Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19008 | 26 Jun 2025
Klinis : Keluhan dirasakan sejak 2 minggu terakhir dan semakin memberat sejak 3 hari terakhir. Pasien mengatakan mengalami sesak napas saat tidur terlentang, serta merasa cepat kenyang meskipun makan hanya sedikit. Selain itu, pasien merasa lemas, tidak nafsu makan, dan susah buang air besar sejak 4 hari terakhir. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung koroner sejak 5 tahun lalu, dan pernah dirawat akibat infark miokard akut. Kesadaran Compos Mentis, Keadaan Umum Tampak Lemah dan mudah Kelelahan, BB/TB 48 kg/165 cm (IMT 17,6), TD : 150/90 mmHg, Nadi : 104 x/menit (Takikardi), RR: 28 x/menit (Takipnea), Suhu : 36.6oC, SpO2 : 90%, dari hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pola napas takipnea dan dnagkal, nampak penggunaan otot bantu napas, pasien mengeluh sesak saat beraktifitas, nampak adanya edema pada kedua kaki, pasien mengatakan nafsu makan menurun, nampak adanya distensi ringan pada abdomen, peristaltik usus 2 kali/menit, pasien mengatakan tidak BAB sejak 3 hari yang lalu, kekuatan otot menurun, mobilisasi terbatas karena mudah lelah, hasil foto thoraks kesan Kardiomegali, Therapy : Furosemid 20 mg/IV, Spironolakton 25 mg/hari, Laktulosa 15 mL/hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klinis yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan dan retensi cairan.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan dan daya tahan otot.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas
- Tidak ada rasa sesak saat beraktivitas
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas (takipnea, takikardia, dll)
3. Status Nutrisi Membaik
- Tidak ada keluhan anoreksia
- Berat badan stabil/meningkat
- Tidak ada keluhan cepat kenyang
4. Defekasi Kembali Normal
- Frekuensi BAB 1-2 kali per hari
- Konsistensi feses normal
- Tidak ada keluhan obstipasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Ketidakefektifan Pola Napas:
- Observasi status pernapasan (frekuensi, irama, penggunaan otot bantu napas)
- Anjurkan posisi semi-fowler saat tidur untuk mengurangi sesak
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik
- Kolaborasi pemberian diuretik (Furosemid) untuk mengurangi retensi cairan
2. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Observasi tanda-tanda intoleransi aktivitas (takipnea, takikardia, dll)
- Atur aktivitas sesuai toleransi pasien (aktivitas bertahap)
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Berikan motivasi dan dukungan untuk meningkatkan mobilisasi
- Kolaborasi fisioterapi pernapasan dan latihan fisik
3. Untuk Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Identifikasi faktor penyebab anoreksia (mual, rasa cepat kenyang, dll)
- Berikan makanan kecil tapi sering
- Tingkatkan asupan nutrisi (protein, vitamin, mineral)
- Kolaborasi pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
4. Untuk Konstipasi:
- Asesmen pola defekasi pasien
- Anjurkan intake cairan yang cukup
- Berikan laksatif osmotik (Laktulosa) untuk memperlancar BAB
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi untuk meningkatkan motilitas usus
Penjelasan yang rinci di atas diharapkan dapat membantu memberikan gambaran komprehensif mengenai asuhan keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan kesehatan pasien. Pendekatan yang holistik dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 19009 | 26 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk pilek dan sakit perut sejak 3 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu batuk, pilek, dan sakit perut sejak 3 hari yang lalu, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Ditandai dengan adanya batuk dan pilek yang dialami pasien. Kondisi ini dapat menyebabkan jalan napas pasien tidak bersih dan tidak efektif.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Sakit perut yang dialami pasien dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan nutrisi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan jalan napas efektif
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi batuk yang berkurang, mukus yang dapat dikeluarkan dengan mudah, dan tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
b. Keseimbangan nutrisi
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang adekuat, ditandai dengan peningkatan berat badan, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, dan pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Observasi dan monitor status pernapasan pasien
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Anjurkan pasien untuk melakukan teknik batuk efektif
- Berikan inhalasi uap air hangat untuk melembapkan jalan napas
- Kolaborasi pemberian bronkodilator jika diperlukan
b. Intervensi untuk Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh:
- Kaji status nutrisi pasien (asupan, berat badan, dll)
- Identifikasi faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi
- Berikan edukasi mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Monitor asupan nutrisi pasien dan berikan tambahan nutrisi sesuai kebutuhan
Penjelasan di atas disampaikan dengan tone akademis dan persona pakar/perawat. Saya telah memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta. -
Article No. 19010 | 26 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan pilek.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan pilek adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini mencerminkan adanya hambatan dalam membersihkan sekresi dari saluran pernapasan akibat gejala pilek yang dialami pasien. Pasien mengalami peningkatan produksi sekret, peningkatan upaya ekspirasi, dan sumbatan jalan napas yang menyebabkan ketidakefektifan dalam membersihkan jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Jalan Napas Terbuka: Pasien dapat mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari sumbatan.
2. Pengeluaran Sekret: Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
3. Pertukaran Gas: Pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
4. Status Pernapasan: Pasien dapat mempertahankan pola pernapasan yang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Jalan Napas
- Memantau pola pernapasan dan status pernapasan pasien
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Mempertahankan kelembaban udara dengan menggunakan humidifier
2. Manajemen Sekret
- Menilai produksi dan karakteristik sekret
- Mengajarkan teknik pengeluaran sekret, seperti postural drainage dan batuk
- Memfasilitasi pengeluaran sekret dengan memberikan hidratasi yang adekuat
- Mempertimbangkan penggunaan obat mukolitik atau ekspektoran jika perlu
3. Pemantauan Pernapasan
- Memantau tanda-tanda vital, terutama frekuensi pernapasan dan oksigenasi
- Memantau kecukupan ventilasi dan pertukaran gas
- Mempertahankan oksigenasi yang adekuat dengan pemberian oksigen jika diperlukan
4. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen pilek, termasuk cara-cara untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada manajemen jalan napas, pengeluaran sekret, pemantauan pernapasan, serta edukasi kesehatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu mempertahankan jalan napas yang terbuka, mengeluarkan sekret dengan efektif, menjaga pertukaran gas yang adekuat, dan mempertahankan pola pernapasan yang normal. -
Article No. 19011 | 26 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Klien sudah menikah dan mempunya 3 orang anak. Klien kerja sebagai supir di migas dengan gajih kurang lebih 8 juta perbulan yang klien gunakan untuk pemakaian shabu. Klien tinggal terpisah dengan keluarga jika ada masalah klien cenderung menghindar. Klien menggunakan shabu sejak 2010 sampai 2025, kenal dari teman kerjanya dan ingin mencoba. Awal pemakaian klien merasa lebih rajin dalam bekerja dan semangat. Klien pernah berhenti selama sebulan karena vertigo, setelah vertigo sembuj klien kembali mengkonsumsi dengan frekuensi penggunaan 3-4× sehari. Klien mengatakan sebelum menikah sering berhubungan seksual dan berganti ganti pasangan. Saat ini klien menyesal karena telah menggunakan shabu dan lalai dengan keluarga. Klien sebelumnya pernah merasa ada halusinasi pelnglihatan sebelum masuk rehabilitasi. Namun sekarang halusinasi sudah tidak ada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Penyalahgunaan Zat (SIKI kode 00004)
- Definisi: Rentan terhadap penggunaan atau pengkonsumsian zat-zat yang dapat menyebabkan ketergantungan secara berlebihan atau tidak terkendali.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Penyalahgunaan Zat (SDKI kode 10061)
- Definisi: Rentan terhadap penggunaan atau pengkonsumsian zat-zat yang dapat menyebabkan ketergantungan secara berlebihan atau tidak terkendali.
- Faktor Risiko: Riwayat penyalahgunaan zat, stres psikologis, gangguan psikiatri, pengaruh teman sebaya, paparan zat adiktif, kurangnya dukungan sosial.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Diri (SLKI kode 00295)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengelola, mengatur, dan mengarahkan pikiran, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Ketergantungan Zat (SLKI kode 00295)
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami ketergantungan pada penggunaan zat-zat tertentu secara berlebihan dan tidak terkendali.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Penyalahgunaan Zat (SIKI kode 6230)
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu individu mengurangi atau menghentikan penggunaan zat-zat yang dapat menimbulkan ketergantungan.
b. Pengurangan Stres (SIKI kode 5880)
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu individu mengelola faktor-faktor penyebab stres dan meningkatkan strategi koping yang efektif.
