Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11270 | 20 Jan 2025
Klinis : tn.slamet dengan keluhan nyeri dada,sesak nafas, tidak kuat jalan diagnosa medis unstable angina
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Tn. Slamet dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, dan tidak kuat berjalan dengan diagnosa medis unstable angina.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Proses penyakit atau cedera.
- Gejala dan Tanda: Klien mengeluhkan nyeri dada, seperti rasa tertekan atau berat di dada, menjalar ke lengan, leher, atau rahang.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernafas dengan mudah dan lancar.
- Penyebab: Penyakit kardiovaskular.
- Gejala dan Tanda: Klien mengeluhkan sesak napas, napas dangkal, dan tidak dapat berjalan jauh.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Penyakit kardiovaskular.
- Gejala dan Tanda: Klien mengeluhkan tidak kuat untuk berjalan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat.
- Terdiri dari definisi, penyebab, dan gejala/tanda diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan.
- Terdiri dari definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional intervensi keperawatan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 11271 | 20 Jan 2025
Klinis : tn.slamet dengan keluhan nyeri dada,sesak nafas, tidak kuat jalan diagnosa medis unstable angina
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk Tn. Slamet dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, dan tidak kuat jalan dengan diagnosis medis unstable angina:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit jantung (unstable angina)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi jantung
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu.
- Faktor yang Berhubungan: Proses penyakit, cedera fisik.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan toleransi terhadap aktivitas, penurunan kekuatan, penurunan daya tahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian Nyeri
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol atau mengurangi rasa sakit.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri terkendali, pasien dapat menggunakan teknik pengendalian nyeri secara efektif.
2. Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas rutin sehari-hari dengan lebih baik, pasien menunjukkan peningkatan daya tahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, menilai, dan mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami individu.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji nyeri, mengajarkan teknik pengendalian nyeri, memberikan analgetik sesuai indikasi.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien, mengembangkan rencana peningkatan aktivitas, memfasilitasi aktivitas sesuai kemampuan pasien.
Dalam konteks Tn. Slamet dengan diagnosa medis unstable angina, perawat akan fokus pada penanganan nyeri dada, upaya meningkatkan toleransi aktivitas, serta edukasi terkait penyakitnya. Pendekatan yang digunakan adalah akademis dengan persona pakar, agar dapat memberikan informasi dan edukasi yang tepat bagi pasien. -
Article No. 11272 | 20 Jan 2025
Klinis : tn.slamet dengan keluhan nyeri dada,sesak nafas, tidak kuat jalan diagnosa medis unstable angina
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi Tn. Slamet yang mengalami keluhan nyeri dada, sesak napas, dan diagnosis medis unstable angina, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Dada Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di dada.
- Penyebab: Penyakit jantung koroner (unstable angina).
- Gejala: Nyeri dada, sesak napas, kelelahan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
- Penyebab: Penyakit jantung koroner (unstable angina).
- Gejala: Mudah lelah, sesak napas, penurunan kapasitas fungsional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Dada Akut:
- Luaran: Tingkat nyeri menurun, Kontrol nyeri meningkat, Koping nyeri efektif.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Luaran: Toleransi aktivitas meningkat, Kapasitas fungsional meningkat, Kelelahan menurun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Intervensi: Identifikasi karakteristik nyeri, Ajarkan teknik non-farmakologis, Kolaborasi dalam pemberian analgesik.
2. Manajemen Aktivitas
- Intervensi: Identifikasi tingkat aktivitas, Ajarkan aktivitas bertingkat, Monitor toleransi aktivitas.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse: Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Tn. Slamet dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, dan diagnosa medis unstable angina memiliki diagnosa keperawatan Nyeri Dada Akut dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri dan Manajemen Aktivitas untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti penurunan nyeri, peningkatan kontrol nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan pengurangan kelelahan. -
Article No. 11273 | 20 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing, menggigil, nyeri saat bak, demam, tekanan darah 140/80 mmhg, nadi 98x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 38,1, spo2 98%
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Infeksi Saluran Kemih". Pasien mengeluhkan gejala-gejala yang mengarah pada infeksi saluran kemih, seperti pusing, menggigil, nyeri saat berkemih, dan demam. Selain itu, pemeriksaan tanda vital juga mendukung adanya infeksi, seperti peningkatan denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bebas dari gejala infeksi saluran kemih, ditandai dengan:
a. Tidak ada lagi keluhan pusing, menggigil, nyeri saat bak, dan demam.
b. Tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80-100 x/menit, respirasi 16-20 x/menit, suhu 36,5-37,5°C).
2. Mampu mempertahankan higiene perineal yang baik.
3. Memahami faktor-faktor penyebab dan pencegahan infeksi saluran kemih.
4. Mampu melakukan perawatan diri secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Infeksi
a. Identifikasi tanda dan gejala infeksi.
b. Pantau tanda-tanda vital secara rutin.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik.
d. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi serta pentingnya minum obat sesuai anjuran.
2. Perawatan Higiene
a. Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yang benar.
b. Bantu pasien melakukan perawatan higiene perineal secara rutin.
c. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan area genital.
3. Edukasi Kesehatan
a. Berikan edukasi tentang infeksi saluran kemih, penyebab, dan pencegahannya.
b. Ajarkan pasien dan keluarga cara meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yang sesuai.
c. Dorong pasien untuk meningkatkan aktivitas sesuai toleransi.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan bebas dari infeksi saluran kemih. -
Article No. 11217 | 20 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan diare sudah dua hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan diare selama dua hari:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko dehidrasi
Definisi SDKI:
Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan yang dapat mengganggu fungsi tubuh.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Definisi SIKI:
Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan diare berisiko mengalami dehidrasi karena kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan melalui feses cair. Perawat perlu melakukan intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti memantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta memberikan terapi rehidrasi oral atau intravena jika diperlukan.
Diagnosa Keperawatan:
2. Diare
Definisi SDKI:
Pengeluaran feses cair atau tidak terbentuk dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk mengatur defekasi secara normal.
Definisi SIKI:
Intervensi keperawatan untuk mengatasi pengeluaran feses cair atau tidak terbentuk dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan diare memerlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi diare, seperti mengidentifikasi penyebab, memantau tanda-tanda vital, memberikan diet yang sesuai, serta memberikan obat-obatan antidiare jika diperlukan. -
Article No. 11218 | 20 Jan 2025
Klinis : alergi kulit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi alergi kulit:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L23
- Deskripsi: Dermatitis atopik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.12
- Deskripsi: Tes kulit, metode lancet atau ujung jarum.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10:
- Kode L23 merupakan kode diagnosis untuk dermatitis atopik, yang merupakan salah satu bentuk alergi kulit yang paling umum ditemukan. Dermatitis atopik adalah kondisi peradangan kronis pada kulit yang ditandai dengan kulit kering, gatal, dan lesi pada kulit. Kondisi ini sering berhubungan dengan faktor genetik dan lingkungan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode 95.12 merujuk pada prosedur tes kulit, di mana dilakukan pengujian dengan menggunakan lancet atau ujung jarum untuk mendeteksi penyebab alergi pada pasien. Tes kulit ini merupakan salah satu pemeriksaan diagnostik yang dapat membantu mengidentifikasi penyebab alergi kulit pada pasien.
Kode-kode tersebut digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti dokter dan perekam medis, untuk mencatat dan mengkodekan diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan pada pasien dengan kondisi alergi kulit. -
Article No. 11219 | 20 Jan 2025
Klinis : osteoporosis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi osteoporosis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M81
- Deskripsi: Osteoporosis tanpa patah tulang
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.12
- Deskripsi: Densitometri tulang (pengukuran kerapatan tulang), termasuk interpretasi dan laporan
Penjelasan:
Kode ICD-10 M81 digunakan untuk mendiagnosis osteoporosis, yang merupakan kondisi di mana kepadatan dan kualitas tulang menurun, meningkatkan risiko patah tulang. Kode ini mencakup berbagai jenis osteoporosis, termasuk osteoporosis postmenopause, idiopatik, dan yang disebabkan oleh penyakit atau obat-obatan.
Pada kasus osteoporosis, pemeriksaan densitometri tulang (kode ICD-9-CM 92.12) sering digunakan untuk mengevaluasi kepadatan mineral tulang dan membantu dalam diagnosis dan pemantauan perkembangan penyakit. Prosedur ini menggunakan teknik pencitraan, seperti absorpsi sinar-X energi ganda (DXA), untuk mengukur kepadatan tulang di berbagai lokasi, biasanya di tulang belakang, panggul, atau pergelangan tangan.
Hasil pemeriksaan densitometri tulang membantu dokter dalam menentukan derajat osteoporosis, menilai risiko patah tulang, dan memandu perencanaan pengobatan yang tepat untuk mengelola kondisi pasien. -
Article No. 11220 | 20 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdahak sudah 1 bulan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, ketidakmampuan untuk batuk atau mengeluarkan sekret.
Rencana Asuhan Keperawatan (SDKI - SLKI - SIKI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
- Identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif
- Pantau status pernapasan
- Berikan posisi semi fowler
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan hidrasi yang adekuat
- Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan:
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Pasien tidak mengalami sesak napas
- Pasien tidak mengalami komplikasi pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Bronkodilator
- Manajemen Oksigenasi
- Manajemen Batuk
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan batuk berdahak selama 1 bulan kemungkinan mengalami Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab, memantau status pernapasan, mengajarkan teknik batuk efektif, menjaga hidrasi yang adekuat, dan berkolaborasi dengan pemberian bronkodilator jika diperlukan. Tujuannya adalah agar pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret, tidak mengalami sesak napas, dan tidak terjadi komplikasi pernapasan. -
Article No. 11221 | 20 Jan 2025
Klinis : VULNUS DEGLOVING
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait kondisi "VULNUS DEGLOVING".
1. Kode ICD-10:
- Kode: S68.1
- Deskripsi: Amputasi traumatis sebagian tangan dan jari
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.15
- Deskripsi: Debridemen luka, jaringan mati, atau luka bakar di ekstremitas atas
Penjelasan:
Vulnus degloving adalah cedera yang terjadi ketika kulit dan jaringan lunak terkelupas dari struktur di bawahnya, biasanya pada tangan atau lengan. Hal ini dapat terjadi akibat trauma mekanis, seperti terjepit atau tertarik dengan kuat.
Kode ICD-10 S68.1 "Amputasi traumatis sebagian tangan dan jari" sesuai untuk menggambarkan kondisi vulnus degloving, karena cedera ini melibatkan kehilangan sebagian kulit dan jaringan lunak dari ekstremitas atas. Kode ini mencakup amputasi traumatis sebagian tangan atau jari.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 84.15 "Debridemen luka, jaringan mati, atau luka bakar di ekstremitas atas" sesuai untuk tindakan medis yang mungkin diperlukan dalam penanganan vulnus degloving. Debridemen dilakukan untuk membersihkan dan menyiapkan luka agar dapat sembuh dengan baik.
Dalam penatalaksanaan vulnus degloving, intervensi medis yang umum dilakukan selain debridemen adalah pembersihan luka, perbaikan jaringan, dan penutupan luka dengan graft kulit atau flap jaringan. -
Article No. 11222 | 20 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek sudah 1 minggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan keluhan pasien yaitu pilek yang sudah berlangsung selama 1 minggu, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain memantau status pernapasan, memberikan hidrasi yang adekuat, dan melakukan suction jika diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami pilek yang sudah berlangsung selama 1 minggu, yang mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas. Hal ini dapat menyebabkan pasien kesulitan bernapas dan mempertahankan jalan napas yang paten. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau status pernapasan pasien, menjaga hidrasi yang adekuat, dan melakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan sekresi dari saluran napas.
Dalam tone akademis, persona pakar, dan sebagai perawat, saya menyarankan untuk melakukan evaluasi lebih lanjut dan penatalaksanaan yang sesuai agar pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif.