Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9709 | 23 Dec 2024
Klinis : dehidrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi dehidrasi.
Diagnosis Keperawatan:
Berdasarkan kondisi dehidrasi yang Anda berikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan Cairan
Penjelasan:
Ketidakseimbangan Cairan adalah kondisi ketika terdapat defisit atau kelebihan cairan yang tidak dapat dipertahankan dalam tubuh seseorang. Pada kasus dehidrasi, pasien mengalami defisit cairan yang dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti mulut kering, kulit kering, penurunan turgor kulit, dan denyut nadi yang cepat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Dalam standar SDKI, diagnosis keperawatan Ketidakseimbangan Cairan didefinisikan sebagai "Kekurangan cairan tubuh yang melebihi intake normal." Diagnosis ini memiliki definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko yang terstandarisasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosis Ketidakseimbangan Cairan berdasarkan SLKI adalah:
- Keseimbangan Cairan
- Hidrasi
- Status Hidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI untuk menangani Ketidakseimbangan Cairan pada pasien dengan dehidrasi meliputi:
- Manajemen Cairan
- Pemantauan Cairan
- Terapi Cairan
Dengan demikian, diagnosis keperawatan, standar, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi dehidrasi adalah Ketidakseimbangan Cairan, yang didefinisikan, diidentifikasi, dan ditangani secara komprehensif berdasarkan standar PPNI. -
Article No. 9710 | 23 Dec 2024
Klinis : BB naik, sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu BB naik, sesak, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Berat Badan Lebih (SDKI)
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Berat Badan Lebih: Kondisi di mana berat badan individu melebihi berat badan normal yang diindikasikan oleh Indeks Massa Tubuh (IMT) >25 kg/m².
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Berat Badan: Kemampuan individu untuk memantau dan mengatur berat badan sesuai dengan rekomendasi kesehatan.
- Manajemen Berat Badan: Kemampuan individu untuk mengelola berat badan dan mempertahankannya pada rentang yang sehat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Edukasi Gizi: Pemberian informasi dan pengajaran terkait kebutuhan gizi yang sesuai untuk mempertahankan berat badan yang sehat.
- Manajemen Berat Badan: Tindakan yang dilakukan untuk mengatur dan mempertahankan berat badan pada rentang yang sehat.
- Konseling Gaya Hidup: Pemberian saran dan dukungan untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat, termasuk pola makan dan aktivitas fisik yang tepat.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami kenaikan berat badan dan juga sesak napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi gizi, manajemen berat badan, dan konseling gaya hidup yang sesuai untuk membantu pasien mencapai berat badan yang sehat dan mengatasi keluhan sesak napas. -
Article No. 9711 | 23 Dec 2024
Klinis : 1. Identitas Pasien Nama Klien (initial) : Tn. A Umur : 22 Tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Tanggal/jam MRS : 07-05- 2023 /07.10 Tanggal/jam pengkajian: 07-05- 2023 /07.15 Diagnosa Medis : Dyspnue Pro Evaluasi + Ventricular Septal Defect (VSD) 2. Pengkajian a. Keadaan umum: Pasien tampak lemah, tampak pasien keringat dingin dan masuk di IGD diantar oleh keluarga menggunakan kursi roda. b. Triase Prioritas1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Prioritas 5 Alasan (kondisi pada saat masuk): Pasien tampak sesak (Spo2 77%), dan tampak pasien sianosis. c. Penanganan yang telah dilakukan di pre-hospital: Tidak ada Neck collar Bidai Oksigen Infus RJP Lainnya: d. Keluhan utama: Sesak Napas Riwayat keluhan utama: Keluarga mengatakan selama ini pasien mudah mengeluh lelah terutama jika melakukan aktifitas yang berat. Sehingga pasien hanya mampu melakukan aktifitas yang ringan. Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan sejak 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu disertai perut yang semakin membesar. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RS Bayangkara. e. Riwayat penyakit terdahulu: Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. Pasien pernah masuk rumah sakit pada tahun 2019 dirumah sakit bayangkara makassar dan dirujuk ke rumah sakit wahidin selama 1 bulan. Pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg. f. Survey Primer 1) Airway dan Control cervical Paten Tidak paten Benda asing Sputum Cairan/darah Lidah jatuh Spasme Lainnya: - Suara Napas: Normal Stridor Snoring Gurgling Tidak ada suara napas Lainnya: - Fraktur Servikal Ya Tidak Data lainnya: - 2) Breathing Frekuensi : 28 x/menit Saturasi Oksigen : 77.% Napas Spontan Apnea Orthopnue Sesak Tanda distress pernapasan: Retraksi dada/interkosta Penggunaan otot bantu napas Cuping hidung Irama pernapasan Teratur Tidak teratur Dalam Dangkal Ekspirasi memanjang Pengembangan Dada Simetris Tidak Simetris Suara Napas Vesikuler Broncho-vesikuler Bronkhial Suara Tambahan Wheezing Ronchi Rales Lainnya: - Perkusi Sonor Pekak Redup Lokasi: Krepitasi Ya Tidak Distensi Vena Jugularis Ya (5 + 3 cm) Tidak Jejas Ya Tidak Lokasi: - Luka/Fraktur Ya Tidak Data lainnya: − Pasien mengatakan bertambah sesak jika tidur terlentang 3) Circulation Tekanan darah : 114/86 mmHg Suhu : 36,5 0C Frekuensi Nadi : 130x/menit Tidak Teraba Kuat Lemah Teratur Tidak teratur Mata cekung Ya Tidak Turgor kulit Elastis Menurun Buruk Bibir Lembab Kering Kulit dan ekstremitas Hangat Dingin Sianosis (Tampak kuku dan bibir kebiruan) Pucat CRT >2 detik Edema (derajat +2 pada kedua tungkai dan derajat +1 dibagian wajah) Lainnya: - Diaphoresis Ya Tidak Perdarahan Ya, Jumlah : - cc Warna: - Melalui : Tidak Nyeri dada Tidak Ya (Jelaskan PQRST) Data lainnya : − Tampak pasien gelisah 4) Disability Tingkat kesadaran GCS Kualitatif : Compos mentis Kuantitatif : M : 6 V : 5 E : 4 Σ : 15 Pupil Isokor Anisokor Midriasis Refleks cahaya Positif Negatif Test Babinsky: Positif Negatif Kaku kuduk Ya Tidak Uji Kekuatan Otot: Kiri Kanan Tangan 5 5 Kaki 5 5 Kesimpulan: Kekuatan otot penuh Data lainnya: - 5) Eksposure (dikaji khusus pasien trauma), lakukan log roll: Tidak ditemukan masalah Luka Jejas Data lainnya: - 6) Foley chateter Terpasang, Output: 100 cc / 4 jam Warna: kuning pekat Tidak terpasang 7) Gastric Tube Terpasang, Output: - cc/jam Warna: - Lainnya: - Tidak terpasang 8) Heart monitor Terpasang, Gambaran: Sinus Takikardi Lainnnya: - Tidak terpasang g. Survey Sekunder (dilakukan jika survey telah stabil) : Riwayat kesehatan SAMPLE S: Symptom Keluarga pasien mengatakan pasien sesak sejak semalam disertai perut membesar. A: Alergi Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat alergi baik makan maupun obat – obatan M: Medikasi Keluarga pasien mengatakan pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg. P: Past medical history Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. L: Last oral intake Keluarga pasien mengatakan pasien sebelum masuk rumah sakit makan nasi, ikan dan sayur serta minum air putih sejak 1 hari yang lalu. E: Event Keluarga pasien mengatakan pasien masuk dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu. Tanda- Tanda Vital : Tekanan darah : 113/80mmHg Nadi : 130 x/menit Frekuensi pernapasan : 24x/menit Suhu : 36,50C SPO2 : 76 %. Pengkajian nyeri (selain nyeri dada) : Tidak ada Ya. Jelaskan: Pengkajian Psikososial : Tidak ada masalah Cemas Panik Merasa bersalah Merasa putus asa Perilaku agresif Marah Sulit berkonsentrasi Tegang Takut Merasa Sedih Menciderai diri Menciderai orang lain Keinginan bunuh diri Lainnya: Pengkajian head to toe: a) Keadaan rambut: Tampak keadaan rambut bersih, tidak ada rambut rontok dan tampak tidak beruban. b) Hidrasi kulit: Tampak hidrasi kulit kembali dalam < 3 detik. c) Palpebra: Tidak tampak edema pada palpebra. d) Konjungtiva: tampak konjungtiva anemis. e) Sclera: tampak sclera tidak ikterik kiri dan kanan. f) Pupil: Tampak pupil isokok kanan dan kiri. g) Hidung: Tampak hidung bersih, septum terletak ditengah, tidak ada sekret, tidak ada polip. h) Rongga mulut: Tampak bersih, tampak tidak ada gigi yang tanggal. i) Telinga: Tampak bersih, tampak tidak ada serumen. j) Lidah: Tampak lidah pasien kotor. k) Pharing: Tampak tidak ada peradangan pada pharing. l) Kelenjar getah bening: Tanpak tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening. m) Abdomen: • Inspeksi: Tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi. • Palpasi: Tampak Teraba kosong. • Perkusi: Tampak terdengar bunyi tympani. • Askultasi: Tampak terdengar peristaltik usus 10x/menit. n) Palpasi kandung kemih: Tampak teraba kosong. o) Nyeri ketuk ginjal: Tidak dikaji. p) Mulut uretra: Tampak bersih. q) Lengan dan tungkai • Atrofi otot: Negatif • Rentang gerak: Kaku sendi: Tidak ada Nyeri sendi: Tidak ada Fraktur: Tidak ada Parese: Tidak ada Paralisis: Tidak ada r) Kulit: • Edema : tampak edema pada kedua kaki dan wajah • Ikterik : • Tanda-tanda peradangan : tampak tidak ada peradangan s) Lesi: Tampak tidak ada lesi t) Jantung: • Inspeksi: Tidak tampak ictus cordis. • Palpasi: Ictus cordis teraba pada bagian ICS V linea midclavicularis sinistra. • Perkusi: Batas atas jantung: ICS III linea parasternalis dextra dan ICS IV linea parasternalis sinistra. Batas bawah jantung: ICS III parasternalis dextra ICS IV linea axilaris anterior sinistra. Batas kanan jantung:ICS III – ICS IV parasternalis dextra. Batas kiri jantung: ICS IV linea parasternalis sinistra – ICS III linea axilaris anterior sinistra. • Askultasi: Bunyi jantung II A: Reguler ICS II sternalis dekstra. Bunyi jantung II P: Reguler ICS II & III sternalis sinistra. Bunyi jantung I T: Reguler ICS IV linea sternalis sinistra. Bunyi jantung I M: Reguler ICS V medioclavicularis. Bunyi jantung III irama gallop: Tidak terdengar Mumur: Tampak terdengar pada batas sternalis kiri bawah. u) Uji saraf karnial Tidak dapat dikaji karena pasien sangat sesak dan tidak koperatif. h. Pemeriksaan Penunjang 1) Elektorkardiogram (EKG) Tanggal pemeriksaan: 07 Mei 2023 / Jam 10.00 Kesan: Sinus Takikardi 2) Foto rontgen Tanggal pemeriksaan: 07 Mei 2023/ Jam 11.51 Kesan: - Sugestif efusi pericard - Cardiomegaly dengan aorta diatasi dan elongasi 3) Laboratorium Tanggal pemeriksaan : 07 Mei 2023/ Jam 11.21 i. Farmakoterapi (nama obat/waktu/jalur pemberian): 1) Ranitidine 50mg/ jam 08.53 /IV 2) Furosemide 20mg/ jam 08.53 /IV
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien Tn. A, serta luaran/output dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien menunjukkan jalan napas yang paten
- Pasien menunjukkan perbaikan status pernapasan (frekuensi napas, kedalaman napas, dan irama napas)
- Pasien menunjukkan perbaikan saturasi oksigen
2. Keseimbangan Nutrisi
- Pasien menunjukkan berat badan yang stabil atau meningkat sesuai target
- Pasien menunjukkan laboratorium yang normal atau membaik (misalnya, kadar albumin, glukosa darah, dll.)
- Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi saat melakukan aktivitas
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil saat melakukan aktivitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Auskultasi suara napas
- Monitor saturasi oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan fisioterapi dada
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator, diuretik, dan ventilasi mekanik jika diperlukan
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, intake oral, laboratorium, dll.)
- Berikan nutrisi enteral melalui sonde nasogastrik sesuai kebutuhan
- Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi pasien
- Monitor input dan output cairan pasien
3. Intoleransi Aktivitas
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
- Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai kemampuan
- Berikan istirahat yang cukup setelah aktivitas
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan
- Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Penjelasan lebih rinci untuk setiap poin di atas:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pasien mengalami sesak napas, sianosis, dan saturasi oksigen rendah, yang mengindikasikan ada masalah dengan bersihan jalan napas.
- Intervensi keperawatan fokus pada mempertahankan jalan napas yang paten, meningkatkan oksigenasi, dan mengurangi upaya napas.
- Pemantauan saturasi oksigen, pemberian oksigen, fisioterapi dada, dan kolaborasi dengan tim medis untuk terapi farmakologis merupakan contoh intervensi yang dapat dilakukan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Pasien memiliki riwayat penyakit jantung bawaan sejak lahir, yang dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi.
- Intervensi keperawatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan mencegah malnutrisi.
- Pengkajian status nutrisi, pemberian nutrisi enteral, konsultasi dengan ahli gizi, dan pemantauan input-output cairan merupakan contoh intervensi yang dapat dilakukan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Pasien mudah merasa lelah dan sesak saat melakukan aktivitas, yang menunjukkan intoleransi aktivitas.
- Intervensi keperawatan bertujuan untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas dan mengurangi kelelahan.
- Pengkajian toleransi aktivitas, bantuan dalam melakukan aktivitas, pemberian istirahat yang cukup, edukasi tentang konservasi energi, dan pemantauan tanda-tanda vital merupakan contoh intervensi yang dapat dilakukan. -
Article No. 9712 | 23 Dec 2024
Klinis : 1. Identitas Pasien Nama Klien (initial) : Tn. A Umur : 22 Tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Tanggal/jam MRS : 07-05- 2023 /07.10 Tanggal/jam pengkajian: 07-05- 2023 /07.15 Diagnosa Medis : Dyspnue Pro Evaluasi + Ventricular Septal Defect (VSD) 2. Pengkajian a. Keadaan umum: Pasien tampak lemah, tampak pasien keringat dingin dan masuk di IGD diantar oleh keluarga menggunakan kursi roda. b. Triase Prioritas1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Prioritas 5 Alasan (kondisi pada saat masuk): Pasien tampak sesak (Spo2 77%), dan tampak pasien sianosis. c. Penanganan yang telah dilakukan di pre-hospital: Tidak ada Neck collar Bidai Oksigen Infus RJP Lainnya: d. Keluhan utama: Sesak Napas Riwayat keluhan utama: Keluarga mengatakan selama ini pasien mudah mengeluh lelah terutama jika melakukan aktifitas yang berat. Sehingga pasien hanya mampu melakukan aktifitas yang ringan. Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan sejak 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu disertai perut yang semakin membesar. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RS Bayangkara. e. Riwayat penyakit terdahulu: Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. Pasien pernah masuk rumah sakit pada tahun 2019 dirumah sakit bayangkara makassar dan dirujuk ke rumah sakit wahidin selama 1 bulan. Pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg. f. Survey Primer 1) Airway dan Control cervical Paten Tidak paten Benda asing Sputum Cairan/darah Lidah jatuh Spasme Lainnya: - Suara Napas: Normal Stridor Snoring Gurgling Tidak ada suara napas Lainnya: - Fraktur Servikal Ya Tidak Data lainnya: - 2) Breathing Frekuensi : 28 x/menit Saturasi Oksigen : 77.% Napas Spontan Apnea Orthopnue Sesak Tanda distress pernapasan: Retraksi dada/interkosta Penggunaan otot bantu napas Cuping hidung Irama pernapasan Teratur Tidak teratur Dalam Dangkal Ekspirasi memanjang Pengembangan Dada Simetris Tidak Simetris Suara Napas Vesikuler Broncho-vesikuler Bronkhial Suara Tambahan Wheezing Ronchi Rales Lainnya: - Perkusi Sonor Pekak Redup Lokasi: Krepitasi Ya Tidak Distensi Vena Jugularis Ya (5 + 3 cm) Tidak Jejas Ya Tidak Lokasi: - Luka/Fraktur Ya Tidak Data lainnya: − Pasien mengatakan bertambah sesak jika tidur terlentang 3) Circulation Tekanan darah : 114/86 mmHg Suhu : 36,5 0C Frekuensi Nadi : 130x/menit Tidak Teraba Kuat Lemah Teratur Tidak teratur Mata cekung Ya Tidak Turgor kulit Elastis Menurun Buruk Bibir Lembab Kering Kulit dan ekstremitas Hangat Dingin Sianosis (Tampak kuku dan bibir kebiruan) Pucat CRT >2 detik Edema (derajat +2 pada kedua tungkai dan derajat +1 dibagian wajah) Lainnya: - Diaphoresis Ya Tidak Perdarahan Ya, Jumlah : - cc Warna: - Melalui : Tidak Nyeri dada Tidak Ya (Jelaskan PQRST) Data lainnya : − Tampak pasien gelisah 4) Disability Tingkat kesadaran GCS Kualitatif : Compos mentis Kuantitatif : M : 6 V : 5 E : 4 Σ : 15 Pupil Isokor Anisokor Midriasis Refleks cahaya Positif Negatif Test Babinsky: Positif Negatif Kaku kuduk Ya Tidak Uji Kekuatan Otot: Kiri Kanan Tangan 5 5 Kaki 5 5 Kesimpulan: Kekuatan otot penuh Data lainnya: - 5) Eksposure (dikaji khusus pasien trauma), lakukan log roll: Tidak ditemukan masalah Luka Jejas Data lainnya: - 6) Foley chateter Terpasang, Output: 100 cc / 4 jam Warna: kuning pekat Tidak terpasang 7) Gastric Tube Terpasang, Output: - cc/jam Warna: - Lainnya: - Tidak terpasang 8) Heart monitor Terpasang, Gambaran: Sinus Takikardi Lainnnya: - Tidak terpasang g. Survey Sekunder (dilakukan jika survey telah stabil) : Riwayat kesehatan SAMPLE S: Symptom Keluarga pasien mengatakan pasien sesak sejak semalam disertai perut membesar. A: Alergi Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat alergi baik makan maupun obat – obatan M: Medikasi Keluarga pasien mengatakan pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg. P: Past medical history Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. L: Last oral intake Keluarga pasien mengatakan pasien sebelum masuk rumah sakit makan nasi, ikan dan sayur serta minum air putih sejak 1 hari yang lalu. E: Event Keluarga pasien mengatakan pasien masuk dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu. Tanda- Tanda Vital : Tekanan darah : 113/80mmHg Nadi : 130 x/menit Frekuensi pernapasan : 24x/menit Suhu : 36,50C SPO2 : 76 %. Pengkajian nyeri (selain nyeri dada) : Tidak ada Ya. Jelaskan: Pengkajian Psikososial : Tidak ada masalah Cemas Panik Merasa bersalah Merasa putus asa Perilaku agresif Marah Sulit berkonsentrasi Tegang Takut Merasa Sedih Menciderai diri Menciderai orang lain Keinginan bunuh diri Lainnya: Pengkajian head to toe: a) Keadaan rambut: Tampak keadaan rambut bersih, tidak ada rambut rontok dan tampak tidak beruban. b) Hidrasi kulit: Tampak hidrasi kulit kembali dalam < 3 detik. c) Palpebra: Tidak tampak edema pada palpebra. d) Konjungtiva: tampak konjungtiva anemis. e) Sclera: tampak sclera tidak ikterik kiri dan kanan. f) Pupil: Tampak pupil isokok kanan dan kiri. g) Hidung: Tampak hidung bersih, septum terletak ditengah, tidak ada sekret, tidak ada polip. h) Rongga mulut: Tampak bersih, tampak tidak ada gigi yang tanggal. i) Telinga: Tampak bersih, tampak tidak ada serumen. j) Lidah: Tampak lidah pasien kotor. k) Pharing: Tampak tidak ada peradangan pada pharing. l) Kelenjar getah bening: Tanpak tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening. m) Abdomen: • Inspeksi: Tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi. • Palpasi: Tampak Teraba kosong. • Perkusi: Tampak terdengar bunyi tympani. • Askultasi: Tampak terdengar peristaltik usus 10x/menit. n) Palpasi kandung kemih: Tampak teraba kosong. o) Nyeri ketuk ginjal: Tidak dikaji. p) Mulut uretra: Tampak bersih. q) Lengan dan tungkai • Atrofi otot: Negatif • Rentang gerak: Kaku sendi: Tidak ada Nyeri sendi: Tidak ada Fraktur: Tidak ada Parese: Tidak ada Paralisis: Tidak ada r) Kulit: • Edema : tampak edema pada kedua kaki dan wajah • Ikterik : • Tanda-tanda peradangan : tampak tidak ada peradangan s) Lesi: Tampak tidak ada lesi t) Jantung: • Inspeksi: Tidak tampak ictus cordis. • Palpasi: Ictus cordis teraba pada bagian ICS V linea midclavicularis sinistra. • Perkusi: Batas atas jantung: ICS III linea parasternalis dextra dan ICS IV linea parasternalis sinistra. Batas bawah jantung: ICS III parasternalis dextra ICS IV linea axilaris anterior sinistra. Batas kanan jantung:ICS III – ICS IV parasternalis dextra. Batas kiri jantung: ICS IV linea parasternalis sinistra – ICS III linea axilaris anterior sinistra. • Askultasi: Bunyi jantung II A: Reguler ICS II sternalis dekstra. Bunyi jantung II P: Reguler ICS II & III sternalis sinistra. Bunyi jantung I T: Reguler ICS IV linea sternalis sinistra. Bunyi jantung I M: Reguler ICS V medioclavicularis. Bunyi jantung III irama gallop: Tidak terdengar Mumur: Tampak terdengar pada batas sternalis kiri bawah. u) Uji saraf karnial Tidak dapat dikaji karena pasien sangat sesak dan tidak koperatif. h. Pemeriksaan Penunjang 1) Elektorkardiogram (EKG) Tanggal pemeriksaan: 07 Mei 2023 / Jam 10.00 Kesan: Sinus Takikardi 2) Foto rontgen Tanggal pemeriksaan: 07 Mei 2023/ Jam 11.51 Kesan: - Sugestif efusi pericard - Cardiomegaly dengan aorta diatasi dan elongasi 3) Laboratorium Tanggal pemeriksaan : 07 Mei 2023/ Jam 11.21 i. Farmakoterapi (nama obat/waktu/jalur pemberian): 1) Ranitidine 50mg/ jam 08.53 /IV 2) Furosemide 20mg/ jam 08.53 /IV
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sputum yang berlebih dan kelemahan otot pernapasan, ditandai dengan retraksi dada, penggunaan otot bantu pernapasan, dan sianosis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Jalan napas paten
- Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
- Tidak ada sputum yang berlebihan
- Frekuensi pernapasan dalam kisaran normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Auskultasi suara napas dan identifikasi pola pernapasan
- Aplikasikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik jika diperlukan
2. Kelebihan Volume Cairan
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi jantung, ditandai dengan edema, sesak napas, dan pembesaran abdomen.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Menunjukkan tanda-tanda euvolemia
- Tidak ada edema
- Tidak ada sesak napas
- Abdomen tidak membesar
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji status hidrasi dan tanda-tanda kelebihan cairan
- Hitung intake dan output cairan secara akurat
- Kolaborasi pemberian diuretik sesuai indikasi
- Pantau perkembangan edema dan sesak napas
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Ketidakefektifan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, ditandai dengan sianosis, penurunan saturasi oksigen, dan irama jantung tidak teratur.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan
- Tidak ada sianosis
- Saturasi oksigen dalam kisaran normal
- Irama jantung teratur
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perfusi
- Pantau tanda-tanda vital, EKG, dan saturasi oksigen
- Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian obat-obatan kardiovaskular sesuai indikasi
- Berikan posisi semi-fowler untuk meningkatkan perfusi
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan yang ditetapkan berdasarkan data pengkajian adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Kelebihan Volume Cairan, dan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak. Masing-masing diagnosa memiliki luaran/output yang diharapkan sesuai dengan SLKI dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran sesuai dengan SIKI.
Untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, luaran yang diharapkan adalah jalan napas paten, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan, tidak ada sputum berlebihan, dan frekuensi pernapasan dalam kisaran normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, seperti auskultasi suara napas, pemberian oksigen, suction jika diperlukan, positioning semi-fowler, dan kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik.
Untuk Kelebihan Volume Cairan, luaran yang diharapkan adalah menunjukkan tanda-tanda euvolemia, tidak ada edema, tidak ada sesak napas, dan abdomen tidak membesar. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen cairan, seperti pengkajian status hidrasi dan tanda-tanda kelebihan cairan, perhitungan intake dan output cairan, kolaborasi pemberian diuretik, serta pemantauan perkembangan edema dan sesak napas.
Untuk Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak, luaran yang diharapkan adalah tidak ada sianosis, saturasi oksigen dalam kisaran normal, dan irama jantung teratur. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen perfusi, seperti pemantauan tanda-tanda vital, EKG, dan saturasi oksigen, kolaborasi pemberian oksigen dan obat-obatan kardiovaskular, serta positioning semi-fowler untuk meningkatkan perfusi.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang diberikan berfokus pada manajemen jalan napas, cairan, dan perfusi untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien mencapai kondisi yang stabil. -
Article No. 9713 | 23 Dec 2024
Klinis : Nama Klien (initial) : Tn. A Umur : 22 Tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Tanggal/jam MRS : 07-05- 2023 /07.10 Tanggal/jam pengkajian: 07-05- 2023 /07.15 Diagnosa Medis : Dyspnue Pro Evaluasi + Ventricular Septal Defect (VSD) a. Keadaan umum: Pasien tampak lemah, tampak pasien keringat dingin dan masuk di IGD diantar oleh keluarga menggunakan kursi roda. Pasien tampak sesak (Spo2 77%), dan tampak pasien sianosis. d. Keluhan utama: Sesak Napas Riwayat keluhan utama: Keluarga mengatakan selama ini pasien mudah mengeluh lelah terutama jika melakukan aktifitas yang berat. Sehingga pasien hanya mampu melakukan aktifitas yang ringan. Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan sejak 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu disertai perut yang semakin membesar. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RS Bayangkara. e. Riwayat penyakit terdahulu: Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. Pasien pernah masuk rumah sakit pada tahun 2019 dirumah sakit bayangkara makassar dan dirujuk ke rumah sakit wahidin selama 1 bulan. Pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tn. A adalah:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik ditandai dengan mudah lelah, napas pendek, dan perubahan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Toleransi Aktivitas: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebih.
b. Status Kardiovaskular: Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
c. Perfusi Jaringan Perifer: Tidak ada sianosis.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Atur posisi tidur semi-fowler untuk memudahkan pernapasan.
c. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
d. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
e. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas yang ringan dan bertahap.
f. Kolaborasi dengan tim medis terkait pemberian obat-obatan dan tindakan lainnya.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan Intoleransi Aktivitas dipilih karena pasien menunjukkan gejala seperti mudah lelah, sesak napas, dan perubahan tanda-tanda vital yang menunjukkan peningkatan kebutuhan metabolik. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih, stabilitas tanda-tanda vital, dan tidak ada sianosis. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memantau kondisi pasien, memfasilitasi aktivitas sesuai toleransi, memberikan oksigen, dan berkolaborasi dengan tim medis untuk penanganan yang komprehensif. -
Article No. 9714 | 23 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan 19 tahun, dirawat di RSUD Kota Semarang dengan DHF. Ibu pasien menjelaskan, pasien di rumah sudah panas 4 hari, ibu sudah memeriksakan ke dokter BPJS 2 kali dan sudah diberikan obat penurun panas namun suhu naik turun. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan dan lemas, telah dilakukan cek laboratorium kadar trombositnya 144.000/ul. Oleh dokter BPJS diminta untuk dirawat di RS. Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih, ada tetangga yang mengalami DHF juga. Kondisi saat ini suhu 39,8 °C, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi pernapasan 25 x/menit. Berat badan saat ini 45 Kg dan tinggi 155 cm. Ibu menjelaskan sebelum sakit berat badan anaknya 48 kg, pasien makan 3 kali namun setelah sakit nafsu makan menurun, hanya makan sedikit 4-5 sendok dan minum 4-5 gelas belimbing/ hari. Sebelum dan setelah dirawat di RS tidak ada perubahan BAB dan BAK. Pasien BAB 1 kali/hari dan BAK 5-6 x/hari. Pemeriksaan fisik terlihat bibir kering, perut terasa nyeri saat ditekan, bising usus 20 x/menit, capillary refill times < 2 detk, terpasang infuse RL 22 tetes/menit di tangan sebelah kanan, terdapat petechi di tangan dan kaki. Pemeriksaan laboratorium menunjukka hasil hemoglobin 11,1 g/dl, hematokrit 32,20%, Leukosit 2,7/UL, trombosit 61.000/Ul. Terapi oral Paracetamol 3x500 mg, Ulsufat syrup 3x1 cth, Imunos 500 mg. Injeksi: Cefotaxim zz3x250 mg, Dexametasone 3x1/2 ampul, vit C 1x100 mg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Tubuh berhubungan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Penurunan Nafsu Makan berhubungan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD)
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan tubuh.
- SLKI: Tercapainya keseimbangan cairan tubuh sesuai kebutuhan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memantau status cairan tubuh, mencegah kelebihan atau kekurangan cairan, dan mempertahankan keseimbangan cairan.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tercapainya pengurangan atau eliminasi nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengidentifikasi dan mengelola nyeri.
3. Penurunan Nafsu Makan
- SDKI: Berkurangnya minat atau ketertarikan untuk makan.
- SLKI: Tercapainya peningkatan atau pemulihan nafsu makan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan atau memulihkan nafsu makan.
4. Risiko Infeksi
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- SLKI: Tercapainya eliminasi atau kontrol infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Secara umum, SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menggambarkan masalah kesehatan yang diidentifikasi, SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menggambarkan hasil yang diharapkan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menggambarkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9715 | 23 Dec 2024
Klinis : Nama Klien (initial) : Tn. A Umur : 22 Tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Tanggal/jam MRS : 07-05- 2023 /07.10 Tanggal/jam pengkajian: 07-05- 2023 /07.15 Diagnosa Medis : Dyspnue Pro Evaluasi + Ventricular Septal Defect (VSD) a. Keadaan umum: Pasien tampak lemah, tampak pasien keringat dingin dan masuk di IGD diantar oleh keluarga menggunakan kursi roda. Pasien tampak sesak (Spo2 77%), dan tampak pasien sianosis. d. Keluhan utama: Sesak Napas Riwayat keluhan utama: Keluarga mengatakan selama ini pasien mudah mengeluh lelah terutama jika melakukan aktifitas yang berat. Sehingga pasien hanya mampu melakukan aktifitas yang ringan. Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan sejak 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu disertai perut yang semakin membesar. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RS Bayangkara. e. Riwayat penyakit terdahulu: Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. Pasien pernah masuk rumah sakit pada tahun 2019 dirumah sakit bayangkara makassar dan dirujuk ke rumah sakit wahidin selama 1 bulan. Pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Kami akan menyediakan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi klien Tn. A.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan pasien tampak lemah, sesak napas, dan sianosis.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan perubahan membran mukosa, ditandai dengan pasien tampak sesak napas dan sianosis.
3. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik berhubungan dengan Ventricular Septal Defect (VSD), ditandai dengan pasien tampak sianosis dan mudah lelah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama aktivitas.
- Pasien akan melaporkan adanya peningkatan energi dan pengurangan gejala sesak napas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Pasien akan menunjukkan jalan napas yang bersih, ditandai dengan pola napas yang efektif dan tidak ada sianosis.
- Pasien akan melaporkan adanya pengurangan gejala sesak napas.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan saturasi oksigen.
3. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik:
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan respirasi.
- Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda syok, seperti kulit pucat, dingin, dan lembab.
- Pasien akan melaporkan adanya pengurangan gejala sianosis.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dan catat tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
- Berikan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien dan tingkatkan secara bertahap.
- Ajarkan teknik pengaturan napas dan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Berikan dukungan emosional dan bantu pasien dalam mengelola kelelahan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Kaji pola napas, bunyi napas, dan sputum pasien.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membantu membersihkan jalan napas.
- Berikan posisi yang optimal untuk memfasilitasi ventilasi dan drainase sekresi.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam kepada pasien.
3. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik:
- Kaji tanda-tanda vital pasien secara berkala.
- Pantau intake dan output cairan serta tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan.
- Berikan terapi farmakologis sesuai dengan resep dokter untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk memantau dan mengelola kondisi pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien Tn. A dapat memperoleh hasil perawatan yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 9716 | 23 Dec 2024
Klinis : Nama Klien (initial) : Tn. A Umur : 22 Tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Tanggal/jam MRS : 07-05- 2023 /07.10 Tanggal/jam pengkajian: 07-05- 2023 /07.15 Diagnosa Medis : Dyspnue Pro Evaluasi + Ventricular Septal Defect (VSD) a. Keadaan umum: Pasien tampak lemah, tampak pasien keringat dingin dan masuk di IGD diantar oleh keluarga menggunakan kursi roda. Pasien tampak sesak (Spo2 77%), dan tampak pasien sianosis. d. Keluhan utama: Sesak Napas Riwayat keluhan utama: Keluarga mengatakan selama ini pasien mudah mengeluh lelah terutama jika melakukan aktifitas yang berat. Sehingga pasien hanya mampu melakukan aktifitas yang ringan. Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan sejak 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu disertai perut yang semakin membesar. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RS Bayangkara. e. Riwayat penyakit terdahulu: Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. Pasien pernah masuk rumah sakit pada tahun 2019 dirumah sakit bayangkara makassar dan dirujuk ke rumah sakit wahidin selama 1 bulan. Pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tn. A.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas secara spontan atau batuk yang mengakibatkan ventilasi yang tidak adekuat.
Faktor yang Berhubungan: Kelemahan otot pernapasan, gangguan struktur saluran napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Faktor yang Berhubungan: Keterbatasan fisiologis (penyakit kardiovaskular).
3. Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko: Penyakit jantung bawaan (Ventricular Septal Defect).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Irama napas teratur
- Tidak terjadi sianosis
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Kriteria Hasil:
- Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan
- Mampu menyelesaikan aktivitas yang diinginkan
- Tidak terjadi sesak napas saat aktivitas
3. Perfusi Jaringan Kardiak Membaik
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak terjadi edema
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik
- Observasi adanya sianosis dan edema
2. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi tingkat aktivitas dan energi pasien
- Rencanakan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi
- Berikan bantuan mobilisasi sesuai kebutuhan
3. Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital dan status hemodinamik
- Auskultasi bunyi jantung dan napas
- Kolaborasi dengan tim medis terkait penanganan kondisi jantung
- Berikan terapi sesuai dengan kondisi pasien (obat-obatan, tindakan)
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah saya berikan. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk Tn. A. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 9717 | 23 Dec 2024
Klinis : Nama Klien (initial) : Tn. A Umur : 22 Tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki Tanggal/jam MRS : 07-05- 2023 /07.10 Tanggal/jam pengkajian: 07-05- 2023 /07.15 Diagnosa Medis : Dyspnue Pro Evaluasi + Ventricular Septal Defect (VSD) a. Keadaan umum: Pasien tampak lemah, tampak pasien keringat dingin dan masuk di IGD diantar oleh keluarga menggunakan kursi roda. Pasien tampak sesak (Spo2 77%), dan tampak pasien sianosis. d. Keluhan utama: Sesak Napas Riwayat keluhan utama: Keluarga mengatakan selama ini pasien mudah mengeluh lelah terutama jika melakukan aktifitas yang berat. Sehingga pasien hanya mampu melakukan aktifitas yang ringan. Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan sejak 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu disertai perut yang semakin membesar. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RS Bayangkara. e. Riwayat penyakit terdahulu: Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. Pasien pernah masuk rumah sakit pada tahun 2019 dirumah sakit bayangkara makassar dan dirujuk ke rumah sakit wahidin selama 1 bulan. Pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kasus yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit kardiovaskular, sianosis, hipoksemia.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak (00024)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor yang Berhubungan: Defek struktural jantung.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor yang Berhubungan: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif (0415)
- Indikator: Frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, dan tidak ada retraksi otot pernapasan.
- Target: Pola napas pasien membaik dalam 3 hari.
2. Perfusi Jaringan Kardiak yang Adekuat (0413)
- Indikator: Saturasi oksigen dalam darah dalam rentang normal, dan tidak ada tanda-tanda sianosis.
- Target: Perfusi jaringan kardiak pasien membaik dalam 3 hari.
3. Toleransi Aktivitas Membaik (0005)
- Indikator: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa kelelahan atau sesak napas.
- Target: Toleransi aktivitas pasien meningkat dalam 5 hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
a. Pantau pola napas, kedalaman, dan irama.
b. Berikan oksigen sesuai indikasi.
c. Latih teknik pernapasan pursed lip breathing.
d. Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak (00024)
a. Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen.
b. Kolaborasi pemberian diuretik dan obat-obatan kardiovaskular.
c. Anjurkan istirahat yang cukup.
d. Ajarkan manajemen aktivitas untuk meminimalkan stres kardiovaskular.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
a. Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien.
b. Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai kemampuannya.
c. Ajarkan teknik manajemen energi.
d. Kolaborasi pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas.
Penjelasan:
Berdasarkan kasus yang diberikan, pasien Tn. A mengalami kondisi dyspnue pro evaluasi + Ventricular Septal Defect (VSD) yang menyebabkan pola napas tidak efektif, perfusi jaringan kardiak yang tidak adekuat, dan intoleransi aktivitas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak, dan Intoleransi Aktivitas.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Pola Napas Efektif, Perfusi Jaringan Kardiak yang Adekuat, dan Toleransi Aktivitas Membaik. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, latihan pernapasan, pemberian obat-obatan, manajemen aktivitas, dan edukasi kepada pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9718 | 23 Dec 2024
Klinis : d. Keluhan utama: Sesak Napas Riwayat keluhan utama: Keluarga mengatakan selama ini pasien mudah mengeluh lelah terutama jika melakukan aktifitas yang berat. Sehingga pasien hanya mampu melakukan aktifitas yang ringan. Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan sejak 12 jam yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu disertai perut yang semakin membesar. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RS Bayangkara. e. Riwayat penyakit terdahulu: Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jantung bawaan sejak lahir. Pasien pernah masuk rumah sakit pada tahun 2019 dirumah sakit bayangkara makassar dan dirujuk ke rumah sakit wahidin selama 1 bulan. Pasien rutin dalam mengonsumsi obat spironolactone 25 mg, Ranitine 150 mg, Furosemide 40 mg, dan Lansopraozle 30 mg.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032) berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, ditandai dengan sesak napas, perut yang semakin membesar, dan riwayat jantung bawaan sejak lahir.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas (0415)
- Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal (0401)
b. Irama napas teratur (0402)
c. Kedalaman napas adekuat (0403)
d. Penggunaan otot bantu napas menurun (0404)
- Target: Pola napas pasien membaik dalam 3 hari perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3200)
- Monitor pola napas, kedalaman, dan irama napas pasien
- Pantau tanda-tanda distress pernapasan (retraksi, penggunaan otot bantu napas)
- Pertahankan jalan napas yang paten dengan posisi semi-fowler
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
2. Manajemen Ventilasi (3390)
- Monitor status pernapasan pasien secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian terapi oksigen
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik dan pursed-lip breathing
- Dorong aktivitas fisik ringan dan istirahat yang cukup
3. Manajemen Cairan (4120)
- Monitor intake dan output cairan pasien
- Pantau tanda-tanda overload cairan (edema, asites)
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian diuretik dan obat lainnya
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Pola Napas Tidak Efektif (00032) dipilih karena pasien mengeluhkan sesak napas yang memberat disertai pembesaran perut, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. Riwayat jantung bawaan sejak lahir juga menjadi faktor predisposisi yang berkontribusi terhadap kondisi ini.
Luaran/Output yang diharapkan adalah perbaikan pola napas pasien, dengan indikator frekuensi, irama, kedalaman napas yang membaik, serta penurunan penggunaan otot bantu napas. Target perbaikan pola napas dalam 3 hari perawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen cairan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jalan napas, meningkatkan ventilasi, dan menjaga keseimbangan cairan, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan.
Kolaborasi dengan tenaga medis juga diperlukan, terutama dalam pemberian terapi oksigen dan obat-obatan lainnya, seperti diuretik. Edukasi dan pelatihan teknik pernapasan juga harus diberikan kepada pasien dan keluarga untuk mendukung pemulihan.