Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9546 | 21 Dec 2024
Klinis : An. G usia 5 tahun, dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan tidak kencing sejak 4 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sempat demam 2 hari yang lalu.anak sejak 1 hari yang lalu mengalami penurunan kesadaran. Saat ini pasien tidak dapat berinteraksi dengan sekitar dengan respon nyeri tidak membuka mata. Pada saat ini pasien telah menjalani hari perawatan ke-2 di ruang PICU. HR: 115-130 kali per menit, S: 35,2-36,50C suara jantung S1 S2 tunggal, akral hangat, CRT <3 detik, dan edema di tangan dan kaki. Anak terdiagnosa sindroma nefrotik. Apa masalah keperawatan utama opada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak yang terhormat. Berdasarkan informasi yang diberikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi An. G sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan Utama:
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Sindroma Nefrotik
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan aliran darah ke jaringan perifer, yang dapat ditandai dengan perubahan suhu, warna, dan sensasi kulit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan perifer yang adekuat, yang ditandai dengan suhu ekstremitas hangat, warna kulit normal, CRT <3 detik, dan tidak ada edema.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
b. Observasi perubahan karakteristik kulit (warna, suhu, turgor, edema)
c. Pemberian posisi yang memfasilitasi aliran darah perifer
d. Pemberian cairan intravena sesuai indikasi
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan penyebab utama (sindroma nefrotik)
Selain diagnosa utama, pada kasus ini kemungkinan terdapat diagnosa keperawatan lain yang perlu dipertimbangkan, seperti Penurunan Kesadaran Berhubungan dengan Uremia dan Gangguan Keseimbangan Cairan Berhubungan dengan Sindroma Nefrotik.
Demikian penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan dan SDKI-SLKI-SIKI untuk kasus An. G. Mohon maaf apabila ada yang kurang jelas, dan saya siap untuk menjawab pertanyaan lebih lanjut. Wassalamualaikum. -
Article No. 9547 | 21 Dec 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 8 tahun didiagnosis dengan Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) dan sedang menjalani siklus kemoterapi. Selama perawatan, anak ini mengalami penurunan nafsu makan, mual, dan muntah yang sering, serta merasa sangat lemas. Orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ingin makan apa pun dan hanya menginginkan makanan manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin, serta penurunan fungsi hati dan ginjal. Anak ini juga terlihat cemas dan khawatir tentang pengobatan yang dijalaninya. Apa masalah keperawatan utama dari kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, masalah keperawatan utama yang saya identifikasi pada kasus anak perempuan berusia 8 tahun dengan Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah yang sering, serta penurunan kadar hemoglobin yang terlihat dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Penjelasan:
Anak ini mengalami penurunan intake nutrisi yang disebabkan oleh gejala-gejala kemoterapi seperti penurunan nafsu makan, mual, dan muntah. Hal ini dapat menyebabkan malnutrisi dan penurunan berat badan, serta memperburuk kondisi kesehatannya.
2. Kecemasan: Berhubungan dengan kekhawatiran terhadap proses pengobatan yang dijalani.
Penjelasan:
Anak ini mengalami kecemasan dan kekhawatiran terkait dengan pengobatan kemoterapi yang sedang dijalani. Kecemasan ini dapat mempengaruhi proses pengobatan dan recovery.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), perawat dapat menggunakan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah keperawatan utama pada kasus ini, seperti:
1. Intervensi untuk Ketidakseimbangan Nutrisi:
- Pemantauan asupan dan output nutrisi
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi
- Manajemen mual dan muntah
2. Intervensi untuk Kecemasan:
- Terapi bermain
- Dukungan emosional
- Terapi relaksasi
Dengan penanganan yang komprehensif dan kolaboratif antara perawat, tim medis, dan keluarga, diharapkan kondisi anak ini dapat stabil dan proses pengobatannya dapat berjalan dengan baik. -
Article No. 9548 | 21 Dec 2024
Klinis : Seorang anak perempuan bernama An.A berusia 11 tahun dirawat di ruang PICU diagnosa masuk yaitu DHF Grade III dengan kekuhan muntah dengan warna cairan hitam kemerahan lebih dari 3 kali sejak pagi, pasien juga mengeluhkan batuk, sesak dan nyeri dada. Pasien sempat mimisan 1 kali. Kondisi umum klien lemah, GCS E4V5M6, TD: 86/50 mmHg, N: 60x/menit, RR: 26x/menit, SPO2 awal: 47%, SpO2: 80% dengan O2 NRBM 15 lpm, suhu: 36,50C, sianosis pada bibir, ditemukan gallop, suara napas ronkhi, terdapat clubbing finger. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya adalah perawat profesional yang akan membantu Anda mengidentifikasi masalah keperawatan utama dan memberikan penjelasan singkat tentang SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kasus yang Anda berikan.
Berdasarkan informasi yang Anda sampaikan, masalah keperawatan utama pada kasus An.A adalah:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer yang berhubungan dengan Hipovolemia sekunder akibat Sindrom Demam Berdarah Dengue (DHF) Grade III.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Perfusi Jaringan Perifer adalah ketidakcukupan aliran darah ke jaringan perifer yang mengakibatkan penurunan pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Perfusi Jaringan Perifer Membaik, dengan indikator: Vital signs membaik, Ekstremitas hangat dan berwarna merah muda, Capillary refill time ≤ 3 detik, Kadar oksigen jaringan membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan tanda-tanda vital, Manajemen hipovolemia, Pemberian cairan intravena, Manajemen oksigen, Manajemen sianosis, Perawatan ekstremitas.
Dalam kasus ini, pasien mengalami hipovolemia akibat kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah dengan warna cairan hitam kemerahan, sehingga mengakibatkan penurunan perfusi jaringan perifer yang ditandai dengan sianosis, suara napas ronkhi, dan clubbing finger. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang utama adalah manajemen hipovolemia dan pemberian cairan intravena untuk memperbaiki perfusi jaringan.
Saya harap penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika masih ada pertanyaan, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 9549 | 21 Dec 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dengan Down syndrome (trisomi 21) dibawa oleh orang tuanya ke klinik untuk pemeriksaan rutin. Orang tua melaporkan bahwa anak ini mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan bicara, serta kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari seperti makan sendiri dan berjalan dengan stabil. Anak tersebut juga memiliki kekakuan otot pada tangan dan kaki, serta cenderung sering batuk dan sesak napas, yang menurut orang tua mungkin disebabkan oleh masalah pernapasan. Orang tua sangat khawatir dengan kemungkinan infeksi saluran pernapasan karena anak tersebut sering mengalami pilek. Apa masalah keperawatan utama dari kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, masalah keperawatan utama yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Gangguan Perkembangan Motorik Kasar Berhubungan dengan Down Syndrome
Penjelasan: Anak dengan Down Syndrome seringkali mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar, seperti terlambat dalam berjalan dan melakukan aktivitas fisik lainnya. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada perkembangan fisik dan kognitif yang dialami oleh anak dengan Down Syndrome.
2. Gangguan Komunikasi Berhubungan dengan Down Syndrome
Penjelasan: Anak dengan Down Syndrome juga sering mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi anak untuk mengekspresikan kebutuhan dan keinginannya.
3. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Berhubungan dengan Down Syndrome
Penjelasan: Anak dengan Down Syndrome memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami infeksi saluran pernapasan, seperti batuk dan sesak napas. Hal ini disebabkan oleh kelemahan sistem imun dan struktur anatomi pernapasan yang dapat dipengaruhi oleh kondisi Down Syndrome.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat mengacu pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Standar-standar tersebut memberikan panduan yang komprehensif dalam menentukan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, serta merencanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan pasien. -
Article No. 9550 | 21 Dec 2024
Klinis : intervensi buat operasi TURP
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan berikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang akan menjalani operasi TURP (Transurethral Resection of Prostate).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur operasi, penurunan sistem imun, dan kondisi medis yang mendasari.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
Faktor Penyebab: Prosedur operasi, trauma jaringan, dan inflamasi.
3. Risiko Perdarahan
Definisi: Rentan terhadap kehilangan darah yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur operasi, riwayat perdarahan, dan penggunaan antikoagulan.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidak terjadi Infeksi
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
2. Nyeri Terkontrol
Kriteria Hasil:
- Skala nyeri menurun dari sedang/berat menjadi ringan
- Pasien dapat beristirahat dan bergerak dengan nyaman
3. Tidak Terjadi Perdarahan
Kriteria Hasil:
- Tidak ada perdarahan aktif dari luka operasi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada penurunan kadar hemoglobin yang signifikan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Implementasi teknik aseptik saat perawatan luka
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan tanda infeksi
2. Nyeri Akut:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, kualitas, dll.)
- Pemberian analgesik sesuai dengan rekomendasi tim medis
- Penerapan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (distraksi, relaksasi, dll.)
- Evaluasi efektivitas pengelolaan nyeri dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
3. Risiko Perdarahan:
- Observasi tanda-tanda perdarahan pada luka operasi
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antikoagulan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan pentingnya pemantauan
Penjelasan rinci:
Dalam kondisi pasien yang akan menjalani operasi TURP, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Risiko Infeksi, Nyeri Akut, dan Risiko Perdarahan. Masing-masing diagnosa memiliki faktor risiko dan penyebab yang terkait dengan prosedur operasi dan kondisi medis pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah tidak terjadi infeksi, nyeri terkontrol, dan tidak terjadi perdarahan. Kriteria hasil untuk masing-masing luaran telah dijabarkan secara rinci.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) meliputi observasi, implementasi teknik aseptik, kolaborasi dengan tim medis, pemberian analgesik, penerapan manajemen nyeri non-farmakologis, dan edukasi pasien serta keluarga. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mencegah komplikasi, mengelola nyeri, dan memantau tanda-tanda perdarahan secara komprehensif.
Sebagai perawat, saya akan memastikan pelaksanaan asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien, berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, dan memantau kemajuan pasien secara berkelanjutan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 9551 | 21 Dec 2024
Klinis : acute lung injury
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi acute lung injury dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola pernapasan yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigen.
Penyebab: Gangguan mekanis paru, hipoksemia, respon inflamasi, perubahan struktur paru.
2. Pertukaran Gas Terganggu
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan pertukaran gas di alveoli dan cairan tubuh.
Penyebab: Kerusakan alveolar, gangguan difusi, gangguan mekanis paru.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Penyebab: Keterbatasan fisik, kelelahan, dispnea.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menyediakan definisi dan ciri-ciri khas dari setiap diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan berbagai luaran yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan untuk setiap diagnosis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada setiap diagnosis keperawatan.
Penggunaan standar ini memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, sistematis, dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan acute lung injury. -
Article No. 9558 | 21 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam mumai tadi malam, muncul bintik bintik Merah sejak semalam,bintik bintik Merah di badan dan di wajah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan respons imun yang terganggu, ditandai dengan demam, mual, dan munculnya bintik-bintik merah di badan dan wajah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan peningkatan risiko terkena atau terpapar agen infeksius.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah Bebas Infeksi, yang ditandai dengan tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi, suhu tubuh normal, dan tidak adanya bintik-bintik merah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko infeksi meliputi:
1. Observasi tanda-tanda infeksi
2. Pemberian terapi obat sesuai indikasi
3. Manajemen demam
4. Perawatan kulit dan luka
5. Edukasi pencegahan penularan infeksi
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan ini disampaikan dengan bahasa yang informatif, jelas, dan dapat dipahami oleh pasien. -
Article No. 9559 | 21 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam mulai tadi malam, muncul bintik bintik Merah sejak semalam,bintik bintik Merah di badan dan di wajah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien dengan keluhan demam dan muncul bintik-bintik merah di badan dan wajah, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen lingkungan, perawatan kulit, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam dan munculnya bintik-bintik merah di badan dan wajah, maka Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi. Hal ini dikarenakan adanya gejala yang mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi yang dapat mengganggu kesehatan pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, perawatan kulit, dan pemberian obat-obatan sesuai dengan indikasi untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi. -
Article No. 9560 | 21 Dec 2024
Klinis : Sdri A Perempuan usia 20 tahun. merupakan seorang mahasiswi. Sdri A juga bekerja di toko siap saji untuk menambah uang saku dan biaya kuliah. Sdri A telah ditinggal oleh orang tuanya karena kecelakaan saat ini menjadi tumpuan hidup bagi adik-adiknya yang masih sekolah SMP dan SD. • Pada saat pengkajian Sdri A mengatakan frustasi dan lelah terhadap hidupnya. Sdri merasa tertekan dan malu karena beban pekerjaan yang tinggi mengharuskan untuk lembur sedangkan keesokan harinya harus menjalani kuliah. Wajahnya tidak terawat dan Sdri A merasa ragu terhadap masa depanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (Fatigue)
- Definisi: Subjektif dan objektif kekurangan energi yang dirasakan dan membatasi kemampuan individu untuk berfungsi secara normal.
- Penyebab: Beban kerja yang tinggi, stres, masalah tidur, dan kehilangan orang yang dicintai.
- Gejala: Perasaan lelah, lesu, dan tidak bersemangat.
2. Stres Emosional (Emotional Distress)
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk beradaptasi secara efektif terhadap stressor yang dirasakan, yang mengakibatkan ketidakseimbangan psikologis, perilaku, dan/atau fisiologis.
- Penyebab: Beban pekerjaan yang berlebihan, kehilangan orang yang dicintai, dan kekhawatiran tentang masa depan.
- Gejala: Perasaan frustasi, sedih, dan keraguan terhadap masa depan.
3. Perubahan Penampilan Diri (Disturbed Self-Care)
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Penyebab: Kondisi emosional yang buruk, seperti depresi atau stres.
- Gejala: Penampilan yang tidak terawat.
SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Kelelahan (Fatigue)
- SLKI: Pemulihan Energi, Peningkatan Aktivitas Fisik
- SIKI: Manajemen Kelelahan, Terapi Aktivitas, Edukasi Manajemen Energi
2. Stres Emosional (Emotional Distress)
- SLKI: Penurunan Stres, Peningkatan Koping
- SIKI: Terapi Relaksasi, Konseling, Edukasi Manajemen Stres
3. Perubahan Penampilan Diri (Disturbed Self-Care)
- SLKI: Peningkatan Perawatan Diri
- SIKI: Bimbingan Perawatan Diri, Terapi Aktivitas, Edukasi Perawatan Diri
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, Sdri A mengalami beberapa masalah keperawatan, yaitu: kelelahan, stres emosional, dan perubahan penampilan diri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen kelelahan, terapi relaksasi, bimbingan perawatan diri, dan edukasi terkait manajemen energi, stres, dan perawatan diri. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemulihan energi, penurunan stres, dan peningkatan perawatan diri sehingga Sdri A dapat berfungsi secara optimal.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 9561 | 21 Dec 2024
Klinis : Sdri A Perempuan usia 20 tahun. merupakan seorang mahasiswi. Sdri A juga bekerja di toko siap saji untuk menambah uang saku dan biaya kuliah. Sdri A telah ditinggal oleh orang tuanya karena kecelakaan saat ini menjadi tumpuan hidup bagi adik-adiknya yang masih sekolah SMP dan SD. • Pada saat pengkajian Sdri A mengatakan frustasi dan lelah terhadap hidupnya. Sdri merasa tertekan dan malu karena beban pekerjaan yang tinggi mengharuskan untuk lembur sedangkan keesokan harinya harus menjalani kuliah. Wajahnya tidak terawat dan Sdri A merasa ragu terhadap masa depanya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Stres Berhubungan dengan Beban Pekerjaan dan Peran yang Berlebihan
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, Sdr A mengalami stres yang berhubungan dengan beban pekerjaan dan peran yang berlebihan. Sebagai seorang mahasiswi yang juga bekerja di toko siap saji, Sdr A merasa frustasi dan lelah terhadap hidupnya. Ia merasa tertekan dan malu karena harus lembur di tempat kerja, sementara keesokan harinya harus menjalani kuliah. Hal ini menunjukkan adanya beban pekerjaan dan peran yang berlebihan, yang menyebabkan stres pada Sdr A.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Manajemen Stres Meningkat
2. Koping Adaptif Meningkat
3. Harga Diri Meningkat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Stres
- Identifikasi sumber stres
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan, visualisasi, atau meditasi
- Bantu Sdr A untuk memprioritaskan aktivitas dan mengelola waktu dengan baik
- Dorong Sdr A untuk melakukan aktivitas rekreasi atau hobi yang menyenangkan
2. Peningkatan Koping
- Bantu Sdr A untuk mengidentifikasi strategi koping yang efektif
- Ajarkan teknik manajemen waktu dan pengelolaan tugas
- Dorong Sdr A untuk membangun jaringan dukungan sosial
3. Peningkatan Harga Diri
- Bantu Sdr A untuk mengidentifikasi dan menghargai kelebihan dirinya
- Ajarkan teknik asertivitas dan komunikasi yang efektif
- Dorong Sdr A untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat meningkatkan harga diri, seperti kegiatan organisasi atau komunitas
Penjelasan:
Dengan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan Sdr A dapat mengelola stres dengan baik, mengembangkan strategi koping yang adaptif, dan meningkatkan harga dirinya. Hal ini akan membantu Sdr A dalam menghadapi beban pekerjaan dan peran yang berlebihan, serta mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik.