Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9617 | 22 Dec 2024
Klinis : GDA Pagi 127 gula dara 1 Jam PP 257 HbA1C 6,4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, yaitu:
GDA Pagi: 127 mg/dL
Gula Darah 1 Jam PP: 257 mg/dL
HbA1C: 6,4%
Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah (SDKI)
Penjelasan: Pasien memiliki risiko mengalami ketidakstabilan kadar gula darah, ditandai dengan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu dan 1 jam post-prandial yang melebihi nilai normal.
2. Manajemen Regimen Terapeutik: Efektif (SLKI)
Penjelasan: Pasien memiliki kemampuan yang efektif dalam mengelola regimen terapeutik diabetes, namun masih perlu dilakukan evaluasi dan monitoring yang intensif.
3. Pengendalian Kadar Gula Darah (SIKI)
Penjelasan: Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu pasien dalam mengendalikan kadar gula darah agar tetap dalam rentang normal.
Sebagai perawat, saya akan melakukan evaluasi yang komprehensif, memberikan edukasi, dan menyusun rencana perawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai stabilitas kadar gula darah. Hal ini bertujuan untuk mencegah komplikasi dan memastikan pengelolaan diabetes yang efektif.
Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, untuk memastikan pendekatan yang holistik dalam penanganan kondisi pasien ini. Monitoring yang ketat, modifikasi gaya hidup, dan pengaturan regimen terapeutik akan menjadi fokus utama dalam perawatan pasien. -
Article No. 9618 | 22 Dec 2024
Klinis : Terpasang O2 Nasal 4 lpm. Pola nafas cepat 28 x/menit Hemoglobin : 10,90 PH : 7,443 PCO2 : 37,8 PO2 : 155,4 HCO3 : 25,4 FIO2 : 37 BUN 32,1 Hemoglobin : 10,90 Pasien mengatakan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang Anda berikan, maka dapat disimpulkan diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menginspirasi dan/atau ekspirasi yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau mengeluarkan sisa metabolisme karbon dioksida.
- Penyebab Utama: Gangguan mekanis pada sistem pernapasan, seperti kegagalan ventilasi.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab Utama: Peningkatan produksi sekret atau adanya obstruksi pada jalan napas.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Standar diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang dapat ditangani oleh perawat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar yang menggambarkan tindakan atau aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, seperti pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigen, suction, dan edukasi kepada pasien tentang teknik pernapasan yang benar. -
Article No. 9619 | 22 Dec 2024
Klinis : Terpasang O2 Nasal 4 lpm. Hemoglobin : 10,90 PH : 7,443 PCO2 : 37,8 PO2 : 155,4 HCO3 : 25,4 FIO2 : 37 BUN 32,1 Hemoglobin : 10,90 Pasien mengatakan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas dalam batas normal, irama teratur, dan pengembangan dada yang simetris.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi pasien, memantau status oksigenasi, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, dan mengajarkan teknik pernapasan.
Berdasarkan data yang diberikan, pasien terpasang oksigen nasal 4 lpm, dengan nilai laboratorium PO2 155,4 mmHg, menunjukkan adanya gangguan pola napas. Pasien juga mengeluhkan sesak napas, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Nafas Tidak Efektif.
Saya sebagai perawat akan melakukan pengkajian lebih lanjut, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, dan memantau perkembangan pasien untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 9620 | 22 Dec 2024
Klinis : Hemoglobin : 10,90 PH : 7,443 PCO2 : 37,8 PO2 : 155,4 HCO3 : 25,4 FIO2 : 37 BUN 32,1 Hemoglobin : 10,90 Pasien mengatakan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang ahli dalam bidang ini, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data laboratorium dan gejala yang dialami pasien, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas yang Berhubungan dengan Penurunan Ventilasi Alveolar Efektif.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami ketidakefektifan dalam pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida pada membran alveolar-kapiler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Pertukaran Gas yang Adekuat, yang ditandai dengan:
- Nilai pH, PCO2, dan PO2 dalam batas normal.
- Frekuensi napas dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
- Memantau status respirasi dan oksigenasi
- Mengatur posisi semi-fowler untuk meningkatkan ventilasi
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Mempertahankan jalan nafas yang bebas
- Mengajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
Berdasarkan data laboratorium yang Anda berikan, pasien mengalami gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan pH darah yang meningkat, PCO2 yang menurun, dan PO2 yang meningkat, serta keluhan sesak napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau status respirasi dan oksigenasi, mengatur posisi pasien, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan. -
Article No. 9621 | 22 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan sesak napas dan nyeri dada daerah operasi bertambah saat bergerak DO : - pasien tmpak Pernapasan pursed-lip - pasien duduk dengan gelisah karena sesak napas - Frekuensi nafas 22 x/menit - Terpasang O2 Nasal 4 lpm.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang Anda berikan, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Pola napas tidak efektif (00032)
2. Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif (00032) didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
- Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif
- Pasien dapat mengenali dan mengatasi penyebab perubahan pola napas
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Posisikan pasien senyaman mungkin untuk memudahkan pernapasan
- Anjurkan pasien untuk bernapas dengan teknik pursed-lip
- Ajarkan teknik relaksasi dan latihan napas dalam
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab pola napas yang tidak efektif
Dengan pendekatan komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 9622 | 22 Dec 2024
Klinis : Pasien Hipertiroid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan: Pasien dengan hipertiroid sering mengalami peningkatan metabolisme dan kehilangan berat badan yang tidak diinginkan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Hipertiroid dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan intoleransi terhadap aktivitas fisik karena peningkatan metabolisme dan pembentukan panas yang berlebihan.
3. Perubahan Pola Tidur
Penjelisan: Pasien dengan hipertiroid sering mengalami gangguan tidur, seperti kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, serta tidur yang tidak berkualitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI terdiri dari definisi, faktor yang berhubungan, karakteristik/kriteria diagnostik, dan batasan karakteristik untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SLKI terdiri dari judul luaran, definisi, indikator hasil, dan skala pengukuran untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SIKI terdiri dari judul intervensi, definisi, aktivitas, dan kriteria hasil untuk setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan membantu perawat untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 9623 | 22 Dec 2024
Klinis : Pasien Hipertiroid dada berdebar debar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien hipertiroid dengan keluhan dada berdebar-debar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Hipertiroid, peningkatan metabolisme, peningkatan kebutuhan nutrisi.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor Risiko: Hipertiroid, peningkatan metabolisme, palpitasi, kelelahan.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan yang tidak diketahui atau dirasakan.
- Faktor Risiko: Hipertiroid, gejala fisiologis (palpitasi, keringat berlebih), ketidakpastian penyakit.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi dan faktor risiko dari masing-masing diagnosa keperawatan.
- Berfungsi sebagai acuan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Berfungsi sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien hipertiroid dengan dada berdebar-debar telah saya sampaikan. Silakan jika ada pertanyaan lebih lanjut. -
Article No. 9624 | 22 Dec 2024
Klinis : dada berdebar debar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "dada berdebar-debar".
Diagnosa Keperawatan:
Palpitasi
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Palpitasi adalah sensasi jantung berdebar, berdenyut kuat, atau tidak beraturan yang dirasakan oleh pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan palpitasi adalah pasien dapat mengenali dan mengontrol gejala palpitasi, serta menunjukkan penurunan frekuensi dan intensitas palpitasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani palpitasi antara lain:
1. Manajemen Irama Jantung: Mengidentifikasi faktor pemicu, memantau tanda-tanda vital, dan mengajarkan teknik relaksasi.
2. Manajemen Stres: Mengidentifikasi sumber stres, mengembangkan strategi koping, dan memberikan teknik manajemen stres.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi tentang palpitasi, faktor risiko, dan penanganannya.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, mengidentifikasi faktor penyebab, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi gejala palpitasi dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 9625 | 22 Dec 2024
Klinis : Kekurangan kalium
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kekurangan kalium.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Elektrolit: Kekurangan Kalium
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana terdapat penurunan kadar kalium dalam tubuh, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi fisiologis.
- Penyebab: Asupan kalium yang tidak adekuat, kehilangan kalium yang berlebihan (diare, muntah, kehilangan cairan), redistribusi kalium, penggunaan obat-obatan tertentu.
- Karakteristik: Kram otot, kelemahan otot, fatigue, iritabilitas, depresi, aritmia jantung, perubahan pada EKG.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mendemonstrasikan peningkatan kadar kalium dalam batas normal, pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, pasien menunjukkan perubahan perilaku yang positif.
- Intervensi Keperawatan: Monitor kadar kalium, monitor tanda-tanda vital, pemberian suplemen kalium sesuai indikasi, edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan kalium yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Elektrolit, Manajemen Cairan, Edukasi Kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi penyebab penurunan kalium, monitor kadar kalium, monitor tanda-tanda vital, berikan suplemen kalium sesuai resep, edukasi pasien dan keluarga tentang diet kaya kalium, monitor efek pemberian suplemen kalium.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan kalium, perawat perlu mempertimbangkan faktor penyebab, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, dan rencana intervensi yang komprehensif untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pasien. -
Article No. 9626 | 22 Dec 2024
Klinis : apa diagnosa keperawatan pada kasus berikut : Seorang perempuan berusia 35 tahun, G4P3A0, datang ke Rumah Sakit Umum pada tanggal 8 Maret 2024 pukul 20.30 WIB, dengan keluhan perdarahan pervaginam yang cukup banyak setelah melahirkan anak ketiganya secara normal beberapa jam sebelumnya. Pasien mengaku telah melahirkan bayi laki-laki dengan berat 3400 gram dan panjang 50 cm melalui persalinan spontan pada pukul 18.00 WIB. Setelah proses persalinan yang relatif lancar dan bayi lahir dengan skor APGAR 9, pasien merasa lega dan diperbolehkan beristirahat di ruang persalinan. Namun, beberapa jam setelah kelahiran bayi, pasien merasa pusing dan mulai mengeluh adanya perdarahan yang terus-menerus keluar dari jalan lahir. Pada pemeriksaan fisik awal, tekanan darah pasien turun menjadi 80/50 mmHg, dengan frekuensi nadi 120 x/menit, dan suhu tubuh 37.2°C. Pasien terlihat lemah dan cemas. Dokter segera melakukan pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi status plasenta. Ternyata plasenta tidak tampak keluar sepenuhnya setelah melahirkan bayi. Setelah dilakukan usaha ekspulsi manual, ditemukan bahwa sebagian plasenta masih tertinggal dalam rahim, yang menyebabkan perdarahan aktif. Pasien didiagnosis dengan retensio plasenta dan perdarahan post partum yang masif. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya kontraksi uterus yang tidak efektif, sehingga rahim tidak mampu mengejan plasenta secara spontan. Prosedur curettage segera dilakukan untuk mengeluarkan sisa plasenta yang tertinggal. Selama prosedur, pasien menerima cairan infus Ringer Laktat 1000 cc dan tranfusi darah 2 labu PRC untuk mengatasi hipovolemia akibat perdarahan. Keadaan pasien yang terus memburuk, dengan penurunan tekanan darah dan kadar hemoglobin yang rendah (8 g/dL), memerlukan perhatian khusus. Pada akhir prosedur curettage, plasenta berhasil dikeluarkan secara utuh. Pasien dipindahkan ke ruang perawatan intensif (ICU) untuk observasi lebih lanjut. Setelah pemantauan yang ketat, perdarahan berhenti dan kondisi pasien mulai stabil pada pukul 23.30 WIB. Tekanan darah kembali normal (110/70 mmHg), frekuensi nadi 90 x/menit, dan pasien sudah tidak menunjukkan tanda-tanda syok. Pemberian oksitosin dan transfusi darah lebih lanjut memastikan kontraksi uterus yang efektif dan membantu mencegah perdarahan lanjutan. Pasien kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap pada keesokan harinya dan diberikan antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi pasca persalinan. Setelah beberapa hari pemulihan, pasien merasa lebih baik dan dijadwalkan untuk kontrol pasca persalinan untuk memastikan bahwa pemulihan berjalan dengan baik. Bayi juga dalam kondisi sehat dan telah diberikan ASI pertama oleh ibu setelah beberapa jam kelahiran.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus tersebut adalah:
1. Perdarahan post partum (NANDA-I: Perdarahan Postpartum)
Definisi: Hilangnya darah melebihi 500 ml setelah kelahiran bayi, melalui vagina.
Gejala dan Tanda: Perdarahan aktif dari vagina, penurunan tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi, pucat, lemah, cemas.
2. Hipovolemia (NANDA-I: Hipovolemia)
Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular.
Gejala dan Tanda: Penurunan tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi, gejala syok, pucat, lemah.
3. Gangguan integritas jaringan (NANDA-I: Gangguan Integritas Jaringan)
Definisi: Kerusakan membran, kulit, atau jaringan tubuh.
Gejala dan Tanda: Retensio plasenta, perdarahan aktif, kontraksi uterus tidak efektif.
4. Ansietas (NANDA-I: Ansietas)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang tidak jelas dan menyebar, yang disertai respons psikologis (ketegangan, khawatir) dan fisiologis (peningkatan tekanan darah, frekuensi nadi).
Gejala dan Tanda: Pasien tampak cemas, gelisah, dan khawatir terhadap kondisinya.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, diagnosa keperawatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perdarahan post partum
- SDKI: Perdarahan spontan yang berlebih dari jalan lahir setelah bayi lahir.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi perdarahan yang berlebih dari jalan lahir setelah persalinan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengendalikan perdarahan yang berlebihan dari jalan lahir setelah persalinan.
2. Hipovolemia
- SDKI: Penurunan volume cairan dalam pembuluh darah.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi penurunan volume cairan dalam pembuluh darah.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengembalikan volume cairan dalam pembuluh darah.
3. Gangguan integritas jaringan
- SDKI: Kerusakan pada membran, kulit, atau jaringan tubuh.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memulihkan kerusakan pada membran, kulit, atau jaringan tubuh.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memperbaiki kerusakan pada membran, kulit, atau jaringan tubuh.
4. Ansietas
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang tidak jelas dan menyebar, yang disertai respons psikologis dan fisiologis.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi perasaan tidak nyaman atau khawatir pada pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan perasaan nyaman pada pasien.