Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9242 | 18 Dec 2024
Klinis : Gcs e2m2v2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan: GCS e2m2v2, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran Berhubungan Dengan Cedera Kepala
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Penurunan tingkat kesadaran yang ditandai dengan respons yang lambat atau tidak adanya respons terhadap rangsangan.
- Cedera Kepala: Kerusakan pada otak atau jaringan lain di dalam tengkorak akibat trauma, biasanya disebabkan oleh benturan, terbuka, atau penetrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Meningkatnya Tingkat Kesadaran: Peningkatan tingkat kewaspadaan, orientasi, dan respons terhadap lingkungan.
- Pemulihan Fungsi Neurologis: Pulihnya fungsi otak dan sistem saraf sesuai dengan kondisi sebelum cedera.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda Vital: Pengukuran dan pencatatan parameter fisiologis untuk memantau perubahan kondisi klien.
- Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka.
- Terapi Orientasi Realitas: Upaya untuk membantu klien mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang. -
Article No. 9243 | 18 Dec 2024
Klinis : Gcs e2m2v2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membahas secara terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi GCS E2M2V2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi GCS E2M2V2, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00201). Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan kesadaran yang mengindikasikan penurunan aliran darah dan oksigenasi ke otak, sehingga dapat berdampak pada fungsi neurologis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Tingkat Kesadaran (0901): Pasien menunjukkan peningkatan skor GCS dari E2M2V2 ke nilai yang lebih tinggi, sebagai indikator pemulihan fungsi neurologis.
2. Integritas Jaringan Otak (0902): Pasien menunjukkan tidak ada kerusakan atau disfungsi pada jaringan otak, yang ditandai dengan pemulihan fungsi neurologis.
3. Perfusi Jaringan Serebral (0904): Pasien menunjukkan adanya peningkatan aliran darah dan oksigenasi ke otak, yang ditandai dengan peningkatan skor GCS dan pemulihan fungsi neurologis.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Neurologi (6540):
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu.
- Lakukan pemeriksaan GCS secara rutin untuk menilai tingkat kesadaran pasien.
- Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti sakit kepala, mual, muntah, atau perubahan perilaku.
- Catat semua temuan pemeriksaan dan perubahan kondisi pasien dalam catatan keperawatan.
2. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (6570):
- Posisikan pasien dengan kepala elevasi 30-45 derajat untuk memfasilitasi drainase vena dan penurunan tekanan intrakranial.
- Berikan analgesik dan sedasi sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi stimulasi sensorik dan mencegah peningkatan tekanan intrakranial.
- Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dan lakukan intervensi segera jika diperlukan.
3. Manajemen Oksigenasi (3302):
- Berikan oksigen tambahan melalui kanula nasal atau masker oksigen sesuai dengan kebutuhan oksigenasi pasien.
- Pantau saturasi oksigen dan nilai darah arteri untuk memastikan oksigenasi yang adekuat.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
4. Manajemen Cairan (4120):
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien dan instruksi medis.
- Pantau status cairan, termasuk intake, output, dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Pertahankan keseimbangan cairan yang adekuat untuk memfasilitasi perfusi jaringan yang optimal.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran, integritas jaringan otak, dan perfusi jaringan serebral yang optimal, sesuai dengan luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 9244 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan hidung tersumbat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk membersihkan saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mampu mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret/sumbatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien dalam membersihkan saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
Kondisi pasien dengan hidung tersumbat menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas. Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan saluran napas akibat adanya sumbatan pada hidung, sehingga perlu intervensi keperawatan untuk membantu pasien mempertahankan jalan napas yang efektif. -
Article No. 9246 | 18 Dec 2024
Klinis : Kekurangan cairan dan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kekurangan cairan dan elektrolit didefinisikan sebagai ketidakseimbangan antara intake dan output cairan dan elektrolit yang dapat menimbulkan berbagai gejala dan tanda kekurangan cairan dan elektrolit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kekurangan cairan dan elektrolit adalah pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit yang adekuat, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dan tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan cairan dan elektrolit meliputi:
a. Pemantauan status cairan dan elektrolit secara berkala
b. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
c. Pengaturan asupan dan output cairan
d. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga status cairan dan elektrolit
Sebagai perawat, pemahaman dan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan merupakan hal yang penting untuk menjamin kualitas dan keamanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 9247 | 18 Dec 2024
Klinis : Kekurangan cairan dan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi kekurangan cairan dan elektrolit.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kekurangan cairan dan elektrolit adalah Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit. Diagnosa ini mengacu pada kondisi di mana terdapat ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Tercapainya keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
2. Tidak terjadi komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, seperti hipovolemia, hipervolemia, hiponatremia, atau hipernatremia.
3. Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang optimal.
4. Pasien dapat mempertahankan nilai-nilai laboratorium cairan dan elektrolit dalam batas normal.
5. Pasien melaporkan tidak adanya gejala terkait ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, seperti pusing, letargi, atau kram otot.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Monitoring dan Evaluasi:
- Pantau intake dan output cairan pasien secara akurat.
- Pantau tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.
- Pantau gejala dan tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, seperti pusing, letargi, atau kram otot.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida, dll.) secara berkala.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan pasien, baik secara oral maupun intravena.
- Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan mengatur asupan dan keluaran cairan.
- Lakukan tindakan koreksi jika terjadi ketidakseimbangan, seperti pemberian larutan elektrolit atau diuretik.
3. Edukasi dan Dukungan:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara memantau intake dan output cairan serta mencegah komplikasi.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatannya.
4. Koordinasi Perawatan:
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, untuk menentukan rencana perawatan yang optimal.
- Lakukan dokumentasi yang lengkap dan akurat mengenai asuhan keperawatan yang diberikan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada kebutuhan pasien, diharapkan dapat tercapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal. -
Article No. 9248 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien demam dengue merasa panas dingin akral hangat , lemas, mengeluh nyeri di perut, mual tidak muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona pakar dan tone akademis, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien demam dengue:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan dalam batas yang dapat diterima, dan respon terhadap aktivitas tersebut.
- Etiologi: Penurunan kemampuan fisik, kehilangan energi, dan perasaan lemah.
2. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Etiologi: Agen pencedera biologis, seperti infeksi.
3. Mual (SDKI)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di lambung yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
- Etiologi: Agen pencedera biologis, seperti infeksi.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Tujuan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang memadai.
- Intervensi: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas.
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
- Intervensi: Manajemen Nyeri Akut, Terapi Modalitas.
3. Manajemen Mual
- Tujuan: Pasien melaporkan tidak ada mual.
- Intervensi: Manajemen Mual, Manajemen Cairan dan Elektrolit.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Energi
- Definisi: Tindakan memfasilitasi penggunaan energi secara efisien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas.
- Aktivitas: Identifikasi faktor yang memengaruhi energi, anjurkan istirahat yang adekuat, pantau status aktivitas.
2. Manajemen Nyeri Akut
- Definisi: Tindakan memfasilitasi kontrol rasa nyeri untuk mencapai taraf nyeri yang dapat diterima.
- Aktivitas: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, dan faktor pencetus nyeri, terapkan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Manajemen Mual
- Definisi: Tindakan memfasilitasi pencegahan dan pengurangan rasa mual.
- Aktivitas: Identifikasi penyebab mual, anjurkan diet yang sesuai, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen farmakologis.
Harapan saya, penjelasan ini dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan demam dengue berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Jangan ragu untuk bertanya jika ada yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 9249 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal - gatal ditangan dan kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti aktivitas perawatan diri, karena keterbatasan fisik atau psikologis.
- Faktor yang Berhubungan: Gejala, proses penyakit, dan gangguan sensasi.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Faktor yang Berhubungan: Agen cedera fisik, seperti iritasi kulit.
3. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan sensasi, Iritasi kulit.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala dari diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Tujuannya untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan diagnosa keperawatan di Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi tentang hasil/luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Tujuannya untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan luaran keperawatan di Indonesia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi tentang intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Tujuannya untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan intervensi keperawatan di Indonesia.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan di Indonesia dengan menggunakan terminologi keperawatan yang terstandar. -
Article No. 9250 | 18 Dec 2024
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Kerusakan pada struktur dan fungsi kulit, baik epidermis maupun dermis.
Faktor Terkait:
- Imobilitas fisik
- Masalah nutrisi
- Gangguan sirkulasi
- Usia lanjut
- Penyakit kronis
- Trauma
Gejala dan Tanda Mayor:
- Kerusakan pada lapisan kulit
- Luka terbuka
- Perubahan warna kulit
- Pembengkakan
- Nyeri
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kategori: Aktivitas/Istirahat
Kode: 00046
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kategori: Pemulihan Kesehatan Fisik
Kode: 1102
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kategori: Manajemen Luka
Kode: 6480
Penjelasan Singkat:
Gangguan integritas kulit adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada struktur dan fungsi kulit, baik epidermis maupun dermis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti imobilitas fisik, masalah nutrisi, gangguan sirkulasi, usia lanjut, penyakit kronis, atau trauma.
Gejala dan tanda mayor yang dapat ditemukan pada kondisi ini meliputi kerusakan pada lapisan kulit, luka terbuka, perubahan warna kulit, pembengkakan, dan nyeri. Perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan memilih intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengelola kondisi gangguan integritas kulit secara komprehensif. -
Article No. 9251 | 18 Dec 2024
Klinis : Pasien memiliki riwayat tumor payudara kiri sejak tahun 2018, payudara kiri sudah diangkat pada bulan November 2018. Riwayat menjalani radiasi 25x terakhir Oktober 2019. Setelah menjalani operasi dan radioterapi kemudian muncul benjolan dan meluas menjadi luka yang merembes di payudara kanan, pasien saat ini menjalani kemoterapi yang ketiga dengan regimen FAC. Hasil pengkajian: Terdapat luka kanker di payudara kanan dengan diameter sekitar 12 cm, balutan luka merembes dan massa banyak berkurang setelah menjalani terapi radiasi selama 25 kali. Luka tampak slough tebal, bau khas, jaringan granulasi yang tampak sekitar 20%, pus (+), darah minimal, kulit sekitar luka tampak kering. Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri di payudara kanan dan sekitarnya dengan skala nyeri 4/10. Saat ini pasien juga mengeluh nyeri untuk menelan sejak 2 hari lalu, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk di leher. Mual dengan derajat ringan hingga sedang dan nafsu makan menurun. Semakin turun sejak ada sariawan sejak 1 minggu terakhir. BB turun lebih dari 10 kg sejak 6 bulan terakhir.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Integritas Kulit Terganggu
b. Nyeri Akut
c. Risiko Malnutrisi
2. Penjelasan Singkat:
a. Integritas Kulit Terganggu
- SDKI: Keadaan di mana terjadi kerusakan pada epidermis, dermis, atau lapisan kulit yang lebih dalam.
- SLKI: Pemulihan integritas kulit yang buruk.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pemulihan integritas kulit yang buruk.
b. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Kontrol nyeri yang buruk.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri.
c. Risiko Malnutrisi
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan gizi yang tidak adekuat.
- SLKI: Risiko peningkatan malnutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan status nutrisi yang optimal.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosis keperawatan yang muncul adalah Integritas Kulit Terganggu, Nyeri Akut, dan Risiko Malnutrisi. Diagnosa ini disusun berdasarkan gejala dan tanda yang diidentifikasi, seperti adanya luka kanker di payudara kanan, nyeri yang dirasakan pasien, serta penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan. Perawat dapat menerapkan intervensi keperawatan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengelola kondisi pasien secara komprehensif. -
Article No. 9252 | 18 Dec 2024
Klinis : Ultrasonografi abdomen menunjukkan efusi pleura basal bilateral, asites, dan hepatitis,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut diagnosa keperawatan yang dapat diberikan beserta penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan
SDKI:
Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang ditandai dengan akumulasi cairan dalam rongga tubuh atau jaringan.
SLKI:
1. Keseimbangan Cairan Tubuh Membaik
2. Edema Berkurang
3. Tanda-tanda Kelebihan Cairan Berkurang
SIKI:
1. Manajemen Cairan
2. Pemantauan Cairan
3. Pembatasan Asupan Cairan
2. Gangguan Integritas Kulit
SDKI:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis, yang disebabkan oleh faktor intrinsik dan/atau ekstrinsik.
SLKI:
1. Integritas Kulit Membaik
2. Luka Sembuh
3. Edema Berkurang
SIKI:
1. Perawatan Luka
2. Manajemen Edema
3. Perawatan Kulit
3. Perubahan Proses Hati
SDKI:
Perubahan struktur dan/atau fungsi hati yang mengakibatkan penurunan kemampuan hati dalam menjalankan fungsinya.
SLKI:
1. Fungsi Hati Membaik
2. Gejala Gangguan Hati Berkurang
3. Komplikasi Gangguan Hati Teratasi
SIKI:
1. Manajemen Gangguan Fungsi Hati
2. Pemantauan Fungsi Hati
3. Edukasi Tentang Gangguan Hati
Harapnya penjelasan singkat di atas dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan. Silakan tanyakan jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut.