Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9637 | 22 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan cegukan terus menerus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengalami cegukan terus-menerus.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan pola napas (00033)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Penjelasan:
Pasien mengalami cegukan terus-menerus, yang merupakan gangguan pola napas. Cegukan disebabkan oleh kontraksi diafragma yang tidak terkontrol, yang dapat mengganggu pola napas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pemulihan pola napas (1604)
Kriteria hasil:
1604.1 Frekuensi napas dalam rentang normal
1604.2 Irama napas teratur
1604.3 Kedalaman napas adekuat
1604.4 Tidak ada retraksi otot pernapasan
1604.5 Tidak ada napas cuping hidung
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen jalan napas (3140)
Intervensi:
3140.1 Memantau pola napas
3140.2 Mengatur posisi semi-fowler atau fowler
3140.3 Menganjurkan pasien untuk tenang dan rileks
3140.4 Mengajarkan teknik pernapasan diafragmatik
3140.5 Memberikan obat anti-cegukan sesuai resep
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat memulihkan pola napasnya dan mengatasi masalah cegukan yang terus-menerus. -
Article No. 9638 | 22 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh nyeri pada kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan nyeri pada kaki yang disampaikan oleh pasien, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M79.6
- Deskripsi: Nyeri pada ekstremitas
Penjelasan:
Kode ICD-10 M79.6 (Nyeri pada ekstremitas) mencakup keluhan nyeri yang dirasakan pada kaki atau ekstremitas lainnya. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti cedera, inflamasi, atau gangguan muskuloskeletal.
Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang secara langsung terkait dengan keluhan nyeri pada kaki, karena keluhan ini biasanya memerlukan evaluasi dan manajemen konservatif awal, seperti pemeriksaan fisik, pengobatan dengan obat-obatan, terapi fisik, atau intervensi lainnya yang bergantung pada penyebab spesifik.
Penilaian dan penanganan lebih lanjut akan bergantung pada temuan klinis, hasil pemeriksaan penunjang, dan diagnosis diferensial yang ditegakkan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang merawat pasien. -
Article No. 9639 | 22 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh nyeri pada kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan sedemikian rupa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Akut adalah pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri, dapat beradaptasi terhadap nyeri, dan dapat mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgetik sesuai resep, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Manajemen Aktivitas: mengatur aktivitas dan istirahat pasien, serta memberikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
3. Edukasi: memberikan informasi terkait penyebab, prognosis, dan penanganan nyeri kepada pasien dan keluarga.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam menangani keluhan nyeri pada pasien. -
Article No. 9640 | 22 Dec 2024
Klinis : lemes sejak kemarin malam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu "lemes sejak kemarin malam", berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Kelelahan (SDKI)
Penjelasan:
1. Kelelahan (SDKI):
- Definisi: Pengalaman fisik dan/atau mental yang menyebabkan keterbatasan kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Karakteristik mayor: Merasa letih, sulit berkonsentrasi, penurunan motivasi, penurunan produktivitas.
- Faktor yang berhubungan: Ketidakseimbangan aktivitas dan istirahat, proses penyakit, stres psikologis.
- Intervensi keperawatan (SLKI):
- Manajemen Kelelahan
- Peningkatan Energi
- Dukungan Emosional
2. Luaran Keperawatan (SIKI):
- Tingkat Energi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Indikator:
- Kelelahan fisik yang dilaporkan
- Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
- Tingkat motivasi
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang lebih komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan yang Anda alami. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada manajemen kelelahan, peningkatan energi, dan dukungan emosional untuk membantu Anda dalam pemulihan.
Apakah ada pertanyaan atau hal yang ingin Anda diskusikan lebih lanjut? -
Article No. 9641 | 22 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan 55 tahun dirawat diruang penyakit dalam mengeluh sesak nafas, hanya bisa tidur menggunakan lebih dari 2 bantal. Tampak lemah dan sesak napas, TD :140/80 mmHg, nadi 88x/ menit lemah, frekwensi napas 28 x/ menit, terdapat retraksi interkostal, napas cuping hidung, cianosis pada kaki, suhu dingin, suhu tubuh 36, 6°C, capillary refill pada kaki 4 detik, dingin dan sianosis pada kaki, pemeriksaan jantung : terdapat bunyi jantung tambahan S3 gallops, MAP: 100 mmHg, JVP: 2 cm. Hasil pemeriksaan fisik bunyi rales pada auskultasi paru, terdapat retraksi interkostal, ronchi basah halus (+), terdapat ascites (+), JVP 5+2 cmH2O, edema pada kedua kaki, sianosis pada kuku dan ujung jari, jari tangan dan kaki teraba dingin, pengisian kapiler 3 detik. Terpasang dower kateter produksi urine 700 cc dalam 24 jam SpO2 94%, terpasang O2 3lpm. Hasil rontgen terdapat gambaran cairan di paru, CTR 66%. Hasil pemeriksaan laboratorium Kalium 7 g/ dl. Gambaran EKG left ventrikel hipertropi dan ischemic inferior. Kalium 7 mmol/ L, CRP Kuantitatif/ HsCRP 11.19 mg/ dL. Terapi: Diit lunak (1700 kkal), Infus NaCl 0.9% 8 tpm, Digoksin 0.25 mg/ 24 jam PO, Nitrokaf Retard 2.5 mg/ 12 jam PO, Spironolactone 25 mg/ 24 jam PO. Miniaspi 80 mg/ 24 jam PO, Bioprexum 2.5 mg/ 24 jam PO, Atorvastatin 20 mg/ 24 jam. Pasien mengatakan bila beraktivitas sehari-hari sesak nafas semakin bertambah, aktivitas sehari-hari di bantu keluarga pasien bernafas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus ini adalah:
1. Kelebihan volume cairan (SDKI: Kelebihan Volume Cairan)
Penjelasan: Pasien mengalami gejala-gejala kelebihan volume cairan, seperti sesak napas, edema, sianosis, dan peningkatan tekanan vena jugularis. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi jantung yang tidak mampu memompa darah secara efektif.
2. Intoleransi aktivitas (SDKI: Intoleransi Aktivitas)
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas yang semakin bertambah saat melakukan aktivitas sehari-hari, menunjukkan bahwa pasien memiliki intoleransi terhadap aktivitas.
3. Kekurangan volume cairan (SDKI: Kekurangan Volume Cairan)
Penjelasan: Pasien menunjukkan tanda-tanda kekurangan volume cairan, seperti kulit dingin, capillary refill yang lambat, dan produksi urin yang rendah.
Standar diagnosis keperawatan yang digunakan adalah standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosis keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan:
- SLKI: Keseimbangan Cairan Terpelihara
- SIKI: Manajemen Cairan, Pengaturan Posisi, Pemantauan Cairan
2. Intoleransi aktivitas:
- SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat
- SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas, Edukasi Aktivitas
3. Kekurangan volume cairan:
- SLKI: Volume Cairan Memadai
- SIKI: Manajemen Cairan, Pemantauan Cairan, Pemberian Cairan
Dengan menerapkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan dari PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 9642 | 22 Dec 2024
Klinis : gangguan perfusi jaringan berdasarkan dengan retensi air dan hipernatremia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Jaringan Berhubungan dengan Retensi Air dan Hipernatremia
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik Utama: Adanya penurunan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan tubuh.
- Faktor Terkait: Retensi air dan hipernatremia dapat menyebabkan gangguan dalam perfusi jaringan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema, tidak ada tanda-tanda kekurangan oksigen di jaringan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Kaji adanya edema atau tanda-tanda kekurangan oksigen di jaringan.
c. Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan pasien.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi hipernatremia dan retensi air.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, merencanakan intervensi yang sesuai, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi gangguan perfusi jaringan yang disebabkan oleh retensi air dan hipernatremia pada pasien. -
Article No. 9643 | 22 Dec 2024
Klinis : gangguan pola napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Napas
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), gangguan pola napas didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar" (PPNI, 2017). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit pernapasan, gangguan neuromuskular, atau kondisi lain yang mempengaruhi kemampuan bernafas.
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan frekuensi napas
2. Perubahan kedalaman napas
3. Perubahan irama napas
4. Penggunaan otot bantu pernapasan
5. Kelelahan otot pernapasan
Faktor-faktor yang Berhubungan:
1. Kondisi patologis (penyakit pernapasan, gangguan neuromuskular)
2. Kecemasan
3. Nyeri
4. Obesitas
5. Kelemahan otot pernapasan
Intervensi Keperawatan (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI):
1. Pemantauan Respirasi
2. Manajemen Jalan Napas
3. Manajemen Oksigenasi
4. Manajemen Energi
5. Edukasi Kesehatan
Hasil Keperawatan (Standar Luaran Keperawatan Indonesia/SLKI):
1. Status Respirasi Membaik
2. Perfusi Jaringan Membaik
3. Manajemen Energi Membaik
4. Pengetahuan Tentang Kesehatan Meningkat
Sebagai perawat, kita harus memahami kondisi pasien secara komprehensif, melakukan pengkajian yang cermat, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, dan kemudian merencanakan serta melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini penting untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien dengan gangguan pola napas. -
Article No. 9644 | 22 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita berinisial Ny. S yang berusia 62 tahun mengeluh pusing sesak napas ketika kecapekan dan melakukan banyak aktivitas sehingga Ny. S sangat berhati hati dalam setiap aktivitasnya, Ny. S juga mengatakan bahwa ia pernah mengangkat sesuatu yang tidak terlalu berat dalam jarak 2 meter dan sudah merasa pengap. Ny. S mengatakan bahwa ia mempunyai riwayat flek paru. Ny. S mengatakan bahwa dirinya sudah tidak rutin melakukan kontrol sehingga dirinya sudah lama tidak mengkonsumsi obat paru. Lingkungan tempat tinggalnya terlihat tidak terawat dengan adanya kandang ayam pada pintu masuk rumahnya, ventilasi udara yang kurang, serta pencahayaan ruangan yang redup. Ny. S mengatakan hidung bagian kirinya terasa tersumbat saat malam hari. Ny. S mengatakan memiliki 1 cucu yang berusia 10 tahun dan memiliki riwayat sesak napas serta paru-paru basah. Hasil pemeriksaan tanda tanda vital yang didapatkan adalah tekanan darah 148/97 mmHg, suhu 32,5°C, nadi 78x/menit, frekuensi napas 13x/menit, SpO2 96%.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. S dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Sekresi berlebih, obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan.
Gejala dan Tanda:
- Suara napas tambahan (ronki, mengi)
- Sputum berlebih
- Sesak napas
- Perubahan pola napas
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan kelelahan.
Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan otot, keletihan.
Gejala dan Tanda:
- Dispnea pada saat aktivitas
- Kelelahan yang berlebihan
- Penurunan kemampuan fisik
- Peningkatan frekuensi jantung dan napas
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Status jalan napas bebas dari sekret
- Irama dan kedalaman napas dalam batas normal
- Tidak ada suara napas tambahan
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa sesak atau kelelahan
- Pasien melaporkan peningkatan energi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal saat aktivitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Auskultasi suara napas
- Monitor pola napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
- Berikan posisi semi fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif
2. Intoleransi Aktivitas
- Kaji aktivitas yang dapat dilakukan pasien dan tingkat energinya
- Atur rencana aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Berikan edukasi tentang manajemen energi
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang sesuai
- Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Libatkan keluarga dalam mendukung aktivitas pasien
Penjelasan tambahan:
Kondisi Ny. S dengan keluhan pusing, sesak napas, dan riwayat penyakit paru menunjukkan adanya masalah bersihan jalan napas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Faktor-faktor yang memengaruhi kondisinya antara lain riwayat flek paru, ketidakpatuhan minum obat, serta lingkungan tempat tinggal yang tidak mendukung. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas, meningkatkan toleransi aktivitas, dan melibatkan peran keluarga dalam perawatan Ny. S. -
Article No. 9645 | 22 Dec 2024
Klinis : Pasien demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang demam, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, lingkungan panas, dan lain-lain.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah:
a. Suhu tubuh kembali normal
b. Tanda-tanda vital stabil
c. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
d. Pasien dan keluarga memahami penyebab dan penanganan hipertermia
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani hipertermia, antara lain:
a. Manajemen suhu tubuh: memantau suhu tubuh, menggunakan kompres hangat/dingin, dan mengatur lingkungan
b. Manajemen cairan: mengganti cairan yang hilang, mempertahankan hidrasi
c. Manajemen nyeri: memberikan analgetik sesuai indikasi
d. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hipertermia
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi hipertermia pada pasien. -
Article No. 9646 | 22 Dec 2024
Klinis : Pasien demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien yang mengalami demam:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien demam adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan regulasi suhu tubuh. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan hipertermia antara lain peningkatan suhu tubuh, menggigil, kulit kemerahan, sakit kepala, dan rasa tidak enak badan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh pasien kembali normal (36,5°C - 37,5°C).
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah dalam batas normal.
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan kondisi, seperti berkurangnya menggigil, kulit tidak lagi kemerahan, dan merasa lebih nyaman.
4. Pasien dan keluarga memahami dan dapat menjelaskan kembali penyebab dan penanganan demam.
5. Pasien dan keluarga dapat melakukan tindakan mandiri untuk mengelola demam, seperti mengompres, minum obat antipiretik, dan menjaga hidrasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian komprehensif:
- Mengkaji tanda dan gejala demam, seperti suhu tubuh, menggigil, sakit kepala, dan rasa tidak enak badan.
- Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan demam, seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan regulasi suhu tubuh.
- Mengkaji tanda-tanda vital dan status hemodinamik pasien.
2. Manajemen demam:
- Memberikan obat antipiretik sesuai indikasi untuk menurunkan suhu tubuh.
- Mengompres dengan air hangat untuk membantu menurunkan suhu tubuh.
- Memfasilitasi istirahat yang cukup.
- Memantau suhu tubur secara berkala.
3. Manajemen cairan dan elektrolit:
- Memastikan asupan cairan yang adekuat untuk menjaga hidrasi.
- Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit, mukosa mulut kering, dan output urin yang sedikit.
- Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat demam.
4. Edukasi dan pengajaran kesehatan:
- Mengedukasi pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda-tanda, dan penanganan demam.
- Mengajarkan pasien dan keluarga tindakan mandiri untuk mengelola demam, seperti penggunaan obat antipiretik dan kompres.
- Mendorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan.
5. Pemantauan dan evaluasi:
- Memantau tanda-tanda vital dan kondisi umum pasien secara berkala.
- Mengevaluasi efektivitas intervensi dalam mencapai tujuan luaran yang diharapkan.
- Melakukan penyesuaian intervensi berdasarkan respon pasien.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan demam dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal.