Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9439 | 20 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Penglihatan
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan keluhan mata kabur yang disampaikan oleh pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Penglihatan. Gangguan penglihatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan pada struktur mata, perubahan fisiologis, atau penyakit tertentu. Pasien dengan keluhan mata kabur perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebab dan rencana perawatan yang tepat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10023
Definisi: Perubahan kemampuan visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Karakteristik mayor: Mata kabur, Penglihatan ganda, Fotofobia, Intoleransi cahaya.
Faktor Berhubungan: Penuaan, Trauma, Infeksi, Penyakit sistemik, Pengobatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10023
Judul: Gangguan Penglihatan
Hasil yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan penglihatan yang memadai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10023
Judul: Manajemen Gangguan Penglihatan
Intervensi: Identifikasi penyebab gangguan penglihatan, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, Edukasi pasien dan keluarga, Pemberian terapi sesuai kondisi.
Dengan tone akademis, persona=pakar, dan nurse, saya akan menyampaikan informasi ini dengan gaya bahasa yang jelas, terstruktur, dan menggunakan istilah-istilah keperawatan yang sesuai. -
Article No. 9440 | 20 Dec 2024
Klinis : PASIEN DATANG DENGAN KELUHAN DEMAM, BATUK, PILEK, NYERI TENGGOROKAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Tanda dan gejala: Batuk produktif, suara napas tambahan, sulit bernapas.
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
2. Hipertermia
- Tanda dan gejala: Suhu tubuh di atas normal, menggigil.
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
3. Nyeri Akut
- Tanda dan gejala: Pasien mengeluh nyeri di tenggorokan, ekspresi wajah menunjukkan rasa nyeri.
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan pengkajian dan analisis data yang komprehensif.
- Diagnosa keperawatan mencakup masalah kesehatan, penyebab, dan tanda-gejala yang dialami pasien.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran keperawatan merupakan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan untuk diagnosa di atas dapat berupa: Bersihan jalan napas membaik, Suhu tubuh kembali normal, dan Nyeri berkurang.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan dirancang untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen jalan napas, Manajemen demam, dan Manajemen nyeri.
Sebagai perawat profesional, saya akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 9441 | 20 Dec 2024
Klinis : Konfusi kronis berhubungan dengan ketidakseimbangan kimia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi konfusi kronis berhubungan dengan ketidakseimbangan kimia.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi konfusi kronis berhubungan dengan ketidakseimbangan kimia adalah "Persepsi Sensori Terganggu". Diagnosis ini menggambarkan klien yang mengalami perubahan dalam persepsi atau interpretasi stimulus sensorik yang tidak sesuai dengan realita, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia di dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan persepsi yang akurat terhadap lingkungan.
2. Klien dapat menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan dalam persepsi sensorik.
3. Klien dapat melaporkan peningkatan kemampuan untuk berkonsentrasi dan berpikir jernih.
4. Klien dapat menunjukkan peningkatan dalam kemampuan untuk mengingat informasi dan melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Klien dapat mendemonstrasikan peningkatan dalam kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Observasi dan pemantauan:
- Pantau tanda-tanda vital dan pola tidur klien.
- Identifikasi perubahan dalam persepsi sensorik klien.
- Catat episode-episode kebingungan atau halusinasi yang dialami klien.
2. Manajemen lingkungan:
- Ciptakan lingkungan yang aman, tenang, dan ramah bagi klien.
- Minimalisir stimulus yang dapat memicu kebingungan atau halusinasi.
- Berikan penerangan yang cukup dan eliminasi bayangan atau refleksi yang dapat mengganggu.
3. Manajemen obat-obatan:
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan menyesuaikan regimen obat-obatan klien.
- Pantau efek samping dari obat-obatan dan laporkan segera jika terjadi perubahan.
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat-obatan.
4. Terapi aktivitas dan stimulasi kognitif:
- Libatkan klien dalam aktivitas yang dapat meningkatkan konsentrasi dan fungsi kognitif.
- Berikan latihan memori, penalaran, dan pemecahan masalah secara bertahap.
- Dorong klien untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan interaksi dengan orang lain.
5. Pemberian dukungan emosional:
- Berikan empati dan validasi pengalaman klien terkait perubahan persepsi sensorik.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan membantu klien beradaptasi.
- Identifikasi dan atasi sumber stres atau kecemasan yang dapat memperburuk kondisi klien.
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dengan konfusi kronis berhubungan dengan ketidakseimbangan kimia dapat memperoleh perawatan yang optimal, meningkatkan persepsi yang akurat terhadap lingkungan, dan mengoptimalkan fungsi kognitif serta kemampuan beradaptasi. -
Article No. 9442 | 20 Dec 2024
Klinis : Gangguan mood berhubungan dengan kehilangan ingatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang perawat yang ahli.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Gangguan mood berhubungan dengan kehilangan ingatan":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Gangguan Proses Pikir". Gangguan Proses Pikir didefinisikan sebagai perubahan dalam persepsi, pemikiran, dan perilaku yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berfungsi secara efektif. Dalam kasus ini, kehilangan ingatan yang dialami oleh pasien dapat menyebabkan perubahan dalam proses pikirnya, yang kemudian berdampak pada suasana hati (mood) pasien.
Faktor yang berhubungan dengan diagnosa ini adalah faktor psikologis, yaitu kehilangan ingatan yang dialami oleh pasien. Kehilangan ingatan dapat mengganggu kemampuan pasien dalam memproses informasi dan mengatur emosinya, sehingga mempengaruhi suasana hatinya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
a. Perbaikan mood: Pasien dapat menunjukkan suasana hati yang lebih stabil dan positif.
b. Peningkatan kemampuan kognitif: Pasien dapat menunjukkan peningkatan dalam kemampuan memproses informasi, mengingat, dan membuat keputusan.
c. Peningkatan kemampuan untuk beradaptasi: Pasien dapat menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat kehilangan ingatan.
d. Peningkatan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari: Pasien dapat menunjukkan peningkatan dalam kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas sehari-hari secara mandiri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) pada kasus "Gangguan mood berhubungan dengan kehilangan ingatan" adalah:
a. Terapi Realitas: Membantu pasien untuk memahami realitas saat ini dan menerima perubahan yang terjadi akibat kehilangan ingatan.
b. Stimulasi Kognitif: Melakukan aktivitas yang merangsang dan melatih kemampuan kognitif pasien, seperti permainan teka-teki, membaca, atau menceritakan pengalaman.
c. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung pasien dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
d. Konseling Psikologis: Memberikan dukungan emosional dan bantuan dalam mengatasi perasaan, pikiran, dan perilaku yang terkait dengan kehilangan ingatan.
e. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi dan pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien, serta cara-cara untuk mendukung pasien dalam proses pemulihan.
Setiap intervensi keperawatan yang diberikan harus dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan, dengan tujuan untuk membantu pasien mencapai perbaikan mood, peningkatan kemampuan kognitif, peningkatan kemampuan beradaptasi, dan peningkatan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, sesuai dengan luaran yang diharapkan. -
Article No. 9443 | 20 Dec 2024
Klinis : Gangguan orientasi berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi gangguan orientasi berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif, dengan pendekatan akademis dan perspektif seorang perawat profesional.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis Keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Orientasi" (SDKI, 2017). Gangguan orientasi didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk mengenali diri, waktu, tempat, atau orang di sekitar dengan benar". Kondisi ini berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia lanjut, penyakit neurologis, atau trauma.
2. Luaran/Outcome yang Diharapkan (SLKI):
a. Orientasi Membaik: Pasien dapat mengenali diri, waktu, tempat, dan orang di sekitarnya dengan baik.
b. Kemampuan Kognitif Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan dalam fungsi kognitif, seperti daya ingat, atensi, dan pemahaman.
c. Keselamatan Terjaga: Pasien tidak mengalami cedera atau kejadian yang membahayakan dirinya sendiri akibat gangguan orientasi.
d. Peran dan Fungsi Membaik: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan peran sosial dengan lebih baik.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Pemantauan Fungsi Kognitif: Melakukan penilaian dan pemantauan berkala terhadap fungsi kognitif pasien, seperti orientasi, memori, bahasa, dan kemampuan berpikir.
b. Stimulasi Orientasi: Memberikan stimulasi orientasi dengan memperkenalkan diri, menginformasikan waktu, tempat, dan situasi saat ini secara jelas dan berulang.
c. Manajemen Lingkungan: Menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung orientasi, seperti menyediakan penanda visual, jadwal aktivitas, dan meminimalkan distraksi.
d. Terapi Reminisens: Melakukan intervensi terapeutik dengan memanfaatkan kenangan masa lalu pasien untuk meningkatkan orientasi dan fungsi kognitif.
e. Edukasi Keluarga: Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai gangguan orientasi, strategi penanganan, dan peran keluarga dalam mendukung pemulihan pasien.
f. Kolaborasi Interprofesional: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, terapis okupasi, atau psikolog, untuk mengevaluasi dan mengelola gangguan orientasi secara komprehensif.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan gangguan orientasi berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memperoleh peningkatan orientasi, kemampuan kognitif, keselamatan, serta peran dan fungsi yang lebih baik. -
Article No. 9444 | 20 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 34 tahun di rawat di bangsal jiwa dengan keluhan mengurung diri selama 3 hari dirumah, setelah dikaji oleh perawat pasien mengatakan takut dan cemas jika keluar rumah karena sering di ejek oleh tetangganya kalau dia adalah wanita murahan. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, NANDA, sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien. Dan beritahu saya teori tentang kecemasan dan tingkatannya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan menjelaskan kode ICD-10 untuk diagnosis, kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis, diagnosa SDKI, SLKI, NANDA, pemeriksaan penunjang, obat-obatan, serta teori tentang kecemasan dan tingkatannya untuk kasus yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F40.1
- Deskripsi: Agoraphobia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.39
- Deskripsi: Terapi perilaku kognitif
3. Diagnosa:
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Isolasi sosial
- NANDA: Kecemasan
4. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan psikologis untuk mengevaluasi tingkat kecemasan dan gejala psikologis lainnya.
- Pemeriksaan laboratorium darah untuk mengecek kondisi kesehatan umum.
5. Obat-obatan:
- Anxiolytik, seperti benzodiazepine, untuk mengurangi gejala kecemasan jangka pendek.
- Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), untuk mengatasi kecemasan jangka panjang.
6. Teori Kecemasan dan Tingkatannya:
- Kecemasan merupakan respons emosional terhadap ancaman yang dirasakan, baik ancaman nyata maupun ancaman yang dibayangkan.
- Tingkatan kecemasan:
a. Kecemasan ringan: Individu masih dapat berfungsi secara normal.
b. Kecemasan sedang: Individu mengalami penurunan fokus dan perhatian.
c. Kecemasan berat: Individu mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari.
d. Panik: Individu mengalami disorganisasi kepribadian dan tidak dapat berfungsi.
Dalam kasus ini, pasien mengalami agoraphobia, yaitu ketakutan atau kecemasan yang berlebihan terhadap situasi atau tempat yang sulit untuk dihindari, seperti keluar rumah. Pasien merasa cemas dan takut ketika harus berinteraksi dengan orang lain di luar rumah karena adanya ejekan dari tetangga. Pendekatan terapi perilaku kognitif dapat membantu pasien mengatasi kecemasan dan mengembalikan kemampuan beraktivitas secara normal. -
Article No. 9445 | 20 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 34 tahun di rawat di bangsal jiwa dengan keluhan mengurung diri selama 3 hari dirumah, setelah dikaji oleh perawat pasien mengatakan takut dan cemas jika keluar rumah karena sering di ejek oleh tetangganya kalau dia adalah wanita murahan. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, NANDA, sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien. Dan beritahu saya teori tentang kecemasan dan tingkatannya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Diagnosa SDKI: Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan yang tidak dikenal.
- Karakteristik Definisi:
- Gejala fisiologis: Gelisah, tegang, jantung berdebar, nafas pendek.
- Gejala perilaku: Menarik diri, menghindari situasi, mudah terkejut.
- Gejala kognitif: Khawatir, takut, sulit berkonsentrasi.
2. Diagnosa ICD: F41.1 Gangguan Kecemasan Generalisasi
- Deskripsi: Kecemasan dan kegelisahan yang menetap, tidak terbatas pada situasi tertentu, dan menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya dalam kehidupan.
Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan psikologis, seperti wawancara, observasi perilaku, dan tes psikologi untuk mengevaluasi tingkat kecemasan.
- Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan hormon kortisol, untuk mengetahui perubahan fisiologis yang terkait dengan kecemasan.
Obat-obatan:
- Antidepresan, seperti SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) atau SNRI (Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitor).
- Anxiolitik, seperti benzodiazepin, untuk mengurangi gejala kecemasan jangka pendek.
- Terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku, untuk membantu mengatasi penyebab dan pemicu kecemasan.
Teori Kecemasan dan Tingkatannya:
Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Terdapat empat tingkatan kecemasan, yaitu:
1. Kecemasan Ringan: Individu masih dapat berfungsi dengan baik, dapat memfokuskan perhatian, dan dapat menyelesaikan masalah.
2. Kecemasan Sedang: Individu dapat berfokus pada hal yang penting saja, dan tidak dapat berfokus pada hal lain.
3. Kecemasan Berat: Individu sangat sulit berfokus pada hal lain selain yang menjadi sumber kecemasannya, dan sulit untuk menyelesaikan masalah.
4. Panik: Individu mengalami kekacauan, ketakutan yang luar biasa, dan kehilangan kendali.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kecemasan Terkontrol
- Definisi: Individu mampu mengendalikan perasaan cemas atau khawatir yang dirasakan.
- Kriteria Hasil:
- Individu dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Individu dapat menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan.
- Individu menunjukkan tanda-tanda fisiologis terkendali (denyut jantung, tekanan darah, napas).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan
- Definisi: Tindakan membantu individu untuk mengenali, mengurangi, dan mengelola ketegangan, kekhawatiran, dan perasaan takut yang dirasakan.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi penyebab dan tanda-tanda kecemasan pada pasien.
- Berikan informasi yang akurat tentang kondisi, prognosis, dan rencana perawatan.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau distraksi.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan penguatan positif.
- Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental jika diperlukan.
Penjelasan Rinci:
Seorang perempuan berusia 34 tahun dirawat di bangsal jiwa dengan keluhan mengurung diri selama 3 hari di rumah. Berdasarkan data yang diperoleh, pasien mengatakan takut dan cemas jika keluar rumah karena sering diejek oleh tetangganya bahwa dia adalah wanita murahan. Dari kondisi tersebut, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan SDKI yaitu Kecemasan.
Kecemasan didefinisikan sebagai respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan yang tidak dikenal. Pada kondisi ini, pasien mengalami gejala fisiologis (gelisah, tegang, jantung berdebar, nafas pendek), gejala perilaku (menarik diri, menghindari situasi, mudah terkejut), dan gejala kognitif (khawatir, takut, sulit berkonsentrasi).
Diagnosa ICD yang sesuai adalah F41.1 Gangguan Kecemasan Generalisasi, yang menggambarkan kecemasan dan kegelisahan yang menetap, tidak terbatas pada situasi tertentu, dan menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya dalam kehidupan.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan psikologis, seperti wawancara, observasi perilaku, dan tes psikologi, untuk mengevaluasi tingkat kecemasan. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan hormon kortisol, untuk mengetahui perubahan fisiologis yang terkait dengan kecemasan.
Obat-obatan yang dapat diberikan adalah antidepresan (SSRI atau SNRI), anxiolitik (benzodiazepin) untuk mengurangi gejala kecemasan jangka pendek, serta terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku, untuk membantu mengatasi penyebab dan pemicu kecemasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Kecemasan Terkontrol, di mana pasien mampu mengendalikan perasaan cemas atau khawatir yang dirasakan. Kriteria hasil mencakup pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan, menerapkan strategi koping yang efektif, dan menunjukkan tanda-tanda fisiologis terkendali.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) adalah Manajemen Kecemasan, yang merupakan tindakan membantu individu untuk mengenali, mengurangi, dan mengelola ketegangan, kekhawatiran, dan perasaan takut yang dirasakan. Aktivitas keperawatan mencakup identifikasi penyebab dan tanda-tanda kecemasan, memberikan informasi yang akurat, mengajarkan teknik relaksasi, melibatkan keluarga, dan berkolaborasi dengan profesional kesehatan mental jika diperlukan. -
Article No. 9446 | 20 Dec 2024
Klinis : defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E86.0
- Deskripsi: Defisit volume cairan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Transfusi darah total
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E86.0 (Defisit volume cairan) digunakan untuk menggambarkan kondisi defisit volume cairan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perdarahan. Kondisi ini ditandai dengan penurunan volume cairan dalam tubuh yang dapat mengakibatkan hipovolemia dan ketidakseimbangan elektrolit.
2. Kode ICD-9-CM 99.04 (Transfusi darah total) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi defisit volume cairan akibat perdarahan. Transfusi darah total merupakan pemberian sejumlah darah lengkap (eritrosit, leukosit, trombosit, dan plasma) untuk menggantikan volume darah yang hilang dan memulihkan status volume cairan pasien.
Dalam praktik klinis, pemilihan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi yang akurat, penagihan yang sesuai, dan analisis epidemiologi yang andal. Penentuan kode yang tepat membantu memastikan perawatan yang sesuai dan pembayaran yang benar bagi pasien. -
Article No. 9447 | 20 Dec 2024
Klinis : defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Defisit Volume Cairan: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
- Penyebab yang berhubungan: Perdarahan, yakni kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan melalui perdarahan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital stabil, intake dan output cairan seimbang, turgor kulit baik, dan tidak ada tanda-tanda hipovolemia.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Monitor status cairan: Identifikasi tanda-tanda hipovolemia, ukur intake dan output cairan, serta pantau tanda-tanda vital.
b. Terapi cairan: Berikan cairan IV sesuai kebutuhan untuk mengganti volume cairan yang hilang akibat perdarahan.
c. Kontrol perdarahan: Identifikasi sumber perdarahan dan lakukan tindakan hemostasis yang sesuai.
d. Edukasi pasien dan keluarga: Jelaskan pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta tanda-tanda komplikasi.
Persona: Sebagai perawat, saya memahami bahwa defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan segera. Dengan berpedoman pada standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya akan berusaha memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 9448 | 20 Dec 2024
Klinis : defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Defisit Volume Cairan: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Faktor Berhubungan: Perdarahan, yaitu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan melalui saluran tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien akan menunjukkan volume cairan yang adekuat dengan tanda-tanda vital yang stabil.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, tidak ada tanda-tanda dehydrasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan status cairan, manajemen cairan, pemberian cairan/elektrolit intravena, pencegahan perdarahan, dan perawatan luka.
- Tujuan Intervensi: Mengembalikan volume cairan yang adekuat, mencegah terjadinya komplikasi, dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebagai seorang perawat ahli, saya akan melakukan assessment komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan memantau serta mengevaluasi hasil untuk memastikan pemulihan pasien dengan defisit volume cairan akibat perdarahan.