Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11488 | 25 Jan 2025
Klinis : anak mual karena obat kemoterapi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak yang mual karena obat kemoterapi.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak yang mual karena obat kemoterapi adalah "Mual". Mual didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau ingin muntah. Pada anak yang menjalani kemoterapi, mual seringkali terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang diberikan. Mual dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk makan dan minum, sehingga dapat berdampak pada status nutrisi dan hidrasi anak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan anak dapat:
1. Menunjukkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
2. Melaporkan pengurangan rasa tidak nyaman akibat mual.
3. Mampu mempertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
4. Menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Menunjukkan peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan secara umum.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Mual:
- Identifikasi penyebab dan faktor pemicu mual pada anak.
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis untuk mengurangi mual.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual.
- Lakukan manajemen lingkungan yang dapat meminimalkan rangsangan yang dapat memicu mual.
2. Manajemen Nutrisi:
- Lakukan evaluasi status nutrisi dan hidrasi anak.
- Berikan makanan dan cairan yang mudah ditoleransi, sesuai dengan preferensi anak.
- Berikan makanan kecil dan sering untuk mencegah terjadinya mual.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan nutrisi yang adekuat.
3. Manajemen Kenyamanan:
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan anak.
- Lakukan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan kenyamanan, seperti terapi relaksasi dan distraksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberikan pendekatan holistik dalam mengatasi mual.
4. Edukasi dan Dukungan:
- Berikan edukasi kepada anak dan keluarga tentang mual, penyebab, dan manajemennya.
- Dorong anak dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada anak dan keluarga selama proses pengobatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan anak dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan frekuensi dan intensitas mual, peningkatan asupan nutrisi dan hidrasi, serta peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan anak secara keseluruhan. -
Article No. 11489 | 25 Jan 2025
Klinis : kelelahan akibat anemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi kelelahan akibat anemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kelelahan akibat anemia adalah "Fatigue" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Fatigue didefinisikan sebagai pengalaman terus-menerus dan subyektif akan keletihan dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan. Fatigue dapat disebabkan oleh anemia, yang merupakan kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, sehingga dapat menyebabkan penurunan transportasi oksigen ke jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tidur yang adekuat: Pasien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam per hari dan bangun merasa segar.
2. Peningkatan energi: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa cepat merasa lelah.
3. Peningkatan toleransi aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas fisik dan mental tanpa kelelahan yang berlebihan.
4. Penurunan keluhan kelelahan: Pasien melaporkan penurunan atau hilangnya rasa lelah yang dialami sebelumnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Manajemen energi:
- Ajarkan pasien teknik manajemen energi, seperti mengatur waktu istirahat dan aktivitas.
- Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dan aktivitas yang perlu dihindari sementara.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur sesuai toleransi.
2. Manajemen nutrisi:
- Kaji kebutuhan nutrisi pasien, terutama asupan zat besi dan vitamin.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai, seperti meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi dan vitamin C.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat untuk mengatasi anemia.
3. Manajemen istirahat dan tidur:
- Bantu pasien untuk mengatur pola tidur yang adekuat, seperti mempertahankan jadwal tidur yang teratur.
- Identifikasi dan atasi faktor-faktor yang dapat mengganggu tidur, seperti nyeri, kecemasan, atau lingkungan yang tidak nyaman.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur yang berkualitas.
4. Monitoring dan evaluasi:
- Pantau tanda-tanda vital, kadar hemoglobin, dan status nutrisi pasien secara berkala.
- Evaluasi efektivitas intervensi keperawatan yang telah diberikan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk memastikan penanganan yang komprehensif.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tidur yang adekuat, peningkatan energi, peningkatan toleransi aktivitas, dan penurunan keluhan kelelahan akibat anemia. -
Article No. 11490 | 25 Jan 2025
Klinis : nyeri perut, mual muntah 3 hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi nyeri perut, mual muntah 3 hari.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut dan panggul lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.2
- Deskripsi: Pemberian anti-emetik (obat anti mual-muntah)
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R10.4 (Nyeri perut dan panggul lainnya) dipilih karena pasien mengalami keluhan nyeri perut, yang merupakan salah satu manifestasi dari kode ini.
- Jika pasien mengalami mual dan muntah selama 3 hari, maka tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian obat anti-emetik (kode ICD-9-CM 92.2). Obat ini berfungsi untuk mengatasi keluhan mual dan muntah yang dialami oleh pasien.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya harus memastikan pengkodean yang tepat agar rekam medis pasien dapat terdokumentasi dengan baik dan dapat digunakan untuk keperluan klinis, administrasi, dan epidemiologi kesehatan. -
Article No. 11491 | 25 Jan 2025
Klinis : nyeri perut, mual muntah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri perut, mual muntah selama 3 hari.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Mual
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri berkurang, tingkat kecemasan menurun, dan kemampuan untuk beraktivitas meningkat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nyeri, kolaborasi pemberian analgesik, dan intervensi nonfarmakologis.
2. Mual
- SDKI: Sensasi yang tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Pasien melaporkan mual berkurang, tidak terjadi muntah, dan asupan cairan dan makanan adekuat.
- SIKI: Manajemen mual, terapi antiemetik, dan intervensi nonfarmakologis.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menyarankan untuk segera melakukan evaluasi komprehensif, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang relevan. Berdasarkan hasil evaluasi, akan ditentukan rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk menangani nyeri perut dan mual muntah yang dialami pasien. -
Article No. 11492 | 25 Jan 2025
Klinis : nyeri perut, mual muntah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri perut, mual, dan muntah selama 3 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri perut, mual, dan muntah selama 3 hari, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Mual" (SDKI, 2016). Mual didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di epigastrium yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah. Mual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti iritasi gastrointestinal, obat-obatan, dan infeksi.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Mual: Pasien dapat mengendalikan sensasi mual yang dirasakan.
2. Kontrol Muntah: Pasien dapat mengendalikan keinginan untuk muntah.
3. Manajemen Nyeri: Pasien dapat mengelola nyeri perut yang dirasakan.
4. Peningkatan Status Nutrisi: Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Mual:
a. Identifikasi penyebab mual dan faktor yang mempengaruhinya.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antiemetik atau obat lain yang dapat mengurangi mual.
c. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat membantu mengurangi mual.
d. Ajarkan teknik relaksasi atau distraksi untuk mengurangi sensasi mual.
2. Manajemen Muntah:
a. Pantau tanda-tanda vital dan jumlah cairan yang hilang akibat muntah.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antiemetik atau cairan intravena jika diperlukan.
c. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
d. Ajarkan teknik untuk mengurangi frekuensi muntah, seperti makan sedikit tapi sering.
3. Manajemen Nyeri:
a. Identifikasi karakteristik nyeri, seperti lokasi, intensitas, durasi, dan faktor pemicu.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat.
d. Pantau efektivitas intervensi dan perkembangan kondisi pasien.
4. Peningkatan Status Nutrisi:
a. Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
c. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
d. Ajarkan teknik makan yang dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada pengendalian mual, muntah, nyeri, serta peningkatan status nutrisi, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan terjadi perbaikan kondisi yang signifikan. -
Article No. 11493 | 25 Jan 2025
Klinis : bab cair 3 hari, demam 7 hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu buang air besar cair selama 3 hari dan demam selama 7 hari, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R19.7
- Deskripsi: Diare tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Pemeriksaan endoskopi usus besar, tidak termasuk rektum
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R19.7 (Diare tidak spesifik):
- Kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu buang air besar cair selama 3 hari, dapat diklasifikasikan sebagai diare tidak spesifik berdasarkan kode ICD-10 R19.7.
- Diare tidak spesifik adalah kondisi dimana terjadi pengeluaran feses yang cair atau encer dalam frekuensi yang lebih sering dari normal, tanpa penyebab yang jelas.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 45.23 (Pemeriksaan endoskopi usus besar, tidak termasuk rektum):
- Jika dokter menemukan indikasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti endoskopi usus besar, maka kode prosedur yang sesuai adalah 45.23.
- Pemeriksaan endoskopi usus besar dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab diare dan mencari tanda-tanda infeksi atau kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala yang dialami pasien.
Dalam penanganan kasus ini, dokter atau perekam medis akan mempertimbangkan riwayat, gejala, dan temuan pemeriksaan fisik untuk menentukan diagnosis dan tindakan medis yang sesuai. Penatalaksanaan selanjutnya akan bergantung pada hasil evaluasi dan pemeriksaan yang dilakukan. -
Article No. 11494 | 25 Jan 2025
Klinis : bab cair 3 hari, demam 7 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi bab cair 3 hari dan demam 7 hari.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang disebutkan, yaitu bab cair selama 3 hari dan demam selama 7 hari, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Diare Akut" (SDKI, 2017). Diare akut didefinisikan sebagai pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, yang berlangsung kurang dari 14 hari (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Pemulihan fungsi pencernaan: Pasien menunjukkan frekuensi bab normal (1-2 kali per hari), konsistensi feses normal, dan tidak ada keluhan nyeri abdomen (SLKI, 2019).
2. Penurunan suhu tubuh: Pasien menunjukkan suhu tubuh normal (36,5-37,5°C) tanpa gejala demam (SLKI, 2019).
3. Peningkatan status hidrasi: Pasien menunjukkan mukosa oral lembab, turgor kulit baik, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi (SLKI, 2019).
4. Peningkatan pengetahuan tentang perawatan diri: Pasien dapat menjelaskan faktor penyebab, tanda-tanda, dan tindakan perawatan yang tepat untuk diare akut (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Menilai status cairan dan elektrolit pasien secara berkala
- Memantau intake dan output cairan
- Memberikan terapi rehidrasi oral atau intravena sesuai kebutuhan
- Mengatur diet rendah serat dan mudah dicerna
2. Manajemen Nyeri:
- Menilai tingkat nyeri pasien
- Memberikan analgesik sesuai dengan kondisi pasien
- Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti kompres hangat
3. Manajemen Demam:
- Memantau suhu tubuh pasien secara berkala
- Memberikan antipiretik sesuai indikasi
- Mengatur lingkungan yang sejuk dan nyaman
4. Edukasi Kesehatan:
- Menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan diare akut
- Mengajarkan teknik perawatan diri yang tepat, seperti menjaga kebersihan, mencuci tangan, dan mengonsumsi makanan mudah dicerna
- Memberikan informasi tentang pentingnya menjaga status hidrasi dan intake nutrisi yang adekuat
Dengan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan fungsi pencernaan, penurunan suhu tubuh, peningkatan status hidrasi, serta peningkatan pengetahuan tentang perawatan diri. Hal ini akan membantu mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 11495 | 25 Jan 2025
Klinis : Pasien muntah darah 1x saat sore hari, produksi NGT sebanyak 100 cc berwarna kehitaman, memiliki riwayat CKD on HD, hipertensi, stroke iskemik, kesadaran pasien compos mentis dengan GCS 11
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan gastrointestinal berhubungan dengan riwayat penyakit kronis (CKD, hipertensi, stroke iskemik)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perdarahan dari saluran cerna yang dapat mengancam kehidupan.
- Faktor risiko: Riwayat penyakit kronis (CKD, hipertensi, stroke iskemik), penggunaan obat-obatan tertentu, trauma abdominal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien tidak mengalami perdarahan gastrointestinal dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, perdarahan, serta pemberian obat-obatan sesuai instruksi medis untuk mencegah dan mengatasi perdarahan.
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien memiliki riwayat penyakit kronis yang meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah risiko perdarahan gastrointestinal berhubungan dengan riwayat penyakit kronis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, perdarahan, serta pemberian obat-obatan sesuai instruksi medis untuk mencegah dan mengatasi perdarahan. -
Article No. 11496 | 25 Jan 2025
Klinis : Pasien muntah darah 1x saat sore hari, produksi NGT sebanyak 100 cc berwarna kehitaman, memiliki riwayat CKD on HD, hipertensi, stroke iskemik, kesadaran pasien compos mentis dengan GCS 11
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perdarahan saluran cerna (SDKI, 2017)
Definisi: Keluarnya darah dari saluran cerna yang tidak terkontrol.
Penyebab: Perdarahan gastrointestinal, varises esofagus, ulkus peptik.
Tanda & Gejala: Muntah darah, produksi NGT berwarna kehitaman (melena), riwayat penyakit ginjal kronis (CKD) yang dapat menyebabkan gangguan hemostatik.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral (SDKI, 2017)
Definisi: Penurunan suplai oksigen ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab: Stroke iskemik, hipertensi.
Tanda & Gejala: Penurunan kesadaran, GCS 11 (compos mentis).
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Perdarahan dapat terkontrol
- Tidak ada muntah darah lagi
- Produksi NGT normal (pH 4-7, berwarna kuning/jernih)
- Hemodinamik stabil (TD, nadi, respirasi dalam batas normal)
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif
2. Perfusi jaringan serebral membaik
- Tidak ada penurunan kesadaran lebih lanjut
- GCS meningkat menjadi 15 (compos mentis)
- Tidak ada tanda-tanda gangguan neurologis baru
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perdarahan
- Monitor tanda-tanda vital dan karakteristik produksi NGT secara rutin
- Berikan terapi farmakologis sesuai resep (misalnya obat-obatan untuk menekan asam lambung, vasokonstriktor)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan endoskopi/intervensi lain jika perlu
- Berikan dukungan nutrisi dan cairan yang adekuat melalui NGT
- Ajarkan pasien dan keluarga terkait manajemen perdarahan
2. Manajemen Perfusi Serebral
- Monitor status neurologi secara berkala (GCS, refleks, tanda-tanda defisit neurologis)
- Berikan posisi semi-fowler untuk meningkatkan aliran darah ke otak
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan hipertensi dan pencegahan komplikasi stroke
- Berikan stimulasi kognitif dan latihan fisik sesuai toleransi pasien
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen stroke dan pencegahan komplikasi
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diinginkan dan memperbaiki kondisi pasien. -
Article No. 11438 | 24 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan terinfeksi penyakit campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut berhubungan dengan proses penyakit campak.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan demam dan ruam kulit yang disebabkan oleh penyakit campak.
3. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan ruam merah yang disebabkan oleh penyakit campak.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut
- SDKI: Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut
- SLKI: Tidak Terjadi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi, Manajemen Demam, Edukasi Pencegahan Infeksi
2. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Nyeri Terkontrol
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Analgetik, Edukasi Manajemen Nyeri
3. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Gangguan Integritas Kulit
- SLKI: Integritas Kulit Membaik
- SIKI: Perawatan Luka, Manajemen Kulit, Edukasi Perawatan Kulit
Sebagai perawat, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi penyakit campak, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.