Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9225 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh air susu ibu belum keluar, hanya menetes, payudara teraba keras, nyeri luka post operasi sectio caesaria, skala nyeri 4, nyeri saat mobilisasi, diagnosa keperawatan yang utama apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu air susu ibu belum keluar, hanya menetes, payudara teraba keras, nyeri luka post operasi sectio caesaria dengan skala nyeri 4, serta nyeri saat mobilisasi, maka diagnosis keperawatan yang utama adalah:
a. Ketidakefektifan Penyusuan Menyusu
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan produksi dan pengeluaran ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Etiologi: Trauma payudara, stres, kecemasan, pengosongan payudara yang tidak adekuat.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
a. Menunjukkan peningkatan produksi ASI.
b. Melakukan penyusuan menyusu yang efektif.
c. Menunjukkan rasa nyaman selama penyusuan menyusu.
d. Menyatakan rasa nyaman saat mobilisasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Laktasi
- Mengkaji produksi dan pengeluaran ASI
- Mengajarkan teknik menyusui yang benar
- Menganjurkan frekuensi penyusuan yang adekuat
- Memberikan obat-obatan untuk meningkatkan produksi ASI, jika diperlukan
b. Manajemen Nyeri
- Mengkaji nyeri, termasuk lokasi, durasi, karakteristik, dan skala nyeri
- Memberikan analgesik sesuai dengan kebutuhan
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat
- Memfasilitasi mobilisasi dini sesuai toleransi pasien
c. Manajemen Perawatan Luka
- Melakukan perawatan luka post operasi secara aseptik
- Memantau tanda-tanda infeksi luka
- Memberikan intervensi untuk mempercepat penyembuhan luka
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Ketidakefektifan Penyusuan Menyusu" dipilih karena pasien mengeluhkan produksi ASI yang tidak optimal, dengan gejala air susu hanya menetes dan payudara teraba keras. Ini menunjukkan adanya masalah pada proses laktasi yang dapat menghambat pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi.
Luaran yang diharapkan mencakup peningkatan produksi ASI, efektivitas penyusuan menyusu, serta rasa nyaman selama penyusuan dan mobilisasi. Ini akan memastikan bahwa kebutuhan nutrisi bayi dapat terpenuhi dan membantu proses pemulihan pasca operasi sectio caesaria.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen laktasi untuk meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI, manajemen nyeri untuk mengatasi rasa nyeri saat mobilisasi dan perawatan luka, serta manajemen perawatan luka untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi. Intervensi ini akan membantu mencapai luaran yang diharapkan dan mendukung pemulihan pasien secara holistik. -
Article No. 9226 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh air susu ibu belum keluar, hanya menetes, payudara teraba keras, nyeri luka post operasi sectio caesaria, skala nyeri 4, nyeri saat mobilisasi, buatlah prioritas diagnosa keperawatan nya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Produksi ASI
- Definisi: Penurunan atau tidak adanya produksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
- Penyebab: Pembedahan, kecemasan, dan kurangnya stimulasi payudara.
- Tanda dan Gejala: Air susu ibu belum keluar atau hanya menetes, payudara teraba keras.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Cedera atau pembedahan, seperti pada luka post operasi sectio caesaria.
- Tanda dan Gejala: Skala nyeri 4, nyeri saat mobilisasi.
Prioritas Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Produksi ASI
2. Nyeri Akut
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Produksi ASI:
- Outcome: Peningkatan Produksi ASI
- Kriteria Hasil:
- Payudara teraba lunak dan tidak ada nyeri tekan
- Ibu dapat memerah ASI minimal 100 ml/hari
- Ibu dapat menyusui bayi dengan baik
2. Nyeri Akut:
- Outcome: Penurunan Nyeri
- Kriteria Hasil:
- Skala nyeri berkurang menjadi 2 atau kurang
- Ibu dapat melakukan mobilisasi tanpa peningkatan nyeri
- Ibu dapat beristirahat dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakefektifan Produksi ASI:
- Manajemen Laktasi
- Lakukan pengkajian laktasi secara komprehensif
- Berikan pendidikan dan dukungan untuk meningkatkan produksi ASI
- Ajarkan teknik pemijatan dan pengisapan payudara yang benar
- Anjurkan ibu untuk menyusui secara on-demand dan memperbanyak frekuensi menyusui
- Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan
- Berkolaborasi dengan dokter atau ahli laktasi untuk mengatasi penyebab rendahnya produksi ASI
2. Nyeri Akut:
- Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan intervensi farmakologi dan nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri
- Ajarkan ibu untuk menggunakan analgetik sesuai indikasi
- Perawatan Luka
- Lakukan perawatan luka post operasi secara aseptik
- Pantau tanda-tanda infeksi dan berkolaborasi dengan dokter jika terjadi komplikasi
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Diagnosa keperawatan didasarkan pada gejala dan tanda yang dialami pasien, serta penyebab yang mendasarinya.
- Ketidakefektifan Produksi ASI dan Nyeri Akut merupakan diagnosa yang sesuai dengan kondisi pasien yang diberikan.
2. Prioritas Diagnosa Keperawatan:
- Prioritas diagnosa ditentukan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan dan potensi dampak yang dapat terjadi.
- Ketidakefektifan Produksi ASI menjadi prioritas utama karena dapat mempengaruhi kesehatan dan kebutuhan nutrisi bayi.
- Nyeri Akut menjadi prioritas kedua karena dapat menghambat proses pemulihan dan mobilisasi pasien.
3. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Luaran yang diharapkan merupakan tujuan yang ingin dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan.
- Untuk Ketidakefektifan Produksi ASI, luaran yang diharapkan adalah peningkatan produksi ASI sehingga ibu dapat menyusui bayi dengan baik.
- Untuk Nyeri Akut, luaran yang diharapkan adalah penurunan nyeri sehingga ibu dapat beristirahat dengan nyaman dan melakukan mobilisasi tanpa peningkatan nyeri.
4. Intervensi Keperawatan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
- Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Untuk Ketidakefektifan Produksi ASI, intervensi yang dilakukan meliputi manajemen laktasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan.
- Untuk Nyeri Akut, intervensi yang dilakukan meliputi manajemen nyeri dan perawatan luka post operasi.
- Setiap intervensi dilakukan secara komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 9227 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan flu, pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan flu dan pilek, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Akumulasi sekret, edema, kekuatan otot pernapasan yang menurun, dan iritasi saluran napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang dirasakan atau ditunjukkan.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, penurunan energi, dan gejala penyakit.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Proses penyakit, inflamasi, dan cedera.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Penilaian terhadap jalan napas, bunyi napas, dan adanya sputum.
- Intoleransi Aktivitas: Penilaian terhadap kapasitas fungsional, kelelahan, dan kesulitan bernapas saat aktivitas.
- Nyeri Akut: Penilaian terhadap lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Tercapainya jalan napas yang terbuka, tidak ada sputum, dan frekuensi napas normal.
- Intoleransi Aktivitas: Peningkatan toleransi aktivitas, tidak ada kesulitan bernapas, dan penurunan kelelahan.
- Nyeri Akut: Penurunan intensitas nyeri, kemampuan mengontrol nyeri, dan tidak ada keluhan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Terapi inhalasi, suction, dan manajemen sekret.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen aktivitas, latihan fisik, dan manajemen energi.
- Nyeri Akut: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, dan teknik nonfarmakologis. -
Article No. 9228 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan di perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan benjolan di perut, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perubahan Integritas Kulit (SDKI)
Penjelasan: Risiko adanya perubahan pada struktur dan fungsi kulit, yang dapat disebabkan oleh faktor internal (seperti usia, nutrisi, sirkulasi) atau eksternal (seperti tekanan, gesekan, kelembapan). Kondisi benjolan di perut dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan integritas kulit.
2. Ketidakefektifan Aktivitas Fisik (SDKI)
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik secara mandiri, yang dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, atau lingkungan. Benjolan di perut dapat membatasi pergerakan dan aktivitas fisik pasien.
3. Risiko Gangguan Citra Tubuh (SDKI)
Penjelasan: Risiko perubahan persepsi dan perasaan individu terhadap penampilan dan fungsi tubuhnya, yang dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, sosial, atau budaya. Benjolan di perut dapat memengaruhi persepsi dan perasaan pasien terhadap citra tubuhnya.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perawatan Integritas Kulit
2. Peningkatan Aktivitas Fisik
3. Dukungan Citra Tubuh
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Kulit
2. Manajemen Lingkungan: Peningkatan Aktivitas
3. Konseling Citra Tubuh
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, termasuk aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Perawat juga perlu melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan untuk memastikan intervensi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasien. -
Article No. 9229 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan ada benjolan di perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu pasien datang dengan keluhan ada benjolan di perut, maka berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Adanya benjolan di perut yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada organ dalam dan mengakibatkan nyeri.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa nyeri.
- Indikator:
a. Melaporkan penurunan intensitas nyeri
b. Menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
c. Menggunakan obat analgesik sesuai anjuran
d. Mengenali faktor-faktor yang memperberat nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien mengurangi nyeri yang dialami.
- Tindakan:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, terapi musik, dan lain-lain)
d. Monitor efektivitas intervensi nyeri dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan benjolan di perut adalah Nyeri Akut. Perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, serta memantau efektivitas intervensi yang diberikan. -
Article No. 9230 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh batuk, pilek, nyeri tenggorokan badan meriang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda kemukakan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Pasien mengalami masalah pernapasan yang ditandai dengan gejala-gejala seperti batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan pasien untuk membersihkan jalan napas secara efektif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Sekresi berlebih, obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan.
Gejala dan Tanda: Batuk, pilek, nyeri tenggorokan, napas cuping hidung, napas dangkal, ortopnea.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Jalan napas terbuka, frekuensi pernapasan dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda kesulitan bernapas.
Kriteria Hasil: Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi pernapasan dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, manajemen batuk.
Contoh Tindakan: Auskultasi suara napas, monitor frekuensi pernapasan, berikan oksigen bila perlu, anjurkan pasien untuk batuk efektif, lakukan tindakan suction bila diperlukan.
Harapan saya penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 9231 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh batuk, pilek, nyeri tenggorokan badan meriang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yakni batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan badan meriang, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan SDKI sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Utama: Adanya sumbatan jalan napas, batuk tidak efektif, dan suara napas tambahan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai kriteria hasil sebagai berikut:
1. Pasien dapat mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Pasien dapat mengeluarkan sekresi dengan batuk yang efektif.
3. Pasien dapat bernapas dengan lancar tanpa suara napas tambahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas tambahan.
- Berikan posisi semi-Fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada.
- Anjurkan pasien untuk batuk dan melakukan latihan napas dalam.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, bronkodilator, atau obat-obatan lain jika diperlukan.
2. Manajemen Batuk
- Observasi karakteristik batuk, seperti jenis, frekuensi, dan produksi sputum.
- Berikan terapi hidrasi dan humidifikasi udara untuk melunakkan sekresi.
- Ajarkan teknik batuk efektif, seperti batuk dengan bantuan perut.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan antitusif atau ekspektoran jika diperlukan.
3. Manajemen Demam
- Pantau tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh.
- Berikan kompres hangat atau dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
- Anjurkan pasien untuk banyak istirahat dan minum cairan hangat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antipiretik jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan jalan napas yang terbuka, mengeluarkan sekresi dengan batuk yang efektif, dan bernapas dengan lancar tanpa suara napas tambahan. -
Article No. 9232 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh batuk, pilek, nyeri tenggorokan badan meriang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan badan meriang, maka diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi akut saluran pernapasan atas, tak terspesifikasi
Penjelasan:
- Kode J06.9 digunakan untuk mengkodekan kondisi infeksi akut pada saluran pernapasan atas, yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik.
- Gejala-gejala yang dialami oleh pasien, seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan badan meriang, umumnya terkait dengan infeksi akut saluran pernapasan atas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang sesuai
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang spesifik yang perlu dikodekan dalam kasus ini. Penatalaksanaan yang mungkin dilakukan adalah berupa terapi suportif, seperti pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala dan membantu proses penyembuhan.
Secara umum, kondisi ini dapat ditangani dengan pendekatan konservatif, seperti istirahat, minum banyak cairan, dan penggunaan obat-obatan simptomatik untuk meredakan gejala. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan jika gejala tidak kunjung membaik atau timbul komplikasi. -
Article No. 9233 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka sayat di jari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan luka sayat di jari.
Diagnosis Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
Faktor yang Berhubungan:
- Trauma fisik (luka sayat di jari)
Gejala dan Tanda:
- Luka terbuka di jari
- Perubahan warna kulit
- Nyeri
Prioritas Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Luka
2. Manajemen Nyeri
3. Edukasi Perawatan Luka
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Dalam kasus ini, "Integritas Kulit Terganggu" merupakan diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan gejala dan tanda yang dialami pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk kasus ini, luaran yang diharapkan antara lain:
1. Luka tertutup
2. Nyeri terkontrol
3. Pasien memahami perawatan luka
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dalam kasus ini antara lain:
1. Manajemen Luka: Membersihkan, menjahit, dan merawat luka.
2. Manajemen Nyeri: Pemberian analgesik, kompres dingin, dan teknik distraksi.
3. Edukasi Perawatan Luka: Mengajarkan pasien cara merawat luka di rumah.
Dengan mengikuti standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 9234 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (Hyperthermia)
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan regulasi suhu tubuh.
- Gejala: Demam, pusing, lemas, nyeri otot.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Untuk kasus hipertermia, beberapa luaran yang mungkin diharapkan adalah penurunan suhu tubuh, peningkatan rasa nyaman, dan pemulihan kondisi umum pasien.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Untuk kasus hipertermia, intervensi keperawatan yang mungkin dilakukan antara lain pemberian antipiretik, manajemen cairan dan elektrolit, serta tindakan pendinginan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang ditetapkan harus sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Hal ini bertujuan untuk menjamin kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia.