Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9124 | 17 Dec 2024
Klinis : DO : - Pasien mengeluh nyeri saat menelan dan buka mulut serta wajah membengkak sejak 1 bulan lalu - P : Nyeri telan dan buka mulut - Q : terasa nyut-nyutan - R : tenggorokan dan mulut - S : Skala 4 - T : ± 15 detik DO : - wajah pasien tampak bengkak - Pasien tampak sulit untuk membuka mulut dan berbicara - TTV - TD : 166/86 - N : 90 - S : 36,2 - RR : 20 - SpO2 : 99
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Proses patologis atau cedera.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluh nyeri saat menelan dan buka mulut, rasa nyut-nyutan pada tenggorokan dan mulut, skala nyeri 4 (sedang), durasi ± 15 detik.
2. Perubahan Perfusi Jaringan
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan tubuh.
- Penyebab: Gangguan pada saluran pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Wajah pasien tampak bengkak, pasien tampak sulit untuk membuka mulut dan berbicara.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa nyeri.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat menjelaskan strategi pengurangan nyeri yang efektif.
- Pasien menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
2. Integritas Jaringan
- Definisi: Keadaan di mana jaringan tubuh berfungsi secara optimal.
- Kriteria Hasil:
- Pasien menunjukkan perbaikan pada kondisi wajah.
- Pasien dapat membuka mulut dan berbicara dengan lebih baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Penilaian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep.
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Monitor respon pasien terhadap terapi nyeri.
2. Terapi Pernapasan
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perfusi jaringan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan edema.
- Ajarkan pasien teknik-teknik untuk mempertahankan jalan napas.
- Monitor tanda-tanda vital dan saturasi oksigen.
Berdasarkan hasil analisis, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Perubahan Perfusi Jaringan. Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri dan Integritas Jaringan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri dan Terapi Pernapasan. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan perawatan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 9125 | 17 Dec 2024
Klinis : Gastrointestinal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gastrointestinal, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
- Definisi: Pengeluaran tinja yang tidak normal, yaitu terlalu cair dan sering (lebih dari 3 kali sehari).
- Penyebab: Infeksi bakteri, virus, atau parasit; intoleransi makanan; obat-obatan; kondisi medis tertentu.
- Gejala: Frekuensi buang air besar yang meningkat, konsistensi tinja yang encer, rasa tidak nyaman di perut.
2. Konstipasi
- Definisi: Kesulitan atau ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur.
- Penyebab: Kurang asupan cairan, kurang aktivitas fisik, penggunaan obat-obatan tertentu, kondisi medis tertentu.
- Gejala: Frekuensi buang air besar yang menurun, konsistensi tinja yang keras, rasa tidak nyaman di perut.
3. Nyeri Abdomen
- Definisi: Rasa nyeri atau tidak nyaman di area perut.
- Penyebab: Infeksi, peradangan, obstruksi, atau kondisi medis lainnya.
- Gejala: Rasa nyeri, kram, atau ketidaknyamanan di area perut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Panduan standar untuk diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat di Indonesia.
- Tujuan: Memberikan keseragaman dalam menentukan diagnosis keperawatan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
- Cakupan: Mencakup berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah gastrointestinal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Panduan standar untuk luaran (outcome) keperawatan yang digunakan oleh perawat di Indonesia.
- Tujuan: Memberikan keseragaman dalam menentukan luaran keperawatan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
- Cakupan: Mencakup berbagai luaran keperawatan, termasuk luaran terkait masalah gastrointestinal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Panduan standar untuk intervensi keperawatan yang digunakan oleh perawat di Indonesia.
- Tujuan: Memberikan keseragaman dalam menentukan intervensi keperawatan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
- Cakupan: Mencakup berbagai intervensi keperawatan, termasuk intervensi terkait masalah gastrointestinal.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas bagi pasien dengan masalah gastrointestinal. -
Article No. 9126 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien dengan kultur pus ESBL
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kultur pus ESBL (Extended-Spectrum Beta-Lactamase).
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi pasien dengan kultur pus ESBL adalah "Risiko Infeksi". Hal ini dikarenakan pasien dengan kultur pus ESBL memiliki risiko tinggi mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik beta-laktam yang umum digunakan. Bakteri ESBL dapat menyebabkan infeksi pada berbagai lokasi, termasuk di kulit, luka, saluran kemih, dan lain-lain.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi: Pasien menunjukkan tidak adanya tanda-tanda infeksi baru, seperti peningkatan tanda vital, kemerahan, bengkak, atau drainase pada luka/area yang terinfeksi.
2. Pemulihan Luka: Luka pasien menunjukkan perbaikan, seperti pengurangan edema, erythema, dan eksudasi, serta peningkatan proses penyembuhan.
3. Pengetahuan: Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman yang baik tentang manajemen infeksi, termasuk penggunaan antibiotik, perawatan luka, dan tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi:
a. Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi secara rutin.
b. Lakukan kultur mikrobiologis dan uji sensitivitas antibiotik.
c. Berikan antibiotik sesuai dengan hasil uji sensitivitas.
d. Pantau efektivitas dan respons terhadap antibiotik.
e. Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya patuh terhadap regimen antibiotik.
