Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21042 | 25 Aug 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu, disertai sakit kepala hebat, muntah proyektil, dan kejang 1 kali sebelum masuk rumah sakit. Orang tua juga melaporkan anak tampak mengantuk dan kurang responsif sejak pagi hari. Riwayat kehamilan dan persalinan baik. Tidak ada riwayat trauma kepala. Riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis paru pada anggota keluarga dinyatakan positif. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: sakit sedang-berat, anak tampak somnolen Tanda vital: Suhu: 39,5 °C Nadi: 120x/menit RR: 28x/menit TD: 110/70 mmHg Status neurologis: GCS: E3 M5 V3 (total 11) Kaku kuduk (+) Brudzinski sign (+) Kernig sign (+) Papil edema (+) pada funduskopi Tidak ditemukan kelumpuhan fokal, tetapi pasien tampak fotofobia Pemeriksaan laboratorium: Leukosit: 18.000/?L (neutrofil dominan) CRP: meningkat Kultur darah: pending Pungsi lumbal: Tekanan pembukaan: meningkat Cairan keruh Sitologi: leukosit 800/?L (90% neutrofil) Protein: meningkat Glukosa: rendah (20 mg/dL, plasma 90 mg/dL)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: {\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl\f0\fswiss\fcharset0 Arial;}\f0\fs24
\par
\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN\b0\line
\b Kode: 00028\b0\line
\b Nama: Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral\b0\line
\line
\b PENJELASAN SINGKAT\b0\line
Diagnosis ini ditetapkan berdasarkan temuan klinis yang menunjukkan gangguan perfusi serebral sekunder akibat proses infeksi dan inflamasi pada meninges. Data pendukung utama meliputi: penurunan kesadaran (somnolen, GCS 11), tanda meningeal (kaku kuduk, Brudzinski, Kernig positif), peningkatan tekanan intrakranial (papil edema, tekanan pembukaan meningkat pada pungsi lumbal), serta bukti laboratorium cairan serebrospinal yang konsisten dengan meningitis bakterial (cairan keruh, pleositosis neutrofil, peningkatan protein, dan penurunan glukosa).\line
\line
\b STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI)\b0\line
\b Kode: 00028\b0\line
\b Definisi:\b0 Risiko penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak yang dapat menyebabkan gangguan fungsi neurologis.\line
\b Karakteristik Mayor:\b0 Perubahan status mental, peningkatan tekanan intrakranial.\line
\b Karakteristik Minor:\b0 Perubahan tanda vital, perilaku/emosional.\line
\line
\b STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI)\b0\line
\b Kode: 1402\b0\line
\b Nama Luaran:\b0 Status Sirkulasi Serebral\line
\b Indikator:\b0\line
1. Tingkat kesadaran\line
2. Fungsi kognitif\line
3. Tanda vital dalam rentang normal\line
4. Tidak ada tanda peningkatan tekanan intrakranial\line
\b Skala Pengukuran:\b0 1 (selalu terganggu) hingga 5 (tidak pernah terganggu)\line
\line
\b STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA (SIKI)\b0\line
\b Kode: 2620\b0\line
\b Nama Intervensi:\b0 Manajemen Perfusi Serebral\line
\b Aktivitas:\b0\line
1. Monitor status neurologis setiap 2-4 jam (GCS, pupil, tanda vital)\line
2. Pertahankan posisi kepala elevasi 30°\line
3. Hindari manuver yang meningkatkan tekanan intrakranial (mis. fleksi leher berlebihan)\line
4. Kolaborasi pemberian terapi oksigen sesuai kebutuhan\line
5. Kolaborasi pemberian antibiotik dan terapi simtomatik (antipiretik, antikonvulsan)\line
6. Monitor balance cairan dan elektrolit\line
7. Berikan edukasi pada keluarga tentang tanda-tanda deteriorasi neurologis\line
\line
\b Catatan:\b0 Diagnosis ini memerlukan pendekatan kolaboratif dengan tim medis mengingat kondisi akut dan potensi komplikasi neurologis yang mengancam jiwa. Pemantauan ketat dan intervensi tepat waktu merupakan aspek kritis dalam tatalaksana kasus ini.\line
} -
Article No. 21043 | 25 Aug 2025
Klinis : tumor paru
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi tumor paru:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C34
- Deskripsi: Tumor ganas pada bronkus dan paru
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 32.2x
- Deskripsi: Lobektomi paru, termasuk segmentektomi atau kuadrantektomi paru
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 C34 digunakan untuk menggambarkan tumor ganas (kanker) yang terjadi pada bronkus dan paru-paru. Kategori ini mencakup semua jenis kanker paru, seperti karsinoma sel kecil, karsinoma sel non-kecil, dan tumor ganas lainnya pada organ paru.
2. Terkait prosedur/tindakan medis, kode ICD-9-CM 32.2x mencakup berbagai jenis pembedahan pengangkatan sebagian paru, seperti lobektomi, segmentektomi, atau kuadrantektomi paru. Tindakan ini dilakukan sebagai salah satu modalitas pengobatan untuk tumor ganas paru.
Sebagai dokter atau perekam medis, kode-kode ini digunakan untuk mengkodekan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan tumor paru, sehingga dapat digunakan untuk keperluan dokumentasi, tagihan, serta analisis epidemiologi dan penelitian medis. -
Article No. 21044 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “batuk berdahak lebih dri 2 minggu“
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang disampaikan pasien, yaitu "batuk berdahak lebih dari 2 minggu", diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami gangguan dalam membersihkan saluran pernapasan sehingga terjadi akumulasi sekret yang tidak dapat dikeluarkan dengan efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai kriteria outcome sebagai berikut:
1. Pola napas membaik, ditandai dengan frekuensi napas dalam rentang normal (12-20x/menit) dan irama napas teratur.
2. Tidak terdapat suara napas tambahan, seperti mengi atau ronki.
3. Tidak terjadi sianosis atau retraksi dinding dada.
4. Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif melalui batuk.
5. Pasien melaporkan kemudahan dalam bernapas dan tidak ada rasa sesak.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman untuk memudahkan pengeluaran sekret.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan napas dalam untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan humidifikasi oksigen jika diperlukan untuk melembapkan jalan napas.
- Lakukan suction jika pasien tidak dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
2. Manajemen Energi
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk menghemat energi.
- Anjurkan istirahat yang cukup untuk memulihkan tenaga.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk pemberian terapi pernapasan jika diperlukan.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penanganan batuk berdahak.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan cara membersihkan jalan napas.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan makanan bergizi.
Dengan pemberian intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan bersihan jalan napas sehingga pasien dapat bernapas dengan lebih efektif dan nyaman. -
Article No. 21045 | 25 Aug 2025
Klinis : do dan ds pasien terlihat sulit berbicara dan mendengar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, bahwa pasien terlihat sulit berbicara dan mendengar, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Komunikasi Verbal (00051)
Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman bahasa lisan.
Karakteristik Utama:
- Kesulitan menggunakan bahasa lisan yang efektif
- Keterbatasan dalam memahami bahasa lisan
- Kesulitan mengekspresikan ide secara verbal
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Komunikasi Verbal (0902)
Definisi: Kemampuan untuk menggunakan dan memahami bahasa lisan.
Indikator:
- Menggunakan bahasa lisan yang efektif
- Memahami bahasa lisan yang disampaikan
- Mengekspresikan ide secara verbal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Fasilitasi Komunikasi (4976)
Definisi: Membantu pasien untuk memperbaiki atau mempertahankan kemampuan berkomunikasi.
Aktivitas Keperawatan:
- Mengidentifikasi hambatan komunikasi pasien
- Menggunakan teknik komunikasi yang sesuai dengan kemampuan pasien
- Memberikan alat bantu komunikasi yang sesuai
- Melibatkan keluarga dalam proses komunikasi
- Mendorong pasien untuk berlatih berkomunikasi
- Melakukan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan komunikasi pasien
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Komunikasi Verbal (00051)" dipilih karena sesuai dengan kondisi pasien yang terlihat sulit berbicara dan mendengar. Dalam diagnosa ini, pasien mengalami keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman bahasa lisan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan "Komunikasi Verbal (0902)" dipilih karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu agar pasien dapat menggunakan dan memahami bahasa lisan dengan efektif. Indikator-indikator yang ada dalam luaran ini menggambarkan kemajuan yang diharapkan dalam kemampuan komunikasi verbal pasien.
