Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9562 | 21 Dec 2024
Klinis : Sdri A Perempuan usia 20 tahun. merupakan seorang mahasiswi. Sdri A juga bekerja di toko siap saji untuk menambah uang saku dan biaya kuliah. Sdri A telah ditinggal oleh orang tuanya karena kecelakaan saat ini menjadi tumpuan hidup bagi adik-adiknya yang masih sekolah SMP dan SD. • Pada saat pengkajian Sdri A mengatakan frustasi dan lelah terhadap hidupnya. Sdri merasa tertekan dan malu karena beban pekerjaan yang tinggi mengharuskan untuk lembur sedangkan keesokan harinya harus menjalani kuliah. Wajahnya tidak terawat dan Sdri A merasa ragu terhadap masa depanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan Kronis (NANDA-I: 00093)
Definisi: Pengalaman subjektif yang berkelanjutan dari keletihan atau energi yang berkurang, yang menyebabkan kapasitas yang berkurang untuk bekerja secara fisik dan mental.
2. Kesedihan Disfungsional (NANDA-I: 00034)
Definisi: Reaksi emosional dan fisik terhadap kehilangan yang dirasakan tidak sesuai atau tidak proporsional dengan realitas kehilangan.
3. Gangguan Citra Tubuh (NANDA-I: 00118)
Definisi: Gangguan persepsi tentang penampilan fisik seseorang.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kelelahan Kronis: Tanda dan gejala utama meliputi keletihan berkelanjutan, kurang motivasi, dan penurunan kemampuan untuk beraktivitas.
2. Kesedihan Disfungsional: Tanda dan gejala utama meliputi perasaan sedih yang berkepanjangan, rasa bersalah, dan penurunan minat terhadap aktivitas.
3. Gangguan Citra Tubuh: Tanda dan gejala utama meliputi persepsi negatif terhadap penampilan fisik, perasaan tidak puas dengan penampilan, dan penghindaran interaksi sosial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kelelahan Kronis: Luaran yang diharapkan adalah peningkatan energi, peningkatan motivasi, dan peningkatan kemampuan beraktivitas.
2. Kesedihan Disfungsional: Luaran yang diharapkan adalah penurunan perasaan sedih, penurunan rasa bersalah, dan peningkatan minat terhadap aktivitas.
3. Gangguan Citra Tubuh: Luaran yang diharapkan adalah peningkatan persepsi positif terhadap penampilan fisik, peningkatan kepuasan terhadap penampilan, dan peningkatan interaksi sosial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kelelahan Kronis: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi manajemen energi, terapi aktivitas, dan konseling.
2. Kesedihan Disfungsional: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi terapi dukungan, terapi kognitif, dan terapi kelompok.
3. Gangguan Citra Tubuh: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi terapi kognitif, terapi perilaku, dan terapi kelompok. -
Article No. 9563 | 21 Dec 2024
Klinis : Sdri A Perempuan usia 20 tahun. merupakan seorang mahasiswi. Sdri A juga bekerja di toko siap saji untuk menambah uang saku dan biaya kuliah. Sdri A telah ditinggal oleh orang tuanya karena kecelakaan saat ini menjadi tumpuan hidup bagi adik-adiknya yang masih sekolah SMP dan SD. • Pada saat pengkajian Sdri A mengatakan frustasi dan lelah terhadap hidupnya. Sdri merasa tertekan dan malu karena beban pekerjaan yang tinggi mengharuskan untuk lembur sedangkan keesokan harinya harus menjalani kuliah. Wajahnya tidak terawat dan Sdri A merasa ragu terhadap masa depanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi Sdri A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Burnout
Penjelasan Singkat:
Sdri A mengalami gejala-gejala burnout, yaitu perasaan frustasi, lelah, tertekan, dan ragu terhadap masa depannya. Hal ini disebabkan oleh beban kerja yang tinggi serta tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga, di mana ia harus bekerja paruh waktu untuk membiayai kehidupan adik-adiknya yang masih sekolah, sementara ia juga harus menjalani perkuliahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Judul: Risiko Burnout
Definisi: Rentan mengalami kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat stres berkepanjangan yang melebihi kemampuan koping individu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Stres
2. Pemulihan Diri
3. Dukungan Sosial
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Stres
2. Peningkatan Harga Diri
3. Konseling
4. Terapi Relaksasi
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya menyarankan agar Sdri A dapat mengelola stres dan burnout yang dialaminya. Diperlukan dukungan sosial, konseling, serta teknik relaksasi untuk membantu Sdri A memulihkan kondisi fisik, mental, dan emosionalnya. Dengan demikian, Sdri A dapat kembali fokus pada perkuliahan dan tanggung jawab keluarganya dengan lebih baik. -
Article No. 9564 | 21 Dec 2024
Klinis : Sdri A Perempuan usia 20 tahun. merupakan seorang mahasiswi. Sdri A juga bekerja di toko siap saji untuk menambah uang saku dan biaya kuliah. Sdri A telah ditinggal oleh orang tuanya karena kecelakaan saat ini menjadi tumpuan hidup bagi adik-adiknya yang masih sekolah SMP dan SD. • Pada saat pengkajian Sdri A mengatakan frustasi dan lelah terhadap hidupnya. Sdri merasa tertekan dan malu karena beban pekerjaan yang tinggi mengharuskan untuk lembur sedangkan keesokan harinya harus menjalani kuliah. Wajahnya tidak terawat dan Sdri A merasa ragu terhadap masa depanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Sdri A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan Berhubungan dengan Beban Pekerjaan yang Tinggi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelelahan adalah sensasi keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan kegiatan fisik dan mental akibat ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan energi yang dipulihkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien mampu mengidentifikasi penyebab kelelahan.
2. Klien mampu menerapkan manajemen energi yang efektif.
3. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola penyebab kelelahan.
3. Ajarkan teknik manajemen energi untuk mengurangi kelelahan.
4. Bantu klien mengatur jadwal aktivitas dan istirahat.
5. Berikan dukungan emosional untuk meningkatkan motivasi.
2. Gangguan Citra Tubuh Berhubungan dengan Penampilan Fisik yang Terabaikan
SDKI:
Gangguan citra tubuh adalah persepsi negatif terhadap penampilan fisik yang disebabkan oleh perubahan fisik atau psikologis.
SLKI:
1. Klien mampu mengidentifikasi faktor yang memengaruhi citra tubuh.
2. Klien mampu menerapkan strategi untuk meningkatkan citra tubuh.
3. Klien menunjukkan peningkatan kepuasan terhadap penampilan fisik.
SIKI:
1. Identifikasi faktor yang memengaruhi citra tubuh klien.
2. Bantu klien mengeksplorasi persepsi negatif terhadap penampilan fisik.
3. Ajarkan teknik merawat penampilan fisik untuk meningkatkan citra tubuh.
4. Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk menerima diri.
Dengan pendekatan keperawatan yang komprehensif, diharapkan Sdri A dapat mengembangkan strategi untuk mengelola kelelahan, meningkatkan citra tubuh, dan menghadapi tantangan hidup secara lebih positif. -
Article No. 9565 | 21 Dec 2024
Klinis : 2. Seorang anak perempuan bernama An.A berusia 11 tahun dirawat di ruang PICU diagnosa masuk yaitu DHF Grade III dengan kekuhan muntah dengan warna cairan hitam kemerahan lebih dari 3 kali sejak pagi, pasien juga mengeluhkan batuk, sesak dan nyeri dada. Pasien sempat mimisan 1 kali. Kondisi umum klien lemah, GCS E4V5M6, TD: 86/50 mmHg, N: 60x/menit, RR: 26x/menit, SPO2 awal: 47%, SpO2: 80% dengan O2 NRBM 15 lpm, suhu: 36,50C, sianosis pada bibir, ditemukan gallop, suara napas ronkhi, terdapat clubbing finger. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis utama pada kasus ini adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A97.1
- Deskripsi: Demam berdarah dengue dengan tanda-tanda kebocoran plasma, grade III (DHF Grade III)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemberian oksigen, tidak dinyatakan cara lain
Penjelasan:
Pasien An.A, seorang anak perempuan berusia 11 tahun, dirawat di ruang PICU dengan diagnosis masuk yaitu DHF Grade III. Gejala utama yang dialami pasien adalah muntah dengan cairan berwarna hitam kemerahan, batuk, sesak napas, dan nyeri dada. Selain itu, pasien juga mengalami mimisan, kondisi umum lemah, tekanan darah rendah, dan sianosis pada bibir. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya gallop, ronki, dan clubbing finger.
Berdasarkan kriteria diagnosis DHF Grade III, pasien memenuhi tanda-tanda kebocoran plasma yang ditandai dengan muntah dengan cairan berwarna gelap, tekanan darah rendah, dan sianosis. Kode ICD-10 yang sesuai adalah A97.1 (Demam berdarah dengue dengan tanda-tanda kebocoran plasma, grade III).
Terkait dengan tindakan medis, pasien diberikan oksigen melalui NRBM 15 lpm untuk mengatasi hipoksemia. Kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 93.90 (Pemberian oksigen, tidak dinyatakan cara lain).
Masalah keperawatan utama yang dapat diidentifikasi pada kasus ini adalah gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan penurunan saturasi oksigen (SpO2 awal 47%, meningkat menjadi 80% dengan O2 NRBM 15 lpm) dan tanda-tanda sianosis. -
Article No. 9566 | 21 Dec 2024
Klinis : 2. Seorang anak perempuan bernama An.A berusia 11 tahun dirawat di ruang PICU diagnosa masuk yaitu DHF Grade III dengan kekuhan muntah dengan warna cairan hitam kemerahan lebih dari 3 kali sejak pagi, pasien juga mengeluhkan batuk, sesak dan nyeri dada. Pasien sempat mimisan 1 kali. Kondisi umum klien lemah, GCS E4V5M6, TD: 86/50 mmHg, N: 60x/menit, RR: 26x/menit, SPO2 awal: 47%, SpO2: 80% dengan O2 NRBM 15 lpm, suhu: 36,50C, sianosis pada bibir, ditemukan gallop, suara napas ronkhi, terdapat clubbing finger. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis dan tindakan medis yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A97.1
- Deskripsi: Demam berdarah dengue dengan tanda-tanda kebocoran plasma
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemberian oksigen, tidak lain
Penjelasan:
Pasien An.A, seorang anak perempuan berusia 11 tahun, dirawat di ruang PICU dengan diagnosis masuk Demam Berdarah Dengue (DBD) Grade III. Pasien menunjukkan gejala utama berupa muntah dengan cairan berwarna hitam kemerahan, batuk, sesak napas, dan nyeri dada. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda kekurangan oksigen (sianosis pada bibir), penurunan tekanan darah, takikardia, takipnea, dan penurunan saturasi oksigen yang signifikan. Temuan klinis lainnya, seperti gallop, ronki napas, dan clubbing finger, mengindikasikan adanya komplikasi perdarahan dan gangguan kardiovaskular.
Berdasarkan kriteria diagnosis DBD WHO, pasien memenuhi kriteria DBD Grade III, yang ditandai dengan kebocoran plasma, hemokonsentrasi, dan penurunan trombosit. Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah A97.1, yaitu Demam Berdarah Dengue dengan tanda-tanda kebocoran plasma.
Terkait tindakan medis, deskripsi yang paling sesuai berdasarkan kode ICD-9-CM adalah 93.90, yaitu Pemberian oksigen. Hal ini dikarenakan pasien membutuhkan terapi oksigen untuk mengatasi hipoksemia yang ditunjukkan oleh penurunan saturasi oksigen.
Masalah keperawatan utama yang dapat diidentifikasi dalam kasus ini adalah Gangguan Pertukaran Gas yang berhubungan dengan penurunan curah jantung, kebocoran plasma, dan perdarahan pada DBD Grade III. -
Article No. 9567 | 21 Dec 2024
Klinis : 2. Seorang anak perempuan bernama An.A berusia 11 tahun dirawat di ruang PICU diagnosa masuk yaitu DHF Grade III dengan kekuhan muntah dengan warna cairan hitam kemerahan lebih dari 3 kali sejak pagi, pasien juga mengeluhkan batuk, sesak dan nyeri dada. Pasien sempat mimisan 1 kali. Kondisi umum klien lemah, GCS E4V5M6, TD: 86/50 mmHg, N: 60x/menit, RR: 26x/menit, SPO2 awal: 47%, SpO2: 80% dengan O2 NRBM 15 lpm, suhu: 36,50C, sianosis pada bibir, ditemukan gallop, suara napas ronkhi, terdapat clubbing finger. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita oleh An.A, masalah keperawatan utama yang dapat diidentifikasi adalah:
Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
- Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Penurunan Curah Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Standar Label Keperawatan Indonesia (SLKI): Tanda dan gejala yang muncul pada An.A seperti takikardi, tekanan darah rendah, sianosis, gallop, dan ronkhi menunjukkan adanya penurunan curah jantung.
- Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung antara lain memantau tanda-tanda vital, mengatur posisi pasien, pemberian oksigen, pemberian obat-obatan, serta pemantauan output urine.
Dengan demikian, masalah keperawatan utama yang dapat diidentifikasi pada kasus An.A adalah Penurunan Curah Jantung, yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil, sianosis, serta adanya gallop dan ronkhi. -
Article No. 9568 | 21 Dec 2024
Klinis : 3. Seorang anak perempuan berusia 8 tahun didiagnosis dengan Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) dan sedang menjalani siklus kemoterapi. Selama perawatan, anak ini mengalami penurunan nafsu makan, mual, dan muntah yang sering, serta merasa sangat lemas. Orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ingin makan apa pun dan hanya menginginkan makanan manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin, serta penurunan fungsi hati dan ginjal. Anak ini juga terlihat cemas dan khawatir tentang pengobatan yang dijalaninya. Apa masalah keperawatan utama dari kasus tersebut? *
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat mengidentifikasi beberapa masalah keperawatan utama pada kasus seorang anak perempuan berusia 8 tahun yang didiagnosis dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dan sedang menjalani siklus kemoterapi, berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang terdiri dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Masalah Keperawatan Utama:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan preferensi hanya untuk makanan manis, yang ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan kadar hemoglobin, dan penurunan fungsi hati dan ginjal.
2. Kecemasan: Berhubungan dengan kondisi penyakit dan proses pengobatan yang dijalani, yang ditandai dengan ekspresi kekhawatiran anak terhadap pengobatannya.
3. Intoleransi Aktivitas: Berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan anak, yang ditandai dengan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat Standar dari PPNI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons individu terhadap masalah kesehatan, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan, sehingga dapat diukur dan dievaluasi keberhasilannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau aktivitas keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dengan menggunakan standar PPNI ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan yang berpusat pada pasien. -
Article No. 9569 | 21 Dec 2024
Klinis : pasien mengalami sesak nafas dan henti jantung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengalami sesak nafas dan henti jantung, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (sesak nafas)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.60
- Deskripsi: Resusitasi kardiopulmonar, tidak dijelaskan lebih lanjut
Penjelasan:
Kode ICD-10 R06.0 (Dispnea) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan gejala sesak nafas yang dialami oleh pasien. Henti jantung, atau dalam istilah medis dikenal sebagai "Cardiac Arrest", biasanya akan dikode secara terpisah menggunakan kode ICD-10 I46.9 (Henti jantung, tidak dijelaskan lebih lanjut).
Kode ICD-9-CM 99.60 (Resusitasi kardiopulmonar, tidak dijelaskan lebih lanjut) merupakan kode prosedur yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi henti jantung pada pasien, yang meliputi upaya-upaya untuk memulihkan fungsi jantung dan pernapasan.
Sebagai catatan, kode ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan tindakan medis di negara-negara yang masih menggunakan sistem klasifikasi ICD-9-CM, sedangkan kode ICD-10 digunakan untuk mengkodekan diagnosis di negara-negara yang telah beralih ke sistem klasifikasi ICD-10. -
Article No. 9570 | 21 Dec 2024
Klinis : pasien datang ke IGD dengan keluhan lemah dan apabila Berjalan jauh Cepat lelah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan pasien, yang datang ke IGD dengan keluhan lemah dan cepat lelah saat berjalan jauh, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Kelelahan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R53.1 menggambarkan kondisi kelelahan (fatigue) yang dialami oleh pasien. Kelelahan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti aktivitas fisik yang berlebihan, kondisi medis tertentu, atau masalah gaya hidup.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang spesifik
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang spesifik diperlukan untuk kondisi ini, selain evaluasi klinis dan manajemen gejala.
Penjelasan:
- Untuk kondisi kelelahan, tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik. Penanganan biasanya melibatkan evaluasi klinis untuk mengidentifikasi penyebab dan memberikan perawatan yang sesuai, seperti istirahat, perbaikan gaya hidup, atau pengobatan jika diperlukan.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 yang sesuai untuk diagnosis pasien ini adalah R53.1 (Kelelahan), dan tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik, karena penanganan umumnya berfokus pada evaluasi dan manajemen gejala. -
Article No. 9571 | 21 Dec 2024
Klinis : pasien datang ke IGD dengan keluhan lemah dan apabila Berjalan jauh Cepat lelah pasien datang ke IGD dengan keluhan lemah dan apabila Berjalan jauh Cepat lelah pasien datang ke IGD dengan keluhan lemah dan apabila Berjalan jauh Cepat lelah pasien datang ke IGD dengan keluhan lemah dan apabila Berjalan jauh Cepat lelah pasien datang ke IGD dengan keluhan lemah dan apabila Berjalan jauh Cepat lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas adalah pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, dan menunjukkan peningkatan kemampuan fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen energi, Latihan aktivitas, Manajemen fatigue, dan Edukasi manajemen aktivitas.
Kesimpulan:
Pasien mengalami intoleransi aktivitas yang ditandai dengan keluhan lemah dan cepat lelah saat berjalan jauh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen energi, latihan aktivitas, manajemen fatigue, dan edukasi manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan kemampuan fisik pasien.