Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11722 | 01 Feb 2025
Klinis : sesak nafas sejak maghrib tadi, batuk, muntah tiap kali makan minum, demam hari ke 3
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas, batuk, dan sulit bernapas yang mengindikasikan adanya hambatan pada pergerakan udara melalui saluran pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Pasien mengalami gejala-gejala seperti demam, muntah, dan sesak napas yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Infeksi
Penjelasan: Gejala-gejala yang dialami pasien, seperti demam dan muntah, dapat mengindikasikan adanya risiko infeksi yang perlu diidentifikasi dan ditangani.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
- Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari sekret.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami penurunan toleransi.
- Risiko Infeksi: Pasien bebas dari infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Intervensi keperawatan seperti manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan fisioterapi dada.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi keperawatan seperti manajemen aktivitas, terapi latihan, dan manajemen energi.
- Risiko Infeksi: Intervensi keperawatan seperti manajemen infeksi, pemberian obat, dan pencegahan komplikasi.
Secara akademis, sebagai perawat spesialis, saya merekomendasikan agar pasien segera mendapatkan evaluasi dan penanganan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 11667 | 31 Jan 2025
Klinis : anak hiperaktif, tidak dapat fokus, banyak bergerak, tidak betah untuk mengerjakan sesuatu dalam waktu yang lama, nilai corner 11
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu anak hiperaktif, tidak dapat fokus, banyak bergerak, dan tidak betah untuk mengerjakan sesuatu dalam waktu yang lama, serta nilai corner 11, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Perilaku Anak
Definisi: Perilaku anak yang menyimpang dari norma sosial, budaya, dan perkembangan yang mengakibatkan disfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik: Agresi verbal/fisik, impulsivitas, aktivitas berlebih, sulit berkonsentrasi, kurang perhatian, dan gangguan emosional.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Kontrol Perilaku Anak
Definisi: Kemampuan anak untuk mengendalikan perilakunya sesuai dengan norma sosial dan perkembangannya.
Kriteria hasil:
a. Anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan norma sosial.
b. Anak dapat berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas selama waktu yang lebih lama.
c. Anak dapat mengontrol impulsivitas dan aktivitas berlebih.
d. Anak menunjukkan emosi yang sesuai dengan situasi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Perilaku Anak
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu anak dalam mengontrol perilakunya sesuai dengan norma sosial dan perkembangannya.
Aktivitas:
a. Identifikasi pemicu perilaku menyimpang anak.
b. Berikan reinforcement positif saat anak menunjukkan perilaku yang sesuai.
c. Latih anak untuk menggunakan teknik relaksasi dan manajemen emosi.
d. Ajarkan anak strategi untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus.
e. Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dan tim kesehatan lain untuk mencapai tujuan.
f. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan Rinci:
Anak dengan gejala hiperaktif, tidak dapat fokus, banyak bergerak, dan tidak betah untuk mengerjakan sesuatu dalam waktu yang lama, serta nilai corner 11, menunjukkan adanya gangguan perilaku anak. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Perilaku Anak.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Kontrol Perilaku Anak, dimana anak dapat mengendalikan perilakunya sesuai dengan norma sosial dan perkembangannya. Kriteria hasil yang ingin dicapai adalah anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan norma sosial, dapat berkonsentrasi dalam aktivitas yang lebih lama, mengontrol impulsivitas dan aktivitas berlebih, serta menunjukkan emosi yang sesuai dengan situasi.
Untuk mencapai luaran tersebut, diperlukan intervensi keperawatan Manajemen Perilaku Anak. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi pemicu perilaku menyimpang, memberikan reinforcement positif saat anak menunjukkan perilaku yang sesuai, melatih anak untuk menggunakan teknik relaksasi dan manajemen emosi, mengajarkan anak strategi untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus, berkolaborasi dengan orang tua/keluarga dan tim kesehatan lain, serta mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan modifikasi jika diperlukan.
Dengan intervensi yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan anak dapat mencapai kontrol perilaku yang sesuai dengan norma sosial dan perkembangannya. -
Article No. 11668 | 31 Jan 2025
Klinis : resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi risiko jatuh.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Risiko Jatuh (R. Jatuh)
Definisi: Rentan terhadap terjatuh, yang dapat menyebabkan cidera fisik, yang disebabkan oleh karakteristik individu, lingkungan, dan interaksi keduanya.
Karakteristik Definisi:
1. Riwayat jatuh dalam 1 tahun terakhir
2. Pusing/vertigo
3. Gangguan keseimbangan/koordinasi
4. Gangguan sensorik (penglihatan, pendengaran)
5. Gangguan mobilitas
6. Penggunaan alat bantu jalan
7. Gangguan kognitif
8. Usia lanjut
9. Gaya hidup yang berisiko (contoh: aktivitas fisik berlebih)
10. Lingkungan yang berisiko (contoh: lantai licin, pencahayaan kurang)
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Tidak terjadi jatuh selama perawatan
2. Klien/keluarga mampu mengidentifikasi faktor risiko jatuh
3. Klien/keluarga mampu melakukan tindakan pencegahan jatuh
4. Klien/keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah jatuh
5. Klien/keluarga mampu menggunakan alat bantu jalan dengan benar
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Identifikasi faktor risiko jatuh pada klien
- Kaji riwayat jatuh, gangguan sensorik, mobilitas, dll.
- Evaluasi lingkungan untuk potensi bahaya
2. Intervensi untuk mengurangi risiko jatuh
- Berikan bantuan/asisten dalam beraktivitas sesuai kebutuhan
- Ajarkan penggunaan alat bantu jalan yang tepat
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh (contoh: perbaiki lantai licin, tambah penerangan)
- Berikan edukasi kepada klien/keluarga tentang pencegahan jatuh
3. Monitoring dan evaluasi
- Pantau tanda-tanda vital, status fungsional, dan kejadian jatuh selama perawatan
- Evaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan
- Modifikasi intervensi jika diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Jatuh" digunakan untuk mengidentifikasi klien yang rentan terhadap jatuh, yang dapat menyebabkan cedera fisik. Faktor-faktor risiko seperti riwayat jatuh, gangguan sensorik, mobilitas, dan lingkungan yang berisiko harus dievaluasi secara komprehensif.
Luaran/output yang diharapkan meliputi tidak terjadinya jatuh selama perawatan, kemampuan klien/keluarga dalam mengidentifikasi dan melakukan tindakan pencegahan jatuh, serta modifikasi lingkungan yang aman. Hal ini bertujuan untuk memastikan keselamatan klien dan mencegah komplikasi akibat jatuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup identifikasi faktor risiko, implementasi tindakan untuk mengurangi risiko jatuh, serta monitoring dan evaluasi secara berkala. Pemberian bantuan dalam aktivitas, edukasi penggunaan alat bantu, dan modifikasi lingkungan merupakan contoh intervensi yang dapat dilakukan. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana asuhan jika diperlukan menjadi penting untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan demikian, melalui diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang terukur, dan intervensi yang komprehensif, perawat dapat berperan aktif dalam mencegah kejadian jatuh dan meminimalkan risiko cedera pada klien. -
Article No. 11669 | 31 Jan 2025
Klinis : gangguan memori
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan memori.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Gangguan Memori:
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Memori
- Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk menerima, menyimpan, mengembalikan, atau mengungkapkan informasi atau keterampilan yang diperlukan untuk fungsi sehari-hari.
- Penyebab Utama: Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan memori antara lain: penuaan, cedera otak, kondisi medis (seperti demensia, depresi, atau gangguan tiroid), penggunaan obat-obatan, dan gaya hidup (seperti kurang tidur atau stres).
- Karakteristik Mayor: 1) Kesulitan dalam mengingat informasi terbaru, 2) Kesulitan dalam mengingat informasi masa lalu, 3) Kesulitan dalam mengingat urutan peristiwa, dan 4) Kemampuan belajar atau mengingat yang menurun.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Luaran Utama: Mempertahankan Fungsi Kognitif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi mental, seperti memori, orientasi, bahasa, dan keterampilan kognitif lainnya.
- Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat mengingat informasi terbaru dengan bantuan minimal.
2. Pasien dapat mengingat informasi masa lalu dengan bantuan minimal.
3. Pasien dapat mengingat urutan peristiwa dengan bantuan minimal.
4. Pasien dapat belajar dan mengingat informasi baru dengan bantuan minimal.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
- Intervensi Utama: Terapi Stimulasi Kognitif
- Definisi: Pemberian stimulasi mental untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif, seperti memori, orientasi, bahasa, dan keterampilan kognitif lainnya.
- Aktivitas Utama:
1. Melakukan asesmen komprehensif untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien terkait gangguan memori.
2. Mengembangkan rencana intervensi yang disesuaikan dengan kondisi pasien, melibatkan keluarga, dan mempertimbangkan aktivitas yang menarik bagi pasien.
3. Memberikan latihan, permainan, atau aktivitas yang merangsang fungsi kognitif, seperti mengingat nama, tanggal, tempat, atau kegiatan sehari-hari.
4. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada pasien dan keluarga dalam melaksanakan aktivitas stimulasi kognitif.
5. Memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien secara berkala, serta menyesuaikan intervensi sesuai kebutuhan.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan gangguan memori dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitifnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal. -
Article No. 11670 | 31 Jan 2025
Klinis : gangguan perilaku anak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan perilaku pada anak.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan perilaku pada anak adalah "Gangguan Perilaku". Diagnosis ini didefinisikan sebagai pola perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma sosial atau budaya yang ada, sehingga dapat mengganggu fungsi anak di lingkungannya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Anak Terarah: Anak dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan norma sosial dan budaya yang berlaku di lingkungannya.
2. Kontrol Diri: Anak dapat menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengendalikan perilakunya.
3. Kemampuan Interaksi Sosial: Anak dapat menunjukkan kemampuan dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya.
4. Fungsi Keluarga: Keluarga dapat menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan mendukung perkembangan anak.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perilaku:
- Mengidentifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi perilaku anak.
- Mengembangkan strategi manajemen perilaku yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.
- Melibatkan keluarga dalam penerapan strategi manajemen perilaku.
- Memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi manajemen perilaku.
2. Terapi Bermain:
- Memfasilitasi aktivitas bermain yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.
- Menggunakan bermain sebagai sarana untuk mengeksplorasi emosi, mengatasi masalah, dan meningkatkan kemampuan interaksi sosial.
- Melibatkan keluarga dalam aktivitas bermain bersama anak.
- Mengevaluasi kemajuan anak dalam bermain dan interaksi sosial.
3. Dukungan Keluarga:
- Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai gangguan perilaku pada anak dan cara penanganannya.
- Mendorong keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam asuhan keperawatan anak.
- Membantu keluarga dalam mengembangkan strategi untuk mendukung perkembangan anak.
- Memfasilitasi keluarga dalam mengakses sumber daya yang diperlukan untuk mendukung anak.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan keluarga, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, sehingga anak dapat menunjukkan perilaku yang sesuai, kontrol diri yang baik, kemampuan interaksi sosial yang memadai, dan keluarga dapat memenuhi kebutuhan dan mendukung perkembangan anak. -
Article No. 11671 | 31 Jan 2025
Klinis : 4 hari yang lalu mata terkena benda tajam mata sebelah kanan , 2 hari yang lalu terasa sakit , tetapi masih bisa terlihat pandagan, kondisi saat ini mata merah seperti ada bendungan darah tetapi tidak sakit dan masih bisa melihat dengan jelas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Gangguan Integritas Jaringan Mata
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kerusakan pada struktur atau fungsi mata.
- Faktor Risiko: Trauma pada mata, Riwayat penyakit mata, Usia, dsb.
SLKI:
- Hasil yang diharapkan: Tidak terjadi kerusakan struktur atau fungsi mata.
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi atau peradangan pada mata, Visus atau tajam penglihatan dalam batas normal, dsb.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Memonitor tanda-tanda infeksi atau peradangan pada mata, Mengobati luka atau cedera pada mata, Memberikan edukasi tentang perawatan mata, dsb.
Dengan kondisi Anda saat ini, yaitu mata merah seperti ada bendungan darah tetapi tidak sakit dan masih bisa melihat dengan jelas, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Gangguan Integritas Jaringan Mata". Hal ini dikarenakan ada trauma pada mata yang menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi mata, namun belum terjadi kerusakan yang signifikan.
Perawat akan fokus pada pemantauan tanda-tanda inflamasi, penanganan luka, dan edukasi kepada pasien tentang cara merawat mata agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Tujuan akhirnya adalah mencegah terjadinya gangguan integritas jaringan mata yang lebih parah. -
Article No. 11672 | 31 Jan 2025
Klinis : 4 hari yang lalu mata terkena benda tajam mata sebelah kanan , 2 hari yang lalu terasa sakit , tetapi masih bisa terlihat pandagan, kondisi saat ini mata merah seperti ada bendungan darah tetapi tidak sakit dan masih bisa melihat dengan jelas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S05.10
- Deskripsi: Luka benda tajam di mata, tidak ditentukan apakah lengan mata terlibat
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.11
- Deskripsi: Ekstraksi benda asing dari konjungtiva dan kornea
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 S05.10 (Luka benda tajam di mata, tidak ditentukan apakah lengan mata terlibat):
- Berdasarkan deskripsi yang Anda berikan, mata terkena benda tajam 4 hari yang lalu, tetapi masih dapat melihat dengan jelas dan hanya terasa sakit 2 hari kemudian.
- Kondisi saat ini menunjukkan mata merah seperti ada bendungan darah, tetapi tidak ada rasa sakit.
- Kode ICD-10 S05.10 mencakup luka di mata akibat benda tajam, tanpa menyebutkan apakah lengan mata (apendiks okularis) terlibat.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 98.11 (Ekstraksi benda asing dari konjungtiva dan kornea):
- Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, ada kemungkinan bahwa benda asing masih tertinggal di dalam mata, menyebabkan iritasi dan kemerahan.
- Kode ICD-9-CM 98.11 mengacu pada prosedur ekstraksi benda asing dari konjungtiva (selaput lendir mata) dan kornea (lapisan luar mata).
- Prosedur ini mungkin diperlukan untuk mengeluarkan benda asing yang masih tertinggal di mata, guna mengatasi iritasi dan kemerahan yang terjadi.
Jika ada pertanyaan atau membutuhkan informasi tambahan, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 11673 | 31 Jan 2025
Klinis : Pasien gelisah, keadaan umum lemah, delirium, ttv 189/100 mmHg, nadi97, rr21, spo2 88%
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R45.1
- Deskripsi: Kegelisahan
2. Kode ICD-10:
- Kode: R53
- Deskripsi: Kelemahan umum
3. Kode ICD-10:
- Kode: F05
- Deskripsi: Delirium, tidak disebabkan oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya
Penjelasan:
- Kode R45.1 (Kegelisahan) sesuai dengan gejala pasien yang mengalami kegelisahan.
- Kode R53 (Kelemahan umum) sesuai dengan kondisi umum pasien yang lemah.
- Kode F05 (Delirium, tidak disebabkan oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya) sesuai dengan gejala delirium yang dialami pasien.
Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang teridentifikasi berdasarkan informasi yang diberikan. Namun, pemantauan tanda vital seperti tekanan darah, nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen (SpO2) mungkin dilakukan sebagai bagian dari penilaian dan penatalaksanaan pasien. -
Article No. 11674 | 31 Jan 2025
Klinis : Pasien gelisah, keadaan umum lemah, delirium, ttv 189/100 mmHg, nadi97, rr21, spo2 88%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan (SDKI)
- Definisi: Respon emosi dan psikolologis individu terhadap sumber stres atau ancaman yang tidak spesifik, ditandai dengan kekhawatiran, kegelisahan, dan ketakutan.
- Faktor yang Berhubungan: Stres, perubahan status kesehatan, usia.
- Gejala dan Tanda: Gelisah, takut, cemas, waspada, sulit tidur.
2. Perubahan Perfusi Jaringan Serebral (SDKI)
- Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan disfungsi neurologis.
- Faktor yang Berhubungan: Hipotensi, hipoksia, penurunan oksigenasi.
- Gejala dan Tanda: Penurunan tingkat kesadaran, delirium, perubahan fungsi kognitif.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan fisik, penurunan fungsi kardiovaskular.
- Gejala dan Tanda: Kelelahan, lemah, dispnea, peningkatan frekuensi nadi dan pernapasan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar luaran atau hasil asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan yang baik. -
Article No. 11675 | 31 Jan 2025
Klinis : muncul benjolan di payudarah sebelah kiri sudah 2 bulan ini benjolan sebesar kelereng sudah di usg di rumah sakit . tidak sakit dan tidak panas. disarankan oprasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N63
- Deskripsi: Benjolan di payudara, tidak ditentukan.
Penjelasan:
Kode N63 dalam ICD-10 (Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan, Revisi Kesepuluh) digunakan untuk mengklasifikasikan benjolan di payudara yang tidak ditentukan penyebabnya. Hal ini sesuai dengan uraian kondisi pasien, di mana terdapat benjolan di payudara kiri dengan ukuran sebesar kelereng, tanpa disertai rasa sakit atau panas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.21
- Deskripsi: Biopsi terbuka (eksisi) dari masa payudara.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi bahwa pasien disarankan untuk menjalani operasi, prosedur yang sesuai adalah biopsi terbuka (eksisi) dari masa payudara, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 85.21. Prosedur ini dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dari benjolan payudara untuk tujuan diagnostik.
Catatan: Karena pasien belum menjalani prosedur, kode ICD-9-CM ini hanya sebagai acuan jika nantinya prosedur tersebut dilakukan.