Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9144 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit punggung belakang sampai ke pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronik
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan sakit punggung belakang sampai ke pinggang, yang menunjukkan adanya nyeri kronik. Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung terus-menerus atau intermiten selama lebih dari 3 bulan dan dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari pasien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri kronik ditandai dengan gejala seperti laporan pasien tentang nyeri yang menetap atau berulang, perubahan pola tidur, perubahan nafsu makan, perubahan mood, dan keterbatasan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri kronik adalah pasien dapat mengendalikan nyeri, mempertahankan atau meningkatkan fungsi fisik, dan meningkatkan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani nyeri kronik meliputi pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi), edukasi manajemen nyeri, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan. -
Article No. 9145 | 17 Dec 2024
Klinis : Pasien dengan keluhan mual
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan pasien dengan mual, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
Penjelasan:
Kode ICD-10 R11.0 digunakan untuk diagnosis mual. Mual merupakan perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan gastrointestinal, efek samping obat, kehamilan, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.1
- Deskripsi: Pemberian antiemetik, antinauseants, atau obat penghambat muntah
Penjelasan:
Jika diperlukan, kode ICD-9-CM 94.1 dapat digunakan untuk prosedur pemberian antiemetik, antinauseants, atau obat penghambat muntah. Obat-obatan ini dapat diberikan untuk mengatasi atau mencegah mual dan muntah pada pasien, tergantung pada penyebab dan kondisi klinis.
Perlu diperhatikan bahwa kode ICD-9-CM digunakan untuk sistem klasifikasi diagnosis dan prosedur medis yang lebih lama, sedangkan kode ICD-10 merupakan versi yang lebih baru dan lebih detil. Dalam praktik saat ini, lebih disarankan untuk menggunakan kode ICD-10 untuk diagnosis dan prosedur medis. -
Article No. 9146 | 17 Dec 2024
Klinis : Pasien dengan keluhan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan contoh Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan mual.
1. Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
2. Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan dorongan untuk muntah.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obat-obatan, radiasi, infeksi, kehamilan, atau kondisi medis lainnya.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengelola mual dengan efektif.
- Indikator:
1. Pasien dapat mengidentifikasi faktor penyebab mual.
2. Pasien dapat menerapkan intervensi untuk mengurangi mual.
3. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat mual.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Mual (Nausea Management)
- Tujuan: Menurunkan frekuensi, durasi, dan intensitas mual.
- Aktivitas: Identifikasi faktor penyebab, pemberian anti-mual, pengaturan lingkungan, dll.
Dalam konteks pasien dengan keluhan mual, perawat dapat menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI untuk melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang berfokus pada pengelolaan mual secara efektif. -
Article No. 9147 | 17 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan perut terasa begah,pasien tidak selera makan ,pasien menghabiskan 1/2 porsi makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Makan Berhubungan dengan Anoreksia Parsial
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien mengalami gangguan pola makan, ditandai dengan perut terasa begah, tidak selera makan, dan hanya menghabiskan 1/2 porsi makan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pola makan, yang dapat diklasifikasikan sebagai anoreksia parsial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Makan Berhubungan dengan Anoreksia Parsial
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perbaikan Pola Makan
- Peningkatan Intake Nutrisi
- Peningkatan Berat Badan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Gangguan Pola Makan
- Edukasi Gizi
- Terapi Nutrisi
Sebagai perawat, saya akan bekerja secara kolaboratif dengan tim medis untuk mengelola kondisi pasien ini. Tujuan utamanya adalah membantu pasien memperbaiki pola makan, meningkatkan asupan nutrisi, dan mencapai berat badan yang optimal. -
Article No. 9148 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
2. Hipertermia
Penjelasan Singkat:
1. Diare:
- Definisi: Eliminasi tinja yang tidak normal dan cair dalam frekuensi yang lebih sering dari biasanya.
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Indikator: Frekuensi BAB meningkat, Konsistensi tinja cair, Volume tinja meningkat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Keseimbangan cairan dan elektrolit, Pemeliharaan kesehatan usus.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen diare, Manajemen cairan, Edukasi tentang diare.
2. Hipertermia:
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Indikator: Suhu tubuh meningkat, Kulit teraba panas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Regulasi suhu tubuh, Pemulihan kesehatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen demam, Manajemen cairan, Peningkatan kenyamanan.
Dalam konteks pasien dengan keluhan demam dan diare, perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 9149 | 17 Dec 2024
Klinis : Pasien dengan keluhan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan mual.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Definisi:
Sensasi ketidaknyamanan di bagian belakang tenggorokan yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
Penyebab Utama:
1. Efek samping obat-obatan
2. Gangguan gastrointestinal
3. Kehamilan
4. Nyeri
5. Infeksi
6. Psikologis
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan mual (nausea) mengacu pada SDKI yang menyatakan bahwa mual adalah pengalaman subjektif tidak menyenangkan di belakang tenggorokan yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan mual adalah pasien dapat melaporkan penurunan sensasi mual, mampu mengidentifikasi faktor penyebab mual, dan mampu menerapkan intervensi yang efektif untuk mengatasi mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual antara lain:
1. Manajemen mual: mengidentifikasi penyebab, memantau tanda-tanda vital, memberikan obat-obatan antiemetik sesuai resep, serta memberikan intervensi non-farmakologis seperti teknik relaksasi.
2. Dukungan nutrisi: memberikan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi oleh pasien, mengatur jadwal makan, dan memantau asupan cairan.
3. Manajemen kenyamanan: mengatur lingkungan yang nyaman, menganjurkan posisi yang dapat mengurangi mual, serta memberikan tindakan distraksi.
Harapannya, dengan penerapan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat, pasien dapat segera mengatasi keluhan mual yang dialaminya. -
Article No. 9150 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien anak datang kondisi lemah. riwayat muntah dan bab sering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien anak yang datang dalam kondisi lemah dengan riwayat muntah dan bab sering.
Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Volume Cairan (Defisit Volume Cairan)
Penjelasan:
Kekurangan Volume Cairan (Defisit Volume Cairan) adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah cairan di dalam tubuh akibat kehilangan cairan yang melebihi intake cairan. Dalam kasus ini, pasien anak mengalami kondisi lemah, muntah, dan bab sering, yang dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kekurangan Volume Cairan (Defisit Volume Cairan) didefinisikan sebagai "Penurunan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Kekurangan Volume Cairan (Defisit Volume Cairan) adalah:
1. Mempertahankan status hidrasi yang adekuat
2. Mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat
3. Menunjukkan intake dan output cairan yang seimbang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Kekurangan Volume Cairan (Defisit Volume Cairan) meliputi:
1. Pemantauan status hidrasi dan tanda-tanda dehidrasi
2. Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
3. Pemberian obat-obatan anti muntah atau anti diare jika diperlukan
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga asupan cairan yang adekuat
Dalam menerapkan asuhan keperawatan, perawat harus selalu memperhatikan kondisi pasien secara holistik dan menggunakan pendekatan yang berpusat pada pasien untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 9151 | 17 Dec 2024
Klinis : Pasien resiko defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan risiko defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Defisit Nutrisi
Definisi:
Risiko Defisit Nutrisi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Nutrisi: Individu mempertahankan status nutrisi yang optimal.
2. Berat Badan: Individu mempertahankan berat badan yang sesuai.
3. Intake Nutrisi: Individu mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk memantau dan memenuhi kebutuhan nutrisi individu.
2. Edukasi Nutrisi: Intervensi untuk memberikan informasi terkait kebutuhan nutrisi yang sesuai.
3. Monitoring Nutrisi: Intervensi untuk memantau status nutrisi individu secara berkala.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan risiko defisit nutrisi memiliki kemungkinan untuk mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi kebutuhan metaboliknya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan selera makan, kesulitan menelan, atau kondisi medis tertentu. Perawat harus melakukan intervensi yang komprehensif, mulai dari manajemen nutrisi, edukasi, hingga monitoring nutrisi secara berkala, untuk memastikan bahwa pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang optimal dan mencegah terjadinya defisit nutrisi. -
Article No. 9152 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang pasien dirawat denga gagal jantung NYHA III mengeluh sesak napas saat beraktivitas ringan. Klien memiliki riwayat hipertensi. Saat ini tekanan darah 150/100 mmHg. Nadi Perifer teraba lemah dan capillary Refill time >3 detik. Klien terlihat pucat dan lelah. Hasil pemeriksaan Echocardiografi ejection fraction (EF) 45%. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, masalah keperawatan utama pasien adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan curah jantung (00029)
Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Perifer (0407)
- Indikator:
a. Nadi perifer teraba kuat dan regular
b. Pengisian kapiler <3 detik
c. Ekstremitas hangat dan kering
d. Tekanan darah dalam batas normal
2. Toleransi Aktivitas (0005)
- Indikator:
a. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
b. Mampu menyelesaikan aktivitas sesuai dengan rencana
c. Melaporkan peningkatan energi/stamina
d. Melaporkan penurunan sesak napas saat aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gagal Jantung (6680)
- Aktivitas:
a. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
b. Monitor adanya edema perifer, peningkatan berat badan, dan perubahan warna kulit
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai kondisi pasien
d. Anjurkan aktivitas fisik secara bertahap sesuai toleransi pasien
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen gagal jantung
2. Manajemen Energi (0180)
- Aktivitas:
a. Identifikasi faktor yang menyebabkan kelelahan
b. Anjurkan aktivitas sesuai toleransi pasien
c. Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari
d. Ajarkan teknik manajemen energi seperti pembagian waktu istirahat
e. Kolaborasi pemberian terapi oksigen jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan penurunan curah jantung dipilih karena kondisi klien menunjukkan adanya gagal jantung dengan gejala sesak napas saat beraktivitas ringan, edema perifer, nadi perifer lemah, dan kapiler refill time yang memanjang. Hal ini menunjukkan penurunan kemampuan jantung dalam memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Luaran/output yang diharapkan adalah peningkatan perfusi jaringan perifer dan toleransi aktivitas. Hal ini akan dicapai melalui intervensi manajemen gagal jantung dan manajemen energi yang mencakup pemantauan kondisi klien, pemberian terapi, serta edukasi dan latihan aktivitas sesuai toleransi. -
Article No. 9153 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal - gatal di kaki dan tangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal di kaki dan tangan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal-gatal)
Penjelasan:
Pruritus merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alergi, infeksi, penyakit kulit, atau faktor lainnya.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
- Penyebab: Alergi, infeksi, penyakit kulit, atau faktor lainnya.
- Karakteristik: Gatal-gatal, keinginan untuk menggaruk, perubahan warna kulit, ruam, dan iritasi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan kulit yang tidak gatal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak adanya rasa tidak nyaman.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan: Manajemen gejala pruritus, termasuk pemberian antihistamin, perawatan kulit, dan edukasi mengenai faktor penyebab dan pencegahannya.
Dalam konteks ini, pasien datang dengan keluhan gatal-gatal di kaki dan tangan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pruritus. Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan assessment, menetapkan tujuan, dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengatasi keluhan gatal-gatal pada pasien.