Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9174 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita dirawat di ICU dengan indikasi gagal napas. Pasien terlihat gelisah dan sesak, ada penggunaan otot bantu napas, frekuensi napas 38x/mnt, frekuensi nadi 130x/mnt, irama jantung tidak teratur, terlihat pucat dan nilai SpO2 85%. Hasil AGD: pH 7,32; PCO2 55; PO2 60; HCO3 30; BE -4. Apakah masalah keperawatan pada pasien? Question 52Answer a. Penurunan curah jantung b. Gangguan pertukaran gas c. Perfusi perifer tidak efektif d. Gangguan ventilasi spontan e. Pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan tanda dan gejala yang diberikan, masalah keperawatan utama yang dialami oleh pasien adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan ventilasi spontan
Penjelasan:
1. Gangguan ventilasi spontan
- Ditandai dengan peningkatan frekuensi napas (38x/menit), penggunaan otot bantu napas, dan penurunan nilai SpO2 (85%).
- Hasil ABG menunjukkan alkalosis respiratorik (pH 7,32, PCO2 55, PO2 60), yang mengindikasikan adanya gangguan dalam proses ventilasi.
- Kondisi ini menyebabkan pertukaran gas tidak efektif, yang ditandai dengan hipoksemia (PO2 60) dan hiperkapnia (PCO2 55).
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kode: 00033
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi spontan yang adekuat untuk mendukung kehidupan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Kode: LS - 0041
Definisi: Status pertukaran gas yang membaik, ditandai dengan peningkatan SpO2, perbaikan hasil gas darah, dan perbaikan frekuensi serta kedalaman napas.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Kode: I - 0137
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi spontan yang adekuat. -
Article No. 9175 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan Ny.O berusia 37 tahun datang ke UGD dengan keluhan lesu sudah 3 hari. Ny.O mengatakan selama kurang lebih 4 hari merasa haus dan selalu minum, selain itu Ny.O mengatakan sering BAK dari biasanya bisa 3-4 kali setiap jam. Saat di lakukan cek gula darah pasien menggunakan glucometer, hasil tidak muncul sehingga diambil sampel darah pasien. Suhu 37,1oC, N 103 x/menit, RR 28 x/menit, TD 100/60 mmHg, dan SpO2 94%. Hasil laboratorium Ny.O menunjukan kadar gula darah pasien 998 mg/dL, osmolalitas 350 mmol/kg, natrium 123 mmol/L dan BUN 19,7 mg/dL. Luaran utama untuk kasus diatas? Question 57Answer a. Termoregulasi b. Perfusi Jaringan Perifer c. Status Kesadaran d. Pola Napas e. Status Oksigenasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Defisit Volume Cairan
- SDKI: Defisit Volume Cairan
- Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler
- Penjelasan: Ny. O menunjukkan gejala-gejala seperti dehidrasi (haus, sering berkemih), kadar gula darah tinggi, osmolalitas tinggi, dan natrium rendah, yang mengindikasikan adanya defisit volume cairan.
2. Risiko Perubahan Keseimbangan Elektrolit
- SDKI: Risiko Perubahan Keseimbangan Elektrolit
- Definisi: Ancaman terhadap keseimbangan normal elektrolit dalam tubuh
- Penjelasan: Kondisi Ny. O dengan kadar glukosa darah yang sangat tinggi dan elektrolit tidak seimbang (natrium rendah) mengindikasikan risiko perubahan keseimbangan elektrolit.
3. Gangguan Perfusi Jaringan
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan
- Definisi: Pengurangan aliran darah dan oksigen ke jaringan tubuh
- Penjelasan: Kondisi Ny. O dengan tanda-tanda vital tidak stabil (nadi cepat, napas cepat, dan saturasi oksigen rendah) dapat mengganggu perfusi jaringan.
Luaran utama yang sesuai adalah:
- Status Oksigenasi
- SLKI: Status Oksigenasi
- Definisi: Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan oksigen
- Penjelasan: Kondisi Ny. O dengan gangguan perfusi jaringan dan status oksigenasi yang terganggu membutuhkan penanganan untuk menjaga status oksigenasi.
Hal ini sesuai dengan kondisi Ny. O yang mengalami komplikasi diabetes mellitus dengan ketoasidosis diabetik, yang membutuhkan penanganan segera untuk memperbaiki status oksigenasi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. -
Article No. 9176 | 17 Dec 2024
Klinis : Time left 0:24:52 Question 61 Answer saved Marked out of 1.00 Flag question Question text Seorang perempuan Ny.O berusia 37 tahun datang ke UGD dengan keluhan lesu sudah 3 hari. Ny.O mengatakan selama kurang lebih 4 hari merasa haus dan selalu minum, selain itu Ny.O mengatakan sering BAK dari biasanya bisa 3-4 kali setiap jam. Saat di lakukan cek gula darah pasien menggunakan glucometer, hasil tidak muncul sehingga diambil sampel darah pasien. Suhu 37,1oC, N 103 x/menit, RR 28 x/menit, TD 100/60 mmHg, dan SpO2 94%. Hasil laboratorium Ny.O menunjukan kadar gula darah pasien 998 mg/dL, osmolalitas 350 mmol/kg, natrium 123 mmol/L dan BUN 19,7 mg/dL. Intervensi utama untuk masalah prioritas kasus diatas? Question 61Answer a. Terapi Oksigen b. Manajemen energi c. Manajemen hipovolemi d. Pemantauan respirasi e. Pemantauan energi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. O:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan hiperglikemia.
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala poliuria, polidipsia, dan letargi yang merupakan tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit akibat hiperglikemia.
- Hasil laboratorium menunjukkan kadar gula darah yang sangat tinggi (998 mg/dL), osmolalitas tinggi (350 mmol/kg), dan natrium rendah (123 mmol/L), yang mengindikasikan risiko ketidakseimbangan elektrolit.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen hipovolemia
- Tujuan: Mempertahankan volume cairan dan elektrolit yang adekuat.
- Intervensi: Monitor intake dan output cairan, lakukan rehidrasi intravena, monitor elektrolit serum.
2. Pemantauan respirasi
- Tujuan: Memantau status respirasi pasien.
- Intervensi: Monitor frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan, monitor tanda-tanda distress pernapasan.
3. Pemantauan energi
- Tujuan: Memantau status energi pasien.
- Intervensi: Monitor tanda-tanda kelelahan, monitor tingkat aktivitas, monitor pola tidur.
Jadi, intervensi utama yang diprioritaskan adalah Manajemen hipovolemia untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat hiperglikemia yang dialami oleh Ny. O. -
Article No. 9177 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhn sakit telinga sebelah kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit telinga sebelah kanan, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut Telinga
Penjelasan Singkat:
Nyeri akut telinga adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang dirasakan pada telinga, yang dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, atau penyakit pada struktur telinga.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan aktual atau potensial pada struktur telinga.
- Penyebab: Infeksi, trauma, penyakit pada telinga.
- Karakteristik: Keluhan sakit pada telinga, ekspresi wajah menunjukkan rasa sakit, perilaku yang menunjukkan rasa sakit.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah menunjukkan rileks, pasien dapat beristirahat.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Edukasi Kesehatan, Kolaborasi Pengobatan.
- Aktivitas Keperawatan: Melakukan pengkajian nyeri, memberikan analgesik sesuai instruksi, mengajarkan teknik distraksi, melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan. -
Article No. 9178 | 17 Dec 2024
Klinis : Time left 0:19:04 Question 2 Answer saved Marked out of 1.00 Flag question Question text Seorang perempuan dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran. Hasil pengkajian menunjukkan pasien somnolen GCS E2M4V3, Suhu 37,5°C, N 105 x/menit, RR 26 x/menit, terlihat usaha bernafas, TD 100/60 mmHg, dan SpO2 95%, urine output 100 cc/8 jam, balans cairan negatif 200. Hasil laboratorium menunjukkan kadar gula darah pasien 550 mg/dL, osmolalitas 250 mmol/kg, natrium 123 mmol/L dan BUN 19,7 mg/dL. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? Question 2Answer a. Risiko syok b. Ketidakseimbangan elektrolit c. Pola nafas tidak efektif d. Ketidakseimbangan kadar glukosa darah e. Hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama pada pasien tersebut adalah Ketidakseimbangan kadar glukosa darah (d).
Penjelasan:
1. Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E2M4V3 yang mengindikasikan adanya gangguan sistem saraf pusat.
2. Hasil laboratorium menunjukkan kadar glukosa darah yang sangat tinggi, yaitu 550 mg/dL, serta adanya peningkatan osmolalitas (250 mmol/kg) dan penurunan natrium (123 mmol/L). Temuan ini mengarah pada kondisi hiperglikemia dengan gangguan osmolar.
3. Hiperglikemia yang tidak terkendali dapat menyebabkan keadaan gawat darurat metabolik, seperti diabetik ketoasidosis atau hiperosmolar hyperglycemic state, yang dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, masalah keperawatan utama yang paling sesuai adalah Ketidakseimbangan kadar glukosa darah. Diagnosa ini mencerminkan kebutuhan utama pasien untuk segera mendapatkan stabilisasi kadar glukosa darah dan pemantauan yang ketat untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. -
Article No. 9179 | 17 Dec 2024
Klinis : Tn S laki-laki usia 55 tahun dirawat di ICU diagnosa PPOK, pneumonia bilateral terpasang ventilator hasil pemeriksaan: somnolen, napas cepat dangkal, suara ronki dikedua lapang paru, RR 32x/m, SpO2 95%, HR 112x/m, analisa gas darah= pH: 7.30, PCO2: 50, PO2 75, HCO3 21, BE 2.5, SaO2 100%, AaDO2 306. Apa diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI sesuai kasus diatas? Question 9Answer a. Bersihan jalan napas tidak efekti bd proses infeksi b. Gangguan pertukaran gas bd ketikseimbangan ventilasi dan perfusi c. Pola napas tidak efektif bd hambatan upaya napas d. Pola napas tidak efektif bd penurunan energi e. Gangguan ventilasi spontan bd kelelahan otot pernapasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. S dengan diagnosis PPOK dan pneumonia bilateral dengan ventilator, maka diagnosa keperawatan yang sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida dalam darah.
Karakteristik Mayor:
- Penurunan PaO2, SaO2 dan PaCO2
- Takipnea
- Dispnea
Faktor Berhubungan:
- Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Penjelasan: Pada kasus Tn. S, terdapat gangguan pertukaran gas ditandai dengan penurunan PaO2 (75 mmHg) dan peningkatan PaCO2 (50 mmHg), serta takipnea (RR 32x/menit) dan dispnea yang membutuhkan ventilator. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik Mayor:
- Perubahan frekuensi napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Bunyi napas tidak normal (ronki)
Faktor Berhubungan:
- Kelelahan otot pernapasan
Penjelasan: Pada kasus Tn. S, terdapat pola napas tidak efektif yang ditandai dengan napas cepat dangkal (RR 32x/menit), penggunaan otot bantu napas, serta adanya bunyi ronki di kedua lapang paru, yang menunjukkan kelelahan otot pernapasan.
Jadi, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI adalah Gangguan Pertukaran Gas dan Pola Napas Tidak Efektif. -
Article No. 9180 | 17 Dec 2024
Klinis : Time left 0:17:39 Question 10 Answer saved Marked out of 1.00 Flag question Question text Seorang perempuan Ny.O berusia 37 tahun datang ke UGD dengan keluhan lesu sudah 3 hari. Ny.O mengatakan selama kurang lebih 4 hari merasa haus dan selalu minum, selain itu Ny.O mengatakan sering BAK dari biasanya bisa 3-4 kali setiap jam. Saat di lakukan cek gula darah pasien menggunakan glucometer, hasil tidak muncul sehingga diambil sampel darah pasien. Suhu 37,1oC, N 103 x/menit, RR 28 x/menit, TD 100/60 mmHg, dan SpO2 94%. Hasil laboratorium Ny.O menunjukan kadar gula darah pasien 998 mg/dL, osmolalitas 350 mmol/kg, natrium 123 mmol/L dan BUN 19,7 mg/dL. Intervensi utama untuk masalah prioritas kasus diatas? Question 10Answer a. Manajemen energi b. Terapi Oksigen c. Pemantauan respirasi d. Pengambilan darah arteri e. Pemantauan energi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dibuktikan dengan pasien merasa lesu, frekuensi napas meningkat, dan penurunan SpO2.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan toleransi aktivitas, ditandai dengan peningkatan tingkat aktivitas, penurunan tanda-tanda takipnea, takikardia, dan hipoksemia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang perlu dilakukan adalah:
1. Pemantauan respirasi: memantau frekuensi, kedalaman, dan usaha napas pasien.
2. Terapi oksigen: memberikan oksigen tambahan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
3. Manajemen energi: mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien untuk mencegah kelelahan.
Jadi, jawaban yang paling sesuai adalah c. Pemantauan respirasi. -
Article No. 9181 | 17 Dec 2024
Klinis : Nn W usia 25 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran dan mulut berbuih. Hasil pengkajian menunjukkan GCS E2M4V2, frekuensi nadi 104 x/menit, lemah, frekuensi nafas 26 x/menit, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, air liur terus keluar dari mulut, terlihat retraksi dinding dada, TD 88/59 mmHg, SpO2 89% room air, pasien terlihat berkeringat hebat, pupil miosis +/+. Apa penyebab keracunan pasien? Question 12Answer a. Makanan b. Opioid c. Amphetamin d. Organophospat e. Sedativa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, seperti penurunan kesadaran, mulut berbuih, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, retraksi dinding dada, dan pupil miosis, penyebab keracunan pasien yang paling mungkin adalah Organofospat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan keracunan organofospat.
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan depresi sistem pernafasan akibat keracunan organofospat.
3. Risiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan refleks batuk dan muntah akibat keracunan organofospat.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan diagnosis keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan luaran keperawatan yang disusun oleh PPNI sebagai panduan dalam menetapkan luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI sebagai panduan dalam memberikan intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 9182 | 17 Dec 2024
Klinis : Nn W usia 25 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran dan mulut berbuih. Hasil pengkajian menunjukkan GCS E2M4V2, frekuensi nadi 104 x/menit, lemah, frekuensi nafas 26 x/menit, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, air liur terus keluar dari mulut, terlihat retraksi dinding dada, TD 88/59 mmHg, SpO2 89% room air, pasien terlihat berkeringat hebat, pupil miosis +/+. Apa penyebab keracunan pasien? Question 12Answer a. Makanan b. Opioid c. Amphetamin d. Organophospat e. Sedativa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, pasien Nn W kemungkinan mengalami keracunan Organofosfat. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan keracunan Organofosfat ditandai dengan frekuensi napas 26 x/menit, retraksi dinding dada, dan SpO2 89% room air.
2. Penurunan Perfusi Jaringan berhubungan dengan hipotensi (TD 88/59 mmHg) akibat keracunan Organofosfat.
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan produksi air liur dan keringat berlebih akibat keracunan Organofosfat.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas:
- SDKI: Penurunan kemampuan untuk menjaga homeostasis oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh.
- SLKI: Peningkatan frekuensi napas, retraksi dinding dada, dan penurunan saturasi oksigen.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau dan mengatur ventilasi, serta pemberian oksigen.
2. Penurunan Perfusi Jaringan:
- SDKI: Penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tanda-tanda hipotensi, nadi lemah, dan penurunan kesadaran.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, menjaga posisi pasien, dan pemberian cairan intravena.
3. Kelebihan Volume Cairan:
- SDKI: Akumulasi cairan di ruang interstisial, intravaskular, dan/atau rongga tubuh.
- SLKI: Tanda-tanda peningkatan produksi saliva, keringat berlebihan, dan edema.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau input dan output cairan, pemberian antikolinergik, dan perawatan kulit.
Penyebab keracunan pada pasien Nn W adalah Organofosfat, yang ditandai dengan gejala-gejala seperti penurunan kesadaran, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, miosis, dll. -
Article No. 9183 | 17 Dec 2024
Klinis : Tn S laki-laki usia 55 tahun dirawat di ICU diagnosa PPOK, pneumonia bilateral terpasang ventilator hasil pemeriksaan: somnolen, napas cepat dangkal, suara ronki dikedua lapang paru, RR 28x/m, SpO2 95%, HR 112x/m, analisa gas darah pH: 7.30, PCO2: 50, PO2 75, HCO3 21, BE 2.5, SaO2 100%, AaDO2 306. Apa intervensi utama untuk masalah kasus diatas? Question 18Answer a. Pemantauan respirasi b. Pengambilan darah arteri c. Managemen energi d. Pemantauan energi e. Terapi inhalasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. S yang dipaparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan intervensi utama yang dapat diterapkan:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
2. Kelebihan Volume Cairan
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif (SDKI): Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memadai untuk mendukung kebutuhan metabolik.
2. Kelebihan Volume Cairan (SDKI): Akumulasi cairan intravaskular, interstisial dan/atau rongga tubuh yang melebihi kebutuhan fisiologis.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI): Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Intervensi Utama:
Intervensi utama yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan pada Tn. S adalah:
1. Terapi inhalasi
- Memberikan terapi oksigen dan nebulizer untuk membantu meningkatkan oksigenasi
- Membantu mengeluarkan sekresi dan membuka jalan napas
2. Manajemen ventilasi mekanik
- Memantau parameter ventilator dan melakukan penyesuaian sesuai kondisi pasien
- Memantau status respirasi dan oksigenasi pasien secara berkala
3. Manajemen cairan
- Memantau intake dan output cairan pasien
- Memberikan cairan sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan
Pemantauan dan evaluasi yang ketat terhadap kondisi pasien sangat penting untuk menentukan keefektifan intervensi dan mengatasi masalah keperawatan secara komprehensif.