3. Intervensi Keperawatan "Fasilitasi Komunikasi (4976)" dipilih karena sesuai dengan kebutuhan pasien untuk memperbaiki atau mempertahankan kemampuan berkomunikasinya. Aktivitas-aktivitas keperawatan yang ada dalam intervensi ini mencakup identifikasi hambatan, penggunaan teknik komunikasi yang tepat, pemberian alat bantu, dan pelibatan keluarga, serta evaluasi secara berkala untuk memastikan kemajuan yang dicapai.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi masalah gangguan komunikasi verbal yang dialaminya. -
Article No. 21046 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “sulit berbicara dan suara tidak jelas saat berbicara “ Do : Pasien tampak berusaha berbicara namun artikulasi tidak jelas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Komunikasi Verbal". Diagnosa ini dipilih karena pasien mengeluhkan kesulitan berbicara dan suara yang tidak jelas saat berbicara, serta tampak berusaha berbicara namun artikulasi tidak jelas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Komunikasi Verbal: Pasien dapat berkomunikasi dengan artikulasi yang jelas.
2. Kemampuan Komunikasi: Pasien dapat menggunakan kemampuan komunikasi secara efektif.
3. Interaksi Sosial: Pasien dapat berinteraksi sosial dengan orang lain secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Komunikasi Verbal:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi verbal pasien.
- Kolaborasi dengan ahli terapi wicara untuk memberikan intervensi yang sesuai.
- Latih pasien untuk melakukan teknik artikulasi, intonasi, dan kecepatan bicara yang tepat.
- Berikan umpan balik positif saat pasien berhasil memperbaiki kemampuan komunikasi verbalnya.
2. Terapi Wicara:
- Kolaborasi dengan ahli terapi wicara untuk memberikan terapi wicara yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Latih pasien melakukan latihan artikulasi, pernafasan, dan teknik lain yang direkomendasikan oleh terapis wicara.
- Pantau perkembangan pasien selama menjalani terapi wicara.
3. Dukungan Komunikasi:
- Identifikasi kebutuhan pasien dalam berkomunikasi dan kolaborasi dengan keluarga/significant others untuk membantu pasien.
- Ajarkan teknik komunikasi alternatif, seperti tulisan, isyarat, atau alat bantu komunikasi.
- Fasilitasi interaksi pasien dengan orang lain untuk melatih kemampuan komunikasinya.
Penjelasan di atas disampaikan dengan tone akademis dan persona pakar/perawat. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut. -
Article No. 21047 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “sering demam ringan” Do : pasien ketika di pegang kening nya terasa hangat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,8°C (100°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
Gejala dan Tanda:
- Pasien mengatakan sering demam ringan (data subjektif)
- Pasien terasa hangat saat disentuh di kening (data objektif)
Penyebab Potensial:
- Infeksi
- Proses peradangan
- Gangguan termoregulasi
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C atau 97,7-99,5°F).
- Kriteria Hasil:
a. Pasien mencapai dan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
b. Pasien mampu mengenali tanda-tanda awal peningkatan suhu tubuh.
c. Pasien mampu melakukan tindakan penurunan suhu tubuh.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola penyebab, gejala, dan komplikasi dari peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Tindakan Keperawatan:
a. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh, secara berkala.
b. Kaji penyebab hipertermia, seperti infeksi atau proses peradangan.
c. Berikan tindakan penurunan suhu tubuh, seperti kompres hangat, pemberian obat antipiretik, atau mengupayakan lingkungan yang sejuk.
d. Pantau respon pasien terhadap tindakan penurunan suhu.
e. Edukasikan pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia, termasuk tanda-tanda peningkatan suhu, tindakan penurunan suhu, dan upaya pencegahan.
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan hipertermia yang efektif.
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, pasien mengalami kondisi hipertermia atau peningkatan suhu tubuh di atas normal. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia, yang didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,8°C (100°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal, yang berarti kemampuan pasien untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C atau 97,7-99,5°F). Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien mencapai dan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, mampu mengenali tanda-tanda awal peningkatan suhu tubuh, serta mampu melakukan tindakan penurunan suhu tubuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah Manajemen Hipertermia, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola penyebab, gejala, dan komplikasi dari peningkatan suhu tubuh di atas normal. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian tanda-tanda vital, identifikasi penyebab hipertermia, pemberian tindakan penurunan suhu tubuh, pemantauan respons pasien, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai dan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, sehingga gejala hipertermia dapat diatasi secara efektif. -
Article No. 21048 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “susah menggerakkan tangan” Do : Pasien tampak kesulitan saat mencoba menggerakkan tangan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yakni pasien mengatakan "susah menggerakkan tangan" dan pasien tampak kesulitan saat mencoba menggerakkan tangan, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan pada gerakan fisik yang disengaja dan mandiri pada satu atau lebih ekstremitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik (0208)
a. Indikator:
- Rentang gerak sendi (020801)
- Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik (020802)
- Kemampuan untuk menggerakkan ekstremitas (020803)
b. Kriteria Hasil:
- Pasien dapat menggerakkan tangan dengan rentang gerak yang meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas fisik dengan kemampuan yang meningkat
- Pasien dapat menggerakkan ekstremitas dengan kemampuan yang meningkat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Latihan: Ekstremitas Atas (4310)
a. Tujuan: Meningkatkan rentang gerak, kekuatan, dan koordinasi ekstremitas atas.
b. Aktivitas:
- Ajarkan pasien latihan rentang gerak sendi aktif dan pasif untuk ekstremitas atas.
- Lakukan latihan kekuatan otot dengan menggunakan alat bantu atau tahanan.
- Lakukan latihan koordinasi dan kontrol motorik halus untuk ekstremitas atas.
- Berikan motivasi dan dukungan selama latihan.
2. Manajemen Nyeri (1400)
a. Tujuan: Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
b. Aktivitas:
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien.
- Berikan terapi farmakologis dan non-farmakologis sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan pasien.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik (00085) dipilih karena pasien mengalami keterbatasan gerakan fisik pada tangan, yang merupakan salah satu ciri dari diagnosa ini.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI): Mobilitas Fisik (0208) bertujuan untuk meningkatkan rentang gerak sendi, kemampuan melakukan aktivitas fisik, dan kemampuan menggerakkan ekstremitas, yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Terapi Latihan: Ekstremitas Atas (4310) bertujuan untuk meningkatkan rentang gerak, kekuatan, dan koordinasi tangan pasien melalui latihan yang terstruktur.
b. Manajemen Nyeri (1400) bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang mungkin dirasakan pasien saat mencoba menggerakkan tangan, sehingga dapat mendukung proses pemulihan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan mobilitas fisiknya, khususnya pada gerakan tangan, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 21049 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “nafsu makan menurun” Do : Pasien terlihat lemah dan tampak kurus. tindakan yang harus dilakukan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk pertanyaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Berdasarkan data subjektif (Ds) yang diperoleh, pasien mengeluhkan "nafsu makan menurun", serta data objektif (Do) yang menunjukkan pasien terlihat lemah dan tampak kurus, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Tindakan yang harus dilakukan:
1. Mengevaluasi dan memantau asupan nutrisi pasien
2. Memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi kesehatan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien
4. Memantau perubahan berat badan dan status gizi pasien secara berkala
5. Memberikan suplementasi nutrisi jika diperlukan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tercapainya keseimbangan nutrisi yang adekuat
2. Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
3. Pasien menunjukkan peningkatan berat badan dan status gizi yang optimal
4. Pasien menunjukkan peningkatan energi dan kekuatan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Mengkaji asupan nutrisi pasien secara komprehensif, termasuk jenis, jumlah, dan frekuensi makan
2. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat untuk pemulihan dan peningkatan kesehatan
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien, mempertimbangkan preferensi makanan, dan memfasilitasi asupan nutrisi yang optimal
4. Memantau perubahan berat badan dan status gizi pasien secara berkala, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya
5. Memberikan suplementasi nutrisi, jika diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
6. Memotivasi dan mendukung pasien untuk meningkatkan nafsu makan dan asupan nutrisi
7. Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat asupan nutrisi, seperti kesulitan menelan, mual, atau nyeri
8. Menyediakan makanan yang menarik, bergizi, dan sesuai dengan preferensi pasien untuk meningkatkan nafsu makan
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan clarifikasi atau informasi tambahan.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 21050 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “sulit berbicara dan suara tidak jelas saat berbicara “ Do : Pasien tampak berusaha berbicara namun artikulasi tidak jelas. tindakan yang harus dilakukan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah "Gangguan Komunikasi Verbal" (00051). Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman bahasa lisan".
Tindakan yang harus dilakukan:
Berdasarkan kondisi pasien, tindakan yang harus dilakukan adalah:
1. Menilai kemampuan komunikasi verbal pasien, termasuk artikulasi, volume suara, kelancaran berbicara, dan pemahaman bahasa.
2. Mengidentifikasi penyebab gangguan komunikasi verbal, misalnya gangguan neurologis, kesulitan motorik, atau kecemasan.
3. Melibatkan keluarga atau significant others dalam proses komunikasi untuk membantu pasien.
4. Mengajarkan teknik komunikasi alternatif, seperti menulis, isyarat, atau menggunakan alat bantu komunikasi.
5. Menyediakan lingkungan yang tenang dan mendukung untuk memfasilitasi komunikasi.
6. Melakukan kolaborasi dengan terapis wicara (speech therapist) untuk intervensi yang lebih spesifik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kemampuan Komunikasi Verbal Meningkat (0902): Pasien dapat berkomunikasi secara verbal dengan artikulasi yang jelas dan dipahami oleh orang lain.
2. Integritas Komunikasi (0902): Pasien dapat berinteraksi dan bertukar informasi dengan orang lain secara efektif.
3. Keterlibatan Keluarga (2502): Keluarga terlibat dalam proses komunikasi dan mendukung pasien dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Wicara (4976): Melibatkan terapis wicara untuk memberikan intervensi spesifik dalam meningkatkan artikulasi, volume suara, dan kelancaran berbicara pasien.
2. Dukungan Komunikasi (4976): Mengajarkan teknik komunikasi alternatif, seperti isyarat, menulis, atau menggunakan alat bantu komunikasi, untuk memfasilitasi komunikasi pasien.
3. Peningkatan Komunikasi (4976): Menciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung, serta melibatkan keluarga dalam proses komunikasi pasien.
4. Manajemen Lingkungan: Penciptaan Lingkungan Tenang (6480): Mengatur lingkungan yang mendukung komunikasi pasien, misalnya mengurangi kebisingan atau distraksi.
5. Manajemen Kecemasan (5820): Mengelola kecemasan pasien yang mungkin menghambat kemampuan komunikasi verbal.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 21051 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “sulit berbicara dan suara tidak jelas saat berbicara “ Do : Pasien tampak berusaha berbicara namun artikulasi tidak jelas. tindakan yang harus dilakukan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan kelemahan/gangguan artikulasi, ditandai dengan pasien mengatakan "sulit berbicara dan suara tidak jelas saat berbicara" serta pasien tampak berusaha berbicara namun artikulasi tidak jelas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat berbicara dengan artikulasi yang jelas.
2. Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
3. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Identifikasi penyebab gangguan komunikasi verbal, misalnya kelemahan otot, gangguan saraf, atau kondisi medis lainnya.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter, terapis wicara) untuk menentukan intervensi yang tepat.
3. Latihan artikulasi dan fonasi, seperti latihan pengucapan huruf, kata, atau kalimat sederhana.
4. Latihan pernapasan dan relaksasi otot-otot yang terlibat dalam berbicara.
5. Gunakan alat bantu komunikasi (misalnya papan tulis, aplikasi komunikasi di smartphone) untuk memfasilitasi komunikasi pasien.
6. Berikan umpan balik positif dan dorongan saat pasien berusaha berbicara.
7. Libatkan keluarga/significant others dalam proses rehabilitasi komunikasi pasien.
8. Edukasi pasien dan keluarga tentang kondisi dan strategi komunikasi yang efektif.
9. Evaluasi kemajuan pasien secara berkala dan sesuaikan intervensi jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Komunikasi Verbal karena pasien mengalami kesulitan berbicara dan artikulasi yang tidak jelas, yang merupakan gangguan dalam kemampuan verbal. Hal ini berhubungan dengan kelemahan atau gangguan pada otot-otot yang terlibat dalam proses berbicara.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat berbicara dengan artikulasi yang jelas, dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, dan dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial. Hal ini penting untuk memastikan pasien dapat terlibat dalam interaksi dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi identifikasi penyebab, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, latihan artikulasi dan fonasi, latihan pernapasan, penggunaan alat bantu komunikasi, pemberian umpan balik positif, melibatkan keluarga, edukasi, dan evaluasi kemajuan. Tujuannya adalah untuk memulihkan kemampuan berbicara pasien secara bertahap dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Saya siap memberikan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan.