Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11157 | 19 Jan 2025
Klinis : Ny.W dengan keluhan Demam, badan lemas diare Typhoid fever
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Ny. W dengan keluhan demam, badan lemas, dan diare akibat typhoid fever.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan diare.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Hipertermi berhubungan dengan infeksi bakteri.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan diare.
- SDKI: Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Terapi Cairan Oral, Pemantauan Cairan, Pengaturan Asupan Cairan
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Pemulihan Fisik
- SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas, Manajemen Kelelahan
3. Hipertermi berhubungan dengan infeksi bakteri.
- SDKI: Hipertermi
- SLKI: Manajemen Suhu Tubuh
- SIKI: Terapi Antipiretik, Manajemen Demam, Pemantauan Suhu Tubuh
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk membantu perawat dalam proses asuhan keperawatan yang terstandar dan terintegrasi. -
Article No. 11158 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien meninggal tgl 19/01/2025 jam 00:37
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam menangani kasus pasien yang telah meninggal, pendekatan keperawatan paliatif menjadi sangat penting. Berikut adalah penjelasan rinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Risiko Kematian: Diagnosis ini mencerminkan kondisi pasien yang telah meninggal. Risiko Kematian dapat didefinisikan sebagai "Risiko terjadinya penghentian fungsi vital tubuh".
b. Berduka: Diagnosis ini dapat diterapkan pada keluarga atau orang-orang terdekat pasien yang mengalami duka cita atas kehilangan. Berduka dapat didefinisikan sebagai "Respon emosional dan fisik terhadap kehilangan yang signifikan".
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Kematian:
i. Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda vital, tidak ada respon terhadap rangsangan, dan tidak ada aktivitas pernapasan.
ii. Indikator: Pasien menunjukkan tanda-tanda pasti kematian, keluarga memahami prognosis yang buruk, dan keluarga menerima kematian pasien.
b. Berduka:
i. Kriteria Hasil: Keluarga menunjukkan ekspresi emosi yang sesuai, keluarga dapat mengekspresikan rasa kehilangan, dan keluarga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik.
ii. Indikator: Keluarga dapat mengenali dan mengekspresikan perasaan mereka, keluarga dapat menerima kematian pasien, dan keluarga dapat menjalankan rutinitas sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Kematian:
i. Memantau tanda-tanda vital pasien dan menginformasikan dokter.
ii. Memastikan kenyamanan pasien dengan memberikan perawatan paliatif yang sesuai.
iii. Memfasilitasi perpisahan keluarga dengan pasien sesuai dengan keyakinan dan budaya mereka.
iv. Mendokumentasikan waktu kematian dan menyiapkan prosedur penanganan jenazah.
b. Berduka:
i. Mengidentifikasi reaksi berduka keluarga dan memberikan dukungan emosional.
ii. Menghubungkan keluarga dengan sumber dukungan sosial dan spiritual yang sesuai.
iii. Membantu keluarga dalam membuat rencana pemakaman dan upacara peringatan.
iv. Memantau tanda-tanda kesulitan beradaptasi dalam berduka dan merujuk ke konselor atau psikolog jika diperlukan.
Dalam kasus pasien yang telah meninggal, diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang fokus pada perawatan paliatif dan dukungan berduka menjadi sangat penting. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan kenyamanan pasien, memberi dukungan emosional kepada keluarga, dan membantu mereka dalam proses duka cita. -
Article No. 11159 | 19 Jan 2025
Klinis : Ny.W dengan keluhan Demam, badan lemas diare Typhoid fever Priotitas masalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny.W dengan Typhoid Fever:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat Typhoid Fever.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat demam dan diare.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko infeksi: Adanya kemungkinan masuknya agen patogen ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentolerasi atau melakukan aktivitas fisik secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko infeksi: Bebas dari infeksi atau komplikasi infeksi.
2. Status nutrisi: Tercapainya keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan.
3. Toleransi aktivitas: Peningkatan kemampuan melakukan aktivitas fisik secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen infeksi: Intervensi untuk mencegah dan mengelola infeksi.
2. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
3. Manajemen aktivitas: Intervensi untuk meningkatkan toleransi dan kemampuan beraktivitas.
Prioritas masalah:
Berdasarkan kondisi Ny.W, masalah prioritas yang harus ditangani adalah risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat Typhoid Fever. Infeksi yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, sehingga harus menjadi fokus utama dalam perawatan. -
Article No. 11160 | 19 Jan 2025
Klinis : Ny.W dengan keluhan Demam, badan lemas diare Typhoid fever
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Ny. W dengan keluhan Demam, Badan Lemas, dan Diare akibat Typhoid Fever:
1. Defisiensi volume cairan (SLKI: Keseimbangan Cairan)
Penjelasan: Ny. W mengalami kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare yang disebabkan oleh typhoid fever. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan cairan-elektrolit.
2. Intoleransi aktivitas (SLKI: Aktivitas Sehari-hari)
Penjelasan: Ny. W merasa lemas dan kelelahan, yang dapat mengganggu kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Risiko infeksi (SLKI: Pencegahan Infeksi)
Penjelasan: Typhoid fever adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar lebih luas jika tidak ditangani dengan baik. Ny. W berisiko mengalami komplikasi infeksi, seperti perforasi usus atau sepsis.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mendefinisikan, mengklasifikasikan, dan mendeskripsikan respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mendefinisikan, mengklasifikasikan, dan mendeskripsikan hasil dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mendefinisikan, mengklasifikasikan, dan mendeskripsikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar asuhan keperawatan di Indonesia. -
Article No. 11161 | 19 Jan 2025
Klinis : Ny.W dengan keluhan Demam, badan lemas diare Typhoid fever
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. W dengan keluhan demam, badan lemas, dan diare yang disebabkan oleh typhoid fever.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare akut.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Hipertermi berhubungan dengan infeksi typhoid fever.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit: Diare akut dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan, sehingga perlu diidentifikasi adanya risiko ketidakseimbangan.
2. Intoleransi Aktivitas: Kelemahan fisik akibat infeksi typhoid fever dapat menyebabkan intoleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
3. Hipertermi: Infeksi typhoid fever dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, sehingga perlu diidentifikasi dan diatasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
2. Toleransi Aktivitas: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
3. Suhu Tubuh: Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan: Mengatur asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan.
2. Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas untuk meningkatkan toleransi dan mengatasi kelemahan.
3. Manajemen Demam: Menggunakan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 11162 | 19 Jan 2025
Klinis : seak nafas, T 60/40 mmHg
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu sesak napas dengan tekanan darah 60/40 mmHg, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Sesak napas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan kontinyu tekanan darah, tidak ditetapkan lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R06.0 (Sesak napas) digunakan untuk mendeskripsikan kondisi sesak napas yang dialami oleh pasien.
2. Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan kontinyu tekanan darah, tidak ditetapkan lain) dapat digunakan untuk mencatat tindakan pemantauan tekanan darah pasien yang dilakukan, mengingat tekanan darah pasien rendah (60/40 mmHg).
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan mengkaji lebih lanjut gejala dan kondisi pasien untuk menentukan diagnosis dan tindakan medis yang tepat. Kode-kode ini dapat digunakan sebagai referensi awal untuk mendokumentasikan informasi medis pasien. -
Article No. 11163 | 19 Jan 2025
Klinis : Pasien mual dan muntah serta nyeei ulu hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan mual, muntah, dan nyeri ulu hati.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di daerah perut yang dapat menimbulkan rasa ingin muntah.
Penyebab: Faktor fisiologis (iritasi lambung, obat-obatan), psikologis (kecemasan, depresi), dan lingkungan (bau, penglihatan).
2. Nyeri (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Iritasi pada mukosa lambung/esofagus, peradangan, spasme otot.
Luaran/Output SLKI:
1. Manajemen Mual (1605)
- Tingkat Mual: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat mual selama perawatan.
- Kontrol Muntah: Pasien dapat mengendalikan keinginan untuk muntah.
- Toleransi terhadap Makanan/Cairan: Pasien dapat mengonsumsi makanan dan cairan tanpa timbulnya mual atau muntah.
2. Manajemen Nyeri (1605)
- Tingkat Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri selama perawatan.
- Kendali Nyeri: Pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.
- Kenyamanan Fisik: Pasien dapat mencapai kenyamanan fisik yang optimal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Mual (4270)
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi mual
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Anjurkan pasien mengonsumsi makanan/minuman yang dapat mengurangi mual
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual
- Lakukan intervensi lingkungan yang dapat mengurangi mual (ventilasi, pencahayaan)
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi)
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (kompres hangat/dingin, relaksasi)
- Monitor respons pasien terhadap intervensi yang diberikan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan SDKI terkait kondisi pasien dengan mual, muntah, dan nyeri ulu hati adalah Mual dan Nyeri. Diagnosis ini didasarkan pada definisi dan penyebab yang sesuai dengan kondisi pasien. Luaran/Output SLKI yang diharapkan adalah Manajemen Mual dan Manajemen Nyeri, dengan indikator capaian yang dapat diukur, seperti penurunan tingkat mual dan nyeri, serta peningkatan toleransi terhadap makanan/cairan dan kenyamanan fisik pasien. Intervensi keperawatan SIKI yang diperlukan mencakup identifikasi penyebab, pemberian terapi farmakologis, edukasi, dan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual dan nyeri secara efektif. -
Article No. 11164 | 19 Jan 2025
Klinis : Pasien nyeri pada area terkena kanker kulit basal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit kanker kulit basal.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Kronis: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Faktor yang berhubungan: Proses penyakit.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien melaporkan pengurangan nyeri.
- Indikator: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beradaptasi dengan nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer, Edukasi Kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji nyeri, mengidentifikasi penyebab nyeri, mengajarkan teknik manajemen nyeri, memberikan terapi komplementer, memberikan edukasi terkait pengelolaan nyeri.
Dalam konteks akademis dan komunikasi dengan pakar keperawatan, diharapkan perawat dapat menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dengan tepat untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terfokus pada kebutuhan pasien. -
Article No. 11165 | 19 Jan 2025
Klinis : Pasien pada area terkena kanker kulit basal luka dan membengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan kanker kulit basal yang luka dan membengkak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
2. Nyeri Akut
3. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan singkat:
1. Integritas Kulit Terganggu
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan struktur dan fungsi kulit
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan integritas kulit, seperti perawatan luka, penggunaan produk pelembab, dan pencegahan kerusakan kulit lebih lanjut.
- SIKI: Diagnosis Keperawatan yang berkaitan dengan kerusakan atau ketidakmampuan mempertahankan struktur dan fungsi kulit.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengelola nyeri akut, seperti pemberian analgesik, terapi dingin/hangat, dan pengalihan perhatian.
- SIKI: Diagnosis Keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan perfusi jaringan perifer, seperti posisioning, kompres hangat/dingin, dan pemantauan tanda-tanda vital.
- SIKI: Diagnosis Keperawatan yang berkaitan dengan penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
Dalam kasus ini, pasien dengan kanker kulit basal yang luka dan membengkak memerlukan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi gangguan integritas kulit, nyeri akut, dan perubahan perfusi jaringan perifer. Pendekatan keperawatan yang berpusat pada pasien, berbasis bukti, dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain sangat diperlukan untuk memaksimalkan hasil perawatan. -
Article No. 11166 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki Tn B berusia 47 tahun dibawa ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Pasien membuka mata saat dipanggil. Saat dikaji, terdapat jejas diarea clavicula bagian kanan dan terdengar suara snoring. RR 34 x/m, SpO2 85%, pergerakan dada tidak simestris menajuh ke kanan, JVP (-), deviasi trakea terdorong kekanan, suara napas vesikuler, menjauh kesebelah kanan, perkusi ICS kiri sonor, ICS kanan hipersonor, terdapat jejas pada costa 3&4. Nadi 103x/m, akral teraba dingin, CRT 2 detik, TD 110/75 mmHg, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sepanjang 4 cm dengan kedalaman 1cm, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sepanjang 10cm dengan kedalaman 4cm. Pasien membuka mata saat dipanggil, menangkis tangan pemeriksa, dan bicara bingung dan tampak memegangi dada. Pupil isokor, lateralisasi sama kanan dan kiri. Terdapat luka lecet pada tangan kiri, luka terbuka pada femur sinistra bagian beakang. Saat dikaji Kembali, Tingkat kesadaran masih sama, frekuensi napas 26 x/m, SpO2 94%, TD 110/80 x/m, frekuensi nadi 98 x/m, T: 36,9C, Tidak ada darah atau cairan yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan lubang lainnya. Tidak terdapat luka pada bagian kepala dan wajah, terdapat deviasi trakea, JVP (-), terdapat jejas dibagian clavicula dextra dan costa 3 4, dada tidak simestris, suara napas vesikuler menjauh ke kanan, perkusi hipersonor kanan, tidak ada krepitasi/fraktur. S1S2 normal. Abdomen tidak ada distensi, bising usus 9 x/m, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada luka/jejas pada bagian punggung. Terdapat luka lecet pada tangan kanan, terdapat luka terbuka dibagian tangan sinistra sudah dibalut, terdapat luka terbuka dan perdarahan di kaki sinistra sudah dihecting. Pasien tampak kesakitan dan memegangu dada sebelah kanan, pasien tidak ada mengonsumsi obat-obatan sebelum kejadian, pasien tidak ada memiliki Riwayat penyakit, pasien sudah makan sebelum kejadian, tidak memiliki alergi, pasien datang ke IGD pasca kecelakaan lalu lintas. Pasien awalnya naik sepeda motor kemudian ditabrak mobil dari belakang dan dada membentur stang motor. Setelah kejadian pasien lagsung dibawa warga ke RS. Hb 11,2 mg/dl, Ht 31%, Leukosit 18.200, trombosit 132.000. Terapi yang diberikan adalah infus NaCl 0,9% loading 500cc, ranitidine 2x50 mg IV, citicolin 2x 250mg IV, ceftriaxone 2 x 1 gr IV, ketorolac 3 x 30mg IV, tetagam 250 iu IM.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: Pola napas tidak efektif yang menyebabkan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
SLKI: Kemampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi jalan napas sehingga mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
2. Perubahan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke satu atau lebih jaringan tubuh.
SLKI: Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat ke seluruh jaringan tubuh.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
3. Risiko Cedera
SDKI: Risiko terjadinya cedera fisik akibat interaksi individu dengan lingkungan atau alat-alat yang digunakan.
SLKI: Kemampuan untuk melindungi diri dari bahaya dan cedera.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau meminimalkan risiko cedera fisik.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Tanda dan gejala yang muncul adalah suara snoring, pergerakan dada tidak simetris, SpO2 rendah, dan adanya deviasi trakea. Hal ini menunjukkan adanya obstruksi pada jalan napas yang dapat mengganggu pertukaran gas dan bersihan jalan napas.
2. Perubahan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
Tanda dan gejala yang muncul adalah nadi cepat, akral dingin, CRT memanjang, dan adanya jejas pada dada yang dapat memengaruhi perfusi jaringan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan sirkulasi darah ke jaringan.
3. Risiko Cedera
Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dengan cedera pada beberapa bagian tubuh, seperti tangan, kaki, dan dada. Hal ini menempatkan pasien dalam risiko tinggi untuk mengalami cedera lebih lanjut.
Secara umum, penanganan yang dapat diberikan adalah menjaga dan mempertahankan jalan napas, oksigenasi, perfusi jaringan, serta melakukan tindakan untuk mencegah komplikasi dan cedera lebih lanjut.