Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11370 | 22 Jan 2025
Klinis : • Klien mengatakan kalau hanya kesemutan, hanya didiamkan saja dan beranggapan nanti akan hilang dengan sendirinya. • Klien mengatakan pernah memeriksakan asam urat dan didapatkan tinggi nilainya, namun masih memakan makanan kacang-kacangan dan gorengan • Ny. T mengatakan apabila ada anggota keluarga yang tidak enak badan, penolongan pertamanya minum obat warung, jika tak kunjung membaik langsung ke pelayanan kesehatan. • Klien mengatakan tidak minum obat asam urat DO : • Klien kurang menunjukan pemahaman tentang perilaku sehat. • Kurang menunjukan minat untuk meningkatkan perilaku sehat.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan secara efektif.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan, persepsi yang keliru terhadap kondisi kesehatan, dan perilaku kesehatan yang tidak tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan secara efektif.
Kriteria Hasil:
a. Klien menunjukkan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan kondisi kesehatan.
b. Klien menunjukkan perilaku kesehatan yang sesuai.
c. Klien menunjukkan partisipasi aktif dalam pengelolaan kondisi kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan dan perilaku sehat yang tepat.
Aktivitas:
a. Assess pemahaman klien tentang kondisi kesehatan, penyebab, dan pengelolaan yang tepat.
b. Jelaskan tentang kondisi kesehatan, faktor risiko, dan dampak yang dapat ditimbulkan.
c. Ajarkan klien tentang perilaku sehat yang sesuai, seperti menghindari makanan yang mengandung purin tinggi, rutin minum obat, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
d. Motivasi klien untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan kondisi kesehatan.
2. Manajemen Regimen Terapi
Tujuan: Membantu klien mengelola regimen terapi secara efektif.
Aktivitas:
a. Assess pemahaman klien tentang regimen terapi yang direkomendasikan.
b. Bantu klien menyusun rencana penggunaan obat-obatan secara teratur.
c. Monitoring kepatuhan klien dalam mengikuti regimen terapi.
d. Evaluasi efektivitas regimen terapi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin telah diberikan, dengan nada akademis dan perspektif seorang perawat (nurse) yang ahli dalam bidang asuhan keperawatan. -
Article No. 11372 | 22 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam dan mencret
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam dan mencret.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam dan mencret, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Diare akut (00013)
- Definisi: Pengeluaran feses cair dalam jumlah yang lebih banyak dari normal, berlangsung selama kurang dari 14 hari.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
- Karakteristik Mayor: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi feses cair, dan volume feses meningkat.
2. Hipertermia (00007)
- Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal.
- Faktor yang berhubungan: Proses inflamasi, infeksi.
- Karakteristik Mayor: Suhu tubuh di atas 37,8°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi (0800)
- Definisi: Tercapainya suhu tubuh dalam kisaran normal.
- Indikator:
a. Suhu tubuh dalam kisaran normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Mengeluh nyaman
d. Aktivitas sesuai usia
2. Kontrol diare (0501)
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan frekuensi, konsistensi, dan volume buang air besar.
- Indikator:
a. Frekuensi buang air besar menurun
b. Konsistensi feses membentuk
c. Volume feses menurun
d. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen demam (3740)
- Definisi: Pemberian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
- Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian suhu tubuh secara berkala
b. Berikan kompres hangat pada ekstremitas
c. Berikan cairan hangat dan makanan lunak
d. Anjurkan istirahat yang cukup
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian pengobatan
2. Manajemen diare (0460)
- Definisi: Pemberian tindakan untuk mengurangi frekuensi, volume, dan konsistensi feses cair.
- Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian karakteristik diare
b. Berikan cairan dan elektrolit sesuai anjuran
c. Anjurkan diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast)
d. Berikan obat antidiare sesuai resep tenaga kesehatan
e. Pantau tanda-tanda dehidrasi
Dalam penanganan kondisi pasien dengan keluhan demam dan mencret, diperlukan pengkajian yang komprehensif untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai. Intervensi keperawatan yang diberikan harus ditujukan untuk mengatasi masalah hipertermia dan diare, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan yaitu stabilnya suhu tubuh dan terkendalinya diare. -
Article No. 11373 | 22 Jan 2025
Klinis : Seorang bayi laki-laki berusia 6 bulan dirawat di bangsal perinatologi dengan diagnosa gastroenteritis akut. Bayi mengalami diare cair lebih dari 5 kali dalam sehari, muntah 2 kali, dan tampak rewel. Pemeriksaan fisik menunjukkan bayi mengalami dehidrasi ringan dengan tanda-tanda turgor kulit menurun dan mata cekung. Berat badan bayi mengalami penurunan 500 gram dalam 3 hari terakhir. Bayi masih menyusu ASI, tetapi intensitasnya menurun karena bayi sering tampak lemah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan diare dan muntah
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Defisit Volume Cairan didefinisikan sebagai kekurangan cairan intraseluler, interstisial, dan/atau intravaskular.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat sesuai kebutuhan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memonitor tanda-tanda dehidrasi, mengatur pemberian cairan intravena, dan melakukan pemberian cairan per oral.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan asupan makan
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang adekuat dan mencapai pertumbuhan yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memonitor asupan dan output cairan, mengatur pemberian nutrisi enteral, dan memberikan edukasi kepada keluarga tentang kebutuhan nutrisi bayi.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan diare dan muntah
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memonitor tanda-tanda nyeri, memberikan obat analgesik sesuai instruksi, dan mengajarkan teknik relaksasi.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh bayi dengan gastroenteritis akut. -
Article No. 11374 | 22 Jan 2025
Klinis : ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga dir, takut kematian, ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perubahan Citra Tubuh
2. Harga Diri Rendah
3. Takut Kematian
4. Hambatan Pemulihan
5. Persepsi Terbatas terhadap Kesehatan
6. Depresi
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Perubahan Citra Tubuh
SDKI: Ketidakpuasan individu terhadap perubahan fisik yang terjadi dan keyakinan bahwa perubahan tersebut memengaruhi penampilan.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu menerima perubahan fisik dan meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh.
SIKI: Terapi Kelompok, Terapi Perilaku Kognitif, Terapi Psikososial.
2. Harga Diri Rendah
SDKI: Penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri.
SLKI: Intervensi untuk meningkatkan penerimaan diri dan kepercayaan diri individu.
SIKI: Konseling Individu, Terapi Kelompok, Terapi Kognitif.
3. Takut Kematian
SDKI: Perasaan gelisah, khawatir, atau takut terhadap kematian.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu mengatasi kecemasan terkait kematian.
SIKI: Relaksasi, Terapi Kognitif, Terapi Penerimaan dan Komitmen.
4. Hambatan Pemulihan
SDKI: Ketidakmampuan individu untuk memulihkan kondisi akibat penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu beradaptasi dengan kondisi yang tidak dapat disembuhkan.
SIKI: Konseling Individu, Terapi Kelompok, Terapi Penerimaan dan Komitmen.
5. Persepsi Terbatas terhadap Kesehatan
SDKI: Keyakinan individu bahwa penyakit membatasi kemampuannya untuk melakukan aktivitas.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu meningkatkan persepsi positif terhadap kesehatan.
SIKI: Edukasi Kesehatan, Terapi Kognitif, Terapi Perilaku.
6. Depresi
SDKI: Perasaan sedih, murung, dan kehilangan minat dalam melakukan aktivitas.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu mengatasi gejala depresi.
SIKI: Terapi Kognitif, Terapi Perilaku, Relaksasi.
Harap diperhatikan bahwa ini adalah penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk melakukan konsultasi lebih lanjut dengan tenaga kesehatan profesional. -
Article No. 11375 | 22 Jan 2025
Klinis : ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga dir, takut kematian, ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran keperawatan yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda paparkan. Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poinnya dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Citra Tubuh (00118): Adanya ancaman perubahan penampilan akibat penyakit yang diderita pasien.
2. Harga Diri Rendah Situasional (00120): Adanya penurunan harga diri pasien terkait dengan penyakit yang diderita.
3. Takut (00148): Adanya rasa takut pasien terhadap kematian yang diakibatkan oleh penyakitnya.
4. Hambatan Pemulihan Kesehatan (00255): Adanya hambatan pemulihan kesehatan berupa penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
5. Keterbatasan Aktivitas (00040): Persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas.
6. Kesedihan Kronis (00137): Ekspresi pasien terhadap penyakitnya yang murung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Citra Tubuh (1200):
- Pasien dapat menerima perubahan penampilan akibat penyakit yang diderita.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh.
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi untuk meningkatkan citra tubuh.
2. Harga Diri (1205):
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif.
- Pasien dapat mencapai tingkat harga diri yang stabil.
3. Kontrol Rasa Takut (1210):
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab rasa takut terhadap kematian.
- Pasien dapat menerapkan strategi untuk mengurangi rasa takut.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan kontrol terhadap rasa takut.
4. Pemulihan Kesehatan (1802):
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pemulihan kesehatan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mendukung pemulihan kesehatan.
- Pasien dapat mencapai tingkat pemulihan yang optimal sesuai dengan kondisinya.
5. Aktivitas Sehari-hari (0300):
- Pasien dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisinya.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- Pasien dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
6. Koping Emosional (1302):
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesedihan kronis.
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif untuk mengelola kesedihan kronis.
- Pasien dapat mencapai tingkat kesedihan yang stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Citra Tubuh (6700):
- Identifikasi persepsi pasien tentang perubahan penampilan.
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh pasien.
- Berikan dukungan emosional untuk membantu pasien menerima perubahan.
- Ajarkan teknik untuk meningkatkan penampilan dan citra tubuh.
2. Peningkatan Harga Diri (5400):
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri pasien.
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan potensi dirinya.
- Berikan umpan balik positif untuk menguatkan harga diri pasien.
- Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya.
3. Manajemen Rasa Takut (5820):
- Identifikasi penyebab rasa takut pasien terhadap kematian.
- Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang kondisi kesehatan pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa takut.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
4. Manajemen Pemulihan (6680):
- Identifikasi hambatan pemulihan kesehatan yang dialami pasien.
- Kembangkan rencana perawatan yang realistis dan dapat dicapai.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan mandiri yang dapat dilakukan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk optimalisasi pemulihan.
5. Peningkatan Aktivitas (0200):
- Identifikasi aktivitas sehari-hari yang dapat dilakukan pasien.
- Ajarkan teknik modifikasi aktivitas untuk mengoptimalkan kemandirian.
- Libatkan keluarga dalam membantu pasien melakukan aktivitas.
- Berikan motivasi dan umpan balik positif untuk meningkatkan keterlibatan pasien.
6. Manajemen Kesedihan (5290):
- Identifikasi penyebab dan dampak kesedihan kronis yang dialami pasien.
- Berikan dukungan emosional dan ruang untuk mengekspresikan perasaan.
- Ajarkan teknik koping yang efektif untuk mengelola kesedihan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk intervensi yang komprehensif.
Penjelasan di atas mencakup diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi yang Anda paparkan. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. -
Article No. 11376 | 22 Jan 2025
Klinis : resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang komprehensif terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi risiko jatuh.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko jatuh adalah "Risiko Jatuh". Diagnosis ini mengacu pada potensi peningkatan kerentanan individu terhadap jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik. Diagnosa ini didasarkan pada adanya faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya jatuh, seperti gangguan mobilitas, gangguan sensori, riwayat jatuh sebelumnya, lingkungan yang tidak aman, dan lain-lain.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Stabilitas Risiko Jatuh: Pasien menunjukkan penurunan risiko jatuh yang ditandai dengan tidak adanya kejadian jatuh selama periode asuhan keperawatan.
b. Keseimbangan: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan mempertahankan keseimbangan saat beraktivitas.
c. Kemampuan Mobilisasi: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan mobilisasi secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
d. Pengetahuan tentang Pencegahan Jatuh: Pasien dan/atau keluarga menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang strategi pencegahan jatuh.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pengkajian Risiko Jatuh: Melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko jatuh pada pasien, seperti riwayat jatuh, gangguan mobilitas, gangguan sensorik, penggunaan obat-obatan, lingkungan, dan lain-lain.
b. Manajemen Lingkungan: Mengidentifikasi dan mengurangi potensi bahaya di lingkungan sekitar pasien, seperti meminimalkan permukaan licin, mengatur penerangan yang cukup, menggunakan alat bantu mobilisasi yang sesuai, dan lain-lain.
c. Edukasi tentang Pencegahan Jatuh: Memberikan edukasi kepada pasien dan/atau keluarga mengenai strategi pencegahan jatuh, seperti penggunaan alat bantu mobilisasi, modifikasi lingkungan, latihan keseimbangan, dan lain-lain.
d. Latihan Keseimbangan dan Mobilisasi: Memberikan latihan-latihan untuk meningkatkan keseimbangan, kekuatan otot, dan kemampuan mobilisasi pasien, sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing.
e. Pemantauan dan Dokumentasi: Melakukan pemantauan terhadap risiko jatuh dan kejadian jatuh, serta mendokumentasikan setiap tindakan dan respons pasien secara sistematis.
Dengan adanya diagnosis keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu mencegah kejadian jatuh dan meningkatkan keselamatan serta kesejahteraan pasien. Peran perawat menjadi vital dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien. -
Article No. 11377 | 22 Jan 2025
Klinis : ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga dir, takut kematian, ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung. gabungkan semuanya menjadi 1 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan menggunakan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakefektifan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, penurunan harga diri, takut kematian, hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas, dan ekspresi terhadap penyakit yang murung.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Ketidakefektifan Citra Tubuh: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan persepsi dan perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuhnya yang dapat memengaruhi perilaku.
- Faktor terkait: Perubahan penampilan, penurunan harga diri, takut kematian, hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas, dan ekspresi terhadap penyakit yang murung.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Citra Tubuh: Keadaan di mana individu memiliki persepsi positif tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuhnya.
- Indikator yang terkait: Ekspresi emosi yang sesuai, Tingkat kepuasan terhadap penampilan tubuh, Tingkat kepercayaan diri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Terapi Citra Tubuh, Dukungan Emosional, Manajemen Stres, Konseling, Terapi Perilaku.
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengatasi risiko ketidakefektifan citra tubuh yang dihadapi. -
Article No. 11378 | 22 Jan 2025
Klinis : ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga dir, takut kematian, ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung. gabungkan semuanya menjadi 1 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, penurunan harga diri, dan takut kematian akibat penyakit tidak dapat disembuhkan.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini mencakup beberapa aspek yang teridentifikasi dari kondisi yang diberikan, yaitu:
1. Ancaman perubahan penampilan - Ini mengarah pada gangguan citra tubuh, dimana pasien mengalami perubahan pada penampilan fisiknya akibat penyakit.
2. Penurunan harga diri - Adanya perubahan penampilan dapat mempengaruhi harga diri pasien dan persepsi dirinya.
3. Takut kematian - Pasien merasa khawatir dan takut menghadapi kematian akibat penyakitnya yang tidak dapat disembuhkan.
4. Hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan - Pasien menghadapi situasi dimana penyakitnya tidak dapat disembuhkan, sehingga mempengaruhi proses pemulihannya.
5. Persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas - Pasien merasa terbatas dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat penyakitnya.
6. Ekspresi terhadap penyakit murung - Pasien menunjukkan ekspresi murung sebagai respon terhadap kondisi penyakitnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Citra Tubuh: Menunjukkan penerimaan terhadap perubahan penampilan
- Kriteria Hasil:
a. Mengekspresikan perasaan tentang perubahan penampilan
b. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan penampilan
c. Menunjukkan upaya untuk meningkatkan penampilan
2. Harga Diri: Mempertahankan harga diri
- Kriteria Hasil:
a. Mendeskripsikan kekuatan dan potensi yang dimiliki
b. Menunjukkan perilaku asertif
c. Mengekspresikan perasaan positif tentang diri
3. Manajemen Kematian: Menerima kematian
- Kriteria Hasil:
a. Mengidentifikasi sumber dukungan dalam menghadapi kematian
b. Mengekspresikan perasaan tentang kematian
c. Menunjukkan upaya untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Asuhan Keperawatan Citra Tubuh
- Identifikasi persepsi pasien tentang perubahan penampilan
- Fasilitasi diskusi tentang perubahan penampilan dan strategi untuk meningkatkannya
- Bantu pasien menerima perubahan penampilan dan mencari alternatif peningkatan penampilan
- Berikan dukungan emosional dan penerimaan terhadap perubahan penampilan pasien
2. Asuhan Keperawatan Harga Diri
- Identifikasi sumber-sumber harga diri pasien
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang dirinya
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan potensi yang dimiliki
- Fasilitasi pasien untuk berperilaku asertif dan mengekspresikan perasaan positif tentang dirinya
3. Asuhan Keperawatan Manajemen Kematian
- Identifikasi pemahaman pasien tentang kematian
- Fasilitasi diskusi tentang sumber dukungan dalam menghadapi kematian
- Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang kematian
- Berikan informasi dan edukasi tentang persiapan menghadapi kematian
- Berikan dukungan emosional dan spiritual dalam menghadapi kematian
Penjelasan rinci:
Dalam kondisi pasien dengan ancaman perubahan penampilan, penurunan harga diri, takut kematian, hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas, dan ekspresi terhadap penyakit murung, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, penurunan harga diri, dan takut kematian akibat penyakit tidak dapat disembuhkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup tiga aspek utama, yaitu Citra Tubuh, Harga Diri, dan Manajemen Kematian. Masing-masing aspek memiliki kriteria hasil yang diharapkan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Asuhan Keperawatan Citra Tubuh, Asuhan Keperawatan Harga Diri, dan Asuhan Keperawatan Manajemen Kematian. Setiap intervensi mencakup berbagai tindakan spesifik yang bertujuan untuk membantu pasien dalam mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan diagnosa keperawatan.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan terstruktur, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien dalam menghadapi perubahan penampilan, mempertahankan harga diri, dan menerima kematian, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 11379 | 22 Jan 2025
Klinis : ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung. gabungkan semuanya menjadi 1 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum dan selamat siang. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan ulasan yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Ketidakberdayaan (00125)". Ketidakberdayaan didefinisikan sebagai pengalaman subjektif individu bahwa ia tidak dapat melakukan tindakan untuk mempengaruhi hasil yang signifikan. Dalam kasus ini, pasien memiliki persepsi bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan, sehingga merasa terbatas dalam melakukan aktivitas dan menunjukkan ekspresi murung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Ketidakberdayaan (1603)
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan tentang situasi kesehatannya
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang membantu meningkatkan kontrol atas situasi
2. Motivasi (1209)
- Pasien dapat mengidentifikasi manfaat dari perilaku yang diharapkan
- Pasien dapat menunjukkan keinginan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan motivasi untuk berubah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Ketidakberdayaan (5330)
- Identifikasi situasi dan peristiwa yang memicu perasaan tidak berdaya pada pasien
- Bantu pasien mengenali sumber-sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kontrol
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran tentang situasi kesehatannya
- Berikan informasi yang dapat membantu pasien memahami situasi kesehatannya
- Ajarkan teknik relaksasi dan strategi koping yang efektif untuk mengatasi perasaan tidak berdaya
2. Peningkatan Motivasi (5270)
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pasien
- Libatkan pasien dalam menetapkan tujuan dan rencana tindakan
- Berikan umpan balik positif dan penguatan terhadap kemajuan yang dicapai pasien
- Kolaborasi dengan pasien untuk mengidentifikasi manfaat yang akan diperoleh dari perubahan perilaku
- Dorong partisipasi aktif pasien dalam setiap tahap proses perawatan
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan kontrol terhadap situasi kesehatannya, serta termotivasi untuk terlibat aktif dalam proses penyembuhan. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencapai hasil yang optimal.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Terima kasih. -
Article No. 11380 | 22 Jan 2025
Klinis : resiko kerusakan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit. Tone saya akan akademis, dan saya akan berperan sebagai seorang perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi dengan risiko kerusakan integritas kulit adalah "Risiko Kerusakan Integritas Kulit" (SDKI, 2017). Risiko kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai "Rentan mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi kulit sebagai barrier" (SDKI, 2017). Diagnosa ini mengidentifikasi potensi masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada pasien dan memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Integritas kulit tetap utuh: Pasien menunjukkan kulit yang tidak mengalami kerusakan atau luka selama masa perawatan (SLKI, 2019).
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu, eritema, edema, atau purulens pada kulit (SLKI, 2019).
3. Mobilitas fisik membaik: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa membahayakan integritas kulitnya (SLKI, 2019).
4. Pengetahuan tentang perawatan kulit meningkat: Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman yang baik tentang cara merawat kulit dan mencegah kerusakan integritas kulit (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Perawatan kulit: Melakukan perawatan kulit secara rutin, termasuk membersihkan, melembabkan, dan melindungi kulit dari iritasi atau gesekan (SIKI, 2018).
2. Manajemen risiko: Mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit, seperti imobilitas, inkontinensia, atau malnutrisi, dan mengambil tindakan pencegahan (SIKI, 2018).
3. Terapi topikal: Memberikan terapi topikal sesuai kebutuhan, seperti penggunaan salep, krim, atau balutan untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah infeksi (SIKI, 2018).
4. Edukasi dan konseling: Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga tentang perawatan kulit, pencegahan kerusakan integritas kulit, dan pentingnya mobilisasi (SIKI, 2018).
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli nutrisi, atau ahli terapi fisik, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi (SIKI, 2018).
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencegah dan mengatasi risiko kerusakan integritas kulit pada pasien.