2. Perawatan Luka:
a. Bersihkan luka secara aseptik dan lakukan debridemen jika perlu.
b. Aplikasikan balutan luka yang sesuai dengan kondisi luka.
c. Pantau perkembangan luka secara rutin.
d. Edukasikan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang tepat.
3. Peningkatan Pengetahuan:
a. Identifikasi tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang manajemen infeksi.
b. Berikan edukasi tentang infeksi, penggunaan antibiotik, dan pencegahan infeksi.
c. Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Evaluasi pemahaman pasien dan keluarga secara berkala.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu kontrol infeksi yang baik, pemulihan luka yang optimal, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dalam manajemen infeksi. Hal ini akan membantu meminimalkan risiko komplikasi dan meningkatkan hasil perawatan pasien. -
Article No. 9127 | 17 Dec 2024
Klinis : tekanan darah 158/ 96, GDS 92, Kolestrol 213, Asam urat 6,7 mengeluh sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu tekanan darah 158/96, gula darah sewaktu 92, kolesterol 213, asam urat 6,7, dan keluhan sakit kepala, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan yang tidak diharapkan pada tekanan darah, nadi, respirasi, dan/atau suhu tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, hiperurisemia.
b. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi
- Definisi: Berisiko mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, hiperurisemia.
c. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor Penyebab: Peningkatan tekanan darah.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Stabilitas Hemodinamik
- Kriteria Hasil:
1) Tekanan darah dalam rentang normal (120-140/70-90 mmHg)
2) Frekuensi nadi dalam rentang normal (60-100 x/menit)
3) Frekuensi respirasi dalam rentang normal (12-20 x/menit)
4) Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
b. Status Nutrisi
- Kriteria Hasil:
1) Kadar gula darah dalam rentang normal (70-140 mg/dL)
2) Kadar kolesterol dalam rentang normal (< 200 mg/dL)
3) Kadar asam urat dalam rentang normal (3,4-7,0 mg/dL)
c. Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil:
1) Klien melaporkan nyeri minimal atau tidak ada nyeri
2) Tanda-tanda vital stabil
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Hemodinamik
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi antihipertensi
- Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur
- Edukasi klien tentang pola hidup sehat untuk mengontrol tekanan darah
b. Manajemen Nutrisi
- Anjurkan asupan makanan seimbang, rendah lemak, gula, dan purin
- Pantau kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat secara berkala
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang sesuai
c. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan intervensi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan nyeri
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga dapat memperbaiki kondisi klien secara keseluruhan. -
Article No. 9128 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan menggigil tiba-tiba, riwayat pilek, batuk, sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi saluran pernapasan atas.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal. Pada kasus pasien dengan keluhan menggigil, riwayat pilek, batuk, dan sakit tenggorokan, hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh proses infeksi saluran pernapasan atas. Infeksi tersebut dapat memicu peningkatan suhu tubuh sebagai respons imun tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia berhubungan dengan proses infeksi saluran pernapasan atas adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Tidak terjadi komplikasi, seperti dehidrasi atau kejang demam
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan suhu tubuh secara berkala
2. Pemberian obat penurun demam sesuai indikasi
3. Pemberian cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penanganan hipertermia
Secara akademis, diagnosis dan intervensi keperawatan ini didasarkan pada standar yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui SDKI, SLKI, dan SIKI. Sebagai seorang pakar di bidang keperawatan, saya menyarankan agar pasien dapat menjalani pemeriksaan dan perawatan yang sesuai dengan kondisinya. -
Article No. 9129 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan menggigil tiba-tiba, riwayat pilek, batuk, sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan suhu tubuh (Hyperthermia)
Penjelasan:
- Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan keluhan menggigil tiba-tiba.
- Penyebab dapat berupa infeksi virus, bakteri, atau faktor lainnya.
- Pasien memerlukan penatalaksanaan untuk menurunkan suhu tubuh dan mengatasi penyebabnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen demam
- Pemberian cairan dan elektrolit
- Pemantauan tanda-tanda vital
Catatan: Diagnosa dan intervensi keperawatan ini dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kondisi pasien dan hasil pengkajian keperawatan yang lebih komprehensif. -
Article No. 9130 | 17 Dec 2024
Klinis : benjolan abses di kepala atau bisulan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi benjolan abses di kepala atau bisulan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.0
- Deskripsi: Abses kulit dan jaringan subkutan pada kepala
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses subkutan atau jaringan lunak
Penjelasan:
Kode ICD-10 L02.0 digunakan untuk menggambarkan kondisi abses kulit dan jaringan subkutan yang terjadi di daerah kepala. Abses adalah kumpulan nanah yang terbentuk akibat infeksi bakteri di dalam jaringan tubuh.
Jika diperlukan tindakan medis untuk mengatasi kondisi ini, maka kode ICD-9-CM 86.04 dapat digunakan untuk mencatat prosedur insisi dan drainase abses subkutan atau jaringan lunak. Tindakan ini bertujuan untuk mengeluarkan nanah dan mencegah penyebaran infeksi.
Sebagai dokter atau perekam medis, kami harus memastikan pengkodean yang akurat untuk mendukung dokumentasi medis yang komprehensif dan memfasilitasi pelaporan serta penagihan yang sesuai. -
Article No. 9131 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien lemas, gusi berdarah, timbul bintik merah dikulit, trombosit 5000
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Spontan berhubungan dengan Penurunan Jumlah Trombosit
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perdarahan Spontan: kondisi di mana individu rentan mengalami perdarahan yang tidak disengaja atau tidak terkontrol.
- Penurunan Jumlah Trombosit: kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah di bawah nilai normal.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Individu akan mencapai Tidak Ada Perdarahan Spontan: tidak ada perdarahan yang tidak disengaja atau tidak terkontrol.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital: mengidentifikasi dan memantau tanda-tanda vital untuk mendeteksi perubahan yang dapat mengindikasikan perdarahan.
- Manajemen Perdarahan: melakukan intervensi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
- Peningkatan Koagulasi: meningkatkan kemampuan koagulasi darah untuk mencegah perdarahan.
Dalam kasus ini, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada risiko perdarahan spontan, seperti lemas, gusi berdarah, dan timbul bintik merah di kulit, yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit yang sangat rendah. Oleh karena itu, diperlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, manajemen perdarahan, dan peningkatan koagulasi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan yang mungkin terjadi. -
Article No. 9132 | 17 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan bahwa sekarang kehamilan ke 5, pasien pernah mengalami abortus sebanyak 2 kali, pasien takut akan terjadi hal itu lagi di usia umur 39 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
a. Kecemasan Peripartum
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap masalah potensial, yang terkait dengan kehamilan dan persalinan.
Karakteristik definisi:
- Pasien mengatakan takut akan terjadinya aborsi kembali
- Pasien berusia 39 tahun, yang meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan
- Riwayat aborsi sebelumnya sebanyak 2 kali
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
a. Kontrol Kecemasan
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda kecemasan yang muncul
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas secara terbuka
- Pasien dapat menerapkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Pasien dapat menunjukkan sikap optimis terhadap kehamilan saat ini
b. Kesejahteraan Psikologis
- Pasien dapat menjelaskan strategi koping yang efektif untuk menghadapi kecemasan
- Pasien dapat menunjukkan perasaan positif terhadap kehamilan
- Pasien dapat melibatkan keluarga dalam mendukung kehamilan
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
a. Manajemen Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien menggunakan alat ukur kecemasan
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kecemasan pasien
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau meditasi
- Fasilitasi dukungan emosional dari keluarga atau significant other
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, jika diperlukan
b. Promosi Kesejahteraan Psikologis
- Kaji status psikologis pasien, termasuk kemampuan koping dan sumber daya pendukung
- Bantu pasien mengidentifikasi strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan dan meningkatkan kesejahteraan
- Berikan informasi tentang kehamilan, proses kelahiran, dan perawatan bayi untuk mengurangi kecemasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, untuk intervensi yang lebih komprehensif jika diperlukan
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi kecemasan peripartum, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan memiliki kehamilan yang lebih aman dan positif. -
Article No. 9133 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, berusia 40 tahun, dirawat di rumah dengan keluhan sering marah dan merusak barang barang-barang di sekitarnya. Saat pengkajian, tatapan mata pasien tajam kepada perawat, sering mondar-mandir, menyatakan keinginan berkelahi dengan orang yang mendekatinya. Apa masalah keperawatan pada kasus tersebut? Select one: a. Perilaku kekerasan b. Risiko bunuh diri c. Perilaku mencederai diri sendiri d. Risiko merusak lingkungan dan orang lain
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Perilaku Kekerasan
Kondisi pasien yang sering marah, merusak barang-barang di sekitarnya, memiliki tatapan mata tajam, sering mondar-mandir, dan menyatakan keinginan berkelahi dengan orang yang mendekatinya menunjukkan perilaku kekerasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perilaku Kekerasan: Pasien mampu mengontrol perilaku agresif dan marah yang ditampilkan.
2. Integritas Perilaku: Pasien mampu berinteraksi secara positif dengan lingkungan dan orang lain.
3. Keselamatan Diri: Pasien dan orang lain terhindar dari potensi bahaya akibat perilaku kekerasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk menghindari pemicu perilaku kekerasan.
2. Terapi Perilaku: Mengajarkan pasien teknik-teknik untuk mengendalikan emosi dan perilaku agresif, seperti relaksasi, distraksi, dan komunikasi terapeutik.
3. Pembatasan Fisik: Menggunakan pembatasan fisik (misalnya, isolasi atau restrain) sebagai tindakan terakhir jika pasien masih menunjukkan perilaku kekerasan yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perilaku kekerasan, faktor pemicu, dan strategi penanganannya.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan, berinteraksi secara positif dengan lingkungan, dan terhindar dari potensi bahaya bagi dirinya maupun orang lain.