Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9322 | 19 Dec 2024
Klinis : gigi sakit, gusi tidak bengkak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, untuk kondisi yang Anda sampaikan, yaitu "gigi sakit, gusi tidak bengkak", maka:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K08.8
- Deskripsi: Kondisi gigi dan jaringan penyokong lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 23.1
- Deskripsi: Ekstraksi gigi, satu gigi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K08.8 menggambarkan kondisi gigi dan jaringan penyokong lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Dalam kasus ini, "gigi sakit, gusi tidak bengkak" dapat diklasifikasikan ke dalam kategori ini, karena gejala menunjukkan adanya masalah pada gigi, tetapi tidak ada tanda-tanda inflamasi pada gusi.
2. Kode ICD-9-CM 23.1 menunjukkan prosedur ekstraksi gigi, satu gigi. Ini dapat menjadi tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi gigi sakit, jika diperlukan.
Perlu diperhatikan bahwa penentuan diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus dilakukan oleh dokter yang berwenang setelah melakukan pemeriksaan klinis yang komprehensif. Kode-kode yang diberikan di atas hanya sebagai referensi awal dan tidak dapat digunakan untuk menggantikan penilaian profesional. -
Article No. 9323 | 19 Dec 2024
Klinis : gigi sakit, gusi bengkak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut saya berikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi gigi sakit dan gusi bengkak:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K08.8
- Deskripsi: Kondisi gigi dan jaringan pendukung lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 23.1
- Deskripsi: Ekstraksi gigi, tidak termasuk pembedahan mulut
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi gigi sakit dan gusi bengkak dapat diklasifikasikan menggunakan kode ICD-10 K08.8. Kode ini mencakup berbagai kondisi gigi dan jaringan pendukung lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, seperti nyeri gigi, peradangan gusi, dan kelainan lainnya.
Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, kode ICD-9-CM 23.1 (Ekstraksi gigi, tidak termasuk pembedahan mulut) dapat digunakan. Prosedur ini mencakup pencabutan gigi yang dilakukan secara sederhana, tanpa memerlukan tindakan pembedahan yang lebih kompleks pada rongga mulut.
Kode-kode ini digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti dokter gigi dan perekam medis, untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan masalah gigi dan gusi. -
Article No. 9324 | 19 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 30 tahun, G2P1A0 hamil 40 minggu dengan kala 1 fase aktif dibawa keruangan bersalin oleh keluarga dengan keluhan nyeri perut sampai ke belakang dengan skala nyeri 4 dan mulas - mulas semakin sering, nyeri hilang timbul, nyeri tidak berkurang saat istirahat. Pasien tampak tidak mau ditinggalkan oleh suaminya dan tampak cemas karena tidak tau cara meredakan nyeri. TD 118/80 mmHg, frekuensi nadi 79 kali/menit, suhu 36,5oC, frekuensi napas 23 kali/menit, SpO2 98%. TFU 31 cm, DJJ 145 x/menit, his 3x10/40“ adekuat, hasil pemeriksaan dalam : pembukaan 4 cm, portio tebal lunak, ketuban ada (+), presentasi kepala hodge 2. Pengeluaran pervaginam: tidak ada perdarahan pervaginam, kontraksi uterus 3x dalam 10 menit dengan durasi 40 detik, DJJ 145 x/menit. Status janin : hidup, jumlah 1, presentasi kepala hodge 2. Pk 09.30 WIB, tanda dan gejala : klien mengatakan sering mulas, Tekanan Darah 117/79 mmHg, Nadi 78 x/menit, Suhu 36,4oC, frekuensi napas 25 x/menit. Keadaan psikososial : klien tampak cemas dan menahan nyeri, pengobatan : infus di tangan kanan dengan cairan infus RL 20 tpm. Pk 12.00 WIB. terdapat dorongan meneran, tekanan pada anus, dan perineum menonjol, upaya meneran, pasien memegang tangan suami untuk menahan nyeri, keadaan psikososial : pasien tampak cemas dan menahan nyeri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Persalinan (SDKI)
b. Kecemasan (SDKI)
2. Penjelasan singkat:
a. Nyeri Persalinan (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan peregangan jalan lahir selama proses persalinan.
- Penyebab: Kontraksi uterus, dilatasi serviks, peregangan jalan lahir.
- Gejala dan Tanda: Nyeri perut sampai ke belakang dengan skala nyeri 4, nyeri hilang timbul, nyeri tidak berkurang saat istirahat.
- Intervensi Keperawatan (SLKI): Manajemen Nyeri, Pendidikan Kesehatan, Dukungan Emosional.
b. Kecemasan (SDKI)
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
- Penyebab: Ketidakpastian status kesehatan, prosedur yang akan dilakukan.
- Gejala dan Tanda: Pasien tampak cemas dan menahan nyeri, tidak mau ditinggalkan oleh suaminya.
- Intervensi Keperawatan (SLKI): Manajemen Kecemasan, Terapi Relaksasi, Dukungan Emosional.
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI) yang dapat diberikan antara lain:
- Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri, memantau tanda-tanda vital, memberikan intervensi untuk mengurangi nyeri (misalnya teknik relaksasi).
- Manajemen Kecemasan: Mengkaji tingkat kecemasan, memberikan dukungan emosional, mengajarkan teknik relaksasi.
- Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang proses persalinan dan cara mengatasi nyeri.
- Dukungan Emosional: Mendorong keluarga untuk menemani pasien, mendengarkan keluhan pasien, dan memberikan dorongan positif. -
Article No. 9325 | 19 Dec 2024
Klinis : Anemia, Hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Anemia dan Hematemesis Melena dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Anemia
- Definisi: Penurunan kadar hemoglobin atau jumlah sel darah merah di bawah batas normal, yang dapat menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan.
- Penyebab: Kehilangan darah, defisiensi nutrisi (besi, vitamin B12, folat), gangguan produksi sel darah merah.
- Gejala: Kelelahan, pusing, pucat, sesak napas, palpitasi.
2. Hematemesis Melena
- Definisi: Pengeluaran darah melalui mulut (hematemesis) dan/atau tinja hitam seperti aspal (melena), yang menandakan perdarahan gastrointestinal.
- Penyebab: Ulkus peptikum, varises esofagus, tumor saluran cerna, gastritis.
- Gejala: Mual, muntah darah, tinja berwarna hitam, nyeri abdomen.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Anemia:
- Kode: 00047
- Definisi: Penurunan kadar hemoglobin atau jumlah sel darah merah di bawah batas normal, yang dapat menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan.
- Karakteristik Utama: Penurunan kadar hemoglobin, pucat, kelelahan, pusing, sesak napas.
2. Resiko Perdarahan:
- Kode: 00206
- Definisi: Rentan terhadap kehilangan darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- Karakteristik Utama: Riwayat perdarahan, penggunaan antikoagulan, trombositopenia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Anemia:
- Kode: 1908
- Judul: Status Eritrosit
- Definisi: Derajat kesehatan eritrosit yang dikaitkan dengan jumlah dan fungsi eritrosit.
- Hasil yang Diharapkan: Kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, dan indeks eritrosit dalam batas normal.
2. Integritas Jaringan:
- Kode: 1101
- Judul: Integritas Jaringan: Kulit dan Membran Mukosa
- Definisi: Kemampuan jaringan kulit dan membran mukosa untuk melindungi tubuh.
- Hasil yang Diharapkan: Tidak ada perdarahan atau kerusakan jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Anemia:
- Kode: 6220
- Definisi: Tindakan untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit dalam batas normal.
- Kegiatan: Identifikasi penyebab, pemberian suplemen nutrisi, terapi farmakologis.
2. Manajemen Perdarahan:
- Kode: 3120
- Definisi: Tindakan untuk menghentikan dan mencegah perdarahan.
- Kegiatan: Pengkajian tanda-tanda perdarahan, pemberian cairan/darah, intervensi pembedahan.
Dalam mengelola kondisi Anemia dan Hematemesis Melena, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 9326 | 19 Dec 2024
Klinis : Ny. R, seorang ibu berusia 30 tahun, melahirkan anak keduanya melalui operasi SC pada usia kehamilan 38 minggu 3 hari akibat KPD yang berlangsung lebih dari 12 jam tanpa tanda persalinan. Selain itu Riwayat Ny. R adalah BSC. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kayu tangan Heritage Malang, dengan riwayat kehamilan pertama juga melalui SC tanpa komplikasi. Ny. R secara rutin menjalani pemeriksaan ANC sebanyak 10 kali selama kehamilan ini dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis atau alergi. Pada pengkajian postpartum, kondisi umum Ny. R tampak baik, meskipun ia mengeluhkan nyeri di daerah luka operasi perut bagian bawah, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, terasa panas, skala 6, dan hilang timbul. Inspeksi kepala menunjukkan wajah tidak ikterik, namun konjungtiva tampak pucat. Mukosa mulut tampak lembap dan tidak ada lesi. Pemeriksaan dada menunjukkan pergerakan simetris dengan suara napas vesikuler normal tanpa ronchi atau wheezing, serta bunyi jantung reguler tanpa murmur. Payudara pasien tampak membengkak, terasa keras. Pasien juga melaporkan bahwa ASI belum keluar meskipun sudah mencoba menyusui. Putting payudara inverted, ASI belum keluar, teraba hangat. Pada pemeriksaan abdomen, luka operasi SC tampak bersih, kering, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Uterus teraba keras dengan TFU 2 jari di bawah pusat. Diastasis rektus abdominis > 2 Jari. Kandung kemih kosong. Peristaltik usus menurun dengan frekuensi 6 kali/menit, yang mungkin dipengaruhi oleh efek anestesi pascaoperasi. Secara psikologis, pasien tampak cemas karena merasa belum mampu memberikan ASI kepada bayinya. Area genitalia menunjukkan lochea rubra dengan jumlah sedang sebanyak 100 cc, tanpa bau busuk. Inspeksi perineum menunjukkan tidak adanya hematoma atau edema. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin (Hb) berada pada angka 9,5 g/dL. Leukosit 13.000/µL. Hematokrit 30%. CRP (C-Reactive Protein) 10 mg/L. Urinalisis tidak menunjukkan tanda infeksi, dengan hasil leukosit dan protein negatif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka operasi SC
2. Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri pascaoperasi
3. Ketidakefektifan pola menyusui berhubungan dengan putting payudara inverted dan ASI belum keluar
4. Anemia berhubungan dengan kehilangan darah selama operasi SC
Penjelasan Singkat Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut Berhubungan dengan Luka Operasi SC
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Tujuan intervensi adalah mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien untuk mengatasi nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, kompres hangat/dingin, dan mobilisasi dini.
2. Perubahan Pola Tidur Berhubungan dengan Nyeri Pascaoperasi
- SDKI: Perubahan Pola Tidur adalah perubahan dalam lamanya, pola, atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan pengaturan lingkungan.
3. Ketidakefektifan Pola Menyusui Berhubungan dengan Putting Payudara Inverted dan ASI Belum Keluar
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Menyusui adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pola menyusui yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah memfasilitasi pola menyusui yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah edukasi teknik menyusui, perawatan payudara, dan konseling laktasi.
4. Anemia Berhubungan dengan Kehilangan Darah Selama Operasi SC
- SDKI: Anemia adalah kondisi dimana jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari normal.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah meningkatkan kadar hemoglobin hingga mencapai nilai normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian suplemen Fe, dan edukasi gizi.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai, diharapkan dapat membantu Ny. R dalam pemulihan pascaoperasi SC dan proses menyusui yang efektif. -
Article No. 9327 | 19 Dec 2024
Klinis : Ny. R, seorang ibu berusia 30 tahun, melahirkan anak keduanya melalui operasi SC pada usia kehamilan 38 minggu 3 hari akibat KPD yang berlangsung lebih dari 12 jam tanpa tanda persalinan. Selain itu Riwayat Ny. R adalah BSC. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kayu tangan Heritage Malang, dengan riwayat kehamilan pertama juga melalui SC tanpa komplikasi. Ny. R secara rutin menjalani pemeriksaan ANC sebanyak 10 kali selama kehamilan ini dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis atau alergi. Pada pengkajian postpartum, kondisi umum Ny. R tampak baik, meskipun ia mengeluhkan nyeri di daerah luka operasi perut bagian bawah, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, terasa panas, skala 6, dan hilang timbul. Inspeksi kepala menunjukkan wajah tidak ikterik, namun konjungtiva tampak pucat. Mukosa mulut tampak lembap dan tidak ada lesi. Pemeriksaan dada menunjukkan pergerakan simetris dengan suara napas vesikuler normal tanpa ronchi atau wheezing, serta bunyi jantung reguler tanpa murmur. Payudara pasien tampak membengkak, terasa keras. Pasien juga melaporkan bahwa ASI belum keluar meskipun sudah mencoba menyusui. Putting payudara inverted, ASI belum keluar, teraba hangat. Pada pemeriksaan abdomen, luka operasi SC tampak bersih, kering, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Uterus teraba keras dengan TFU 2 jari di bawah pusat. Diastasis rektus abdominis > 2 Jari. Kandung kemih kosong. Peristaltik usus menurun dengan frekuensi 6 kali/menit, yang mungkin dipengaruhi oleh efek anestesi pascaoperasi. Secara psikologis, pasien tampak cemas karena merasa belum mampu memberikan ASI kepada bayinya. Area genitalia menunjukkan lochea rubra dengan jumlah sedang sebanyak 100 cc, tanpa bau busuk. Inspeksi perineum menunjukkan tidak adanya hematoma atau edema. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin (Hb) berada pada angka 9,5 g/dL. Leukosit 13.000/µL. Hematokrit 30%. CRP (C-Reactive Protein) 10 mg/L. Urinalisis tidak menunjukkan tanda infeksi, dengan hasil leukosit dan protein negatif.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
- Penyebab: Pembedahan, kelelahan, imobilitas.
2. Gangguan Tidur
- Definisi: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- Penyebab: Nyeri, ansietas, stres.
3. Ketidakefektifan Menyusui
- Definisi: Ketidakmampuan ibu untuk menjalin hubungan yang memuaskan selama menyusui.
- Penyebab: Inverted nipple, belum keluarnya ASI.
4. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Proses pembedahan, penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar CRP.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Tujuan: Pasien akan melaporkan penurunan rasa nyeri.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 3 atau kurang.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan.
2. Gangguan Tidur:
- Tujuan: Pasien akan melaporkan kualitas dan kuantitas tidur yang meningkat.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan dapat tidur dengan mudah dan bangun dengan segar.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk berkonsentrasi.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Ketidakefektifan Menyusui:
- Tujuan: Pasien akan mampu menyusui dengan efektif.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat menyusui dengan teknik yang benar.
- Pasien melaporkan ASI mulai keluar.
- Bayi menunjukkan peningkatan berat badan.
4. Risiko Infeksi:
- Tujuan: Pasien akan terhindar dari infeksi.
- Kriteria Hasil:
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi pada luka operasi.
- Pasien menunjukkan kadar hemoglobin dan CRP dalam batas normal.
- Pasien tidak mengalami komplikasi infeksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Manajemen Nyeri
- Analgesik Farmakologis
- Terapi Komplementer
2. Gangguan Tidur:
- Manajemen Lingkungan
- Terapi Relaksasi
- Edukasi Manajemen Tidur
3. Ketidakefektifan Menyusui:
- Dukungan Menyusui
- Optimalisasi Laktasi
- Edukasi Teknik Menyusui
4. Risiko Infeksi:
- Perawatan Luka Operasi
- Pemberian Suplemen/Terapi Nutrisi
- Pemantauan Tanda Infeksi
Pada setiap intervensi, diperlukan penjelasan yang rinci mengenai tindakan spesifik yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Hal ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada kebutuhan pasien. -
Article No. 9328 | 19 Dec 2024
Klinis : Ny. R, seorang ibu berusia 30 tahun, melahirkan anak keduanya melalui operasi SC pada usia kehamilan 38 minggu 3 hari akibat KPD yang berlangsung lebih dari 12 jam tanpa tanda persalinan. Selain itu Riwayat Ny. R adalah BSC. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kayu tangan Heritage Malang, dengan riwayat kehamilan pertama juga melalui SC tanpa komplikasi. Ny. R secara rutin menjalani pemeriksaan ANC sebanyak 10 kali selama kehamilan ini dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis atau alergi. Pada pengkajian postpartum, kondisi umum Ny. R tampak baik, meskipun ia mengeluhkan nyeri di daerah luka operasi perut bagian bawah, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, terasa panas, skala 6, dan hilang timbul. Inspeksi kepala menunjukkan wajah tidak ikterik, namun konjungtiva tampak pucat. Mukosa mulut tampak lembap dan tidak ada lesi. Pemeriksaan dada menunjukkan pergerakan simetris dengan suara napas vesikuler normal tanpa ronchi atau wheezing, serta bunyi jantung reguler tanpa murmur. Payudara pasien tampak membengkak, terasa keras. Pasien juga melaporkan bahwa ASI belum keluar meskipun sudah mencoba menyusui. Putting payudara inverted, ASI belum keluar, teraba hangat. Pada pemeriksaan abdomen, luka operasi SC tampak bersih, kering, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Uterus teraba keras dengan TFU 2 jari di bawah pusat. Diastasis rektus abdominis > 2 Jari. Kandung kemih kosong. Peristaltik usus menurun dengan frekuensi 6 kali/menit, yang mungkin dipengaruhi oleh efek anestesi pascaoperasi. Secara psikologis, pasien tampak cemas karena merasa belum mampu memberikan ASI kepada bayinya. Area genitalia menunjukkan lochea rubra dengan jumlah sedang sebanyak 100 cc, tanpa bau busuk. Inspeksi perineum menunjukkan tidak adanya hematoma atau edema. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin (Hb) berada pada angka 9,5 g/dL. Leukosit 13.000/µL. Hematokrit 30%. CRP (C-Reactive Protein) 10 mg/L. Urinalisis tidak menunjukkan tanda infeksi, dengan hasil leukosit dan protein negatif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi Ny. R yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut
b. Gangguan Pola Tidur
c. Ketidakefektifan Produksi ASI
2. Penjelasan Singkat:
a. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (nyeri).
- SLKI: Manajemen gejala nyeri, termasuk penggunaan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mencapai tingkat nyeri yang dapat ditoleransi.
- SIKI: Memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien.
b. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan kualitas dan kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- SLKI: Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur melalui intervensi farmakologis dan nonfarmakologis.
- SIKI: Memfasilitasi peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada pasien melalui intervensi farmakologis dan nonfarmakologis.
c. Ketidakefektifan Produksi ASI
- SDKI: Produksi ASI yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan bayi.
- SLKI: Peningkatan produksi ASI melalui intervensi farmakologis dan nonfarmakologis.
- SIKI: Memfasilitasi peningkatan produksi ASI pada pasien melalui intervensi farmakologis dan nonfarmakologis.
Dalam penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat akan mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 9329 | 19 Dec 2024
Klinis : melahirkan, miconium hitam, ibuu demam 5 hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O80
- Deskripsi: Persalinan tunggal, spontan
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 73.59
- Deskripsi: Prosedur lain untuk pengeluaran janin, termasuk perforasi kranial, rekstraksi, dan manipulasi eksternal
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O80 (Persalinan tunggal, spontan) digunakan untuk mengkodekan kasus melahirkan tanpa komplikasi. Kode ini mencakup persalinan vaginal tanpa intervensi.
2. Kode ICD-9-CM 73.59 (Prosedur lain untuk pengeluaran janin, termasuk perforasi kranial, rekstraksi, dan manipulasi eksternal) dapat digunakan jika terdapat tindakan medis tambahan untuk mengeluarkan janin, seperti ekstraksi manual atau prosedur lainnya. Namun, kode ini tidak dapat diterapkan jika persalinan berjalan secara normal tanpa intervensi.
Mengenai kondisi lain yang disebutkan:
- Mekonium hitam: Dapat dikode dengan kode O68 (Komplikasi persalinan karena cairan amnion mekonium), jika terdapat tanda-tanda stres janin akibat cairan amnion yang berwarna mekonium.
- Ibu demam 5 hari: Dapat dikode dengan kode O86.4 (Demam selama masa nifas, tidak diklasifikasikan di tempat lain) jika demam terjadi setelah persalinan.
Harap diperhatikan bahwa kode diagnosis dan prosedur yang diberikan harus disesuaikan dengan dokumentasi medis lengkap dan hasil evaluasi klinis oleh tenaga kesehatan yang berwenang. -
Article No. 9330 | 19 Dec 2024
Klinis : kuku jari kaki manis kanan lepas sebgian
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S96.22XA
- Deskripsi: Avulsi sebagian dari kuku jari kaki, awal kunjungan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen dan perawatan kuku jari kaki
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S96.22XA menunjukkan adanya avulsi (lepas) sebagian dari kuku jari kaki, yang merupakan cedera pada struktur jaringan lunak di area kaki. Kode "XA" menunjukkan bahwa ini adalah kunjungan awal untuk penanganan kondisi ini.
2. Kode ICD-9-CM 86.22 mengacu pada prosedur debridemen dan perawatan kuku jari kaki. Ini dapat mencakup tindakan seperti pembersihan, perawatan, atau perbaikan kuku jari kaki yang mengalami avulsi atau kerusakan.
Dalam penanganan kondisi ini, dokter atau perekam medis dapat mempertimbangkan prosedur seperti debridemen untuk membersihkan area yang terluka, serta perawatan kuku untuk membantu penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 9331 | 19 Dec 2024
Klinis : perawatan luka debgan jahitan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi perawatan luka dengan jahitan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S40.01
- Deskripsi: Luka terbuka pada bahu
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.59
- Deskripsi: Penjahitan luka, lainnya
Penjelasan detail:
Kode ICD-10 S40.01 menunjukkan bahwa pasien mengalami luka terbuka pada bahu. Ini merupakan salah satu jenis cedera yang membutuhkan perawatan luka dengan jahitan.
Kode ICD-9-CM 86.59 merujuk pada prosedur penjahitan luka, yang sesuai dengan tindakan medis yang dilakukan pada pasien untuk merawat luka terbuka pada bahu tersebut. Kode ini mencakup semua jenis penjahitan luka selain penjahitan luka pada kepala, kulit kepala, dan sistem saraf pusat.
Penentuan kode diagnosis dan prosedur ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, pengkodean yang tepat, dan pelaporan yang sesuai untuk keperluan klinis, administrasi, dan klaim asuransi kesehatan.