Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19080 | 29 Jun 2025
Klinis : dm ketoasidisis, tinggi hasil lab keton
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu DM Ketoasidosis dengan tingginya hasil lab keton, maka berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit (10029)
- Definisi: Kondisi saat terjadi ketidakseimbangan masukan dan keluaran cairan dan elektrolit.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan (10030)
- Definisi: Kondisi saat terjadi gangguan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
3. Intoleransi Aktivitas (10025)
- Definisi: Kondisi saat terjadi ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10029
Nama: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Definisi: Kondisi saat terjadi ketidakseimbangan masukan dan keluaran cairan dan elektrolit.
2. Kode: 10030
Nama: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Definisi: Kondisi saat terjadi gangguan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
3. Kode: 10025
Nama: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Kondisi saat terjadi ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 30021
Nama: Keseimbangan Cairan
Definisi: Tercapainya keseimbangan antara masukan dan keluaran cairan.
2. Kode: 30023
Nama: Perfusi Jaringan
Definisi: Tercapainya sirkulasi darah yang adekuat ke jaringan tubuh.
3. Kode: 30020
Nama: Toleransi Aktivitas
Definisi: Tercapainya kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 80001
Nama: Manajemen Cairan
Definisi: Tindakan untuk mengatur masukan dan keluaran cairan untuk mencapai keseimbangan cairan.
2. Kode: 80002
Nama: Manajemen Perfusi
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat ke jaringan tubuh.
3. Kode: 80003
Nama: Manajemen Aktivitas
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi kemampuan klien dalam melakukan aktivitas rutin. -
Article No. 19081 | 29 Jun 2025
Klinis : batuk pilek selama satu hari dan pusing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menangani kondisi batuk pilek selama satu hari dan pusing, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J00
- Deskripsi: Rhinitis akut (pilek)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Pengukuran tekanan darah
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J00 (Rhinitis akut) sesuai dengan gejala batuk pilek yang dialami pasien selama satu hari. Rhinitis akut adalah peradangan pada membran mukosa hidung yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau alergi.
2. Mengingat pasien juga mengalami gejala pusing, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pengukuran tekanan darah (kode ICD-9-CM 89.7). Hal ini bertujuan untuk menilai apakah ada penyebab fisik yang menyebabkan pusing, seperti hipotensi atau hipertensi.
Pemeriksaan fisik dan evaluasi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab pasti dan memberikan penanganan yang tepat. -
Article No. 19082 | 29 Jun 2025
Klinis : batuk pilek selama satu hari dan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk pilek selama satu hari dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Kode SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Intoleransi aktivitas
Kode SDKI: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Nyeri kepala
Kode SDKI: 00113
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia. Setiap diagnosa keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia. Setiap luaran keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia. Setiap intervensi keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang berperan penting dalam pengembangan dan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia. -
Article No. 19056 | 28 Jun 2025
Klinis : gds 800, lemas, mual, muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: gds 800, lemas, mual, muntah
Berdasarkan gejala yang Anda berikan, yaitu gds 800, lemas, mual, dan muntah, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Definisi: Berisiko mengalami perubahan jumlah dan komposisi cairan, elektrolit, dan asam-basa di dalam kompartemen cairan tubuh.
Faktor Risiko: Penyakit akut (misalnya, diabetes mellitus dengan kondisi hiperglikemia).
Penjelasan: Pasien dengan gula darah sewaktu (GDS) 800 mg/dL mengindikasikan kondisi hiperglikemia yang dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Gejala lemas, mual, dan muntah juga merupakan manifestasi dari hiperglikemia yang dapat memperburuk risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, luaran/output yang diharapkan menurut Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
a. Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam rentang normal.
Kriteria Hasil:
1) Mempertahankan volume cairan dalam rentang normal.
2) Mempertahankan komposisi cairan dalam rentang normal.
3) Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Penjelasan: Luaran ini bertujuan untuk memastikan pasien dapat mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam rentang normal, serta menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, sehingga dapat mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Manajemen Cairan
Definisi: Pengaturan pemberian cairan intravena dan oral untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam rentang normal.
Aktivitas:
1) Kaji status cairan pasien, termasuk intake, output, dan tanda-tanda dehidrasi.
2) Hitung kebutuhan cairan pasien berdasarkan perhitungan kekurangan cairan dan estimasi kehilangan cairan.
3) Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien untuk mengatasi defisit cairan.
4) Pantau status cairan pasien secara berkala, termasuk tanda-tanda vital, berat badan, dan intake/output cairan.
5) Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan.
Penjelasan: Intervensi manajemen cairan bertujuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan pasien dalam rentang normal melalui pemberian cairan intravena dan oral sesuai kebutuhan, serta pemantauan status cairan secara berkala. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting untuk memastikan kepatuhan dalam menjaga keseimbangan cairan.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif, mulai dari identifikasi diagnosa keperawatan, penetapan luaran yang diharapkan, serta intervensi yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien dengan kondisi gds 800, lemas, mual, dan muntah. -
Article No. 19057 | 28 Jun 2025
Klinis : gds 800, lemas, mual ,muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda kemukakan, yaitu gds 800, lemas, mual, dan muntah, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Ciri-ciri: Gula darah sewaktu tinggi, lemas, mual, dan muntah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
a. Kadar glukosa darah sewaktu dalam rentang normal (70-180 mg/dL).
b. Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia (poliuria, polidipsia, polifagia).
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit menurun, mukosa kering).
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Pemeriksaan dan pencatatan kadar glukosa darah secara berkala.
- Aktivitas:
a. Ukur kadar glukosa darah sewaktu secara rutin.
b. Catat hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.
c. Laporkan hasil pemeriksaan kepada tenaga kesehatan.
2. Manajemen Hiperglikemia
- Definisi: Tindakan untuk mengendalikan kadar glukosa darah yang tinggi.
- Aktivitas:
a. Berikan insulin sesuai dengan resep dokter.
b. Pantau tanda-tanda hiperglikemia (poliuria, polidipsia, polifagia).
c. Berikan asupan cairan yang adekuat.
d. Anjurkan istirahat yang cukup.
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Definisi: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa mual dan muntah.
- Aktivitas:
a. Berikan antiemetik sesuai resep dokter.
b. Anjurkan intake cairan yang sedikit tapi sering.
c. Atur posisi tidur senyaman mungkin.
d. Berikan terapi relaksasi, misalnya pijat.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh" dipilih karena gejala yang muncul, yaitu gula darah sewaktu tinggi, lemas, mual, dan muntah, menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi. Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan memicu gejala lemas, mual, serta muntah.
Luaran yang diharapkan adalah "Keseimbangan Kadar Glukosa Darah", di mana pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak menunjukkan tanda-tanda hiperglikemia, dan tidak mengalami dehidrasi. Ini merupakan tujuan utama yang ingin dicapai melalui asuhan keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, manajemen hiperglikemia, dan manajemen mual dan muntah. Pemantauan kadar glukosa darah dilakukan untuk mengetahui dan mengontrol kondisi pasien. Manajemen hiperglikemia bertujuan untuk menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi melalui pemberian insulin dan perawatan supportif. Sementara itu, manajemen mual dan muntah bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala tersebut agar pasien dapat mempertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu keseimbangan kadar glukosa darah, sehingga kondisi pasien dapat membaik. -
Article No. 19058 | 28 Jun 2025
Klinis : peningkatan gula darah sewaktu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci terkait kondisi peningkatan gula darah sewaktu dari perspektif seorang perawat profesional.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi peningkatan gula darah sewaktu adalah "Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah". Diagnosa ini menggambarkan adanya ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Stabilitas Kadar Glukosa Darah: Pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
b. Pengetahuan tentang Pengelolaan Diabetes: Pasien memiliki pengetahuan yang baik tentang pengelolaan diabetes, termasuk diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan.
c. Perilaku Perawatan Diri yang Efektif: Pasien dapat melakukan perawatan diri yang efektif, seperti pemantauan glukosa darah, pengaturan makan, dan aktivitas fisik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
a. Pemantauan Kadar Glukosa Darah: Melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara teratur, baik melalui tes glukosa darah sewaktu maupun tes glukosa darah terkontrol (misal, HbA1c).
b. Manajemen Diet dan Aktivitas Fisik: Memberikan edukasi dan bimbingan kepada pasien tentang pengaturan diet yang sesuai dengan kebutuhan, serta merekomendasikan aktivitas fisik yang dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah.
c. Pemberian Terapi Farmakologis: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian terapi farmakologis yang sesuai, seperti pemberian obat antidiabetes oral atau insulin, serta memantau efektivitas dan efek sampingnya.
d. Edukasi Manajemen Diri Diabetes: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan diabetes, termasuk pemantauan kadar glukosa darah, pengaturan diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan.
e. Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis kepada pasien, terutama dalam menghadapi perubahan gaya hidup dan tantangan yang mungkin muncul selama proses pengobatan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada stabilitas kadar glukosa darah, peningkatan pengetahuan, dan perilaku perawatan diri yang efektif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan mengelola kondisi peningkatan gula darah sewaktu dengan baik. -
Article No. 19059 | 28 Jun 2025
Klinis : DS : - Warga mengatakan sebagian besar tidak memiliki kendaraan pribadi - Warga mengeluhkan jarak puskesmas dan sedikitnya transportasi umum yang melewati puskesmas tersebut DO : - Terdapat satu puskesmas pembantu, namun tidak tersedia alat pemeriksaan tekanan darah secara permanen. Untuk pemeriksaan lanjutan, warga harus menempuh perjalanan sekitar 20 km ke puskesmas yang lebih memadai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan data objektif yang Anda berikan, dapat ditetapkan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
Keterbatasan Mobilitas Fisik (SDKI: 13092)
Definisi (SDKI):
Keterbatasan dalam kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri di lingkungan.
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
- Lingkungan fisik yang tidak mendukung
- Keterbatasan sumber daya
Gejala/Tanda Klinik (SDKI):
- Kesulitan dalam mengakses sumber daya kesehatan
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Fasilitasi Mobilitas (SIKI: 13092)
Definisi (SIKI): Tindakan memfasilitasi dan mendukung kemampuan klien untuk bergerak dan berpindah secara bebas dan mandiri di lingkungan.
- Peningkatan Akses Ke Perawatan Kesehatan (SIKI: 10001)
Definisi (SIKI): Tindakan memfasilitasi dan mendukung kemampuan klien untuk mendapatkan dan menggunakan layanan kesehatan yang dibutuhkan.
Jadi, dalam kondisi ini, diagnosis keperawatan yang tepat adalah Keterbatasan Mobilitas Fisik, yang disebabkan oleh lingkungan fisik yang tidak mendukung (jarak puskesmas dan kurangnya transportasi umum) dan keterbatasan sumber daya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Fasilitasi Mobilitas dan Peningkatan Akses Ke Perawatan Kesehatan, untuk membantu meningkatkan kemampuan warga dalam mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan. -
Article No. 19060 | 28 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00030
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas
Kode SDKI: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dan menjadi dasar dalam perencanaan asuhan keperawatan. Kode diagnosis keperawatan dalam SDKI terdiri dari 5 digit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan. Kode luaran keperawatan dalam SLKI terdiri dari 5 digit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Kode intervensi keperawatan dalam SIKI terdiri dari 5 digit.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 19061 | 28 Jun 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya, yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, untuk kondisi gangguan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Kode SDKI: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah untuk bergerak secara independen.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00085
Judul: Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah untuk bergerak secara independen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00416
Judul: Mobilitas Fisik
Definisi: Kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara independen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06165
Judul: Peningkatan Mobilitas Fisik
Definisi: Pemberian bantuan untuk memfasilitasi pergerakan yang disengaja dan terarah secara independen.
Sebagai seorang perawat profesional, saya memahami bahwa gangguan mobilitas fisik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, cedera, atau kondisi lainnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini meliputi latihan pergerakan, penggunaan alat bantu, modifikasi lingkungan, dan edukasi pasien serta keluarga. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mencapai tingkat mobilitas yang optimal sesuai dengan kondisinya. -
Article No. 19062 | 28 Jun 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gangguan mobilitas fisik sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Kode: 00085 (NANDA-I)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik bebas dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Sistem Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Kode: 10025
Judul: Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik bebas dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Kode: 10004
Judul: Mobilitas Fisik
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Kode: 10003
Judul: Peningkatan Mobilitas Fisik
Definisi: Upaya untuk membantu klien meningkatkan kemampuan bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
Dalam konteks akademis, diagnosa keperawatan "Gangguan Mobilitas Fisik" merujuk pada keterbatasan gerak yang dialami oleh pasien, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit, cedera, atau kondisi medis lainnya. Perawat perlu melakukan penilaian yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas fisik pasien. Selanjutnya, perawat akan merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien meningkatkan mobilitas fisiknya.