Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19044 | 27 Jun 2025
Klinis : 4. Tipe Keluarga Keluarga Inti (Nuclear Family) yang sedang dalam tahapan perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja yang beranggotakan empat orang yaitu, Tn. I sebagai KK, Ny. Y sebagai IK, An. 1 sebagai AK1, An. A sebagai AK 2. 5. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga Keluarga mengatakan suku mereka campuran kutai dan madura. Tidak ada kebudayaan kebudayaan khusus yang menyimpang dari lingkungan, keluarga tinggal di lingkungan heterogen dan mudah beradaptasi. 6. Kegiatan Keagamaan Keluarga mengatakan keyakinan mereka sekeluarga sama yaitu islam, namun jarang beribadah atau mengikuti keagamaan lainnya. Tidak ada nilai khusus yang menjadi prinsip dasar dalam keluarga. 7. Status Sosial Ekonomi Keluarga mengatakan KK yang bekerja untuk mencari nafkah dan rata-rata penghasilan KK Rp 2.500.000 perbulan dan dipotong bank jadi hanya sisa Rp 500.000 untuk kerperluan bahan makanan dan biaya Listrik. Keluarga mengatakan tidak memiliki Tabungan, dan memiliki 2 kendaraan pribadi yaitu motor. 8. Kegiatan Waktu Luang/Rekreasi Keluarga mengatakan biasanya ada kegiatan dasawisma, senam dan gotong royong setiap minggunya dan biasaya bersantai di taman saja. Biasanya aktivitas dilakukan sendiri-sendiri dan keluarga merasa nyaman saja dengan aktivitas mereka. 9. Kebiasaan Hidup Sehari-Hari a. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah Keluarga mengatakan saat dirumah hanya menggunakan Bahasa Indonesia b. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi Keluarga mengatakan saat sakit biasanya pergi kerumah sakit karena dekat dengan rumah. B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja. 2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Terpenuhi Dan Belum Terpenuhi Tahapan yang sudah dilalui yaitu Keluarga Pemula (Pasangan Baru Menikah), Keluarga dengan Anak Balita, Keluarga dengan Anak Prasekolah, Keluarga dengan Anak Usia Sekolah. Keluarga mengatakan belum optimal dalam komunikasi dan dalam mengawasi perkembangan anak remaja mereka saat ini yaitu An. I seorang merokok dan KK juga merokok. 3. Riwayat Keluarga Inti Keluarga mengatakan Ny. Y ada penyakit hipertensi, diabetes dan memiliki Riwayat penyakit kista tetapi sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Untuk anggota keluarga lainnya tidak ada penyakit akut maupun kronis yang di derita. 4. Riwayat Keluarga Asal Dari Kedua Orang Tua Keluarga mengatakan orang tua dari Ny. Y memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus. C. DATA LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah: a. Gambaran tipe tempat tinggal Keluarga mengatakan rumah mereka berukuran 10x20 dengan 3 kamar tidur, dapur, toilet, ruang tamu, ruang keluarga, teras dan kamar mandi diluar depan dirumah. Tinggal di area perkotaan rumah milik pribadi, ventilasi kurang, pencahayan dalam rumah kurang. b. Denah rumah c. Gambaran kondisi rumah Tampak di dalam rumah gelap kurang pencahayaan dan ventilasi dan didalam rumah berserakan. Didepan rumah tampak berantakan dan barang-barang tidak tertata rapi, Sebagian barang dan lantai berdebu, ada beberapa sampa berserakan di halaman rumah. Terdapat kamar mandi yang dibangun di depan rumah hanya menggunakan seng dan tidak ditutup dengan baik. d. Sumber air untuk minum dan kebutuhan rumah tangga Keluarga mengatakan untuk kebutuhan rumah tangga keluraga menggunakan air PDAM, dan air isi ulang (gallon) untuk minum. e. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah Keluarga mengatakan merasa nyaman dengan rumah dan juga dekat dengan fasilitas umum. f. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah Keluarga mengatakan bisanya untuk sampak itu dibakar dipekarangan depan rumah. 2. Karakteristik Lingkungan Rumah (tetangga dan komunitas RT/RW) Keluarga mengatakan tinggal ditengah kota daerah perumahan padat penduduk, dekat dengan rumah sakit, dekat dengan sekolah, perkantoran, dekat indomaret, dekat dengan pasar, warung, dekat taman, dan tidak ada insiden seperti kejahatan. 3. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga mengatakan sudah tinggal dilingkungan tersebut sejak 2006 hingga sekarang 2025. 4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat Keluarga mengatakan sering berkumpul, berhubungan baik dengan tetangga, dan rutin bergotong royong bersama tetangga sekitar. 5. Sistem pendukung keluarga Keluarga mengatakan system pendukung saat dalam masalah yaitu keluarga/kakak ipar, keluarga akan berbincang bersama untuk mencari jalan keluar. D. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola dan proses komunikasi keluarga Keluarga mengatakan saat ada masalah akan berkumpul bersama kemudian dinasehati, saling terbuka dan mencari jalan keluar bersama. 2. Struktur Kekuatan Keluarga mengatakan KK dan IK yang membuat Keputusan bersama, tetapi jika menyangkut anak biasanya IK yang mengambil Keputusan. Teknik yang digunakan yaitu diskusi Bersama. 3. Struktur Peran a) Peran Formal: - Ayah: sebagai suami dari istri pencari nafkah, penanggung jawab utama, sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. - Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya. - Anak-anak: melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, spiritual dan belajar, membantu pekerjaan rumah tangga ringan. b) Peran Informal: - Ayah: Memberikan nasihat, mengatur arah perilaku anak-anak - Ibu: berperan sebagai mediator emosi anak (penenang ketika ada konflik kecil) - Anak-anak: kadang membantu menjaga adik atau mengingatkan belajar 4. Nilai-Nilai dan Norma-Norma Keluarga Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma-norma khusus yang dianut dan kurang disiplin. E. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Afektif Keluarga mengatakan sering berkumpul berbincang bersama dan berinteraksi dengan baik 2. Fungsi Sosialisasi Keluarga mengatakan berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain dengan baik, namun belum terlalu disiplin dalam jam tidur, perilaku merokok anak dan suaminya, dan penggunaan gadget. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga mengatakan biasa makan 2/3 kali sehari, hanya makan sayur saja, lebih sering di olah berkuah, dan tidak ada pantangan, diet ataupun riwayat alergi pada semua anggota keluarga. Saat dikaji keluarga berpenampilan rapi mengenakan dress, kalung manik, anting bulat, dan make up, rambut tampak sedikit basah di jepit tampaknya baru sehabis mandi. Keluarga mengatakan biasanya saat sakit akan pergi ke rumah sakit karena dekat dengan rumah, dan jika tidak kerumah sakit keluarga membeli obat di apotek terdekat. Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya akan dibawa ke puskesmas atau diberikan obat saja. Keluarga mengatakan Sehat itu ketika bisa meklakukan aktivitas sehari-hari dan sakit itu saat tidak bisa melakukan apa-apa. 4. Fungsi Reproduksi Keluarga mengatakan tidak ada pembicaraan tentang rencana memiliki beberapa anak, rajin KB suntik 1bulan 1x di fakes terdekat. 5. Fungsi Ekonomi Keluarga mengatakan untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, Kesehatan berusaha di cukup-cukupkan, karna keluarga memiliki tunggakan pada bank (Rp 2.000.000), keluarga memiliki rumah milik pribadi, sepeda motor sebagai alat transportasi, barang-barang tersebut digunakan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Sepeda motor digunakan KK untuk bekerja dan IK untuk berbelanja kebutuhan sehari. Handphone untuk komunikasi keluarga dan anak-anak menggunakannya untuk akses informasi dan hiburan. F. STRESS DAN KOPING KELUARGA 1. Stresor Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Jangka Panjang: Keluarga mengatakan kekhawatiran mereka yaitu tentang tunggakan pinjaman dibank, biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-harinya dengan penghasilan yang tidak seberapa (Rp 2.500.000/bulan dipotong bank sisa Rp 500.000) 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Keluarga mengatakan berusaha menyikapi dengan tabah dan mengikuti alurnya saja. 3. Strategi koping yang digunakan Keluarga mengatakan strategi koping yaitu dengan musyawarah Bersama mencari jalan keluar dan berolahraga Bersama tetangga.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga
2. Risiko Kondisi Rumah yang Tidak Sehat
3. Kurangnya Pengetahuan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga
- Keluarga mampu mengidentifikasi masalah dan sumber stres
- Keluarga mampu menggunakan strategi koping yang efektif
- Keluarga mampu meningkatkan dukungan sosial
- Keluarga mampu mengelola stres dengan baik
2. Risiko Kondisi Rumah yang Tidak Sehat
- Keluarga mampu mengidentifikasi karakteristik rumah yang tidak sehat
- Keluarga mampu melakukan upaya perbaikan kondisi rumah yang tidak sehat
- Keluarga mampu mempertahankan kondisi rumah yang sehat
3. Kurangnya Pengetahuan
- Keluarga mampu meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan perawatan diri
- Keluarga mampu meningkatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat
- Keluarga mampu meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan sumber daya kesehatan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga
- Kaji kemampuan koping keluarga
- Bantu keluarga mengidentifikasi masalah dan sumber stres
- Ajarkan keluarga strategi koping yang efektif
- Fasilitasi keluarga untuk meningkatkan dukungan sosial
- Ajarkan keluarga teknik pengelolaan stres
2. Risiko Kondisi Rumah yang Tidak Sehat
- Kaji karakteristik rumah yang tidak sehat
- Berikan edukasi tentang pentingnya kondisi rumah yang sehat
- Bantu keluarga melakukan upaya perbaikan kondisi rumah yang tidak sehat
- Monitor pemeliharaan kondisi rumah yang sehat
3. Kurangnya Pengetahuan
- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang kesehatan dan perawatan diri
- Berikan edukasi tentang kesehatan dan perawatan diri
- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang gaya hidup sehat
- Berikan edukasi tentang gaya hidup sehat
- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang pemanfaatan sumber daya kesehatan
- Berikan edukasi tentang pemanfaatan sumber daya kesehatan
Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum. -
Article No. 19045 | 27 Jun 2025
Klinis : 4. Tipe Keluarga Keluarga Inti (Nuclear Family) yang sedang dalam tahapan perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja yang beranggotakan empat orang yaitu, Tn. I sebagai KK, Ny. Y sebagai IK, An. 1 sebagai AK1, An. A sebagai AK 2. 5. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga Keluarga mengatakan suku mereka campuran kutai dan madura. Tidak ada kebudayaan kebudayaan khusus yang menyimpang dari lingkungan, keluarga tinggal di lingkungan heterogen dan mudah beradaptasi. 6. Kegiatan Keagamaan Keluarga mengatakan keyakinan mereka sekeluarga sama yaitu islam, namun jarang beribadah atau mengikuti keagamaan lainnya. Tidak ada nilai khusus yang menjadi prinsip dasar dalam keluarga. 7. Status Sosial Ekonomi Keluarga mengatakan KK yang bekerja untuk mencari nafkah dan rata-rata penghasilan KK Rp 2.500.000 perbulan dan dipotong bank jadi hanya sisa Rp 500.000 untuk kerperluan bahan makanan dan biaya Listrik. Keluarga mengatakan tidak memiliki Tabungan, dan memiliki 2 kendaraan pribadi yaitu motor. 8. Kegiatan Waktu Luang/Rekreasi Keluarga mengatakan biasanya ada kegiatan dasawisma, senam dan gotong royong setiap minggunya dan biasaya bersantai di taman saja. Biasanya aktivitas dilakukan sendiri-sendiri dan keluarga merasa nyaman saja dengan aktivitas mereka. 9. Kebiasaan Hidup Sehari-Hari a. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah Keluarga mengatakan saat dirumah hanya menggunakan Bahasa Indonesia b. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi Keluarga mengatakan saat sakit biasanya pergi kerumah sakit karena dekat dengan rumah. B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja. 2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Terpenuhi Dan Belum Terpenuhi Tahapan yang sudah dilalui yaitu Keluarga Pemula (Pasangan Baru Menikah), Keluarga dengan Anak Balita, Keluarga dengan Anak Prasekolah, Keluarga dengan Anak Usia Sekolah. Keluarga mengatakan belum optimal dalam komunikasi dan dalam mengawasi perkembangan anak remaja mereka saat ini yaitu An. I seorang merokok dan KK juga merokok. 3. Riwayat Keluarga Inti Keluarga mengatakan Ny. Y ada penyakit hipertensi, diabetes dan memiliki Riwayat penyakit kista tetapi sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Untuk anggota keluarga lainnya tidak ada penyakit akut maupun kronis yang di derita. 4. Riwayat Keluarga Asal Dari Kedua Orang Tua Keluarga mengatakan orang tua dari Ny. Y memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus. C. DATA LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah: a. Gambaran tipe tempat tinggal Keluarga mengatakan rumah mereka berukuran 10x20 dengan 3 kamar tidur, dapur, toilet, ruang tamu, ruang keluarga, teras dan kamar mandi diluar depan dirumah. Tinggal di area perkotaan rumah milik pribadi, ventilasi kurang, pencahayan dalam rumah kurang. b. Denah rumah c. Gambaran kondisi rumah Tampak di dalam rumah gelap kurang pencahayaan dan ventilasi dan didalam rumah berserakan. Didepan rumah tampak berantakan dan barang-barang tidak tertata rapi, Sebagian barang dan lantai berdebu, ada beberapa sampa berserakan di halaman rumah. Terdapat kamar mandi yang dibangun di depan rumah hanya menggunakan seng dan tidak ditutup dengan baik. d. Sumber air untuk minum dan kebutuhan rumah tangga Keluarga mengatakan untuk kebutuhan rumah tangga keluraga menggunakan air PDAM, dan air isi ulang (gallon) untuk minum. e. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah Keluarga mengatakan merasa nyaman dengan rumah dan juga dekat dengan fasilitas umum. f. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah Keluarga mengatakan bisanya untuk sampak itu dibakar dipekarangan depan rumah. 2. Karakteristik Lingkungan Rumah (tetangga dan komunitas RT/RW) Keluarga mengatakan tinggal ditengah kota daerah perumahan padat penduduk, dekat dengan rumah sakit, dekat dengan sekolah, perkantoran, dekat indomaret, dekat dengan pasar, warung, dekat taman, dan tidak ada insiden seperti kejahatan. 3. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga mengatakan sudah tinggal dilingkungan tersebut sejak 2006 hingga sekarang 2025. 4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat Keluarga mengatakan sering berkumpul, berhubungan baik dengan tetangga, dan rutin bergotong royong bersama tetangga sekitar. 5. Sistem pendukung keluarga Keluarga mengatakan system pendukung saat dalam masalah yaitu keluarga/kakak ipar, keluarga akan berbincang bersama untuk mencari jalan keluar. D. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola dan proses komunikasi keluarga Keluarga mengatakan saat ada masalah akan berkumpul bersama kemudian dinasehati, saling terbuka dan mencari jalan keluar bersama. 2. Struktur Kekuatan Keluarga mengatakan KK dan IK yang membuat Keputusan bersama, tetapi jika menyangkut anak biasanya IK yang mengambil Keputusan. Teknik yang digunakan yaitu diskusi Bersama. 3. Struktur Peran a) Peran Formal: - Ayah: sebagai suami dari istri pencari nafkah, penanggung jawab utama, sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. - Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya. - Anak-anak: melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, spiritual dan belajar, membantu pekerjaan rumah tangga ringan. b) Peran Informal: - Ayah: Memberikan nasihat, mengatur arah perilaku anak-anak - Ibu: berperan sebagai mediator emosi anak (penenang ketika ada konflik kecil) - Anak-anak: kadang membantu menjaga adik atau mengingatkan belajar 4. Nilai-Nilai dan Norma-Norma Keluarga Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma-norma khusus yang dianut dan kurang disiplin. E. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Afektif Keluarga mengatakan sering berkumpul berbincang bersama dan berinteraksi dengan baik 2. Fungsi Sosialisasi Keluarga mengatakan berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain dengan baik, namun belum terlalu disiplin dalam jam tidur, perilaku merokok anak dan suaminya, dan penggunaan gadget. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga mengatakan biasa makan 2/3 kali sehari, hanya makan sayur saja, lebih sering di olah berkuah, dan tidak ada pantangan, diet ataupun riwayat alergi pada semua anggota keluarga. Saat dikaji keluarga berpenampilan rapi mengenakan dress, kalung manik, anting bulat, dan make up, rambut tampak sedikit basah di jepit tampaknya baru sehabis mandi. Keluarga mengatakan biasanya saat sakit akan pergi ke rumah sakit karena dekat dengan rumah, dan jika tidak kerumah sakit keluarga membeli obat di apotek terdekat. Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya akan dibawa ke puskesmas atau diberikan obat saja. Keluarga mengatakan Sehat itu ketika bisa meklakukan aktivitas sehari-hari dan sakit itu saat tidak bisa melakukan apa-apa. 4. Fungsi Reproduksi Keluarga mengatakan tidak ada pembicaraan tentang rencana memiliki beberapa anak, rajin KB suntik 1bulan 1x di fakes terdekat. 5. Fungsi Ekonomi Keluarga mengatakan untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, Kesehatan berusaha di cukup-cukupkan, karna keluarga memiliki tunggakan pada bank (Rp 2.000.000), keluarga memiliki rumah milik pribadi, sepeda motor sebagai alat transportasi, barang-barang tersebut digunakan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Sepeda motor digunakan KK untuk bekerja dan IK untuk berbelanja kebutuhan sehari. Handphone untuk komunikasi keluarga dan anak-anak menggunakannya untuk akses informasi dan hiburan. F. STRESS DAN KOPING KELUARGA 1. Stresor Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Jangka Panjang: Keluarga mengatakan kekhawatiran mereka yaitu tentang tunggakan pinjaman dibank, biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-harinya dengan penghasilan yang tidak seberapa (Rp 2.500.000/bulan dipotong bank sisa Rp 500.000) 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Keluarga mengatakan berusaha menyikapi dengan tabah dan mengikuti alurnya saja. 3. Strategi koping yang digunakan Keluarga mengatakan strategi koping yaitu dengan musyawarah Bersama mencari jalan keluar dan berolahraga Bersama tetangga.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran SLKI, dan Intervensi SIKI yang sesuai untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan perawatan kesehatan keluarga
2. Risiko penyakit kardiovaskular keluarga
3. Ketidakefektifan peran orang tua
4. Kesiapan peningkatan manajemen stres keluarga
Luaran SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan perawatan kesehatan keluarga:
- Perilaku pemeliharaan kesehatan keluarga
- Pengetahuan keluarga tentang kesehatan
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan
2. Risiko penyakit kardiovaskular keluarga:
- Kontrol faktor risiko penyakit kardiovaskular
- Pengetahuan keluarga tentang penyakit kardiovaskular
- Perilaku pencegahan penyakit kardiovaskular
3. Ketidakefektifan peran orang tua:
- Kemampuan orang tua dalam mengasuh anak
- Interaksi orang tua-anak
- Pengelolaan perilaku anak
4. Kesiapan peningkatan manajemen stres keluarga:
- Kemampuan keluarga mengatasi stres
- Dukungan keluarga
- Pemanfaatan sumber daya
Intervensi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan perawatan kesehatan keluarga:
- Manajemen kesehatan keluarga
- Edukasi kesehatan keluarga
- Peningkatan akses pelayanan kesehatan
2. Risiko penyakit kardiovaskular keluarga:
- Manajemen risiko penyakit kardiovaskular
- Edukasi penyakit kardiovaskular
- Modifikasi gaya hidup
3. Ketidakefektifan peran orang tua:
- Bimbingan pengasuhan anak
- Konseling keluarga
- Peningkatan interaksi orang tua-anak
4. Kesiapan peningkatan manajemen stres keluarga:
- Manajemen stres keluarga
- Fasilitasi dukungan keluarga
- Pemanfaatan sumber daya keluarga
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Ketidakefektifan perawatan kesehatan keluarga: Terlihat dari kurangnya perilaku pemeliharaan kesehatan, pengetahuan kesehatan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
- Risiko penyakit kardiovaskular keluarga: Terlihat dari riwayat penyakit hipertensi dan diabetes pada keluarga.
- Ketidakefektifan peran orang tua: Terlihat dari kurangnya pengawasan terhadap perilaku merokok anak dan kurangnya disiplin dalam penggunaan gadget.
- Kesiapan peningkatan manajemen stres keluarga: Terlihat dari adanya stressor jangka panjang terkait tunggakan pinjaman dan kebutuhan sehari-hari.
2. Luaran SLKI:
- Luaran yang diharapkan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditetapkan, meliputi perilaku pemeliharaan kesehatan, pengetahuan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan; kontrol faktor risiko dan pengetahuan tentang penyakit kardiovaskular; kemampuan orang tua dalam mengasuh anak, interaksi orang tua-anak, dan pengelolaan perilaku anak; serta kemampuan keluarga mengatasi stres, dukungan keluarga, dan pemanfaatan sumber daya.
