Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9382 | 19 Dec 2024
Klinis : Hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipervolemia dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia
Definisi:
Hipervolemia adalah kondisi di mana terdapat kelebihan volume cairan dalam tubuh, dapat disertai dengan peningkatan volume plasma, peningkatan volume sel darah merah, atau keduanya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipervolemia didefinisikan sebagai kondisi di mana terdapat peningkatan volume cairan dalam tubuh yang dapat disebabkan oleh asupan cairan yang berlebihan, retensi cairan, atau kombinasi keduanya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama penanganan hipervolemia adalah mencapai keseimbangan cairan yang optimal. Luaran keperawatan yang diharapkan antara lain:
1. Volume cairan tubuh normal
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Tidak terdapat edema
4. Pasien dapat mengelola asupan cairan secara mandiri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipervolemia antara lain:
1. Pemantauan status cairan dan elektrolit
2. Pembatasan asupan cairan
3. Pemberian diuretik, jika diperlukan
4. Edukasi terkait manajemen cairan
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif
Secara keseluruhan, penanganan hipervolemia membutuhkan pendekatan yang komprehensif, meliputi pemantauan status cairan, pembatasan asupan cairan, pemberian terapi diuretik, serta edukasi bagi pasien untuk dapat mengelola asupan cairannya secara mandiri. Standar praktik keperawatan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia menjadi pedoman penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 9383 | 19 Dec 2024
Klinis : Demam sejak 5 hari, lemas, trombosit turun 71rb
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu demam sejak 5 hari, lemas, dan trombosit turun menjadi 71.000, maka berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko penurunan volume cairan.
- SDKI: Penurunan volume cairan
- SLKI: Hidrasi
- SIKI: Perawatan cairan
2. Risiko infeksi.
- SDKI: Infeksi
- SLKI: Pencegahan infeksi
- SIKI: Pencegahan infeksi
3. Risiko perdarahan.
- SDKI: Perdarahan
- SLKI: Kontrol perdarahan
- SIKI: Kontrol perdarahan
Penjelasan singkat:
1. Risiko penurunan volume cairan:
- Penjelasan: Pasien mengalami demam yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga berisiko mengalami penurunan volume cairan.
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan keluaran cairan, serta pemberian cairan sesuai kebutuhan.
2. Risiko infeksi:
- Penjelasan: Pasien mengalami demam yang dapat menandakan adanya infeksi, sehingga berisiko mengalami komplikasi infeksi.
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik sesuai indikasi, serta menjaga kebersihan dan higiene pasien.
3. Risiko perdarahan:
- Penjelasan: Pasien mengalami penurunan trombosit yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda perdarahan, pemberian produk darah sesuai indikasi, serta perawatan untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Tone = akademis, persona = pakar, nurse: Jawaban ini diberikan dengan nada formal dan objektif, sesuai dengan peran saya sebagai asisten virtual yang memiliki pengetahuan medis dan keperawatan. Saya memberikan informasi yang relevan dan terstruktur, sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 9384 | 19 Dec 2024
Klinis : Demam sejak 5 hari, lemas, trombosit turun 71rb
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam sejak 5 hari, lemas, trombosit turun 71rb, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, maka berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI:
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor Risiko: Penurunan trombosit, demam, gejala umum seperti lemas.
b. SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Tidak terjadi infeksi.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam rentang normal, demam menurun, trombosit kembali normal.
c. SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam, pemberian cairan dan nutrisi adekuat, pemberian terapi sesuai indikasi, edukasi pasien dan keluarga.
Dalam kasus ini, prioritas utama adalah mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut dengan melakukan pemantauan yang ketat, manajemen demam, serta pemberian terapi dan dukungan nutrisi yang sesuai. Intervensi keperawatan harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi dengan penanganan medis untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 9385 | 19 Dec 2024
Klinis : Hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam menjawab permintaan Anda, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sebagai seorang perawat yang berpengalaman dalam bidang keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Hipervolemia:
Hipervolemia merupakan kondisi medis di mana terdapat kelebihan cairan dalam tubuh. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Kelebihan akumulasi cairan isotonis di dalam ruang intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh.
Karakteristik Definisi: Edema, distensi vena, takikardi, hipertensi, dispnea, bunyi jantung gallop, turgor kulit meningkat, produksi urin menurun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kondisi Hipervolemia, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Keseimbangan Cairan (0601)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
Indikator:
- Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Menunjukkan edema minimal
- Mengeluarkan urine dalam jumlah yang adekuat
- Menunjukkan intake dan output cairan yang seimbang
- Tidak mengalami gejala kelebihan cairan (dispnea, bunyi jantung gallop, hipertensi)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan Hipervolemia, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Cairan (4120)
Definisi: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
Aktivitas:
- Kaji status cairan pasien (tanda-tanda vital, edema, intake dan output cairan)
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian diuretik atau terapi cairan lainnya
- Pantau tanda-tanda kelebihan cairan (dispnea, bunyi jantung gallop, hipertensi)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan dialisis atau terapi pengeluaran cairan lainnya jika diperlukan
2. Manajemen Edema (4160)
Definisi: Pengaturan intervensi untuk mengurangi penumpukan cairan di dalam ruang interstisial.
Aktivitas:
- Kaji tingkat edema dan faktor penyebabnya
- Posisikan ekstremitas yang edema di atas level jantung
- Terapkan kompres dingin pada area yang edema
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian diuretik atau terapi pengeluaran cairan lainnya
- Pantau intake dan output cairan serta tanda-tanda vital
Dengan melakukan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan kondisi Hipervolemia dapat mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan bebas dari tanda-tanda kelebihan cairan. Sebagai perawat, saya akan terus memantau dan melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan pencapaian hasil yang terbaik bagi pasien. -
Article No. 9386 | 19 Dec 2024
Klinis : Demam sejak 5 hari, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam sejak 5 hari, lemas, dengan tone akademis dan persona pakar, maka berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan format SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi SDKI:
Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Definisi SIKI:
Intervensi keperawatan untuk mengendalikan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
Penjelasan Singkat:
Kondisi demam sejak 5 hari dan lemas yang Anda deskripsikan menunjukkan adanya tanda-tanda hipertermia atau peningkatan suhu tubuh di atas batas normal. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia, yang didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
Dalam konteks SLKI, diagnosa ini berkaitan dengan kemampuan individu untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal. Sedangkan dalam konteks SIKI, diagnosa ini membutuhkan intervensi keperawatan untuk mengendalikan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
Dengan tone akademis dan persona pakar, perawat diharapkan dapat memberikan penjelasan yang komprehensif dan ilmiah terkait kondisi hipertermia yang dialami pasien, serta merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. -
Article No. 9387 | 19 Dec 2024
Klinis : Demam sejak 5 hari, lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu demam sejak 5 hari dan lemas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Suhu tubuh normal: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C).
2. Hipertermia terkendali: Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda penurunan suhu tubuh dan gejala hipertermia terkendali.
3. Rasa nyaman: Pasien dapat menunjukkan peningkatan rasa nyaman, seperti berkurangnya keluhan lesu dan mengantuk.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Hipertermia
a. Pantau suhu tubuh secara teratur (setiap 2-4 jam).
b. Berikan kompres dingin pada dahi, leher, dan lipatan siku/paha untuk membantu menurunkan suhu tubuh.
c. Berikan obat penurun demam (antipiretik) sesuai dengan instruksi dokter.
d. Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
e. Atur lingkungan yang sejuk dan nyaman bagi pasien.
2. Manajemen Kenyamanan
a. Pantau tanda-tanda vital pasien secara rutin.
b. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya istirahat dan menjaga hidrasi.
c. Lakukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan rasa nyaman pasien, seperti memijat bagian tubuh yang terasa nyeri.
d. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien selama proses pemulihan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu suhu tubuh normal, hipertermia terkendali, dan peningkatan rasa nyaman. Asuhan keperawatan yang tepat akan membantu mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan pasien. -
Article No. 9388 | 19 Dec 2024
Klinis : Demam sejak 5 hari, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu demam sejak 5 hari, lemas, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (Hyperthermia)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh ketidakmampuan mengatur suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh menurun
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Kulit kering dan hangat
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor suhu tubuh secara berkala
2. Berikan kompres hangat atau dingin sesuai kondisi
3. Anjurkan banyak minum air putih
4. Berikan obat antipiretik sesuai instruksi
5. Edukasi terkait manajemen hipertermia
Dalam kasus ini, pasien mengalami demam sejak 5 hari dan merasa lemas, sehingga diagnosa keperawatan yang tepat adalah Hipertermia. Tujuan intervensi keperawatan adalah menurunkan suhu tubuh, menstabilkan tanda-tanda vital, serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 9389 | 19 Dec 2024
Klinis : Manajemen hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Manajemen Hipervolemia, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Hipervolemia
Definisi:
Manajemen hipervolemia adalah kemampuan individu untuk mengatur dan mengelola kelebihan volume cairan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Manajemen Hipervolemia adalah kemampuan individu untuk mengatur dan mengelola kelebihan volume cairan tubuh yang ditandai dengan peningkatan volume cairan, edema, dan gangguan perfusi jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari manajemen hipervolemia adalah individu mampu mengatur dan mengelola kelebihan volume cairan tubuh, tidak terjadi penumpukan cairan, dan perfusi jaringan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi manajemen hipervolemia antara lain:
1. Pemantauan cairan masuk dan keluar
2. Pembatasan asupan cairan
3. Pemberian diuretik
4. Pengaturan posisi tubuh
5. Latihan fisik
6. Edukasi tentang manajemen cairan
Dengan melakukan intervensi yang tepat, diharapkan individu dapat mengelola kelebihan volume cairan tubuh, mencegah komplikasi, dan mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat. -
Article No. 9390 | 19 Dec 2024
Klinis : MANAJEMEN PERITONIAL DIALISIS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Manajemen Peritoneal Dialisis".
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Cairan Terganggu
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Manajemen Cairan Terganggu didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang dibutuhkan oleh tubuh.
- Karakteristik definisi ini mencakup adanya kelebihan atau kekurangan volume cairan tubuh, perubahan elektrolit, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan homeostasis cairan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Keseimbangan Cairan Terpelihara, yang dicirikan oleh parameter seperti intake dan output cairan yang seimbang, elektrolit dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Cairan, Pemantauan Cairan, Manajemen Elektrolit, dan Terapi Cairan.
- Tujuan intervensi ini adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal bagi pasien yang menjalani peritoneal dialisis.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, memantau parameter-parameter terkait cairan dan elektrolit, serta melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk memastikan pasien dengan manajemen peritoneal dialisis dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang baik. -
Article No. 9391 | 19 Dec 2024
Klinis : manajemen dialisis peritonial
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan manajemen dialisis peritoneal:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z99.2
- Deskripsi: Dependensi atas dialisis peritoneal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.98
- Deskripsi: Pemasangan kateter untuk dialisis peritoneal
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Z99.2 digunakan untuk mengindikasikan kondisi pasien yang bergantung pada dialisis peritoneal untuk mempertahankan fungsi ginjal yang tidak memadai. Kode ini mencakup situasi di mana pasien membutuhkan dialisis peritoneal secara berkelanjutan sebagai terapi pengganti ginjal.
2. Kode ICD-9-CM 54.98 mengacu pada prosedur pemasangan kateter untuk dialisis peritoneal. Ini termasuk pemasangan kateter permanen atau sementara untuk memungkinkan dialisis peritoneal kontinu atau dialisis peritoneal intermiten. Prosedur ini dilakukan untuk mempersiapkan pasien yang memerlukan terapi dialisis peritoneal jangka panjang.
Dalam praktik klinis, kode-kode ini digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti dokter dan perekam medis, untuk mencatat dan mengkodekan diagnosis serta prosedur yang terkait dengan manajemen dialisis peritoneal pada rekam medis pasien. Hal ini penting untuk dokumentasi yang akurat, penagihan yang tepat, serta analisis epidemiologis dan penelitian di bidang nefrologi dan dialisis.