Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9446 | 20 Dec 2024
Klinis : defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E86.0
- Deskripsi: Defisit volume cairan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Transfusi darah total
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E86.0 (Defisit volume cairan) digunakan untuk menggambarkan kondisi defisit volume cairan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perdarahan. Kondisi ini ditandai dengan penurunan volume cairan dalam tubuh yang dapat mengakibatkan hipovolemia dan ketidakseimbangan elektrolit.
2. Kode ICD-9-CM 99.04 (Transfusi darah total) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi defisit volume cairan akibat perdarahan. Transfusi darah total merupakan pemberian sejumlah darah lengkap (eritrosit, leukosit, trombosit, dan plasma) untuk menggantikan volume darah yang hilang dan memulihkan status volume cairan pasien.
Dalam praktik klinis, pemilihan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi yang akurat, penagihan yang sesuai, dan analisis epidemiologi yang andal. Penentuan kode yang tepat membantu memastikan perawatan yang sesuai dan pembayaran yang benar bagi pasien. -
Article No. 9447 | 20 Dec 2024
Klinis : defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Defisit Volume Cairan: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
- Penyebab yang berhubungan: Perdarahan, yakni kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan melalui perdarahan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital stabil, intake dan output cairan seimbang, turgor kulit baik, dan tidak ada tanda-tanda hipovolemia.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Monitor status cairan: Identifikasi tanda-tanda hipovolemia, ukur intake dan output cairan, serta pantau tanda-tanda vital.
b. Terapi cairan: Berikan cairan IV sesuai kebutuhan untuk mengganti volume cairan yang hilang akibat perdarahan.
c. Kontrol perdarahan: Identifikasi sumber perdarahan dan lakukan tindakan hemostasis yang sesuai.
d. Edukasi pasien dan keluarga: Jelaskan pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta tanda-tanda komplikasi.
Persona: Sebagai perawat, saya memahami bahwa defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan segera. Dengan berpedoman pada standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya akan berusaha memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 9448 | 20 Dec 2024
Klinis : defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Defisit Volume Cairan: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Faktor Berhubungan: Perdarahan, yaitu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan melalui saluran tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien akan menunjukkan volume cairan yang adekuat dengan tanda-tanda vital yang stabil.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, tidak ada tanda-tanda dehydrasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan status cairan, manajemen cairan, pemberian cairan/elektrolit intravena, pencegahan perdarahan, dan perawatan luka.
- Tujuan Intervensi: Mengembalikan volume cairan yang adekuat, mencegah terjadinya komplikasi, dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebagai seorang perawat ahli, saya akan melakukan assessment komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan memantau serta mengevaluasi hasil untuk memastikan pemulihan pasien dengan defisit volume cairan akibat perdarahan. -
Article No. 9449 | 20 Dec 2024
Klinis : intervensi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Defisit Volume Cairan: Kondisi di mana individu mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Penyebabnya dapat berupa perdarahan, kehilangan cairan melalui saluran cerna, kulit, atau sistem perkemihan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan Keperawatan: Klien menunjukkan peningkatan volume cairan sesuai kebutuhan.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, intake-output seimbang, turgor kulit baik, membran mukosa lembab.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
b. Pantau intake dan output cairan.
c. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
d. Berikan nutrisi yang adekuat.
e. Observasi tanda-tanda perdarahan dan komplikasi lainnya.
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan defisit volume cairan.
Sebagai perawat, saya akan melaksanakan intervensi keperawatan tersebut secara komprehensif untuk membantu memulihkan kondisi klien dan memastikan volume cairan yang adekuat. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk mencapai tujuan keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 9450 | 20 Dec 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, dengan onset mendadak atau lambat dan intensitas ringan hingga berat, yang berlangsung dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Karakteristik Utama:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
- Perilaku protektif
2. Faktor Berhubungan:
- Agen pencedera biologis
- Agen pencedera kimiawi
- Agen pencedera fisik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran yang diharapkan:
- Nyeri terkontrol
- Fungsi fisiologis terpelihara
- Kualitas hidup terpelihara
2. Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Farmakologis
- Terapi Non-Farmakologis
2. Aktivitas Keperawatan:
- Mengkaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri
- Memberikan analgesik sesuai resep
- Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Dengan pengelolaan keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dengan nyeri akut dapat memperoleh pengurangan nyeri, pemeliharaan fungsi fisiologis, dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 9451 | 20 Dec 2024
Klinis : perfusi perifer
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Perifer
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Perfusi Perifer dapat didefinisikan sebagai "Penurunan sirkulasi darah ke bagian-bagian tubuh perifer". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, atau cedera.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) untuk Gangguan Perfusi Perifer mencakup:
1. Sirkulasi perifer yang memadai
2. Pemulihan fungsi jaringan perifer
3. Penurunan risiko kerusakan jaringan
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk Gangguan Perfusi Perifer meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan perfusi perifer
2. Manajemen aktivitas dan istirahat
3. Manajemen nyeri
4. Terapi oksigen, jika diperlukan
5. Perawatan luka, jika ada
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien dengan Gangguan Perfusi Perifer, termasuk riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Selanjutnya, saya akan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien, dengan tujuan meningkatkan sirkulasi perifer, mempromosikan pemulihan fungsi jaringan, dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. -
Article No. 9453 | 20 Dec 2024
Klinis : pasein mengeluh lemas dan pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluh lemas dan pusing berputar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Ketidakstabilan Hemodinamik". Ketidakstabilan Hemodinamik didefinisikan sebagai kondisi ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan stabilitas sirkulasi darah yang adekuat, yang dapat menyebabkan gejala-gejala seperti lemas dan pusing berputar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Stabilitas tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu) dalam batas normal.
2. Tidak ada keluhan lemas dan pusing berputar.
3. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
4. Memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi stabilitas hemodinamik.
5. Mampu menerapkan strategi untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
- Memantau tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh untuk mendeteksi perubahan hemodinamik.
- Mengevaluasi tren perubahan tanda-tanda vital dan mengkomunikasikannya ke tim kesehatan.
2. Manajemen cairan.
- Menghitung kebutuhan cairan harian berdasarkan kondisi pasien.
- Memantau asupan dan pengeluaran cairan.
- Memberikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan.
3. Manajemen aktivitas.
- Membantu pasien untuk beristirahat secukupnya.
- Mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien.
- Mengajarkan pasien teknik-teknik aktivitas yang aman.
4. Edukasi dan konseling.
- Menjelaskan penyebab dan tanda-tanda ketidakstabilan hemodinamik.
- Mengajarkan strategi untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik, seperti menjaga asupan cairan yang adekuat, menghindari perubahan posisi yang tiba-tiba, dan mengatur aktivitas.
- Mendorong pasien untuk memantau tanda-tanda vital secara mandiri dan melaporkan perubahan yang terjadi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas hemodinamik, penurunan keluhan lemas dan pusing berputar, peningkatan kemandirian dalam aktivitas, serta pemahaman dan kemampuan pasien untuk menjaga stabilitas hemodinamiknya. -
Article No. 9454 | 20 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluh pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengeluh pusing berputar.
Diagnosa Keperawatan:
Vertigo
Penjelasan singkat:
Vertigo adalah sensasi berputar atau gerakan yang dialami pasien, yang dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan seperti gangguan telinga dalam, gangguan sistem saraf, atau gangguan kardiovaskular. Vertigo dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, takut jatuh, dan keterbatasan mobilitas pada pasien.
SDKI:
Definisi: Sensasi berputar atau gerakan yang dirasakan oleh pasien.
Faktor Risiko: Gangguan telinga dalam, gangguan sistem saraf, gangguan kardiovaskular.
Gejala dan Tanda: Pusing berputar, rasa tidak nyaman, takut jatuh, keterbatasan mobilitas.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien dapat mengenali tanda dan gejala vertigo.
2. Pasien dapat melakukan manajemen vertigo dengan baik.
3. Pasien dapat meningkatkan mobilitas dan keseimbangan.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab vertigo.
2. Ajarkan manajemen vertigo (posisi tubuh, latihan, dan penggunaan alat bantu).
3. Berikan terapi farmakologis sesuai indikasi.
4. Latih keseimbangan dan mobilitas pasien.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan vertigo, perawat perlu memahami faktor penyebab, manifestasi klinis, dan strategi penanganan yang tepat untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9455 | 20 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluh pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai
Berdasarkan keluhan pasien yang mengeluh pusing berputar, diagnosa keperawatan yang sesuai dari SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia) adalah:
Diagnosa: Risiko Perubahan Keseimbangan
Definisi: Rentan mengalami perubahan dalam kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh.
Karakteristik utama:
- Keluhan pusing berputar
- Kesulitan mempertahankan keseimbangan
- Riwayat jatuh
- Kelemahan otot
Faktor risiko:
- Gangguan sistem saraf
- Gangguan sistem muskuloskeletal
- Gangguan sistem kardiovaskular
- Gangguan sistem vestibular
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
Luaran: Keseimbangan
Definisi: Kemampuan mempertahankan posisi tubuh.
Kriteria hasil:
- Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh saat berdiri dan berjalan
- Pasien tidak mengalami pusing berputar saat beraktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan stabil
- Pasien tidak mengalami jatuh
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang sesuai, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), yaitu:
Intervensi:
1. Manajemen Keseimbangan
- Lakukan asesmen risiko jatuh
- Identifikasi faktor penyebab gangguan keseimbangan
- Berikan latihan keseimbangan yang sesuai
- Ajarkan pasien teknik ambulasi yang aman
- Modifikasi lingkungan untuk mencegah jatuh
2. Manajemen Vertigo
- Lakukan asesmen tanda dan gejala vertigo
- Berikan edukasi mengenai vertigo dan penatalaksanaannya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan vertigo
- Ajarkan teknik mengurangi gejala vertigo (misalnya Epley maneuver)
- Pantau tanda vital dan respon pasien selama intervensi
3. Peningkatan Mobilitas
- Lakukan asesmen kemampuan mobilitas pasien
- Berikan latihan range of motion dan latihan kekuatan otot
- Ajarkan teknik ambulasi yang aman dan sesuai kemampuan pasien
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan mobilitas
Intervensi-intervensi di atas ditujukan untuk mengatasi risiko perubahan keseimbangan pada pasien, meningkatkan kemampuan mempertahankan posisi tubuh, dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat gangguan keseimbangan. -
Article No. 9456 | 20 Dec 2024
Klinis : nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan saran yang rinci dan terperinci untuk menangani kondisi nyeri ulu hati.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit (misalnya, gastritis, ulkus peptikum, pankreatitis, infeksi saluran cerna) sebagaimana ditandai dengan laporan pasien tentang rasa nyeri atau sakit di ulu hati.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan ini sesuai dengan kondisi nyeri ulu hati karena nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri ulu hati biasanya disebabkan oleh proses penyakit, seperti gastritis, ulkus peptikum, pankreatitis, atau infeksi saluran cerna. Pasien biasanya melaporkan rasa nyeri atau sakit di area ulu hati.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri: Tujuan utama adalah mencapai skor nyeri yang dapat diterima oleh pasien (misalnya, skor nyeri ≤ 3 dari skala 0-10).
2. Pengendalian Nyeri: Pasien dapat mengendalikan nyeri melalui penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami peningkatan nyeri yang signifikan.
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah penurunan tingkat nyeri hingga pada level yang dapat diterima oleh pasien, peningkatan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri melalui teknik manajemen nyeri yang efektif, serta peningkatan toleransi pasien terhadap aktivitas sehari-hari tanpa mengalami peningkatan nyeri yang signifikan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, intensitas, durasi, dan faktor pencetus).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter) untuk menentukan terapi farmakologis yang sesuai.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat/dingin.
2. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan nyeri ulu hati.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet yang sesuai untuk mengurangi gejala.
- Dorong pasien untuk mengikuti regimen pengobatan yang diberikan.
3. Pemantauan dan Evaluasi:
- Pantau tanda-tanda vital, karakteristik, dan intensitas nyeri secara berkala.
- Evaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi kemajuan pasien dan memodifikasi rencana perawatan jika diperlukan.
Penjelasan:
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) meliputi manajemen nyeri, edukasi kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi. Manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi nyeri melalui pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis. Edukasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan nyeri ulu hati. Pemantauan dan evaluasi diperlukan untuk memantau kemajuan pasien dan melakukan penyesuaian rencana perawatan jika diperlukan.