Penjelasan singkat:
Klien mengalami risiko penyalahgunaan zat, dalam hal ini penggunaan shabu yang dapat menyebabkan ketergantungan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Penyalahgunaan Zat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Penyalahgunaan Zat dan Pengurangan Stres, dengan tujuan membantu klien mengurangi atau menghentikan penggunaan zat dan mengelola faktor-faktor penyebab stres. -
Article No. 19012 | 26 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Klien sudah menikah dan mempunya 3 orang anak. Klien kerja sebagai supir di migas dengan gajih kurang lebih 8 juta perbulan yang klien gunakan untuk pemakaian shabu. Klien tinggal terpisah dengan keluarga jika ada masalah klien cenderung menghindar. Klien menggunakan shabu sejak 2010 sampai 2025, kenal dari teman kerjanya dan ingin mencoba. Awal pemakaian klien merasa lebih rajin dalam bekerja dan semangat. Klien pernah berhenti selama sebulan karena vertigo, setelah vertigo sembuj klien kembali mengkonsumsi dengan frekuensi penggunaan 3-4× sehari. Klien mengatakan sebelum menikah sering berhubungan seksual dan berganti ganti pasangan. Saat ini klien menyesal karena telah menggunakan shabu dan lalai dengan keluarga. Klien sebelumnya pernah merasa ada halusinasi pelnglihatan sebelum masuk rehabilitasi. Namun sekarang halusinasi sudah tidak ada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus klien dengan riwayat penyalahgunaan shabu dan dampaknya:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Koping: Tidak Efektif** *(Kode: D.0027)*
**Definisi:** Ketidakmampuan individu dalam mengelola respons emosional dan perilaku terhadap stresor, yang ditandai dengan penggunaan zat adiktif (shabu) sebagai mekanisme koping.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Penyalahgunaan shabu sejak 2010 hingga sekarang.
- Pola menghindar saat menghadapi masalah keluarga.
- Riwayat ketergantungan zat dengan frekuensi penggunaan 3–4× sehari.
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**Kemampuan Koping Meningkat** *(Kode: L.14043)*
**Indikator:**
- Klien mengidentifikasi strategi koping alternatif selain penggunaan shabu.
- Klien melaporkan penurunan frekuensi penggunaan zat.
- Klien berkomunikasi terbuka dengan keluarga tentang masalahnya.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**Manajemen Koping** *(Kode: I.11039)*
**Intervensi:**
- **Edukasi tentang bahaya penyalahgunaan shabu** dan dampaknya terhadap kesehatan fisik/mental.
- **Latihan teknik relaksasi** (napas dalam, mindfulness) untuk mengurangi keinginan menggunakan zat.
- **Terapi kognitif-perilaku** untuk mengubah pola pikir negatif terkait penggunaan shabu.
- **Kolaborasi dengan tim rehabilitasi** untuk program terapi berkelanjutan.
- **Dukungan keluarga** dalam membangun komunikasi efektif dengan klien.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan Tambahan (Opsional):**
**Gangguan Interaksi Sosial** *(Kode: D.0016)*
**Definisi:** Ketidakmampuan individu dalam membina hubungan positif dengan orang lain, termasuk keluarga, akibat isolasi sosial dan ketergantungan zat.
**SLKI:** Interaksi Sosial Meningkat *(L.13025)*
**SIKI:** Fasilitasi Komunikasi Keluarga *(I.09021)*
---
### **Catatan Penting:**
- **Tone Akademis/Pakar:** Penjelasan di atas mengacu pada standar PPNI dengan pendekatan berbasis bukti (evidence-based practice).
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** memudahkan dokumentasi asuhan keperawatan secara sistematis.
- **Fokus Intervensi:** Pemulihan fungsi sosial, penguatan koping adaptif, dan pencegahan relapse.
Semoga membantu. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan ajukan pertanyaan tambahan.
*(Ditandatangani secara profesional sebagai Asisten Klinis Keperawatan)* -
Article No. 19013 | 26 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Klien sudah menikah dan mempunya 3 orang anak. Klien kerja sebagai supir di migas dengan gajih kurang lebih 8 juta perbulan yang klien gunakan untuk pemakaian shabu. Klien tinggal terpisah dengan keluarga jika ada masalah klien cenderung menghindar. Klien menggunakan shabu sejak 2010 sampai 2025, kenal dari teman kerjanya dan ingin mencoba. Awal pemakaian klien merasa lebih rajin dalam bekerja dan semangat. Klien pernah berhenti selama sebulan karena vertigo, setelah vertigo sembuj klien kembali mengkonsumsi dengan frekuensi penggunaan 3-4× sehari. Klien mengatakan sebelum menikah sering berhubungan seksual dan berganti ganti pasangan. Saat ini klien menyesal karena telah menggunakan shabu dan lalai dengan keluarga. Klien sebelumnya pernah merasa ada halusinasi pelnglihatan sebelum masuk rehabilitasi. Namun sekarang halusinasi sudah tidak ada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan yang Anda berikan. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis dan rekomendasi berdasarkan kondisi klien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko perilaku kekerasan (00154)
- Klien menunjukkan perilaku menghindar dari masalah dan menggunakan shabu sebagai cara untuk melarikan diri.
2. Gangguan pola tidur (00198)
- Klien mengalami gangguan tidur akibat penggunaan shabu yang berlebihan.
3. Kecanduan (00footage)
- Klien mengalami ketergantungan dan adiksi terhadap penggunaan shabu sejak 2010.
4. Risiko infeksi (00004)
- Klien memiliki riwayat berganti-ganti pasangan seksual sebelum menikah, meningkatkan risiko infeksi menular seksual.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol perilaku (1405)
- Klien dapat mengendalikan perilaku agresif dan impulsif akibat penggunaan shabu.
2. Kualitas tidur (0004)
- Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat dan tidak terganggu oleh penggunaan shabu.
3. Bebas ketergantungan (1302)
- Klien dapat membebaskan diri dari ketergantungan terhadap penggunaan shabu.
4. Bebas infeksi (1908)
- Klien dapat mencegah dan bebas dari infeksi menular seksual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen perilaku (4350)
- Membantu klien mengidentifikasi pemicu perilaku agresif dan impulsif, serta mengembangkan strategi untuk mengendalikannya.
2. Manajemen tidur (1850)
- Memberikan edukasi tentang pola tidur yang sehat, serta intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur klien.
3. Terapi adiksi (4550)
- Melakukan terapi untuk membantu klien lepas dari ketergantungan terhadap penggunaan shabu, termasuk terapi psikososial dan rehabilitasi.
4. Pencegahan infeksi (6540)
- Memberikan edukasi tentang risiko infeksi menular seksual dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan klien.
Sebagai perawat, saya akan menerapkan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada klien untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi. Saya akan berkoordinasi dengan tim multidisiplin lainnya, seperti konselor adiksi dan petugas kesehatan mental, untuk memastikan perawatan yang holistik bagi klien. Harapan kami adalah klien dapat mencapai pemulihan yang optimal dan kembali menjalin hubungan yang sehat dengan keluarganya. -
Article No. 19014 | 26 Jun 2025
Klinis : Nama: Bpk D Usia: 76 tahun Status: Menikah, tinggal bersama anak perempuan dan menantu Latar belakang: Pensiunan pegawai negeri, menderita diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi Bapak D (72 tahun) adalah seorang lansia yang tinggal bersama anak perempuannya setelah mengalami stroke ringan setahun yang lalu. Ia mengalami kelemahan pada sisi kanan tubuh dan afasia ringan. Saat ini, ia membutuhkan bantuan untuk aktivitas dasar sehari-hari seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi, serta menggunakan kursi roda untuk mobilitas. Perawatan dilakukan oleh anak perempuannya, Ibu W, yang berhenti bekerja untuk merawat ayahnya penuh waktu. Kondisi rumah tidak mendukung kebutuhan lansia, seperti kamar tidur di lantai dua, lantai licin, dan tidak adanya pegangan tangan di kamar mandi. Bantuan dari puskesmas terbatas. Dalam beberapa minggu terakhir, Bapak D menunjukkan gejala seperti diam, tidak responsif, dan kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, seperti mendengarkan radio. Keluarga khawatir akan adanya penurunan kondisi mental. Ibu W tampak kelelahan secara fisik dan emosional, merasa kewalahan dengan tanggung jawab perawatan yang berat.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai untuk Bapak D adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I69.353
- Deskripsi: Hemiplegia dan hemiparesis pasca stroke, mempengaruhi ekstremitas kanan, dengan afasia.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.75
- Deskripsi: Aktivitas terapeutik, pemberian instruksi atau pelatihan untuk perawatan diri dan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I69.353 menggambarkan kondisi Bapak D yang mengalami hemiplegia (kelumpuhan) dan hemiparesis (kelemahan) pada sisi kanan tubuhnya, serta afasia (gangguan bahasa) akibat stroke ringan yang dialaminya setahun yang lalu.
2. Kode ICD-9-CM 93.75 mencakup tindakan terapeutik, seperti pemberian instruksi atau pelatihan untuk membantu Bapak D dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi, serta menggunakan kursi roda untuk mobilitas. Hal ini sesuai dengan kebutuhan Bapak D yang memerlukan bantuan dalam aktivitas dasar sehari-hari.
Selain itu, berdasarkan informasi yang diberikan, Bapak D juga menderita diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, kode ICD-10 untuk kondisi tersebut dapat dipertimbangkan untuk melengkapi diagnosis, misalnya:
- Kode ICD-10: E11.9 - Diabetes mellitus tipe 2 tanpa komplikasi
- Kode ICD-10: I10 - Hipertensi esensial (primer)
Selain itu, kondisi keluarga dan lingkungan tempat tinggal Bapak D yang kurang mendukung juga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan perawatan yang komprehensif. -
Article No. 19015 | 26 Jun 2025
Klinis : Nama: Bpk D Usia: 76 tahun Status: Menikah, tinggal bersama anak perempuan dan menantu Latar belakang: Pensiunan pegawai negeri, menderita diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi Bapak D (72 tahun) adalah seorang lansia yang tinggal bersama anak perempuannya setelah mengalami stroke ringan setahun yang lalu. Ia mengalami kelemahan pada sisi kanan tubuh dan afasia ringan. Saat ini, ia membutuhkan bantuan untuk aktivitas dasar sehari-hari seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi, serta menggunakan kursi roda untuk mobilitas. Perawatan dilakukan oleh anak perempuannya, Ibu W, yang berhenti bekerja untuk merawat ayahnya penuh waktu. Kondisi rumah tidak mendukung kebutuhan lansia, seperti kamar tidur di lantai dua, lantai licin, dan tidak adanya pegangan tangan di kamar mandi. Bantuan dari puskesmas terbatas. Dalam beberapa minggu terakhir, Bapak D menunjukkan gejala seperti diam, tidak responsif, dan kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, seperti mendengarkan radio. Keluarga khawatir akan adanya penurunan kondisi mental. Ibu W tampak kelelahan secara fisik dan emosional, merasa kewalahan dengan tanggung jawab perawatan yang berat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi Bapak D yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Aktivitas Perawatan Diri Terganggu (00108)
- SDKI: Kemampuan terbatas untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SLKI: Meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
- SIKI: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
2. Risiko Jatuh (00155)
- SDKI: Faktor risiko yang dapat menyebabkan pasien jatuh.
- SLKI: Mencegah terjadinya jatuh pada pasien.
- SIKI: Mengelola faktor risiko jatuh.
3. Defisit Perawatan Diri (00108)
- SDKI: Keterbatasan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SLKI: Memulihkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
- SIKI: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
4. Kelelahan Perawat (00263)
- SDKI: Perasaan kelelahan fisik dan emosional akibat tanggung jawab perawatan yang berat.
- SLKI: Meningkatkan kesejahteraan perawat informal.
- SIKI: Mengelola stres perawat informal.
5. Perubahan Proses Pikir (00130)
- SDKI: Perubahan dalam kemampuan berpikir, persepsi, dan pemecahan masalah.
- SLKI: Mempertahankan fungsi kognitif.
- SIKI: Meningkatkan fungsi kognitif.
Penjelasan singkat:
1. Aktivitas Perawatan Diri Terganggu (00108): Bapak D membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi.
2. Risiko Jatuh (00155): Kondisi rumah Bapak D tidak mendukung kebutuhan lansia, seperti kamar tidur di lantai dua, lantai licin, dan tidak adanya pegangan tangan di kamar mandi, sehingga berisiko tinggi untuk jatuh.
3. Defisit Perawatan Diri (00108): Bapak D membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri akibat kelemahan pada sisi kanan tubuh dan afasia ringan.
4. Kelelahan Perawat (00263): Ibu W, anak perempuan Bapak D, tampak kelelahan secara fisik dan emosional karena merawat ayahnya penuh waktu.
5. Perubahan Proses Pikir (00130): Bapak D menunjukkan gejala seperti diam, tidak responsif, dan kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, yang mengindikasikan adanya penurunan kondisi mental. -
Article No. 19016 | 26 Jun 2025
Klinis : Pasien 40 tahun ada massa dirahim dan perut membesar, pasien mengatakan lebih sering ingin bermalas malasan dan perut terasa begah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci berdasarkan kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Diagnosa Utama: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan Gejala: Perut membesar (perubahan ukuran dan bentuk tubuh), pasien mengatakan lebih sering ingin bermalas-malasan (aktivitas menurun), perut terasa begah (gejala gastrointestinal).
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Outcome 1: Asupan Nutrisi
- Definisi: Jumlah dan jenis makanan dan cairan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengonsumsi makanan dengan jumlah dan jenis yang sesuai kebutuhan.
- Pasien dapat menjaga berat badan dalam rentang normal.
- Pasien tidak mengalami keluhan gastrointestinal.
b. Outcome 2: Tingkat Aktivitas
- Definisi: Jumlah dan jenis aktivitas fisik yang dilakukan.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah.
- Pasien dapat meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap.
- Pasien dapat mengelola waktu istirahat dan aktivitas dengan baik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi 1: Manajemen Nutrisi
- Definisi: Memfasilitasi asupan nutrisi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Aktivitas Keperawatan:
- Mengevaluasi status nutrisi pasien.
- Menyusun rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Mengajarkan pasien tentang diet yang seimbang dan sehat.
- Memantau asupan nutrisi dan berat badan pasien secara berkala.
b. Intervensi 2: Manajemen Aktivitas
- Definisi: Memfasilitasi aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien.
- Aktivitas Keperawatan:
- Mengkaji kemampuan dan preferensi aktivitas pasien.
- Menyusun rencana aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Mengajarkan pasien teknik manajemen energi dan pengelolaan waktu.
- Memantau dan mendukung peningkatan aktivitas pasien secara bertahap.
Penjelasan ini disusun dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan. -
Article No. 19017 | 26 Jun 2025
Klinis : Pasien 40 tahun ada massa dirahim dan perut membesar, pasien mengatakan lebih sering ingin bermalas malasan dan perut terasa begah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Pasien 40 tahun ada massa di rahim dan perut membesar, pasien mengatakan lebih sering ingin bermalas-malasan dan perut terasa begah.
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Persepsi negatif atau terganggu tentang penampilan dan fungsi tubuh.
Karakteristik Definisi:
- Menyatakan ketidakpuasan dengan penampilan tubuh
- Menyatakan ketidaknyamanan dengan ukuran atau bentuk tubuh
- Menyatakan perubahan dalam fungsi tubuh
b. Kelelahan
Definisi: Suatu perasaan letih dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas.
Karakteristik Definisi:
- Menyatakan perasaan lelah yang tidak sebanding dengan aktivitas
- Menyatakan penurunan energi yang tidak sebanding dengan aktivitas
- Menyatakan peningkatan kebutuhan istirahat
Kedua diagnosa keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu adanya massa di rahim dan perut membesar yang dapat mempengaruhi citra tubuh pasien, serta keluhan rasa malas-malasan dan perut terasa begah yang menunjukkan adanya kelelahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Untuk diagnosa Gangguan Citra Tubuh:
- Peningkatan Citra Tubuh
Definisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
Kriteria Hasil:
- Pasien menyatakan penerimaan terhadap perubahan fisik
- Pasien mendemonstrasikan perawatan diri yang tepat
- Pasien menunjukkan peningkatan rasa percaya diri
b. Untuk diagnosa Kelelahan:
- Pemulihan Energi
Definisi: Pemulihan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan peningkatan energi
- Pasien melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien melaporkan istirahat yang cukup
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat menerima perubahan fisik yang terjadi, meningkatkan perawatan diri, serta memulihkan energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Untuk diagnosa Gangguan Citra Tubuh:
- Terapi Citra Tubuh
Definisi: Upaya untuk meningkatkan persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji persepsi pasien terhadap perubahan fisik
- Berikan informasi mengenai perubahan fisik yang terjadi
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan sumber daya untuk beradaptasi
- Dorong pasien untuk terlibat dalam perawatan diri
- Berikan dukungan dan bimbingan untuk meningkatkan rasa percaya diri
b. Untuk diagnosa Kelelahan:
- Manajemen Energi
Definisi: Upaya untuk memulihkan dan mempertahankan energi.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji tingkat energi, pola istirahat, dan aktivitas pasien
- Buat perencanaan aktivitas harian yang seimbang
- Ajarkan teknik manajemen energi (seperti penjadwalan, teknik relaksasi)
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi yang tepat
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah terapi citra tubuh untuk membantu pasien menerima perubahan fisik dan meningkatkan rasa percaya diri, serta manajemen energi untuk memulihkan dan mempertahankan energi pasien sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan citra tubuh dan pemulihan energi, sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatannya.