Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20024 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien post ORIF closed fraktur distal radius dengan gips:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (kode: 00132)
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dialami individu (kode: 10016)
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengenali dan mengurangi nyeri yang dialami pasien (kode: I0001)
2. Gangguan mobilitas fisik (00085)
- SDKI: Keterbatasan dalam gerakan fisik mandiri, yang diharapkan untuk tujuan tertentu, yang diinduksi oleh ketidakmatangan, ketidakmampuan, gangguan, atau lingkungan (kode: 00085)
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pergerakan individu (kode: 10011)
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fisik pasien (kode: I0002)
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00204)
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer, yang dapat mengancam kesehatan (kode: 00204)
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan perifer (kode: 10056)
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan perifer (kode: I0003)
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut: Pasien mengalami nyeri setelah tindakan ORIF dan pemasangan gips pada fraktur distal radius.
2. Gangguan mobilitas fisik: Pasien mengalami keterbatasan dalam pergerakan fisik akibat pemasangan gips dan cedera yang dialami.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer: Pasien berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke ekstremitas yang terkena fraktur dan terpasang gips.
Kode-kode di atas merupakan kode diagnosa, intervensi, dan luaran yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 20025 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips, dengan format yang terstruktur seperti yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S52.53XA
- Deskripsi: Fraktur distal radius, tertutup, dengan satu atau lebih fragmen, initial encounter for closed fracture
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.27
- Deskripsi: Tindakan fiksasi internal tulang untuk fraktur radius atau ulna, closed reduction
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S52.53XA menunjukkan diagnosis fraktur distal radius yang tertutup, dengan satu atau lebih fragmen, pada kunjungan awal (initial encounter) untuk fraktur tertutup.
2. Kode ICD-9-CM 84.27 menunjukkan tindakan fiksasi internal tulang untuk fraktur radius atau ulna, dengan reduksi tertutup. Hal ini sesuai dengan tindakan pemberian gips yang dilakukan pada pasien setelah prosedur ORIF (Open Reduction Internal Fixation) untuk fraktur distal radius. -
Article No. 20026 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk pasien post-ORIF (Open Reduction Internal Fixation) **closed fraktur distal radius terpasang gips**, sesuai dengan standar **PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)** dalam format akademis/pakar:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.3** – **Nyeri Akut**
**Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, dengan potensi atau aktual durasi ?3 bulan.
**Faktor Penyebab**:
- Trauma jaringan (fraktur distal radius).
- Prosedur bedah (ORIF) dan pemasangan gips.
**Kode DX.5.1** – **Risiko Infeksi**
**Definisi**: Peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen, berpotensi membahayakan kesehatan.
**Faktor Risiko**:
- Luka insisi bedah ORIF.
- Imobilisasi gips (risiko kelembaban/iritasi kulit).
**Kode DX.3.1** – **Gangguan Mobilitas Fisik**
**Definisi**: Keterbatasan kemampuan untuk bergerak secara mandiri atau terbatasnya rentang gerak.
**Faktor Penyebab**:
- Imobilisasi gips pada ekstremitas atas.
- Nyeri dan edema pasca-operasi.
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Untuk Nyeri Akut (DX.1.3)**:
- **Kode LO.1.3.1**: Tingkat nyeri terkontrol (skala nyeri ?3 dari 10).
- **Kode LO.1.3.2**: Pasien mampu mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (misal: relaksasi napas dalam).
**Untuk Risiko Infeksi (DX.5.1)**:
- **Kode LO.5.1.1**: Tidak ada tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor, functio laesa).
- **Kode LO.5.1.3**: Pasien memahami tanda-tanda infeksi dan tindakan pencegahan.
**Untuk Gangguan Mobilitas Fisik (DX.3.1)**:
- **Kode LO.3.1.1**: Peningkatan rentang gerak sendi sesuai toleransi.
- **Kode LO.3.1.4**: Pasien mampu melakukan ADL (Activity of Daily Living) dengan adaptasi.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Untuk Nyeri Akut (DX.1.3)**:
- **Kode I.1.3.1**: Administrasi analgesik sesuai protokol (misal: parasetamol/NSAID).
- **Kode I.1.3.4**: Ajarkan teknik distraksi atau relaksasi.
**Untuk Risiko Infeksi (DX.5.1)**:
- **Kode I.5.1.1**: Perawatan luka insisi steril dan monitoring tanda infeksi.
- **Kode I.5.1.3**: Edukasi perawatan gips (hindari basah, jaga kebersihan kulit).
**Untuk Gangguan Mobilitas Fisik (DX.3.1)**:
- **Kode I.3.1.2**: Latihan ROM (Range of Motion) aktif-pasif pada area non-terimobilisasi.
- **Kode I.3.1.5**: Bantu pasien dalam ADL (misal: makan, berpakaian).
---
### **Catatan Akademis/Pakar**:
1. **Prioritas Intervensi**: Manajemen nyeri dan pencegahan infeksi adalah prioritas utama pada fase awal post-ORIF.
2. **Evaluasi Gips**: Pantau tanda kompartemen syndrome (nyeri hebat, pucat, parastesia) sebagai komplikasi gips.
3. **Edukasi**: Tekankan pentingnya follow-up radiologi untuk evaluasi penyembuhan fraktur.
Semua kode dan definisi mengacu pada **buku SDKI-SLKI-SIKI Edisi Terbaru PPNI**. Untuk penulisan lengkap, sertakan **asesmen mandiri perawat** (misal: skala nyeri, inspeksi luka) sebagai dasar klinis diagnosa.
**Referensi**:
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: PPNI.
Format ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi keperawatan atau penelitian klinis. -
Article No. 20027 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien post ORIF closed fraktur distal radius terpasang gips:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut (00132)
b. Keterbatasan mobilitas fisik (00085)
c. Risiko komplikasi perdarahan (00206)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Kode: 00132
b. Keterbatasan mobilitas fisik (00085)
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas yang digunakan untuk berpindah tempat.
- Kode: 00085
c. Risiko komplikasi perdarahan (00206)
- Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berlebihan.
- Kode: 00206
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen nyeri
b. Mobilitas
c. Pemantauan perdarahan
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen nyeri:
- Pengkajian nyeri
- Manajemen farmakologis nyeri
- Teknik non-farmakologis manajemen nyeri
b. Peningkatan mobilitas:
- Mobilisasi dini
- Terapi gerak aktif dan pasif
- Penanganan alat bantu gerak
c. Pemantauan perdarahan:
- Pengkajian tanda dan gejala perdarahan
- Pemantauan status hemodinamik
- Pemberian dukungan hemostatik
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh PPNI akan sangat relevan dan bermanfaat untuk memberikan perawatan yang komprehensif bagi pasien post ORIF closed fraktur distal radius terpasang gips. -
Article No. 20028 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya yang sesuai dengan kondisi pasien post ORIF closed fraktur distal radius dengan gips yang Anda jelaskan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Mobilitas Fisik Terganggu
Kode SDKI: 10029
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terarah dari satu titik ke titik lain.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Mobilitas Fisik Membaik
Kode SLKI: 10029
Definisi: Kemampuan individu untuk bergerak secara mandiri dan efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Peningkatan Mobilitas
Kode SIKI: 10029
Definisi: Memfasilitasi pergerakan mandiri dan efektif.
Penjelasan singkat:
- Diagnosa Keperawatan "Mobilitas Fisik Terganggu" menggambarkan keterbatasan pasien dalam melakukan gerakan fisik yang disengaja dan terarah, yang dapat disebabkan oleh fraktur distal radius dan pemasangan gips.
- Luaran Keperawatan "Mobilitas Fisik Membaik" mengarahkan pada peningkatan kemampuan pasien untuk bergerak secara mandiri dan efektif.
- Intervensi Keperawatan "Peningkatan Mobilitas" bertujuan untuk memfasilitasi pergerakan mandiri dan efektif pada pasien.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan standar dalam menetapkan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat untuk pasien post ORIF closed fraktur distal radius dengan gips. -
Article No. 20029 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien post operasi open reduction internal fixation (ORIF) closed fraktur distal radius dengan gips, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Keterbatasan Mobilitas Fisik (10001)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan mandiri, terkontrol, dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
2. Nyeri Akut (10002)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat dan intensitas ringan hingga berat, yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
3. Risiko Infeksi (10003)
Definisi: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Keterbatasan Mobilitas Fisik (10001)
Kode: 10001
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan mandiri, terkontrol, dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
2. Nyeri Akut (10002)
Kode: 10002
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat dan intensitas ringan hingga berat, yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
3. Risiko Infeksi (10003)
Kode: 10003
Definisi: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas (20001)
2. Kontrol Nyeri (20002)
3. Pencegahan Infeksi (20003)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Mobilitas (30001)
2. Manajemen Nyeri (30002)
3. Pencegahan Infeksi (30003)
Harap diperhatikan bahwa kode dan definisi yang saya berikan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Penerapan intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan hasil evaluasi yang dilakukan oleh perawat. -
Article No. 20030 | 24 Jul 2025
Klinis : abses pada kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait abses pada kaki:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.4
- Deskripsi: Abses pada ekstremitas bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses pada ekstremitas bawah
Penjelasan:
Kode ICD-10 L02.4 mengacu pada abses yang terjadi pada ekstremitas bawah, termasuk abses pada kaki. Kategori L02 dalam klasifikasi ICD-10 mencakup "Abses kulit dan subcutis", dengan subkategori L02.4 yang spesifik untuk lokasi ekstremitas bawah.
Jika diperlukan tindakan medis berupa insisi dan drainase abses, maka kode ICD-9-CM 86.04 dapat digunakan. Kode ini mengacu pada prosedur pembedahan untuk insisi dan drainase abses pada ekstremitas bawah.
Sebagai seorang dokter atau perekam medis, penting untuk mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan dengan menggunakan kode ICD yang sesuai. Hal ini membantu dalam proses pelaporan, penagihan, dan analisis data medis yang akurat. -
Article No. 20031 | 24 Jul 2025
Klinis : Ds: Pasien mengatakan BAB terus menerus selama 5 hari, dan 4-5 kali Feses encer/cair Pasien mengatakan ada darah di fesesnya Pasien mengeluh sakit perut tembus kebelang Pasien mengatakan mual dan muntah Do: - Pasien terlihat lemas - Pasien Nampak pucat - Bibir kering - TD: 121/108 mmhg - N: 121- S: 38.5 derajat - SPO2: 99% - Terlihat takikardia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan temuan klinis yang dipaparkan, diagnosis yang mungkin adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis, tidak spesifik
Penjelasan:
Pasien mengalami diare cair dengan frekuensi tinggi (4-5 kali per hari) yang berlangsung selama 5 hari, disertai keluhan darah dalam feses, nyeri perut, mual, dan muntah. Temuan klinis menunjukkan pasien tampak lemas, pucat, dan dehidrasi (bibir kering, takikardi). Kondisi ini sesuai dengan kriteria untuk diagnosis gastroenteritis dan kolitis tidak spesifik (K52.9) berdasarkan klasifikasi ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Sigmoidoskopi diagnostik
Penjelasan:
Untuk menegakkan diagnosis dan menentukan penyebab diare, prosedur sigmoidoskopi diagnostik (kode ICD-9-CM 45.23) dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi usus besar, terutama sekum dan rektosigmoid, yang dapat membantu mengidentifikasi penyebab, seperti infeksi, inflamasi, atau perdarahan. -
Article No. 20032 | 24 Jul 2025
Klinis : Ds: Pasien mengatakan BAB terus menerus selama 5 hari, dan 4-5 kali Feses encer/cair Pasien mengatakan ada darah di fesesnya Pasien mengeluh sakit perut tembus kebelang Pasien mengatakan mual dan muntah Do: - Pasien terlihat lemas - Pasien Nampak pucat - Bibir kering - TD: 121/108 mmhg - N: 121- S: 38.5 derajat - SPO2: 99% - Terlihat takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI: 00027)** terkait *diare persisten dengan perdarahan dan muntah* ditandai dengan:
- Feses encer/cair (4-5 kali/hari)
- Adanya darah dalam feses
- Mual dan muntah
- Tanda klinis: bibir kering, lemas, pucat, takikardia (N: 121x/menit)
- TD: 121/108 mmHg (indikasi hipovolemia)
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 1401: Keseimbangan Cairan**
- Kriteria:
- Asupan cairan adekuat (target >2000 mL/hari)
- Turgor kulit membaik (<2 detik)
- Frekuensi diare menurun (<3x/hari)
- Tanda vital stabil (TD: 110-130/70-90 mmHg, N: 60-100x/menit)
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 2120: Manajemen Cairan**
- Monitor tanda vital setiap 2 jam
- Berikan cairan IV (RL/NaCl 0.9%) sesuai resep
- Ajarkan pasien/orang tua untuk mengukur asupan/output cairan
- Kolaborasi pemberian antidiare (contoh: loperamide) dan antibiotik jika infeksi bakteri
- **Kode 2410: Edukasi Kesehatan**
- Ajarkan diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast)
- Anjurkan higiene tangan untuk mencegah transmisi infeksi
**Diagnosa Tambahan:**
**Nyeri Akut (SDKI: 00132)** terkait *inflamasi gastrointestinal* ditandai dengan:
- Keluhan nyeri perut tembus ke belakang
- Skala nyeri (gunakan skala 1-10)
**SLKI:**
- **Kode 1703: Kontrol Nyeri**
- Kriteria: Skala nyeri ?3 dalam 24 jam
**SIKI:**
- **Kode 2310: Manajemen Nyeri**
- Kompres hangat pada abdomen
- Kolaborasi pemberian analgesik (contoh: paracetamol)
**Catatan:**
- Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada **PPNI Edisi 2017-2020**.
- Perlu pemeriksaan lanjut (contoh: kultur feses, Hb) untuk menyingkirkan penyebab infeksius/anemia.
Format RTF terlampir. -
Article No. 20033 | 24 Jul 2025
Klinis : alergi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis alergi dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T78.4
- Deskripsi: Alergi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.28
- Deskripsi: Pemberian obat atau zat biologis untuk tujuan terapeutik
Penjelasan:
Kode ICD-10 T78.4 digunakan untuk mengkodekan kondisi alergi yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh paparan terhadap suatu zat yang biasanya tidak berbahaya bagi sebagian besar orang. Gejala alergi dapat bervariasi, mulai dari ringan seperti ruam kulit, gatal-gatal, hingga yang lebih berat seperti kesulitan bernapas atau reaksi anafilaksis.
Kode ICD-9-CM 99.28 digunakan untuk mengkodekan pemberian obat atau zat biologis untuk tujuan terapeutik. Pada kasus alergi, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian obat antihistamin, kortikosteroid, atau epinefrin untuk mengatasi gejala dan menekan reaksi alergi.
Penggunaan kode-kode ini penting untuk mencatat diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan, sehingga dapat membantu dalam dokumentasi, tagihan, dan analisis data kesehatan.