Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21028 | 24 Aug 2025
Klinis : gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman (00214)
Definisi:
Pengalaman subyektif dan kompleks dari ketidaknyamanan, ketegangan, atau kekhawatiran yang disebabkan oleh respon fisiologis, psikologis, spiritual, atau emosional terhadap stimulus yang dirasakan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00214
Definisi: Pengalaman subyektif dan kompleks dari ketidaknyamanan, ketegangan, atau kekhawatiran yang disebabkan oleh respon fisiologis, psikologis, spiritual, atau emosional terhadap stimulus yang dirasakan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10011 Kenyamanan Fisik
Definisi: Persepsi individu terhadap ketenangan, ketentraman, dan kepuasan yang dirasakan dari aspek fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6320 Manajemen Rasa Nyaman
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan perasaan tenang, bebas dari ketegangan atau kekhawatiran, dan kepuasan yang dialami pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, merencanakan intervensi yang tepat, dan melakukan evaluasi untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. Pemahaman terhadap SDKI, SLKI, dan SIKI menjadi sangat penting bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 21029 | 24 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pada pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.49
- Deskripsi: Pemeriksaan kultur jaringan lain, termasuk pemeriksaan sitologis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) digunakan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru pada pasien ini, dengan mempertimbangkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologis.
2. Kode ICD-9-CM 87.49 (Pemeriksaan kultur jaringan lain, termasuk pemeriksaan sitologis) dapat digunakan untuk prosedur pengambilan sampel jaringan atau cairan untuk pemeriksaan kultur dan analisis sitologi, yang mungkin diperlukan untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis.
Dalam praktik klinis, pemeriksaan lebih lanjut seperti uji sensitivitas obat-obatan, tes diagnostik lainnya, dan perawatan yang sesuai akan diperlukan untuk mengelola kondisi pasien dengan tepat. -
Article No. 21030 | 24 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya lesi di paru dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya batuk berdahak, suara napas bronkial, dan hasil rontgen yang menunjukkan adanya lesi di paru. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan ventilasi dan oksigenasi.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Ketidakefektifan bersihan jalan napas ditandai dengan adanya sekresi yang berlebihan dan kesulitan dalam mengeluarkan dahak, serta sesak napas yang dialami oleh pasien.
c. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas ditandai dengan adanya keluhan kehilangan nafsu makan dan penurunan fungsi fisiologis pasien, yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat mengeluarkan dahak dengan efektif
- Pasien dapat mempertahankan patensi jalan napas
- Tidak ada komplikasi pernapasan, seperti pneumonia atau atelektasis
b. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi
- Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Bersihan Jalan Napas:
- Lakukan terapi inhalasi, seperti bronkodilator dan mukolitik, untuk membantu mengeluarkan dahak
- Lakukan tindakan batuk efektif dan latihan pernapasan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengeluarkan dahak
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membantu mengeluarkan dahak
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi drainase jalan napas
- Pantau tanda-tanda vital dan oksigenasi pasien
b. Intervensi untuk Toleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian status nutrisi pasien dan berikan intervensi nutrisi yang sesuai, seperti pemberian makanan tambahan atau suplemen, untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi
- Lakukan pengkajian tingkat aktivitas pasien dan berikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan toleransi aktivitas
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan kepada pasien
- Libatkan pasien dalam perawatan diri sesuai dengan kemampuannya
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang diberikan. Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas dan komprehensif. -
Article No. 21031 | 24 Aug 2025
Klinis : manajemen ventilasi mekanik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi manajemen ventilasi mekanik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Manajemen Ventilasi Mekanik (I-02-07-01)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatur dan memantau penggunaan alat bantu napas mekanik agar dapat mempertahankan keseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.
Hasil Keperawatan (SLKI):
Ventilasi Efektif (S-02-01-01)
Definisi: Kemampuan untuk bernapas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi (SDKI):
1. Penurunan Kekuatan Otot Pernapasan (F-02-01-01)
Definisi: Berkurangnya kemampuan otot-otot pernapasan untuk melakukan kontraksi yang adekuat.
2. Gangguan Pertukaran Gas (F-02-02-01)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau ventilasi yang adekuat.
3. Obstruksi Jalan Napas (F-02-03-01)
Definisi: Hambatan aliran udara melalui jalan napas atas dan/atau bawah.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, hasil keperawatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi manajemen ventilasi mekanik telah saya sampaikan sesuai dengan kode dan definisi yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 21032 | 24 Aug 2025
Klinis : pasien demam 39.8 C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, yaitu pasien dengan demam 39,8°C, maka berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
SDKI:
Hipertermia
Kode: 00007
Definisi: Suhu tubuh yang lebih tinggi dari normal, disertai dengan peningkatan metabolisme.
SIKI:
1. Manajemen Hipertermia (I-0103)
Definisi: Intervensi untuk mengontrol suhu tubuh yang lebih tinggi dari normal.
SLKI:
1. Suhu Tubuh Terkendali (H-0301)
Definisi: Pemeliharaan suhu tubuh dalam rentang normal.
Berdasarkan kondisi pasien yang dijelaskan, dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00007), dengan intervensi Manajemen Hipertermia (I-0103) dan hasil yang diharapkan adalah Suhu Tubuh Terkendali (H-0301). -
Article No. 21033 | 24 Aug 2025
Klinis : pasien demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
- SDKI: Hipertermia
- Kode: 10027
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- Kode: 10033
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena adanya keterbatasan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan.
- Terdiri dari kode, definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, dan faktor yang memperberat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Terdiri dari kode, definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Terdiri dari kode, definisi, aktivitas, dan kriteria hasil.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia dan Intoleransi Aktivitas, dengan penjelasan singkat yang telah diberikan di atas. Kode dan definisi untuk masing-masing diagnosa keperawatan juga telah dicantumkan. -
Article No. 21034 | 24 Aug 2025
Klinis : pasien demam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi pasien demam:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tak tergolongkan
Dalam konteks ini, kode ICD-10 R50.9 mewakili diagnosis demam yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori lain yang lebih spesifik. Hal ini dapat terjadi ketika penyebab demam belum dapat ditentukan secara jelas atau masih memerlukan evaluasi lebih lanjut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM untuk tindakan spesifik
- Deskripsi: Pada kondisi demam, tidak ada tindakan medis khusus yang perlu dikodekan berdasarkan ICD-9-CM. Penatalaksanaan yang mungkin dilakukan dapat meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemberian terapi simptomatik, atau tindakan lain yang sesuai dengan kondisi klinis pasien.
Dalam praktik klinis, diagnosis demam dengan kode ICD-10 R50.9 sering menjadi titik awal untuk menyelidiki penyebab yang mendasarinya. Dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk menentukan etiologi demam dan memberikan perawatan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 21035 | 24 Aug 2025
Klinis : pasien anak perempuan, usia 13 tahun datang ke igd dengan keluhan sesak napas dan demam yang tidak kunjung turun, saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan sesak nafas,batuk,pilek,demam, ada suara grok-grok, tentukan diagnosa sdki beserta kodenya dan siki slki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057\b Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah analisis dan rekomendasi Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\b0\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\b Kode SDKI: 00032\b0\par
\b Judul: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif\b0\par
\b Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.\b0\par
\par
\b PENJELASAN SINGKAT:\b0\par
\b SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0\ Diagnosa ini dipilih berdasarkan manifestasi klinis pasien, yaitu sesak napas, batuk, suara "grok-grok" (mengi/ronkhi), dan adanya sekret (dari batuk dan pilek). Data ini menunjukkan gangguan pada bersihan jalan napas akibat akumulasi sekret atau inflamasi.\par
\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
\b Kode: 0401\b0\par
\b Judul: Status Pernapasan\b0\par
\b Indikator yang Relevan:\b0\par
- 040102: Frekuensi napas dalam rentang normal\par
- 040104: Tidak ada suara napas adventisius (mengi/ronkhi)\par
- 040105: Tidak ada batuk\par
- 040107: Ekspansi dada simetris\par
\b Tujuan:\b0 Mencapai perbaikan status pernapasan dengan kriteria: frekuensi napas normal, tidak ada mengi, batuk terkontrol, dan ekspansi dada adekuat.\par
\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
\b Kode: 3240\b0\par
\b Judul: Manajemen Jalan Napas\b0\par
\b Aktivitas Intervensi:\b0\par
- 3240A: Kaji status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan suara napas)\par
- 3240B: Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi (misalnya, semi-Fowler)\par
- 3240C: Ajarkan teknik batuk efektif dan napas dalam\par
- 3240D: Lakukan fisioterapi dada jika diperlukan (dengan pertimbangan kondisi pasien)\par
- 3240E: Kolaborasi pemberian terapi oksigen dan nebulisasi sesuai instruksi dokter\par
- 3240F: Monitor keefektifan intervensi dan respons pasien\par
\par
\b Rasional:\b0 Intervensi ini ditujukan untuk mengurangi obstruksi jalan napas, memfasilitasi pengeluaran sekret, dan meningkatkan pertukaran gas. Kolaborasi dengan tim medis diperlukan untuk terapi farmakologis (seperti bronkodilator atau antipiretik) mengingat adanya demam dan gejala sistemik.\par
\par
\b Catatan:\b0 Diagnosa dan intervensi keperawatan harus selalu didasarkan pada pengkajian komprehensif, termasuk pemeriksaan fisik (auskultasi, saturasi oksigen), riwayat medis, dan hasil penunjang (seperti radiologi atau laboratorium). Evaluasi respons pasien terhadap intervensi harus dilakukan secara berkala.\par
} -
Article No. 21036 | 24 Aug 2025
Klinis : pasien anak perempuan, usia 13 tahun datang ke igd dengan keluhan sesak napas dan demam yang tidak kunjung turun, saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan sesak nafas,batuk,pilek,demam, ada suara grok-grok, tentukan diagnosa sdki beserta kodenya dan siki slki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.19041}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan keluhan dan hasil pengkajian pada pasien anak perempuan usia 13 tahun dengan keluhan sesak napas, demam persisten, batuk, pilek, dan suara "grok-grok", berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\b Diagnosa Keperawatan (SDKI):\b0 \par
\b Kode: 00032\b0 \par
\b Judul: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif\b0 \par
\b Definisi:\b0 Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.\par
\b Penjelasan Singkat:\b0 Kondisi pasien menunjukkan adanya penumpukan sekret di saluran napas yang ditandai dengan suara "grok-grok", sesak napas, batuk, dan pilek. Demam yang tidak kunjung turun dapat memperburuk kondisi karena meningkatkan produksi sekret dan inflamasi saluran napas.\par
\b Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):\b0 \par
\b Kode: 0301\b0 \par
\b Judul: Bersihan Jalan Napas\b0 \par
\b Kriteria Luaran:\b0 \par
1. Bunyi napas bersih (tanpa wheezing, ronchi, atau stridor)\par
2. Frekuensi napas dalam rentang normal sesuai usia\par
3. Tidak adanya sianosis\par
4. Tidak adanya batuk tidak produktif\par
5. Sekret dapat dikeluarkan dengan efektif\par
\b Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):\b0 \par
\b Kode: 3210\b0 \par
\b Judul: Manajemen Jalan Napas\b0 \par
\b Aktivitas Intervensi:\b0 \par
1. Kaji status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas)\par
2. Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam\par
3. Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler untuk optimalisasi ventilasi\par
4. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam\par
5. Lakukan fisioterapi dada jika diperlukan\par
6. Kolaborasi pemberian terapi oksigen dan nebulizer sesuai indikasi\par
7. Monitor tanda-tanda distress pernapasan dan respons terhadap terapi\par
8. Ajarkan keluarga tentang tanda-tanda gangguan jalan napas yang memerlukan penanganan segera\par
\b Rekomendasi Tambahan:\b0 \par
Pada pasien pediatri, pertimbangkan faktor tumbuh kembang dan komunikasi sesuai usia. Kolaborasi dengan tim medis untuk tatalaksana demam dan infeksi yang mendasari. Pemantauan ketat status hidrasi dan nutrisi juga diperlukan mengingat adanya demam persisten.\par
\i\fs18 Catatan: Dokumentasi keperawatan harus dilakukan secara lengkap dan objektif sesuai standar PPNI. Penyesuaian intervensi dapat dilakukan berdasarkan perkembangan kondisi pasien dan hasil reassessment berkala.\i0\fs22\par
} -
Article No. 21037 | 24 Aug 2025
Klinis : pasien anak perempuan, usia 13 tahun datang ke igd dengan keluhan sesak napas dan demam yang tidak kunjung turun, saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan sesak nafas,batuk,pilek,demam, ada suara grok-grok, tentukan diagnosa sdki beserta kodenya dan siki slki, sertakan penyebab dan tanda gejala mayor minor untuk sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\nowidctlpar\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\par \b DIAGNOSIS KEPERAWATAN\b0
\par
\par \b Kode SDKI:\b0 B.3.1.1.1 \b Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif\b0
\par
\par \b Penyebab (Etiologi):\b0 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), peningkatan produksi sekret (dahak), bronkospasme, atau edema mukosa saluran napas.
\par
\par \b Tanda dan Gejala Mayor:\b0
\par - \i Sesak napas\i0 (dispnea)
\par - \i Batuk tidak efektif\i0 atau tidak mampu mengeluarkan sekret
\par - \i Suara napas tambahan\i0 (mengi/grok-grok/ronkhi)
\par
\par \b Tanda dan Gejala Minor:\b0
\par - Demam
\par - Pilek (rinore)
\par - Takipnea (laju napas meningkat)
\par - Sianosis sekitar bibir (pada kondisi berat)
\par - Gelisah
\par
\par \b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0
\par \b Kode:\b0 B.3.1.1 \b Kriteria Luaran:\b0
\par - Jalan napas paten
\par - Bunyi napas bersih (vesikuler)
\par - Tidak ada sianosis
\par - Laju napas dalam rentang normal sesuai usia
\par - Ekspektorasi sputum efektif (jika ada)
\par - Gangguan tidur tidak ada
\par
\par \b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0
\par \b Kode:\b0 B.3.1.1 \b Manajemen Jalan Napas\b0
\par \b Aktivitas Keperawatan:\b0
\par - Kaji status pernapasan (laju, irama, kedalaman, bunyi napas)
\par - Posisikan semi-Fowler atau Fowler untuk memudahkan ekspansi paru
\par - Ajarkan dan bantu latihan napas dalam dan batuk efektif
\par - Lakukan fisioterapi dada (postural drainage dan perkusi) jika indikasi
\par - Kolaborasi pemberian terapi oksigen sesuai order
\par - Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan mukolitik sesuai order
\par - Monitor tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
\par - Ajarkan pentingnya hidrasi adekuat untuk mengencerkan sekret
\par
\par \b Catatan:\b0 Diagnosis dan intervensi keperawatan ini bersifat umum. Penetapan yang definitif memerlukan pengkajian keperawatan yang komprehensif dan terus-menerus, serta harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan kebijakan institusi.
\par
\par }