivitas: Mengukur tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, saturasi oksigen.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan definisi, penyebab, dan karakteristik diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9190 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 27 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas dan nyeri di dada sebelah kiri. Anda sebagai perawat ingin mengkaji lebih lanjut tentang nyeri pasien. Manakah pertanyaan dibawah ini yang KURANG TEPAT?... Question 35Answer a. “Berapa lama nyerinya berlangsung?” b. “Apakah yang bisa memperburuk rasa nyeri tersebut?” c. “Kapan keluhan nyerinya dimulai?” d. “Apakah nyerinya menjalar ke bagian tubuh lain?” e. “Jika nyeri, apakah itu ringan, sedang atau berat?”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Dada Berhubungan dengan Penyakit Jantung
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri dada adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial pada jaringan, yang ditandai dengan keluhan nyeri atau tidak nyaman di daerah dada.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan melaporkan nyeri dada berkurang, pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital stabil, dan pasien akan mengungkapkan pemahaman tentang faktor penyebab dan penanganan nyeri dada.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengkaji nyeri dada, memberikan oksigen, memberikan obat analgesik, dan mengajarkan teknik non-farmakologi untuk mengatasi nyeri dada.
Terkait pertanyaan yang kurang tepat, pertanyaan "Apakah nyerinya menjalar ke bagian tubuh lain?" adalah pertanyaan yang kurang tepat karena nyeri dada biasanya terfokus pada dada dan tidak menjalar ke bagian tubuh lain.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 9191 | 17 Dec 2024
Klinis : Time left 0:04:07 Question 36 Answer saved Marked out of 1.00 Flag question Question text Seorang laki-laki, 20 tahun, dibawa ke IGD karena mengalami sesak napas. Hasil pengkajian: composmentis, RR 36x/menit, hiperventilasi, napas cuping hidung (+), retraksi dada (+), eschar pada dada, HR 112x/menit, TD 92/69 mmHg, SpO2 96%. Pasien mengalami masalah pola napas tidak efektif. Apa etiologi yang tepat untuk pasien? Question 36Answer a. Cedera pada medula spinalis b. Deformitas tulang dada c. Deformitas dinding dada d. Hambatan upaya napas e. Depresi pusat pernapasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang tepat untuk pasien adalah Pola Napas Tidak Efektif dengan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Faktor Berhubungan SDKI:
Hambatan upaya napas
Karakteristik Definisi SDKI:
1. Hiperventilasi
2. Retraksi dada
3. Napas dengan cuping hidung
4. Frekuensi pernapasan meningkat
Luaran SLKI:
1. Pola Napas
2. Kesulitan Bernapas
Intervensi SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Pernapasan
3. Pemantauan Respirasi
Jadi, etiologi yang tepat untuk pasien adalah Hambatan Upaya Napas. Hal ini sesuai dengan karakteristik definisi SDKI yang menunjukkan adanya hambatan pada upaya bernafas, seperti hiperventilasi, retraksi dada, dan penggunaan otot bantu pernapasan. -
Article No. 9192 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, 25 tahun, dibawa ke IGD karena mengalami sesak napas. Hasil pengkajian: composmentis, RR 36x/menit, hiperventilasi, napas cuping hidung (+), eschar pada dada dan bahu, HR 113x/menit, TD 78/62 mmHg, SpO2 96%, pH 7.32, pCO2 45 mmHg, HCO3 22 mEq/L, BE -5. Apa penyebab asidosis yang dialami pasien? Question 37Answer a. Pola napas tidak efektif b. Kekurangan cairan c. Kelebihan laktat d. Penurunan kadar HCO3 e. Peningkatan kadar CO2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola napas tidak efektif
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk bernapas yang mengakibatkan pertukaran gas yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Latih teknik pernapasan yang efektif
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab pola napas tidak efektif
Penyebab asidosis yang dialami pasien adalah Penurunan kadar HCO3 (d).
Hal ini ditunjukkan dari hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan pH 7.32 (asidosis), pCO2 45 mmHg, dan HCO3 22 mEq/L (penurunan HCO3). -
Article No. 9193 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang remaja putri dibawa ke Rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sudah 3 hari, saat dikaji perawat pasien mengatakan punya riwayat ashma. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien. Minta tolong beritahu saya prosedur pemberian nebulizer dan oksigenasi untuk pasien tersebut.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan informasi yang Anda minta dalam format yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pemberian oksigen
3. Diagnosis SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- SLKI: Pengelolaan Asma
- SIKI: Pemberian Nebulizer, Oksigenasi
4. Pemeriksaan Penunjang:
- Tes fungsi paru (spirometri)
- Pemeriksaan gas darah
5. Pengobatan:
- Bronkodilator inhalasi (salbutamol, ipratropium)
- Kortikosteroid inhalasi (beklometason, flutikason)
- Terapi oksigen, jika diperlukan
6. Prosedur Pemberian Nebulizer dan Oksigenasi:
- Pemberian Nebulizer:
- Pasien diminta untuk duduk dengan posisi yang nyaman.
- Alat nebulizer disiapkan dengan memasukkan obat bronkodilator yang diresepkan.
- Pasien diminta untuk bernapas dengan tenang dan dalam melalui mulut selama 5-10 menit.
- Penggunaan nebulizer dapat diulang sesuai kebutuhan pasien.
- Oksigenasi:
- Pasien diberikan oksigen melalui kanul nasal atau masker oksigen.
- Laju aliran oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk mencapai saturasi oksigen yang optimal (biasanya 92-96%).
- Pemantauan saturasi oksigen dan tanda-tanda vital dilakukan secara berkala.
- Dosis oksigen dapat disesuaikan berdasarkan respons pasien.
Penjelasan tambahan:
Pasien remaja putri dengan keluhan sesak napas dan riwayat asma ini kemungkinan besar mengalami eksaserbasi asma. Pemberian bronkodilator melalui nebulizer dan oksigen suplemental merupakan intervensi utama untuk mengatasi sesak napas dan membantu mengembalikan fungsi paru-paru. Pemeriksaan penunjang seperti spirometri dan gas darah diperlukan untuk menilai derajat keparahan dan memandu tatalaksana selanjutnya. Pemberian kortikosteroid inhalasi juga dapat membantu mengontrol gejala jangka panjang.