Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11210 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang anak berusia 7 tahun di rawat di ruang anak. Ibu mengatakan anaknya muntah disertai BAB > 10 kali sejak 3 hari yang lalu. Klien tampak lemas, bibir kering,mata cekung, turgor kulit jelek, cubitan perut Kembali lambat. BB: 14 kg dan TB: 112 cm, TTV: TD: 90/100 mmHg, RR: 25 x/menit, HR: 90x/menit, Suhu:37°C. TUGAS : 1. Tegakkan Diagnosis keperawatan pada klien dan laporkan kepada penguji 2. Tetapkan rencana Keperawatan 3. Lakukan Tindakan pemasangan infus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu anda dengan memberikan diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang telah anda deskripsikan.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Berdasarkan kondisi klien yang dideskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
a. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare
Karakteristik: Mata cekung, bibir kering, turgor kulit jelek, cubitan perut kembali lambat, HR: 90x/menit
2. Rencana Keperawatan
a. Tujuan/Luaran Keperawatan (SLKI)
1) Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal setelah 3 hari perawatan.
2) Klien akan menunjukkan status cairan tubuh yang adekuat setelah 3 hari perawatan.
b. Intervensi Keperawatan (SIKI)
1) Pantau tanda-tanda vital secara berkala (TD, HR, RR, Suhu)
2) Kaji status hidrasi (turgor kulit, capillary refill time, mukosa oral)
3) Berikan terapi cairan intravena sesuai kebutuhan
4) Pantau intake dan output cairan
5) Kolaborasi pemberian antiemetik dan antidiare sesuai indikasi
6) Edukasi keluarga tentang pencegahan dehidrasi dan manajemen diare
3. Tindakan Pemasangan Infus
a. Tujuan:
1) Memberikan terapi cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi akibat diare.
2) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Langkah-langkah Tindakan:
1) Cuci tangan sesuai prosedur.
2) Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
3) Pilih vena yang sesuai dan bersihkan area dengan antiseptik.
4) Lakukan pemasangan infus sesuai teknik aseptik.
5) Fiksasi selang infus dan monitor tetesan infus.
6) Dokumentasikan tindakan dan observasi pasien.
Dengan pemberian tindakan keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi klien dapat membaik dan risiko dehidrasi dapat diatasi. Saya siap memberikan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 11211 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang wanita, umur 61 tahun dirawat di ruang plamboyan panti werdha pasien mengeluh kelemahan kaki sebelah kiri post stroke. Aktivitas sehari-hari di bantu oleh petugas, pasien belum mengetahui cara menggunakan alat bantu jalan. Saat ini pasien sedang dalam masa pemulihan. TUGAS : 1. Lakukan pengkajian penilaian tonus otot, kekuatan, masa otot pada ektermitas bawah pasien 2. Lakukan latihan berjalan menggunakan alat bantu gerak tongkat atau walker pada pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi pasien yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, beserta pengkajian, luaran, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terkontrol pada salah satu atau lebih ekstremitas.
Pengkajian:
1. Penilaian Tonus Otot, Kekuatan, dan Massa Otot pada Ekstremitas Bawah Pasien
- Tonus otot: Lakukan palpasi dan observasi untuk menilai tonus otot pada ekstremitas bawah, terutama pada sisi kiri yang terdampak stroke. Catat adanya spastisitas, hipotonus, atau hipertonus.
- Kekuatan otot: Gunakan skala kekuatan otot (misalnya skala MRC) untuk menilai kekuatan otot pada gerakan fleksi dan ekstensi lutut, dorsifleksi dan plantarfleksi pergelangan kaki.
- Massa otot: Lakukan pengukuran lingkar atau volume segmen ekstremitas bawah untuk menilai massa otot.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Mobilitas Fisik
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan pergerakan ekstremitas bawah dengan baik, meningkatkan kemampuan berjalan, dan mengurangi ketergantungan dalam aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Terapi Latihan Gerak
- Tujuan: Meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan koordinasi otot ekstremitas bawah pasien.
- Kegiatan:
- Latihan pergerakan ekstremitas bawah secara aktif-asistif dan pasif.
- Latihan berdiri dan berjalan dengan alat bantu jalan (tongkat atau walker).
- Berikan motivasi dan bimbingan dalam melakukan latihan.
2. Pelatihan Penggunaan Alat Bantu Jalan
- Tujuan: Membantu pasien menguasai penggunaan alat bantu jalan secara aman dan efektif.
- Kegiatan:
- Ajarkan dan latihkan penggunaan tongkat atau walker sesuai kebutuhan pasien.
- Latih pasien dalam bermobilisasi dengan alat bantu jalan.
- Evaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan alat bantu jalan.
Penjelasan rinci dan terperinci telah diberikan untuk setiap poin, dengan tone akademis dan persona pakar perawat. Semoga informasi ini bermanfaat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 11212 | 19 Jan 2025
Klinis : Klien Ny. I berusia 59 tahun mengidap stroke ringan , kekuatat esktremitas atas 4, ekstremitas bawah 5. suami klien dengan dirawat dirumah sakit karena usus buntu. klien dan 2 anak nya merasa cemas dan takut dengan keadaan orang tuanya saat ini. Dari kasus ini, apa diagnosa keperawatan keluarga yang muncul ?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah jawaban saya sebagai seorang perawat pakar:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai
Berdasarkan kasus yang diberikan, ada beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang dapat muncul, antara lain:
a. Ansietas keluarga: Keadaan individu dalam keluarga yang mengalami rasa tidak nyaman atau khawatir dalam mengantisipasi ancaman yang diperkirakan akan terjadi (seperti kondisi kesehatan anggota keluarga yang sedang sakit).
b. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga: Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencegah, dan/atau mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
c. Risiko ketidakstabilan ekonomi keluarga: Keadaan yang berisiko terhadap stabilitas ekonomi keluarga akibat biaya pengobatan anggota keluarga yang sedang sakit.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
a. Ansietas keluarga:
- Keluarga mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Keluarga mampu mengontrol kecemasan
- Keluarga mampu mengungkapkan perasaan cemas secara terbuka
- Keluarga mampu menggunakan strategi koping yang efektif
b. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga:
- Keluarga mampu mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga
- Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat terkait penanganan masalah kesehatan
- Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit secara efektif
- Keluarga mampu mengakses sumber daya kesehatan yang diperlukan
c. Risiko ketidakstabilan ekonomi keluarga:
- Keluarga mampu mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang tersedia
- Keluarga mampu membuat perencanaan keuangan untuk biaya pengobatan
- Keluarga mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
a. Ansietas keluarga:
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan keluarga
- Berikan informasi yang akurat tentang kondisi kesehatan anggota keluarga
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres kepada keluarga
- Fasilitasi keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya
- Libatkan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan
b. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga:
- Identifikasi sumber daya dan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
- Berikan edukasi tentang perawatan stroke dan penatalaksanaannya
- Bantu keluarga menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi anggota keluarga
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan perawatan
- Pantau dan evaluasi efektivitas perawatan yang dilakukan keluarga
c. Risiko ketidakstabilan ekonomi keluarga:
- Identifikasi sumber pembiayaan kesehatan yang tersedia bagi keluarga
- Berikan informasi tentang program/fasilitas pembiayaan kesehatan yang dapat diakses
- Bantu keluarga menyusun rencana anggaran untuk biaya perawatan
- Fasilitasi keluarga dalam mengakses sumber pembiayaan yang sesuai
- Pantau dan evaluasi kondisi ekonomi keluarga secara berkala
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif, mengelola kecemasan, dan mempertahankan stabilitas ekonomi keluarga. Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada keluarga. -
Article No. 11213 | 19 Jan 2025
Klinis : Klien Ny. I berusia 59 tahun mengidap stroke ringan , kekuatat esktremitas atas 4, ekstremitas bawah 5. suami klien dengan dirawat dirumah sakit karena usus buntu. klien dan 2 anak nya merasa cemas dan takut dengan keadaan orang tuanya saat ini. Dari kasus ini, apa diagnosa keperawatan keluarga yang muncul ?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis, serta diagnosa keperawatan keluarga yang muncul:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I69.341
- Deskripsi: Stroke ringan dengan kelemahan motorik parsial ekstremitas atas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 47.0
- Deskripsi: Apendektomi (Pengangkatan usus buntu).
Dari kasus ini, beberapa diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah:
1. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan anggota keluarga yang sedang sakit.
2. Ketidakberdayaan keluarga berhubungan dengan terbatasnya kemampuan dalam merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
3. Risiko koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan anggota keluarga.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I69.341 menunjukkan diagnosis stroke ringan dengan kelemahan motorik parsial pada ekstremitas atas. Ini sesuai dengan kondisi Ny. I yang mengalami stroke ringan dengan kekuatan otot ekstremitas atas 4 dan ekstremitas bawah 5.
- Kode ICD-9-CM 47.0 menunjukkan prosedur apendektomi (pengangkatan usus buntu) yang dilakukan pada suami Ny. I.
- Diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah:
1. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan anggota keluarga yang sedang sakit. Hal ini sesuai dengan informasi bahwa Ny. I dan 2 anaknya merasa cemas dan takut dengan keadaan Ny. I saat ini.
2. Ketidakberdayaan keluarga berhubungan dengan terbatasnya kemampuan dalam merawat anggota keluarga yang sedang sakit. Dengan kondisi Ny. I yang mengalami stroke ringan, keluarga mungkin merasa tidak berdaya dalam merawatnya.
3. Risiko koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan anggota keluarga. Perubahan kondisi kesehatan Ny. I dan suaminya yang dirawat di rumah sakit dapat mempengaruhi koping keluarga. -
Article No. 11214 | 19 Jan 2025
Klinis : Pasien usia 60 kali/menit datang ke RS dengan keluhan sulit batuk dan merasa tidak nyaman didaerah leher, dan pasien sulit tidur. RR: 20 kali/ menit, Nadi: 84 x / menit. Advis Dokter menyarankan memasang Nebulaizer. Sebagai seorang perawat tindakan apa yang akan anda lakukan? TUGAS: 1. Lakukan pemasangan Nebulaizer 2. Tentukan diagnosa keperawatan yang muncul ceritakan kepada penguji
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang lengkap dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pola Napas (00032): Tanda dan gejala yang muncul pada pasien adalah sulit batuk dan pernapasan 20 kali/menit, yang mengindikasikan adanya gangguan pola napas.
2. Ketidaknyamanan Kronis (00293): Pasien merasakan ketidaknyamanan di daerah leher, yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
3. Gangguan Pola Tidur (00198): Pasien mengalami kesulitan tidur, yang dapat berdampak pada kualitas hidup pasien.
Tindakan Keperawatan:
1. Pemasangan Nebulizer:
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan, seperti nebulizer, oksigen, dan obat yang diresepkan dokter.
b. Jelaskan prosedur kepada pasien dan dapatkan persetujuan.
c. Atur posisi pasien dalam posisi semi-fowler atau duduk tegak untuk memudahkan pernapasan.
d. Pastikan sumber oksigen terhubung dengan benar dan aliran oksigen sesuai dosis yang diresepkan.
e. Masukkan obat nebulizer ke dalam wadah nebulizer.
f. Pastikan pasien menghirup uap obat dengan nyaman selama 10-15 menit.
g. Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien selama prosedur.
h. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.
2. Diagnosa Keperawatan yang Muncul:
a. Gangguan Pola Napas (00032):
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI): Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pantau status pernapasan (frekuensi, kedalaman, dan irama napas)
- Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan medis
b. Ketidaknyamanan Kronis (00293):
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI): Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat ketidaknyamanan.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Identifikasi faktor penyebab ketidaknyamanan
- Berikan tindakan non-farmakologis untuk mengurangi ketidaknyamanan (misalnya terapi panas/dingin, masase)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan medis
c. Gangguan Pola Tidur (00198):
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI): Pasien dapat melaporkan peningkatan kualitas tidur.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Identifikasi faktor penyebab gangguan tidur
- Terapkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
- Atur lingkungan yang nyaman untuk tidur
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan medis
Sebagai perawat, saya akan melakukan pemasangan nebulizer sesuai prosedur yang telah dijabarkan, serta menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 11215 | 19 Jan 2025
Klinis : Pasien usia 60 thn datang ke RS dengan keluhan sulit batuk dan merasa tidak nyaman didaerah leher, dan pasien sulit tidur. RR: 20 kali/ menit, Nadi: 84 x / menit. Advis Dokter menyarankan memasang Nebulaizer. Sebagai seorang perawat tindakan apa yang akan anda lakukan? TUGAS: 1. Lakukan pemasangan Nebulaizer 2. Tentukan diagnosa keperawatan yang muncul ceritakan kepada penguji
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan hal-hal berikut dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi yang Anda sampaikan:
1. Pemasangan Nebulaizer
Tindakan keperawatan yang akan saya lakukan dalam memasang Nebulaizer adalah:
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, seperti Nebulaizer, tabung oksigen, cairan nebulisasi, masker nebulizer, dan tensimeter.
b. Menjelaskan prosedur pemasangan Nebulaizer kepada pasien dan meminta persetujuan.
c. Mengukur tanda-tanda vital pasien, terutama RR dan saturasi oksigen.
d. Memasang Nebulaizer sesuai dengan prosedur, memastikan aliran oksigen dan cairan nebulisasi berjalan dengan baik.
e. Memantau respons pasien selama pemberian terapi Nebulaizer dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
f. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan dan respons pasien.
2. Diagnosa Keperawatan SDKI
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, yaitu usia 60 tahun, sulit batuk, merasa tidak nyaman di area leher, dan sulit tidur, dengan tanda-tanda vital RR 20 kali/menit dan nadi 84 kali/menit, maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b. Gangguan Tidur
c. Nyeri Akut
3. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pasien dapat bernafas dengan mudah tanpa gangguan.
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
b. Gangguan Tidur:
- Pasien dapat tidur tanpa terganggu.
- Pasien merasa segar setelah tidur.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
c. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri.
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri.
- Pasien dapat tidur dengan nyenyak.
4. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Berikan terapi oksigen melalui Nebulaizer.
- Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif.
- Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan.
b. Gangguan Tidur:
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Berikan terapi farmakologi sesuai indikasi.
- Pantau pola tidur pasien.
c. Nyeri Akut:
- Berikan analgesik sesuai instruksi dokter.
- Terapkan teknik distraksi dan relaksasi.
- Anjurkan pasien untuk menggunakan posisi yang nyaman.
- Pantau intensitas nyeri dan respons pasien terhadap intervensi.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien. Jika ada pertanyaan atau hal lain yang perlu diklarifikasi, silakan tanyakan. Saya akan dengan senang hati membantu Anda. -
Article No. 11099 | 18 Jan 2025
Klinis : gangguan integritas kulit dan jaringan karena pasien mengalami luka bakar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan gangguan integritas kulit dan jaringan karena luka bakar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Kerusakan Integritas Kulit" (00046). Definisi dari diagnosa ini adalah "Kerusakan epidermis dan/atau dermis". Pasien dengan luka bakar mengalami kerusakan pada integritas kulit dan jaringan, sehingga diagnosa ini tepat untuk ditegakkan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Penyembuhan Luka (1103)
- Indikator: Kedalaman luka, Ukuran luka, Jaringan nekrosis, Tanda-tanda infeksi
2. Integritas Jaringan: Kulit dan Membran Mukosa (1101)
- Indikator: Kondisi kulit, Elastisitas kulit, Perfusi jaringan, Pigmentasi kulit
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah:
1. Manajemen Luka (3660)
- Tindakan: Debridemen luka, Aplikasi balutan luka, Perawatan kulit perifer, Perawatan luka bakar
2. Peningkatan Sirkulasi (4062)
- Tindakan: Posisikan ekstremitas, Kolaborasi dengan terapi fisik, Terapi kompres dingin/hangat
3. Manajemen Nyeri (1400)
- Tindakan: Evaluasi nyeri, Manajemen farmakologis nyeri, Teknik nonfarmakologis
4. Perawatan Kulit: Topical (3584)
- Tindakan: Aplikasi emolien, Aplikasi pelembab, Perawatan kulit kering
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Kerusakan Integritas Kulit" (00046) dipilih karena pasien mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis akibat luka bakar. Luaran/output yang diharapkan adalah penyembuhan luka (1103) dan peningkatan integritas jaringan kulit dan membran mukosa (1101). Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup manajemen luka, peningkatan sirkulasi, manajemen nyeri, dan perawatan kulit topical untuk mendukung penyembuhan luka dan pemulihan integritas kulit serta jaringan. Dengan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat memulihkan kondisi kulitnya dan mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 11100 | 18 Jan 2025
Klinis : tekanan darah 153/88 mmhg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi tekanan darah 153/88 mmHg:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tekanan darah 153/88 mmHg adalah Hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kondisi ini dapat menyebabkan risiko komplikasi kardiovaskular, seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Tekanan Darah: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai tekanan darah dalam batas normal, yaitu sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg.
2. Pengelolaan Gaya Hidup: Pasien dapat menerapkan perubahan gaya hidup yang sehat, seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi konsumsi garam, dan mengelola stres dengan baik.
3. Kepatuhan Pengobatan: Pasien dapat patuh dalam mengonsumsi obat-obatan antihipertensi yang diberikan sesuai dengan resep dokter.
4. Pemantauan Tekanan Darah: Pasien dapat melakukan pemantauan tekanan darah secara rutin dan mencatat hasilnya dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi:
a. Monitoring tekanan darah secara teratur.
b. Memberikan edukasi tentang hipertensi, faktor risiko, dan pengelolaan.
c. Membantu pasien dalam menerapkan perubahan gaya hidup, seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengatur pola makan, dan mengelola stres.
d. Memantau kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat-obatan antihipertensi.
e. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk pengelolaan hipertensi yang komprehensif.
2. Manajemen Komplikasi:
a. Memantau tanda-tanda komplikasi kardiovaskular, seperti gejala stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung.
b. Memberikan perawatan yang sesuai untuk mencegah atau mengelola komplikasi yang mungkin terjadi.
c. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda komplikasi dan tindakan yang harus dilakukan.
3. Promosi Kesehatan:
a. Memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat, seperti aktivitas fisik, pola makan, dan pengelolaan stres.
b. Mendorong pasien untuk melakukan pemantauan tekanan darah secara rutin.
c. Membantu pasien dalam menerapkan perubahan gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan tekanan darah, pengelolaan gaya hidup yang sehat, kepatuhan pengobatan, dan pemantauan tekanan darah yang teratur. -
Article No. 11101 | 18 Jan 2025
Klinis : pasien post op hnp, mengeluh nyeri tapi tidak meringis, tidak berani bergerak seperti miring, ekstremitas normal tidak ada keluhan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien post op HNP (Hernia Nukleus Pulposus) dengan kondisi yang diberikan adalah "Nyeri Akut". Pasien mengeluhkan nyeri namun tidak meringis, tidak berani bergerak seperti miring, dan ekstremitas normal tanpa keluhan. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri: Pasien mampu mengontrol nyeri dengan skor nyeri ≤3 pada skala 0-10.
2. Mobilitas Fisik: Pasien dapat melakukan perubahan posisi dan ambulasi secara mandiri.
3. Integritas Jaringan: Tidak terjadi kerusakan pada kulit dan jaringan di area post-operasi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
b. Berikan tindakan farmakologis sesuai dengan instruksi dokter, seperti pemberian analgesik.
c. Ajari pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi es/panas.
d. Monitor efektivitas intervensi dan evaluasi respon pasien terhadap manajemen nyeri.
2. Peningkatan Mobilitas Fisik:
a. Dorong dan bantu pasien untuk melakukan mobilisasi dini sesuai toleransi, seperti perubahan posisi dan ambulasi.
b. Ajarkan latihan fisik yang sesuai, seperti latihan rentang gerak dan latihan isometrik.
c. Berikan bantuan alat bantu mobilisasi jika diperlukan, seperti walker atau tongkat.
d. Evaluasi kemampuan mobilisasi pasien dan lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
3. Perawatan Luka Operasi:
a. Lakukan penilaian luka operasi secara berkala, meliputi tanda-tanda infeksi dan penyembuhan.
b. Lakukan perawatan luka sesuai prosedur, termasuk pembersihan, aplikasi salep, dan penggantian balutan.
c. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan dan kelembapan area luka.
d. Monitor perkembangan penyembuhan luka dan lakukan intervensi tambahan jika diperlukan.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri, meskipun tidak meringis dan tidak berani bergerak. Nyeri akut merupakan respons fisiologis normal terhadap cedera atau penyakit, yang membutuhkan intervensi keperawatan untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kondisi pasien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup manajemen nyeri yang efektif, peningkatan mobilitas fisik, dan integritas jaringan yang terjaga. Hal ini bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien secara holistik dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi tindakan farmakologis dan non-farmakologis untuk manajemen nyeri, mobilisasi dini, dan perawatan luka operasi. Intervensi ini bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri yang baik, peningkatan mobilitas, dan penyembuhan luka yang optimal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar praktik keperawatan dan berfokus pada peningkatan kualitas hidup pasien. Pendekatan yang holistik, kolaboratif, dan berpusat pada pasien sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 11102 | 18 Jan 2025
Klinis : Ny. Albina / 57 Tahun Dx. Chepalgia Keluhan : nyeri kepala berdenyut- denyut, skala nyeri 4-6, muncul saat beraktivitas dan menunduk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan untuk Ny. Albina, usia 57 tahun dengan diagnosa Cephalgia (nyeri kepala), berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fisiologis (nyeri kepala berdenyut-denyut)
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami nyeri kepala berdenyut-denyut dengan skala nyeri 4-6, yang muncul saat beraktivitas dan menunduk. Nyeri ini berhubungan dengan cedera fisiologis yang terjadi pada pasien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik Mayor: Keluhan nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Gerakan protektif untuk mengurangi rasa nyeri.
- Faktor Berhubungan: Cedera fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan Keperawatan: Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, Pasien mendemonstrasikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, yang meliputi Pengkajian Nyeri, Pemberian Analgesik, Penggunaan Teknik Nonfarmakologis, Evaluasi Efektivitas Manajemen Nyeri.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari PPNI untuk kondisi Ny. Albina dengan diagnosa Cephalgia telah dipaparkan.