3. Intervensi SIKI:
- Intervensi yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti manajemen kesehatan keluarga, edukasi kesehatan keluarga, peningkatan akses pelayanan kesehatan; manajemen risiko penyakit kardiovaskular, edukasi penyakit kardiovaskular, modifikasi gaya hidup; bimbingan pengasuhan anak, konseling keluarga, peningkatan interaksi orang tua-anak; serta manajemen stres keluarga, fasilitasi dukungan keluarga, dan pemanfaatan sumber daya keluarga. -
Article No. 19046 | 27 Jun 2025
Klinis : 4. Tipe Keluarga Keluarga Inti (Nuclear Family) yang sedang dalam tahapan perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja yang beranggotakan empat orang yaitu, Tn. I sebagai KK, Ny. Y sebagai IK, An. 1 sebagai AK1, An. A sebagai AK 2. 5. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga Keluarga mengatakan suku mereka campuran kutai dan madura. Tidak ada kebudayaan kebudayaan khusus yang menyimpang dari lingkungan, keluarga tinggal di lingkungan heterogen dan mudah beradaptasi. 6. Kegiatan Keagamaan Keluarga mengatakan keyakinan mereka sekeluarga sama yaitu islam, namun jarang beribadah atau mengikuti keagamaan lainnya. Tidak ada nilai khusus yang menjadi prinsip dasar dalam keluarga. 7. Status Sosial Ekonomi Keluarga mengatakan KK yang bekerja untuk mencari nafkah dan rata-rata penghasilan KK Rp 2.500.000 perbulan dan dipotong bank jadi hanya sisa Rp 500.000 untuk kerperluan bahan makanan dan biaya Listrik. Keluarga mengatakan tidak memiliki Tabungan, dan memiliki 2 kendaraan pribadi yaitu motor. 8. Kegiatan Waktu Luang/Rekreasi Keluarga mengatakan biasanya ada kegiatan dasawisma, senam dan gotong royong setiap minggunya dan biasaya bersantai di taman saja. Biasanya aktivitas dilakukan sendiri-sendiri dan keluarga merasa nyaman saja dengan aktivitas mereka. 9. Kebiasaan Hidup Sehari-Hari a. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah Keluarga mengatakan saat dirumah hanya menggunakan Bahasa Indonesia b. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi Keluarga mengatakan saat sakit biasanya pergi kerumah sakit karena dekat dengan rumah. B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja. 2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Terpenuhi Dan Belum Terpenuhi Tahapan yang sudah dilalui yaitu Keluarga Pemula (Pasangan Baru Menikah), Keluarga dengan Anak Balita, Keluarga dengan Anak Prasekolah, Keluarga dengan Anak Usia Sekolah. Keluarga mengatakan belum optimal dalam komunikasi dan dalam mengawasi perkembangan anak remaja mereka saat ini yaitu An. I seorang merokok dan KK juga merokok. 3. Riwayat Keluarga Inti Keluarga mengatakan Ny. Y ada penyakit hipertensi, diabetes dan memiliki Riwayat penyakit kista tetapi sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Untuk anggota keluarga lainnya tidak ada penyakit akut maupun kronis yang di derita. 4. Riwayat Keluarga Asal Dari Kedua Orang Tua Keluarga mengatakan orang tua dari Ny. Y memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus. C. DATA LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah: a. Gambaran tipe tempat tinggal Keluarga mengatakan rumah mereka berukuran 10x20 dengan 3 kamar tidur, dapur, toilet, ruang tamu, ruang keluarga, teras dan kamar mandi diluar depan dirumah. Tinggal di area perkotaan rumah milik pribadi, ventilasi kurang, pencahayan dalam rumah kurang. b. Denah rumah c. Gambaran kondisi rumah Tampak di dalam rumah gelap kurang pencahayaan dan ventilasi dan didalam rumah berserakan. Didepan rumah tampak berantakan dan barang-barang tidak tertata rapi, Sebagian barang dan lantai berdebu, ada beberapa sampa berserakan di halaman rumah. Terdapat kamar mandi yang dibangun di depan rumah hanya menggunakan seng dan tidak ditutup dengan baik. d. Sumber air untuk minum dan kebutuhan rumah tangga Keluarga mengatakan untuk kebutuhan rumah tangga keluraga menggunakan air PDAM, dan air isi ulang (gallon) untuk minum. e. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah Keluarga mengatakan merasa nyaman dengan rumah dan juga dekat dengan fasilitas umum. f. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah Keluarga mengatakan bisanya untuk sampak itu dibakar dipekarangan depan rumah. 2. Karakteristik Lingkungan Rumah (tetangga dan komunitas RT/RW) Keluarga mengatakan tinggal ditengah kota daerah perumahan padat penduduk, dekat dengan rumah sakit, dekat dengan sekolah, perkantoran, dekat indomaret, dekat dengan pasar, warung, dekat taman, dan tidak ada insiden seperti kejahatan. 3. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga mengatakan sudah tinggal dilingkungan tersebut sejak 2006 hingga sekarang 2025. 4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat Keluarga mengatakan sering berkumpul, berhubungan baik dengan tetangga, dan rutin bergotong royong bersama tetangga sekitar. 5. Sistem pendukung keluarga Keluarga mengatakan system pendukung saat dalam masalah yaitu keluarga/kakak ipar, keluarga akan berbincang bersama untuk mencari jalan keluar. D. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola dan proses komunikasi keluarga Keluarga mengatakan saat ada masalah akan berkumpul bersama kemudian dinasehati, saling terbuka dan mencari jalan keluar bersama. 2. Struktur Kekuatan Keluarga mengatakan KK dan IK yang membuat Keputusan bersama, tetapi jika menyangkut anak biasanya IK yang mengambil Keputusan. Teknik yang digunakan yaitu diskusi Bersama. 3. Struktur Peran a) Peran Formal: - Ayah: sebagai suami dari istri pencari nafkah, penanggung jawab utama, sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. - Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya. - Anak-anak: melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, spiritual dan belajar, membantu pekerjaan rumah tangga ringan. b) Peran Informal: - Ayah: Memberikan nasihat, mengatur arah perilaku anak-anak - Ibu: berperan sebagai mediator emosi anak (penenang ketika ada konflik kecil) - Anak-anak: kadang membantu menjaga adik atau mengingatkan belajar 4. Nilai-Nilai dan Norma-Norma Keluarga Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma-norma khusus yang dianut dan kurang disiplin. E. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Afektif Keluarga mengatakan sering berkumpul berbincang bersama dan berinteraksi dengan baik 2. Fungsi Sosialisasi Keluarga mengatakan berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain dengan baik, namun belum terlalu disiplin dalam jam tidur, perilaku merokok anak dan suaminya, dan penggunaan gadget. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga mengatakan biasa makan 2/3 kali sehari, hanya makan sayur saja, lebih sering di olah berkuah, dan tidak ada pantangan, diet ataupun riwayat alergi pada semua anggota keluarga. Saat dikaji keluarga berpenampilan rapi mengenakan dress, kalung manik, anting bulat, dan make up, rambut tampak sedikit basah di jepit tampaknya baru sehabis mandi. Keluarga mengatakan biasanya saat sakit akan pergi ke rumah sakit karena dekat dengan rumah, dan jika tidak kerumah sakit keluarga membeli obat di apotek terdekat. Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya akan dibawa ke puskesmas atau diberikan obat saja. Keluarga mengatakan Sehat itu ketika bisa meklakukan aktivitas sehari-hari dan sakit itu saat tidak bisa melakukan apa-apa. 4. Fungsi Reproduksi Keluarga mengatakan tidak ada pembicaraan tentang rencana memiliki beberapa anak, rajin KB suntik 1bulan 1x di fakes terdekat. 5. Fungsi Ekonomi Keluarga mengatakan untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, Kesehatan berusaha di cukup-cukupkan, karna keluarga memiliki tunggakan pada bank (Rp 2.000.000), keluarga memiliki rumah milik pribadi, sepeda motor sebagai alat transportasi, barang-barang tersebut digunakan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Sepeda motor digunakan KK untuk bekerja dan IK untuk berbelanja kebutuhan sehari. Handphone untuk komunikasi keluarga dan anak-anak menggunakannya untuk akses informasi dan hiburan. F. STRESS DAN KOPING KELUARGA 1. Stresor Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Jangka Panjang: Keluarga mengatakan kekhawatiran mereka yaitu tentang tunggakan pinjaman dibank, biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-harinya dengan penghasilan yang tidak seberapa (Rp 2.500.000/bulan dipotong bank sisa Rp 500.000) 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Keluarga mengatakan berusaha menyikapi dengan tabah dan mengikuti alurnya saja. 3. Strategi koping yang digunakan Keluarga mengatakan strategi koping yaitu dengan musyawarah Bersama mencari jalan keluar dan berolahraga Bersama tetangga.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencegah, dan/atau mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
Faktor yang Berhubungan: Tingkat pengetahuan keluarga yang kurang, keterampilan keluarga yang kurang, sumber daya keluarga yang terbatas.
2. Risiko Koping Keluarga Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami ketidakmampuan keluarga untuk melakukan adaptasi yang efektif dalam merespon stressor.
Faktor Risiko: Stresor jangka panjang, kemampuan keluarga yang terbatas dalam merespon stressor.
3. Risiko Integritas Lingkungan Rumah Tidak Adekuat
Definisi: Berisiko mengalami kondisi lingkungan rumah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga.
Faktor Risiko: Kondisi rumah yang kurang baik, higiene dan sanitasi yang kurang memadai.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Efektif
Indikator:
- Keluarga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga
- Keluarga dapat mencegah masalah kesehatan anggota keluarga
- Keluarga dapat mengelola masalah kesehatan anggota keluarga
2. Koping Keluarga Efektif
Indikator:
- Keluarga dapat mengidentifikasi stressor
- Keluarga dapat menggunakan strategi koping yang efektif
- Keluarga merasa nyaman dengan kemampuan mengatasi stressor
3. Integritas Lingkungan Rumah Adekuat
Indikator:
- Kondisi fisik rumah yang memadai
- Higiene dan sanitasi rumah yang baik
- Keluarga merasa aman dan nyaman dengan kondisi rumah
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan Keluarga
- Kaji pemahaman keluarga tentang kesehatan anggota keluarga
- Ajarkan keluarga tentang identifikasi, pencegahan, dan pengelolaan masalah kesehatan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk perawatan anggota keluarga yang sakit
2. Dukungan Koping Keluarga
- Kaji stressor jangka pendek dan jangka panjang yang dihadapi keluarga
- Ajarkan keluarga teknik koping yang efektif untuk mengatasi stressor
- Fasilitasi diskusi dan musyawarah keluarga dalam mencari solusi atas masalah
3. Manajemen Lingkungan Rumah
- Kaji kondisi fisik, higiene, dan sanitasi rumah
- Berikan edukasi tentang pentingnya lingkungan rumah yang sehat dan aman
- Kolaborasi dengan pihak terkait untuk perbaikan kondisi rumah
Catatan:
Asuhan keperawatan yang diberikan diharapkan dapat membantu keluarga dalam mengelola masalah kesehatan, mengatasi stressor, dan meningkatkan kualitas lingkungan rumah, sehingga tercapai kondisi keluarga yang sehat, sejahtera, dan dapat beradaptasi secara efektif. -
Article No. 19047 | 27 Jun 2025
Klinis : 4. Tipe Keluarga Keluarga Inti (Nuclear Family) yang sedang dalam tahapan perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja yang beranggotakan empat orang yaitu, Tn. I sebagai KK, Ny. Y sebagai IK, An. 1 sebagai AK1, An. A sebagai AK 2. 5. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga Keluarga mengatakan suku mereka campuran kutai dan madura. Tidak ada kebudayaan kebudayaan khusus yang menyimpang dari lingkungan, keluarga tinggal di lingkungan heterogen dan mudah beradaptasi. 6. Kegiatan Keagamaan Keluarga mengatakan keyakinan mereka sekeluarga sama yaitu islam, namun jarang beribadah atau mengikuti keagamaan lainnya. Tidak ada nilai khusus yang menjadi prinsip dasar dalam keluarga. 7. Status Sosial Ekonomi Keluarga mengatakan KK yang bekerja untuk mencari nafkah dan rata-rata penghasilan KK Rp 2.500.000 perbulan dan dipotong bank jadi hanya sisa Rp 500.000 untuk kerperluan bahan makanan dan biaya Listrik. Keluarga mengatakan tidak memiliki Tabungan, dan memiliki 2 kendaraan pribadi yaitu motor. 8. Kegiatan Waktu Luang/Rekreasi Keluarga mengatakan biasanya ada kegiatan dasawisma, senam dan gotong royong setiap minggunya dan biasaya bersantai di taman saja. Biasanya aktivitas dilakukan sendiri-sendiri dan keluarga merasa nyaman saja dengan aktivitas mereka. 9. Kebiasaan Hidup Sehari-Hari a. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah Keluarga mengatakan saat dirumah hanya menggunakan Bahasa Indonesia b. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi Keluarga mengatakan saat sakit biasanya pergi kerumah sakit karena dekat dengan rumah. B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja. 2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Terpenuhi Dan Belum Terpenuhi Tahapan yang sudah dilalui yaitu Keluarga Pemula (Pasangan Baru Menikah), Keluarga dengan Anak Balita, Keluarga dengan Anak Prasekolah, Keluarga dengan Anak Usia Sekolah. Keluarga mengatakan belum optimal dalam komunikasi dan dalam mengawasi perkembangan anak remaja mereka saat ini yaitu An. I seorang merokok dan KK juga merokok. 3. Riwayat Keluarga Inti Keluarga mengatakan Ny. Y ada penyakit hipertensi, diabetes dan memiliki Riwayat penyakit kista tetapi sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Untuk anggota keluarga lainnya tidak ada penyakit akut maupun kronis yang di derita. 4. Riwayat Keluarga Asal Dari Kedua Orang Tua Keluarga mengatakan orang tua dari Ny. Y memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus. C. DATA LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah: a. Gambaran tipe tempat tinggal Keluarga mengatakan rumah mereka berukuran 10x20 dengan 3 kamar tidur, dapur, toilet, ruang tamu, ruang keluarga, teras dan kamar mandi diluar depan dirumah. Tinggal di area perkotaan rumah milik pribadi, ventilasi kurang, pencahayan dalam rumah kurang. b. Denah rumah c. Gambaran kondisi rumah Tampak di dalam rumah gelap kurang pencahayaan dan ventilasi dan didalam rumah berserakan. Didepan rumah tampak berantakan dan barang-barang tidak tertata rapi, Sebagian barang dan lantai berdebu, ada beberapa sampa berserakan di halaman rumah. Terdapat kamar mandi yang dibangun di depan rumah hanya menggunakan seng dan tidak ditutup dengan baik. d. Sumber air untuk minum dan kebutuhan rumah tangga Keluarga mengatakan untuk kebutuhan rumah tangga keluraga menggunakan air PDAM, dan air isi ulang (gallon) untuk minum. e. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah Keluarga mengatakan merasa nyaman dengan rumah dan juga dekat dengan fasilitas umum. f. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah Keluarga mengatakan bisanya untuk sampak itu dibakar dipekarangan depan rumah. 2. Karakteristik Lingkungan Rumah (tetangga dan komunitas RT/RW) Keluarga mengatakan tinggal ditengah kota daerah perumahan padat penduduk, dekat dengan rumah sakit, dekat dengan sekolah, perkantoran, dekat indomaret, dekat dengan pasar, warung, dekat taman, dan tidak ada insiden seperti kejahatan. 3. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga mengatakan sudah tinggal dilingkungan tersebut sejak 2006 hingga sekarang 2025. 4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat Keluarga mengatakan sering berkumpul, berhubungan baik dengan tetangga, dan rutin bergotong royong bersama tetangga sekitar. 5. Sistem pendukung keluarga Keluarga mengatakan system pendukung saat dalam masalah yaitu keluarga/kakak ipar, keluarga akan berbincang bersama untuk mencari jalan keluar. D. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola dan proses komunikasi keluarga Keluarga mengatakan saat ada masalah akan berkumpul bersama kemudian dinasehati, saling terbuka dan mencari jalan keluar bersama. 2. Struktur Kekuatan Keluarga mengatakan KK dan IK yang membuat Keputusan bersama, tetapi jika menyangkut anak biasanya IK yang mengambil Keputusan. Teknik yang digunakan yaitu diskusi Bersama. 3. Struktur Peran a) Peran Formal: - Ayah: sebagai suami dari istri pencari nafkah, penanggung jawab utama, sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. - Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya. - Anak-anak: melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, spiritual dan belajar, membantu pekerjaan rumah tangga ringan. b) Peran Informal: - Ayah: Memberikan nasihat, mengatur arah perilaku anak-anak - Ibu: berperan sebagai mediator emosi anak (penenang ketika ada konflik kecil) - Anak-anak: kadang membantu menjaga adik atau mengingatkan belajar 4. Nilai-Nilai dan Norma-Norma Keluarga Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma-norma khusus yang dianut dan kurang disiplin. E. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Afektif Keluarga mengatakan sering berkumpul berbincang bersama dan berinteraksi dengan baik 2. Fungsi Sosialisasi Keluarga mengatakan berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain dengan baik, namun belum terlalu disiplin dalam jam tidur, perilaku merokok anak dan suaminya, dan penggunaan gadget. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga mengatakan biasa makan 2/3 kali sehari, hanya makan sayur saja, lebih sering di olah berkuah, dan tidak ada pantangan, diet ataupun riwayat alergi pada semua anggota keluarga. Saat dikaji keluarga berpenampilan rapi mengenakan dress, kalung manik, anting bulat, dan make up, rambut tampak sedikit basah di jepit tampaknya baru sehabis mandi. Keluarga mengatakan biasanya saat sakit akan pergi ke rumah sakit karena dekat dengan rumah, dan jika tidak kerumah sakit keluarga membeli obat di apotek terdekat. Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya akan dibawa ke puskesmas atau diberikan obat saja. Keluarga mengatakan Sehat itu ketika bisa meklakukan aktivitas sehari-hari dan sakit itu saat tidak bisa melakukan apa-apa. 4. Fungsi Reproduksi Keluarga mengatakan tidak ada pembicaraan tentang rencana memiliki beberapa anak, rajin KB suntik 1bulan 1x di fakes terdekat. 5. Fungsi Ekonomi Keluarga mengatakan untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, Kesehatan berusaha di cukup-cukupkan, karna keluarga memiliki tunggakan pada bank (Rp 2.000.000), keluarga memiliki rumah milik pribadi, sepeda motor sebagai alat transportasi, barang-barang tersebut digunakan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Sepeda motor digunakan KK untuk bekerja dan IK untuk berbelanja kebutuhan sehari. Handphone untuk komunikasi keluarga dan anak-anak menggunakannya untuk akses informasi dan hiburan. F. STRESS DAN KOPING KELUARGA 1. Stresor Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Jangka Panjang: Keluarga mengatakan kekhawatiran mereka yaitu tentang tunggakan pinjaman dibank, biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-harinya dengan penghasilan yang tidak seberapa (Rp 2.500.000/bulan dipotong bank sisa Rp 500.000) 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Keluarga mengatakan berusaha menyikapi dengan tabah dan mengikuti alurnya saja. 3. Strategi koping yang digunakan Keluarga mengatakan strategi koping yaitu dengan musyawarah Bersama mencari jalan keluar dan berolahraga Bersama tetangga.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z63.0
- Deskripsi: Masalah dalam hubungan suami-istri dan keluarga inti
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang spesifik diberikan dalam kasus ini.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Z63.0 mengacu pada masalah dalam hubungan suami-istri dan keluarga inti, seperti yang dipaparkan dalam deskripsi kasus. Keluarga ini sedang dalam tahap perkembangan dengan anak remaja dan menghadapi beberapa tantangan dalam komunikasi, pengawasan anak, dan kebiasaan hidup yang belum optimal.
- Tidak ada tindakan atau prosedur medis yang spesifik disebutkan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM yang dapat diberikan. -
Article No. 19048 | 27 Jun 2025
Klinis : 4. Tipe Keluarga Keluarga Inti (Nuclear Family) yang sedang dalam tahapan perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja yang beranggotakan empat orang yaitu, Tn. I sebagai KK, Ny. Y sebagai IK, An. 1 sebagai AK1, An. A sebagai AK 2. 5. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga Keluarga mengatakan suku mereka campuran kutai dan madura. Tidak ada kebudayaan kebudayaan khusus yang menyimpang dari lingkungan, keluarga tinggal di lingkungan heterogen dan mudah beradaptasi. 6. Kegiatan Keagamaan Keluarga mengatakan keyakinan mereka sekeluarga sama yaitu islam, namun jarang beribadah atau mengikuti keagamaan lainnya. Tidak ada nilai khusus yang menjadi prinsip dasar dalam keluarga. 7. Status Sosial Ekonomi Keluarga mengatakan KK yang bekerja untuk mencari nafkah dan rata-rata penghasilan KK Rp 2.500.000 perbulan dan dipotong bank jadi hanya sisa Rp 500.000 untuk kerperluan bahan makanan dan biaya Listrik. Keluarga mengatakan tidak memiliki Tabungan, dan memiliki 2 kendaraan pribadi yaitu motor. 8. Kegiatan Waktu Luang/Rekreasi Keluarga mengatakan biasanya ada kegiatan dasawisma, senam dan gotong royong setiap minggunya dan biasaya bersantai di taman saja. Biasanya aktivitas dilakukan sendiri-sendiri dan keluarga merasa nyaman saja dengan aktivitas mereka. 9. Kebiasaan Hidup Sehari-Hari a. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah Keluarga mengatakan saat dirumah hanya menggunakan Bahasa Indonesia b. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi Keluarga mengatakan saat sakit biasanya pergi kerumah sakit karena dekat dengan rumah. B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja. 2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Terpenuhi Dan Belum Terpenuhi Tahapan yang sudah dilalui yaitu Keluarga Pemula (Pasangan Baru Menikah), Keluarga dengan Anak Balita, Keluarga dengan Anak Prasekolah, Keluarga dengan Anak Usia Sekolah. Keluarga mengatakan belum optimal dalam komunikasi dan dalam mengawasi perkembangan anak remaja mereka saat ini yaitu An. I seorang merokok dan KK juga merokok. 3. Riwayat Keluarga Inti Keluarga mengatakan Ny. Y ada penyakit hipertensi, diabetes dan memiliki Riwayat penyakit kista tetapi sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Untuk anggota keluarga lainnya tidak ada penyakit akut maupun kronis yang di derita. 4. Riwayat Keluarga Asal Dari Kedua Orang Tua Keluarga mengatakan orang tua dari Ny. Y memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus. C. DATA LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah: a. Gambaran tipe tempat tinggal Keluarga mengatakan rumah mereka berukuran 10x20 dengan 3 kamar tidur, dapur, toilet, ruang tamu, ruang keluarga, teras dan kamar mandi diluar depan dirumah. Tinggal di area perkotaan rumah milik pribadi, ventilasi kurang, pencahayan dalam rumah kurang. b. Denah rumah c. Gambaran kondisi rumah Tampak di dalam rumah gelap kurang pencahayaan dan ventilasi dan didalam rumah berserakan. Didepan rumah tampak berantakan dan barang-barang tidak tertata rapi, Sebagian barang dan lantai berdebu, ada beberapa sampa berserakan di halaman rumah. Terdapat kamar mandi yang dibangun di depan rumah hanya menggunakan seng dan tidak ditutup dengan baik. d. Sumber air untuk minum dan kebutuhan rumah tangga Keluarga mengatakan untuk kebutuhan rumah tangga keluraga menggunakan air PDAM, dan air isi ulang (gallon) untuk minum. e. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah Keluarga mengatakan merasa nyaman dengan rumah dan juga dekat dengan fasilitas umum. f. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah Keluarga mengatakan bisanya untuk sampak itu dibakar dipekarangan depan rumah. 2. Karakteristik Lingkungan Rumah (tetangga dan komunitas RT/RW) Keluarga mengatakan tinggal ditengah kota daerah perumahan padat penduduk, dekat dengan rumah sakit, dekat dengan sekolah, perkantoran, dekat indomaret, dekat dengan pasar, warung, dekat taman, dan tidak ada insiden seperti kejahatan. 3. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga mengatakan sudah tinggal dilingkungan tersebut sejak 2006 hingga sekarang 2025. 4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat Keluarga mengatakan sering berkumpul, berhubungan baik dengan tetangga, dan rutin bergotong royong bersama tetangga sekitar. 5. Sistem pendukung keluarga Keluarga mengatakan system pendukung saat dalam masalah yaitu keluarga/kakak ipar, keluarga akan berbincang bersama untuk mencari jalan keluar. D. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola dan proses komunikasi keluarga Keluarga mengatakan saat ada masalah akan berkumpul bersama kemudian dinasehati, saling terbuka dan mencari jalan keluar bersama. 2. Struktur Kekuatan Keluarga mengatakan KK dan IK yang membuat Keputusan bersama, tetapi jika menyangkut anak biasanya IK yang mengambil Keputusan. Teknik yang digunakan yaitu diskusi Bersama. 3. Struktur Peran a) Peran Formal: - Ayah: sebagai suami dari istri pencari nafkah, penanggung jawab utama, sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. - Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya. - Anak-anak: melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, spiritual dan belajar, membantu pekerjaan rumah tangga ringan. b) Peran Informal: - Ayah: Memberikan nasihat, mengatur arah perilaku anak-anak - Ibu: berperan sebagai mediator emosi anak (penenang ketika ada konflik kecil) - Anak-anak: kadang membantu menjaga adik atau mengingatkan belajar 4. Nilai-Nilai dan Norma-Norma Keluarga Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma-norma khusus yang dianut dan kurang disiplin. E. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Afektif Keluarga mengatakan sering berkumpul berbincang bersama dan berinteraksi dengan baik 2. Fungsi Sosialisasi Keluarga mengatakan berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain dengan baik, namun belum terlalu disiplin dalam jam tidur, perilaku merokok anak dan suaminya, dan penggunaan gadget. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga mengatakan biasa makan 2/3 kali sehari, hanya makan sayur saja, lebih sering di olah berkuah, dan tidak ada pantangan, diet ataupun riwayat alergi pada semua anggota keluarga. Saat dikaji keluarga berpenampilan rapi mengenakan dress, kalung manik, anting bulat, dan make up, rambut tampak sedikit basah di jepit tampaknya baru sehabis mandi. Keluarga mengatakan biasanya saat sakit akan pergi ke rumah sakit karena dekat dengan rumah, dan jika tidak kerumah sakit keluarga membeli obat di apotek terdekat. Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya akan dibawa ke puskesmas atau diberikan obat saja. Keluarga mengatakan Sehat itu ketika bisa meklakukan aktivitas sehari-hari dan sakit itu saat tidak bisa melakukan apa-apa. 4. Fungsi Reproduksi Keluarga mengatakan tidak ada pembicaraan tentang rencana memiliki beberapa anak, rajin KB suntik 1bulan 1x di fakes terdekat. 5. Fungsi Ekonomi Keluarga mengatakan untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, Kesehatan berusaha di cukup-cukupkan, karna keluarga memiliki tunggakan pada bank (Rp 2.000.000), keluarga memiliki rumah milik pribadi, sepeda motor sebagai alat transportasi, barang-barang tersebut digunakan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Sepeda motor digunakan KK untuk bekerja dan IK untuk berbelanja kebutuhan sehari. Handphone untuk komunikasi keluarga dan anak-anak menggunakannya untuk akses informasi dan hiburan. F. STRESS DAN KOPING KELUARGA 1. Stresor Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Jangka Panjang: Keluarga mengatakan kekhawatiran mereka yaitu tentang tunggakan pinjaman dibank, biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-harinya dengan penghasilan yang tidak seberapa (Rp 2.500.000/bulan dipotong bank sisa Rp 500.000) 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Keluarga mengatakan berusaha menyikapi dengan tabah dan mengikuti alurnya saja. 3. Strategi koping yang digunakan Keluarga mengatakan strategi koping yaitu dengan musyawarah Bersama mencari jalan keluar dan berolahraga Bersama tetangga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
SDKI: Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, dan/atau menggunakan sumber daya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
SLKI: Mampu mengidentifikasi, mencari, dan menggunakan sumber daya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
SIKI: Intervensi untuk membantu keluarga mengidentifikasi, mencari, dan menggunakan sumber daya yang sesuai untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
2. Gangguan Pola Tidur (00198)
SDKI: Gangguan durasi dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI: Kemampuan untuk mempertahankan pola tidur yang memadai.
SIKI: Intervensi untuk membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.
3. Risiko Kerusakan Lingkungan (00213)
SDKI: Paparan terhadap faktor lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
SLKI: Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang sehat.
SIKI: Intervensi untuk membantu keluarga menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang sehat.
4. Kurang Pengetahuan (00126)
SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan suatu topik.
SLKI: Kemampuan untuk memperoleh dan memahami informasi yang terkait dengan suatu topik.
SIKI: Intervensi untuk membantu keluarga memperoleh dan memahami informasi yang terkait dengan masalah kesehatan.
Penjelasan singkat:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078): Keluarga belum mampu mengidentifikasi, mencari, dan menggunakan sumber daya yang sesuai untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga, misalnya dalam hal pemanfaatan fasilitas kesehatan dan pengelolaan penyakit kronis.
2. Gangguan Pola Tidur (00198): Keluarga belum mampu mempertahankan pola tidur yang memadai, misalnya anggota keluarga yang merokok dapat mengganggu kualitas tidur.
3. Risiko Kerusakan Lingkungan (00213): Kondisi lingkungan rumah yang kurang baik, seperti ventilasi dan pencahayaan yang buruk, serta pengelolaan sampah yang tidak memadai, dapat menyebabkan risiko kerusakan lingkungan.
4. Kurang Pengetahuan (00126): Keluarga memiliki pengetahuan yang kurang terkait dengan perawatan kesehatan, seperti pemantauan penyakit kronis, pola makan yang sehat, dan upaya pencegahan penyakit. -
Article No. 19049 | 27 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Faktor yang berhubungan: Agen pencedera fisik (infark miokard akut).
2. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Penurunan sirkulasi oksigen ke otot jantung yang dapat mengancam kehidupan.
Faktor yang berhubungan: Kerusakan struktur jantung (infark miokard akut).
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas sehari-hari.
Faktor yang berhubungan: Kelemahan neuromuskular (infark miokard akut), disfungsi kardiovaskular (infark miokard akut).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik penanganan nyeri yang efektif.
- Pasien melaporkan kenyamanan yang meningkat.
2. Perfusi Jaringan Kardiak
- Tidak ada tanda-tanda penurunan perfusi jaringan kardiak.
- Tidak ada tanda-tanda perburukan kondisi kardiovaskular.
- Tanda-tanda vital stabil.
3. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep medis.
- Ajarkan teknik pengontrolan nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi modalitas.
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
2. Perfusi Jaringan Kardiak
- Pantau tanda-tanda vital dan irama jantung secara berkala.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Beri obat-obatan kardiovaskular sesuai resep medis.
- Lakukan pemantauan EKG dan intervensi sesuai indikasi.
- Anjurkan istirahat yang cukup.
3. Toleransi Aktivitas
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas secara komprehensif.
- Berikan aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien, mulai dari aktivitas ringan hingga aktivitas progresif.
- Ajarkan teknik-teknik untuk menghemat energi saat melakukan aktivitas.
- Pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas dan lakukan intervensi yang sesuai.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, ahli gizi) untuk mendukung peningkatan toleransi aktivitas.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan data objektif dan subjektif yang dikumpulkan dari pasien. Nyeri akut, gangguan perfusi jaringan kardiak, dan intoleransi aktivitas merupakan diagnosa yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami infark miokard akut dengan riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan. Tujuan utamanya adalah mengatasi nyeri, mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang adekuat, serta meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan mencakup tindakan farmakologis dan non-farmakologis untuk mengelola nyeri, memantau dan mendukung perfusi jaringan kardiak, serta memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 19050 | 27 Jun 2025
Klinis : Data Subjektif : An. Y mengatakan bahwa: P: nyeri yang di rasakan timbul pada saat ia melakukan aktivitas atau bergerak Q: nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk R: nyeri yang di rasakan itu terdapat pada dada, dan ketiak bagian kiri T : nyeri yang di rasakan tersebut hilang timbul Data Objektif : An. Y tampak meringis kesakitan S : skala nyeri 6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, maka dapat ditetapkan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
SDKI: Nyeri Akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Manajemen Nyeri (10037)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
SIKI: Pengelolaan Nyeri (I0201)
Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, menghilangkan atau mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Jaringan Kardiovaskuler Tidak Efektif
SDKI: Risiko Perfusi Jaringan Kardiovaskuler Tidak Efektif (10020)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jantung dan pembuluh darah yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI: Pemantauan Kardiovaskuler (10038)
Definisi: Tindakan untuk memantau kondisi kardiovaskuler pasien.
SIKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital (I0503)
Definisi: Intervensi untuk memantau tanda-tanda vital pasien.
Kode dan definisi di atas merupakan terminologi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). -
Article No. 19051 | 27 Jun 2025
Klinis : pasien berjenis kelamin perempuan berusia 16 tahun mengalami demam dengan suhu 38 derajat celsius, pasien mengatakan pusing, tidak batuk dan tidak pilek, merasa mual jika dalam posisi duduk tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 67x/menit, RR dalam kadar normal dan tidak ada tanda-tanda sianosis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terklasifikasi di tempat lain (Unknown origin fever)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai, karena tidak terdapat informasi tentang tindakan medis yang dilakukan.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak terklasifikasi di tempat lain) digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang mengalami demam dengan suhu 38 derajat Celsius, tanpa adanya gejala lain seperti batuk atau pilek.
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai, karena tidak terdapat informasi tentang tindakan medis apa yang dilakukan pada pasien. Informasi yang diberikan hanya terkait dengan gejala dan tanda-tanda klinis pasien.
Jika terdapat informasi lebih lanjut mengenai tindakan medis yang dilakukan, maka kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai dapat diidentifikasi dan dicantumkan. -
Article No. 19052 | 27 Jun 2025
Klinis : pasien berjenis kelamin perempuan berusia 16 tahun mengalami demam dengan suhu 38 derajat celsius, pasien mengatakan pusing, tidak batuk dan tidak pilek, merasa mual jika dalam posisi duduk tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 67x/menit, RR dalam kadar normal dan tidak ada tanda-tanda sianosis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
Suhu tubuh dalam rentang normal (10001946)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan:
Manajemen Hipertermia (10001946)
Tujuan: Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
SDKI:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
Kontrol Nyeri (10001927)
SIKI:
Intervensi keperawatan:
Manajemen Nyeri (10001927)
Tujuan: Mengendalikan nyeri yang dialami pasien.
3. Diagnosa Keperawatan:
Mual (00134)
SDKI:
Mual adalah sensasi ketidaknyamanan di dalam perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
Kontrol Mual (10001930)
SIKI:
Intervensi keperawatan:
Manajemen Mual (10001930)
Tujuan: Mengendalikan mual yang dialami pasien.
Kode-kode di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 19053 | 27 Jun 2025
Klinis : pasien berjenis kelamin perempuan berusia 16 tahun mengalami demam dengan suhu 38 derajat celsius, pasien mengatakan pusing, tidak batuk dan tidak pilek, merasa mual jika dalam posisi duduk tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 67x/menit, RR dalam kadar normal dan tidak ada tanda-tanda sianosis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
1. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal, ditandai dengan suhu 38 derajat Celsius.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh: Menunjukkan penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal (36,5-37,5 derajat Celsius).
2. Gejala/Tanda: Pasien tidak lagi merasakan pusing dan tidak merasa mual saat dalam posisi duduk.
3. Tanda-Tanda Vital: Tekanan darah dalam rentang normal (100-140/60-90 mmHg), nadi dalam rentang normal (60-100 x/menit), dan respirasi dalam rentang normal (12-20 x/menit).
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam:
a. Mengukur suhu tubuh pasien secara berkala.
b. Memberikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh.
c. Memberikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
d. Menganjurkan pasien untuk beristirahat.
2. Manajemen Gejala:
a. Mengkaji gejala pusing dan mual yang dialami pasien.
b. Memposisikan pasien dengan nyaman, seperti berbaring atau duduk.
c. Memberikan antiemetik (obat anti-mual) jika diperlukan.
d. Mengajarkan teknik relaksasi atau distraksi untuk mengurangi gejala.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
a. Mengukur tekanan darah, nadi, dan respirasi pasien secara berkala.
b. Mencatat dan memantau tren perubahan tanda-tanda vital.
c. Mengevaluasi efektivitas intervensi untuk menjaga stabilitas tanda-tanda vital.
Penjelasan:
Pasien perempuan berusia 16 tahun mengalami demam dengan suhu 38 derajat Celsius, disertai dengan gejala pusing dan mual saat duduk. Berdasarkan kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk menurunkan suhu tubuh ke dalam rentang normal, menghilangkan gejala pusing dan mual, serta menjaga stabilitas tanda-tanda vital. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen demam, manajemen gejala, dan pemantauan tanda-tanda vital. Dengan penerapan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu suhu tubuh normal, tidak ada lagi gejala pusing dan mual, serta tanda-tanda vital yang stabil.