Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9372 | 19 Dec 2024
Klinis : kejang demam kompleks
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kejang demam kompleks dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kejang.
Penjelasan SDKI:
Risiko kerusakan integritas kulit adalah kondisi di mana individu rentan mengalami kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya, yang dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Pada kasus kejang demam kompleks, risiko kerusakan integritas kulit dapat timbul akibat pergerakan otot yang tidak terkendali saat kejang sehingga dapat menyebabkan luka, lecet, atau memar pada kulit.
Penjelasan SLKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko kerusakan integritas kulit pada pasien dengan kejang demam kompleks meliputi:
1. Monitoring tanda-tanda vital dan gejala kejang secara berkala.
2. Mencegah trauma kulit dengan menjaga lingkungan yang aman dan bersih.
3. Melakukan perawatan kulit secara lembut dan hati-hati.
4. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai risiko kerusakan integritas kulit.
Penjelasan SIKI:
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko kerusakan integritas kulit pada pasien dengan kejang demam kompleks antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan gejala kejang secara teratur.
2. Pencegahan trauma kulit dengan menjaga lingkungan yang aman.
3. Perawatan kulit dengan teknik yang lembut dan hati-hati.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai risiko kerusakan integritas kulit.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik dan menggunakan standar praktik keperawatan yang berlaku sesuai dengan kaidah ilmiah. -
Article No. 9373 | 19 Dec 2024
Klinis : kejang demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyajikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kejang demam dengan nada akademis dan dalam peran sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan demam tinggi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ancaman terhadap kerusakan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit yang disebabkan oleh faktor internal dan/atau eksternal.
- Karakteristik Definisi: Perubahan warna kulit, kulit kering dan pecah-pecah, lesi pada kulit.
- Faktor Terkait: Demam tinggi, ketidakseimbangan suhu tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit tetap utuh, tidak terjadi kerusakan kulit.
- Kriteria Hasil: Kulit berwarna normal, hangat, lembab, dan utuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen demam, Perawatan kulit, Termoregulasi.
- Aktivitas Keperawatan: Memantau suhu tubuh, Memberikan kompres hangat/dingin, Menjaga kelembaban kulit, Mencegah iritasi kulit.
Kesimpulan:
Pada kondisi kejang demam, perawat perlu melakukan pengkajian dan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit akibat demam tinggi yang dialami oleh pasien. Penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 9374 | 19 Dec 2024
Klinis : KB suntik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Klien dengan KB Suntik:
1. Risiko Gangguan Pola Menstruasi
- Penjelasan: Klien dengan KB suntik memiliki risiko mengalami gangguan pola menstruasi, seperti perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, atau amenorrhea (tidak mendapatkan menstruasi). Hal ini disebabkan oleh efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal.
2. Risiko Peningkatan Berat Badan
- Penjelasan: Penggunaan KB suntik dapat meningkatkan berat badan sebagai efek samping yang umum terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh retensi cairan atau peningkatan nafsu makan.
3. Risiko Nyeri/Ketidaknyamanan pada Lokasi Suntikan
- Penjelasan: Klien dengan KB suntik memiliki risiko mengalami nyeri atau ketidaknyamanan pada lokasi suntikan, terutama pada saat prosedur penyuntikan dilakukan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar diagnosis keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar luaran keperawatan yang disusun oleh PPNI untuk mendeskripsikan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI untuk mendeskripsikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Standar-standar ini digunakan sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar di Indonesia. -
Article No. 9375 | 19 Dec 2024
Klinis : Difisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi defisit nutrisi, sesuai dengan persona saya sebagai seorang perawat ahli.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi defisit nutrisi:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi defisit nutrisi adalah "Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh". Diagnosa ini menggambarkan keadaan di mana asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh pasien tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, sehingga mengakibatkan penurunan berat badan, kehilangan massa otot, dan berbagai komplikasi terkait nutrisi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan defisit nutrisi dapat mencapai beberapa luaran/output, antara lain:
a. Status gizi membaik, yang ditandai dengan peningkatan berat badan dan indeks massa tubuh (IMT) sesuai dengan rentang normal.
b. Intake nutrisi meningkat, dengan asupan makanan dan cairan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
c. Tidak terjadi komplikasi terkait malnutrisi, seperti penurunan kekuatan otot, gangguan fungsi imun, luka sulit sembuh, dan lain-lain.
d. Pasien mampu mempertahankan berat badan yang optimal dan stabil.
e. Pasien menunjukkan peningkatan energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan defisit nutrisi, perawat dapat melakukan beberapa intervensi keperawatan, antara lain:
a. Pengkajian nutrisi yang komprehensif, meliputi riwayat asupan makanan dan cairan, pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas), serta pemeriksaan laboratorium terkait status nutrisi.
b. Penyusunan rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien, dengan mempertimbangkan preferensi, kondisi medis, dan kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan.
c. Pemberian edukasi dan konseling terkait pentingnya nutrisi yang adekuat, serta strategi untuk meningkatkan asupan nutrisi, seperti pemilihan makanan yang kaya nutrisi, teknik makan yang tepat, dan pengaturan jadwal makan.
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengevaluasi dan memodifikasi rencana diet secara berkala, sesuai dengan respons pasien.
e. Pemantauan dan evaluasi status nutrisi pasien, termasuk pengukuran berat badan, pemeriksaan laboratorium, dan pengkajian tanda-tanda klinis malnutrisi.
f. Pemberian suplemen nutrisi atau nutrisi enteral/parenteral, jika diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
g. Pemberian dukungan psikologis dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani program diet dan perawatan nutrisi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dengan defisit nutrisi dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memiliki status gizi yang optimal, intake nutrisi yang adekuat, dan terhindar dari komplikasi terkait malnutrisi. -
Article No. 9376 | 19 Dec 2024
Klinis : DS : - Pasien merasa kelelahan menjelang akhir proses persalinan. DO: - Kala II berlangsung sekitar 1,5 jam, pasien diberikan oksigen untuk mendukung oksigenasi optimal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
DS:
- Pasien merasa kelelahan menjelang akhir proses persalinan.
DO:
- Kala II berlangsung sekitar 1,5 jam, pasien diberikan oksigen untuk mendukung oksigenasi optimal.
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Kelelahan". Kelelahan didefinisikan sebagai sensasi yang berkepanjangan dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasanya dilakukan.
Tanda dan gejala yang sesuai dengan kondisi pasien adalah pasien merasa kelelahan menjelang akhir proses persalinan, serta pemberian oksigen untuk mendukung oksigenasi optimal selama kala II persalinan yang berlangsung sekitar 1,5 jam. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kapasitas fisik pasien dalam menghadapi proses persalinan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien akan mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang adekuat selama proses persalinan.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas persalinan dengan kelelahan minimal.
3. Pasien dapat mempertahankan oksigenasi yang optimal selama proses persalinan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Kelelahan
a. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan pada pasien.
b. Bantu pasien untuk mengatur ulang aktivitas dan istirahat selama proses persalinan.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberikan intervensi yang tepat, seperti pemberian oksigen, cairan intravena, atau obat-obatan untuk mengurangi kelelahan.
d. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien untuk mempertahankan motivasi dan semangat selama proses persalinan.
2. Monitoring Oksigenasi
a. Pantau status oksigenasi pasien, termasuk saturasi oksigen, frekuensi pernapasan, dan tanda-tanda distress pernapasan.
b. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mempertahankan oksigenasi yang optimal.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan intervensi yang tepat dalam mendukung oksigenasi pasien selama proses persalinan.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang adekuat, melakukan aktivitas persalinan dengan kelelahan minimal, dan mempertahankan oksigenasi yang optimal selama proses persalinan. -
Article No. 9377 | 19 Dec 2024
Klinis : DS : - Pasien merasa kelelahan menjelang akhir proses persalinan. DO: - Kala II berlangsung sekitar 1,5 jam, pasien diberikan oksigen untuk mendukung oksigenasi optimal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kelelahan (Fatigue)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelelahan adalah sensasi subjektif yang tidak menyenangkan dan berkepanjangan terkait dengan penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kelelahan.
2. Klien dapat menerapkan strategi untuk mengatasi kelelahan.
3. Klien dapat mempertahankan aktivitas harian sesuai kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab kelelahan, seperti proses persalinan yang berkepanjangan.
2. Berikan oksigen untuk mendukung oksigenasi optimal.
3. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen energi.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kelelahan.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami kelelahan menjelang akhir proses persalinan, dan diberikan oksigen untuk mendukung oksigenasi optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab kelelahan, memberikan oksigen, mengajarkan teknik relaksasi, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi kondisi ini. -
Article No. 9378 | 19 Dec 2024
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 00007
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
- Penyebab: Infeksi, trauma, dehidrasi, lingkungan yang panas, obat-obatan, atau penyakit kronis.
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh meningkat, sakit kepala, mual, dehidrasi, kulit merah, dan kelelahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 00011
- Judul Luaran: Termoregulasi
- Definisi: Kemampuan untuk mengatur suhu tubuh dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam kisaran normal, kulit tidak merah, tidak berkeringat berlebihan, dan tidak merasa kesulitan beraktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 03301
- Judul Intervensi: Manajemen Hipertermia
- Definisi: Serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
- Aktivitas Keperawatan: Memonitor suhu tubuh, memberikan cairan, mengompres hangat/dingin, memberikan obat antipiretik, dan menciptakan lingkungan yang sejuk.
Dengan demikian, diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi hipertermia adalah "Hipertermia", dengan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 9379 | 19 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri haid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan nyeri haid.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengendalikan nyeri
- Pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri
- Terapi relaksasi
- Pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri
Penjelasan singkat:
Pasien yang datang dengan keluhan nyeri haid mengalami Nyeri Akut. Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Tujuan dari penanganan nyeri akut adalah agar pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, dapat mengendalikan nyeri, dan dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri. -
Article No. 9380 | 19 Dec 2024
Klinis : CAPD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan Prosedur CAPD
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstitial, atau intrasellular.
- Faktor yang berhubungan dalam kasus CAPD adalah prosedur CAPD yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intake dan output cairan, monitor tanda-tanda vital, monitor berat badan, kolaborasi dengan ahli gizi untuk kebutuhan cairan dan elektrolit, serta edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen CAPD.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memantau dan mengelola keseimbangan cairan pasien CAPD secara optimal, serta memberikan edukasi yang komprehensif kepada pasien dan keluarga untuk mendukung keberhasilan terapi CAPD. -
Article No. 9381 | 19 Dec 2024
Klinis : Hipervolemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: E87.7
- Deskripsi: Hipervolemia
Hipervolemia, atau kelebihan cairan dalam tubuh, adalah kondisi medis di mana terjadi penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konsumsi cairan yang berlebihan, gagal jantung, atau gangguan ginjal. Pasien dengan hipervolemia dapat mengalami gejala seperti edema, peningkatan berat badan, dan peningkatan tekanan darah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis terkait hipervolemia. Penanganan hipervolemia umumnya melibatkan manajemen cairan, pemberian diuretik, dan penanganan penyebab mendasar (seperti gagal jantung atau gangguan ginjal).