Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11640 | 30 Jan 2025
Klinis : Sakit dan panas di ulu hati selama beberapa detik yang hilang timbul, nafas agak berat dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda berikan, yaitu sakit dan panas di ulu hati selama beberapa detik yang hilang timbul, nafas agak berat, dan sakit tenggorokan, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
b. Gangguan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri Terkontrol
Definisi: Tingkat kenyamanan individu yang dapat diterima selama pengalaman nyeri.
Indikator:
- Mengungkapkan penurunan rasa nyeri
- Mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
- Melaporkan rasa nyeri terkontrol
b. Pola Napas Efektif
Definisi: Proses inspirasi dan ekspirasi yang memenuhi kebutuhan oksigen dan menurunkan kadar karbon dioksida.
Indikator:
- Mampu mempertahankan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Melaporkan tidak ada kesulitan bernapas
- Tidak tampak tanda-tanda distres pernapasan
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk membantu individu mengurangi atau mengendalikan nyeri.
Aktivitas:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, beratnya nyeri)
- Berikan informasi tentang penyebab, durasi, dan penanganan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, terapi es/hangat)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
b. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi.
Aktivitas:
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya gangguan pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator atau terapi lainnya yang sesuai
Penjelasan di atas memberikan analisis yang komprehensif mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi sakit dan panas di ulu hati, nafas agak berat, dan sakit tenggorokan. Sebagai perawat profesional, saya berharap bahwa informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan efektif. -
Article No. 11641 | 30 Jan 2025
Klinis : Sakit dan panas di ulu hati selama beberapa detik yang hilang timbul, nafas agak berat dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri dada berhubungan dengan gangguan perfusi jaringan jantung.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri dada adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah sekitar jantung atau dada yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau gangguan pada struktur atau fungsi jantung.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mampu melaporkan berkurangnya nyeri dada, dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri dada, dan dapat menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pengaturan posisi, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan perubahan ventilasi.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan pola napas adalah perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama napas yang tidak sesuai dengan kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Pasien mampu mempertahankan pola napas yang efektif, dapat mengenali faktor yang mempengaruhi pola napas, dan dapat melakukan teknik napas dalam yang efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan respirasi, pengaturan posisi, dan latihan napas dalam.
3. Nyeri tenggorokan berhubungan dengan inflamasi.
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri tenggorokan adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah tenggorokan yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau gangguan pada struktur atau fungsi tenggorokan.
- SLKI: Pasien mampu melaporkan berkurangnya nyeri tenggorokan, dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri tenggorokan, dan dapat menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, penggunaan gargle, dan pemantauan tanda-tanda vital. -
Article No. 11642 | 30 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsiperkutan (dengan jarum) paru
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif, yang sesuai dengan kondisi pasien yang menunjukkan gejala-gejala klinis tuberkulosis paru dan hasil pemeriksaan radiologis.
- Kode ICD-9-CM 87.44 untuk biopsiperkutan (dengan jarum) paru dapat dipertimbangkan jika diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, seperti pengambilan sampel jaringan paru melalui prosedur biopsi untuk analisis mikrobiologis atau histologis. -
Article No. 11643 | 30 Jan 2025
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "risiko infeksi":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang tepat untuk kondisi "risiko infeksi" adalah "Risiko Infeksi". Diagnosa ini mengacu pada "kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan" (SDKI, 2017). Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan sistem imun, prosedur invasif, paparan terhadap patogen, dan kondisi lingkungan yang tidak higienis.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan untuk pasien dengan "Risiko Infeksi", beberapa Luaran/Output yang diharapkan tercapai antara lain:
a. Kontrol Infeksi: Pasien dapat mempertahankan integritas kulit dan mukosa, serta mengendalikan paparan terhadap sumber infeksi.
b. Status Imunitas: Pasien dapat mempertahankan sistem imun yang adekuat untuk mencegah infeksi.
c. Perilaku Pencegahan Infeksi: Pasien dan/atau keluarga dapat mendemonstrasikan perilaku pencegahan infeksi yang sesuai.
d. Pengetahuan tentang Infeksi: Pasien dan/atau keluarga dapat menjelaskan faktor risiko, pencegahan, dan penanganan infeksi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan pada pasien dengan "Risiko Infeksi", beberapa Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pengkajian Risiko Infeksi: Mengevaluasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi pada pasien, seperti kondisi imunitas, prosedur invasif, dan lingkungan.
b. Manajemen Lingkungan: Menjaga kebersihan dan higienis lingkungan, serta memastikan bahwa peralatan dan fasilitas medis steril.
c. Manajemen Perilaku: Mengajarkan dan memfasilitasi pasien dan/atau keluarga untuk menerapkan perilaku pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan masker, dan sterilisasi peralatan.
d. Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka secara aseptik dan memantau tanda-tanda infeksi.
e. Edukasi Kesehatan: Memberikan pendidikan kepada pasien dan/atau keluarga tentang risiko infeksi, pencegahan, dan penanganan infeksi.
f. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkoordinasi dengan anggota tim kesehatan lainnya (misalnya dokter, ahli gizi, dan ahli infeksi) untuk mengelola risiko infeksi secara komprehensif.
Penerapan Intervensi Keperawatan yang tepat, didukung dengan pemantauan yang ketat, diharapkan dapat membantu pasien mencapai Luaran/Output yang diinginkan dan menurunkan risiko infeksi. -
Article No. 11644 | 30 Jan 2025
Klinis : Infeksinya bersihan jalan nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Infeksinya bersihan jalan nafas":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai dalam kasus ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka, bersih, dan bebas dari sekret atau obstruksi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi yang mengganggu fungsi pernapasan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien akan mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
a. Pernapasan: Pola napas teratur dengan laju dan irama normal.
b. Jalan Napas: Jalan napas terbuka dan bebas dari sekret atau obstruksi.
c. Batuk: Kemampuan untuk menghasilkan batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret.
d. Oksigenasi: Kadar oksigen dalam darah dalam batas normal.
e. Risiko Infeksi: Risiko infeksi saluran pernapasan menurun.
Pencapaian luaran-luaran ini akan menunjukkan pemulihan pasien dari kondisi bersihan jalan napas yang tidak efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
a. Manajemen Jalan Napas:
- Pantau pernapasan dan karakteristik sekret
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret
b. Manajemen Infeksi:
- Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasinya
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
c. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi dan kendalikan sumber nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
d. Edukasi Kesehatan:
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan diri dan pencegahan komplikasi
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pemulihan bersihan jalan napas yang efektif, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Penjelasan di atas merupakan gambaran umum dari Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran SLKI, dan Intervensi SIKI yang sesuai untuk kondisi "Infeksinya bersihan jalan nafas". Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 11645 | 30 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk berdahak, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan SDKI:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan SLKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif meliputi:
- Pengisapan jalan napas
- Fisioterapi dada
- Pemberian bronkodilator
- Edukasi pasien dan keluarga tentang cara batuk efektif
Penjelasan SIKI:
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah:
- Jalan napas pasien terbebas dari sekret
- Pasien dapat batuk efektif
- Frekuensi pernapasan pasien dalam batas normal
- Saturasi oksigen pasien dalam batas normal
Dengan tone akademis, persona pakar dan nurse, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam menangani kondisi pasien dengan keluhan batuk berdahak. -
Article No. 11646 | 30 Jan 2025
Klinis : gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan menyediakan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gula darah. Saya akan menjawab dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Definisi: Rentan mengalami fluktuasi kadar gula darah di atas atau di bawah rentang normal, yang dapat menimbulkan komplikasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Indikator: Riwayat hipoglikemia/hiperglikemia, pola makan tidak teratur, aktivitas fisik tidak teratur, stres emosional, penyakit penyerta, pengetahuan manajemen diabetes yang kurang.
- Faktor Risiko: Diabetes melitus, penyakit terkait gula darah, obat-obatan, asupan gizi tidak adekuat, aktivitas fisik tidak adekuat, manajemen diri diabetes yang tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Kadar gula darah stabil, tidak ada komplikasi akut, pasien mampu mengelola kadar gula darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitoring gula darah, edukasi pengelolaan diabetes, pengaturan diet, aktivitas fisik, manajemen stres, kolaborasi pemberian obat antidiabetes.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah" mengidentifikasi kemungkinan pasien mengalami fluktuasi kadar gula darah yang dapat menimbulkan komplikasi. Indikator dan faktor risiko yang terkait perlu diperhatikan, seperti riwayat hipoglikemia/hiperglikemia, pola makan dan aktivitas fisik tidak teratur, serta pengetahuan manajemen diabetes yang kurang. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya stabilitas kadar gula darah, tidak ada komplikasi akut, dan pasien mampu mengelola kadar gula darahnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup monitoring gula darah, edukasi, pengaturan diet, aktivitas fisik, manajemen stres, serta kolaborasi pemberian obat antidiabetes. -
Article No. 11647 | 30 Jan 2025
Klinis : gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gula darah, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Berisiko mengalami fluktuasi kadar glukosa darah di luar rentang normal.
- Penyebab: Asupan makanan, aktivitas fisik, stres, dan penggunaan obat-obatan yang tidak sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Indikator:
- Kadar glukosa darah terkontrol
- Tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia
- Tidak ada komplikasi akibat fluktuasi kadar glukosa darah
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Tindakan pengamatan dan pencatatan kadar glukosa darah pasien.
- Tujuan: Mengidentifikasi perubahan kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
- Mengukur kadar glukosa darah sesuai jadwal
- Mencatat hasil pengukuran
- Mengevaluasi tren kadar glukosa darah
2. Edukasi Manajemen Diabetes
- Definisi: Pemberian informasi dan pelatihan kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola diabetes.
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola diabetes dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
- Memberikan informasi tentang diabetes, penyebab, dan komplikasi
- Melatih pasien dan keluarga dalam pemantauan kadar glukosa darah
- Mengajarkan teknik pengaturan diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan
Sebagai pakar keperawatan, saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi terkait kondisi gula darah berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11648 | 30 Jan 2025
Klinis : gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk Kondisi Gula Darah
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan kadar gula darah didefinisikan sebagai fluktuasi yang tidak dapat diprediksi dalam kadar glukosa darah, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kadar Gula Darah Terkendali
2. Pengetahuan Pasien tentang Pengelolaan Diabetes Melitus Memadai
3. Manajemen Diri Diabetes Melitus Efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Gula Darah
2. Edukasi Manajemen Diabetes Melitus
3. Manajemen Regimen Terapi Diabetes Melitus
Sebagai perawat profesional, saya memahami pentingnya memantau dan mengendalikan kadar gula darah pasien dengan diabetes melitus. Kondisi ini memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup pemantauan, edukasi, dan manajemen terapeutik yang sesuai dengan kondisi pasien. Melalui kolaborasi antara perawat, pasien, dan tim kesehatan lainnya, diharapkan dapat dicapai kontrol gula darah yang optimal dan mencegah komplikasi yang dapat mengancam kesehatan pasien. -
Article No. 11649 | 30 Jan 2025
Klinis : panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme/infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38°C.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 38°C yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh kembali normal (36,5-37,5°C)
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemberian cairan/infus untuk rehidrasi
3. Pemberian antipiretik sesuai indikasi
4. Kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
5. Edukasi kepada pasien/keluarga tentang manajemen demam
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Silakan sampaikan jika ada pertanyaan lain.