Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20110 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien dengan G2P1H38mgg datang jam 12.00 WIB ke IGD maternitas rujukan dari poli. Pasien mengatakan di rencana operasi SC cito karena hasil lab urine (protein urine +2). Pasien mengatakan tidak menyangka untuk tindakan hari ini juga, tidak ada persiapan apa-apa karena pasien dan suami hanya berniat kontrol saja. Saat dikaji pasien mengatakan biasanya kontrol di bidan terdekat. Pasien mengatakan tensi nya tinggi mulai trimester ke 3 namun tidak minum obat darah tinggi. Saat hamil anak pertama tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi baru kehamilan ini saja. Ttv saat datang TD=140/90mmHg Hr=85x/i,suhu=36.7C, RR= 20x/i, Spo2 98%, DJJ= 132x/i gerak janin aktif. Mengeluh sedikit sakit kepala. Telapak kaki sedikit bengkak. Terlihat cemas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Preeklampsia (10074)
- SDKI: Risiko terjadinya hipertensi, proteinuria, dan/atau gejala sistemik lain yang disebabkan oleh kehamilan.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah atau mengendalikan risiko terjadinya preeklampsia.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk mencegah atau mengendalikan risiko terjadinya preeklampsia.
b. Cemas (10026)
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau mencegah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk mengurangi atau mencegah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
c. Ketidaksiapan (10067)
- SDKI: Kondisi di mana individu, keluarga, atau masyarakat tidak memiliki kemampuan, pengetahuan, dan sumber daya yang memadai untuk menghadapi situasi baru atau perubahan.
- SLKI: Intervensi untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat mempersiapkan diri menghadapi situasi baru atau perubahan.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat mempersiapkan diri menghadapi situasi baru atau perubahan.
Penjelasan singkat:
Pasien memiliki risiko preeklampsia karena adanya riwayat tekanan darah tinggi pada trimester ketiga, proteinuria, dan gejala-gejala lain seperti sakit kepala dan pembengkakan pada kaki. Selain itu, pasien juga mengalami kecemasan karena tidak menyangka akan menjalani operasi sesar saat ini dan merasa tidak siap. Perawat perlu memberikan intervensi yang tepat untuk mencegah atau mengendalikan risiko preeklampsia, mengurangi kecemasan, dan membantu pasien mempersiapkan diri menghadapi tindakan operasi sesar. -
Article No. 20111 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien dengan G2P1H38mgg datang jam 12.00 WIB ke IGD maternitas rujukan dari poli. Pasien mengatakan di rencana operasi SC cito karena hasil lab urine (protein urine +2). Pasien mengatakan tidak menyangka untuk tindakan hari ini juga, tidak ada persiapan apa-apa karena pasien dan suami hanya berniat kontrol saja. Saat dikaji pasien mengatakan biasanya kontrol di bidan terdekat. Pasien mengatakan tensi nya tinggi mulai trimester ke 3 namun tidak minum obat darah tinggi. Saat hamil anak pertama tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi baru kehamilan ini saja. Ttv saat datang TD=140/90mmHg Hr=85x/i,suhu=36.7C, RR= 20x/i, Spo2 98%, DJJ= 132x/i gerak janin aktif. Mengeluh sedikit sakit kepala. Telapak kaki sedikit bengkak. Terlihat cemas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien G2P1H38 minggu datang ke IGD maternitas dengan rencana operasi SC cito karena proteinuria +2. Pasien melaporkan riwayat hipertensi sejak trimester ketiga tanpa pengobatan, edema pada telapak kaki, dan keluhan sakit kepala ringan. Tekanan darah saat datang 140/90 mmHg, DJJ normal, serta tampak cemas karena tidak mempersiapkan tindakan operasi.
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Ansietas (SDKI Kode: 00146)**
**Definisi:** Perasaan tidak nyaman atau ketakutan akibat antisipasi terhadap ancaman yang sumbernya tidak spesifik.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidaksiapan menghadapi prosedur bedah (SC cito).
- Kurangnya informasi tentang kondisi dan penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 2701:** Tingkat ansietas menurun.
- Kriteria: Pasien mampu mengungkapkan perasaannya, menunjukkan tanda-tanda relaksasi, dan memahami informasi yang diberikan.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 5230:** Manajemen Ansietas
- Intervensi:
- Berikan penjelasan tentang prosedur SC dan alasan tindakan.
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam).
- Libatkan suami dalam memberikan dukungan emosional.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Kode: 00132)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Sakit kepala (akibat hipertensi).
- Persiapan tindakan invasif (SC).
**SLKI:**
- **Kode 0803:** Tingkat nyeri terkontrol.
- Kriteria: Skala nyeri ?3, pasien melaporkan penurunan keluhan.
**SIKI:**
- **Kode 3920:** Manajemen Nyeri
- Intervensi:
- Monitor skala nyeri (0-10).
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Posisikan pasien nyaman dan hindari stimulasi berlebihan.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (SDKI Kode: 00204)**
**Definisi:** Risiko penurunan nutrisi dan oksigenasi pada tingkat kapiler akibat hipertensi dan proteinuria.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Hipertensi (TD 140/90 mmHg).
- Proteinuria +2 (indikator preeklampsia).
**SLKI:**
- **Kode 0602:** Perfusi jaringan adekuat.
- Kriteria: TD dalam batas normal, tidak ada peningkatan edema, DJJ stabil.
**SIKI:**
- **Kode 4120:** Pemantauan Tekanan Darah
- Intervensi:
- Monitor TD tiap 1-2 jam.
- Batasi aktivitas fisik (tirah baring).
- Kolaborasi pemberian antihipertensi.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Kurang Pengetahuan (SDKI Kode: 00126)**
**Definisi:** Ketidakmampuan mengidentifikasi atau menerapkan informasi kesehatan yang diperlukan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Riwayat kontrol ke bidan tanpa pemantauan hipertensi secara ketat.
- Ketidaktahuan tentang bahaya preeklampsia dan manajemen SC.
**SLKI:**
- **Kode 2502:** Pengetahuan tentang kondisi dan terapi meningkat.
- Kriteria: Pasien/suami mampu menyebutkan tanda bahaya dan langkah persiapan SC.
**SIKI:**
- **Kode 5604:** Pendidikan Kesehatan
- Intervensi:
- Jelaskan tanda preeklampsia (sakit kepala hebat, penglihatan kabur).
- Informasikan tahapan persiapan SC (puasa, informed consent).
---
**Catatan Akademis:**
- Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada **PPNI (2017-2019)**.
- Prioritas intervensi: **Ansietas dan Risiko Perfusi Jaringan** karena kondisi pasien memerlukan stabilisasi sebelum SC.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemantauan **preeklampsia berat** (proteinuria +2 + hipertensi).
Format ini memenuhi standar keperawatan nasional dan dapat dikembangkan sesuai perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 20112 | 27 Jul 2025
Klinis : Mengeluh sesak nafas sejak kmrn, dada sakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan analisis komprehensif berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Hal ini didasarkan pada gejala utama yang Anda sampaikan, yaitu keluhan sesak napas dan nyeri dada. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas".
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Meningkat
- Pasien menunjukkan jalan napas yang mudah dibuka dan tertutup.
- Pasien menunjukkan tidak ada suara napas tambahan.
- Pasien menunjukkan tidak ada sputum yang mengganggu.
2. Nyeri Terkontrol
- Pasien melaporkan nyeri dada berkurang.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang nyaman.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Monitor status pernapasan pasien secara berkala.
- Bantu pasien dalam teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
- Berikan oksigen sesuai indikasi untuk meningkatkan oksigenasi.
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan fungsi paru-paru.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi inhalasi atau suction jika diperlukan.
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri pasien.
- Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat.
- Monitor tanda-tanda vital pasien dan efektivitas intervensi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri jika diperlukan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu bersihan jalan napas yang meningkat dan nyeri yang terkontrol. Hal ini akan membantu pasien mencapai kesembuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 20113 | 27 Jul 2025
Klinis : Mengeluh sesak nafas sejak kemarin, dada sakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi mengeluh sesak nafas sejak kemarin dengan dada sakit:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Penurunan Jalan Napas Perifer" (SDKI, 2017). Kondisi ini ditandai dengan keluhan sesak nafas dan rasa sakit pada dada yang dirasakan oleh pasien. Penurunan Jalan Napas Perifer didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang efektif, yang disebabkan oleh obstruksi atau hambatan pada saluran napas di luar trakea dan bronkus, yang mengakibatkan peningkatan usaha untuk bernapas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Pasien dapat menunjukkan pola napas yang teratur, irama yang stabil, dan frekuensi pernapasan yang dalam batas normal.
2. Bebas dari Gejala Pernapasan: Pasien dapat bebas dari keluhan sesak napas dan rasa sakit di dada.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas atau gejala pernapasan lainnya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, seperti frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan tekanan darah, untuk mengevaluasi kondisi pernapasan pasien.
2. Manajemen Jalan Napas: Melakukan tindakan untuk mempertahankan dan memfasilitasi jalan napas yang efektif, seperti memberikan oksigen, melakukan suction, dan mengatur posisi pasien.
3. Terapi Inhalasi: Memberikan terapi inhalasi, seperti nebulizer atau inhaler, untuk membantu membuka dan melebarkan saluran pernapasan.
4. Manajemen Nyeri: Mengelola rasa sakit di dada yang dialami pasien dengan pemberian analgesik atau terapi lainnya yang sesuai.
5. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, penggunaan alat bantu pernapasan, dan strategi pengelolaan gejala pernapasan.
6. Latihan Fisik: Memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan kekuatan otot pernapasan.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai perbaikan kondisi pernapasan, bebas dari gejala, dan meningkatkan toleransi aktivitas secara optimal. -
Article No. 20114 | 27 Jul 2025
Klinis : saturasi O2: 91% Gas darah arteri abnormal: PH: 7,355 PCO2: 41,2 mmHg, PO2: 63,1 mmHg, pola pernapasan abnormal, laju pernapasan 26 per menit.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J96.0
- Deskripsi: Insufisiensi pernapasan akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Pemantauan gas darah arteri, termasuk pengambilan sampel darah dan analisis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10: J96.0 (Insufisiensi pernapasan akut)
- Pasien memiliki saturasi oksigen yang rendah (91%), yang menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas.
- Hasil gas darah arteri menunjukkan ketidakseimbangan dalam kadar pH, PCO2, dan PO2, yang juga mengindikasikan insufisiensi pernapasan.
- Pola pernapasan yang abnormal dan laju pernapasan yang cepat (26 per menit) mendukung diagnosis insufisiensi pernapasan akut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure: 99.19 (Pemantauan gas darah arteri)
- Prosedur ini mencakup pengambilan sampel darah arteri dan analisis untuk mengevaluasi status gas darah pasien.
- Hasil gas darah arteri yang abnormal menunjukkan perlunya dilakukan pemantauan gas darah arteri untuk menilai derajat insufisiensi pernapasan dan membantu dalam penatalaksanaan pasien.
Dalam kasus ini, pemantauan gas darah arteri merupakan prosedur yang diperlukan untuk mendiagnosis dan mengelola kondisi insufisiensi pernapasan akut pada pasien. -
Article No. 20115 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 56 tahun datang dengan keluhan sesak nafas memberat sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas dirasakan terus menerus. Sesak berkurang dengan posisi duduk bertambah dengan posisi tidur terlentang atau aktivitas berat. Sesak membuat pasien dirawat inap di Rumah sakit sebelumnya kurang lebih 10 hari, pulang 1 hari di rumah, namun karena keluhan sesak nafas masih dirasakan pasien dibawa oleh keluarga ke Rumah sakit saat ini. Sekarang dirasakan sesak sudah berkurang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah Ketidakefektifan Pola Napas (00032). Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami sesak napas yang memberat sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas dirasakan terus-menerus, berkurang dengan posisi duduk dan bertambah dengan posisi tidur terlentang atau aktivitas berat. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas yang tidak efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Pola Napas (0400)
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Kedalaman napas efektif
- Tidak ada retraksi otot bantu napas
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas
2. Toleransi Aktivitas (0005)
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas (sesak napas, nyeri dada, hipotensi, dll.)
- Pasien mampu mempertahankan aktivitas fisik sesuai kemampuan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Respirasi (6680)
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Pantau penggunaan otot bantu napas
- Pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Manajemen Energi (0180)
- Kaji tingkat aktivitas pasien dan toleransi terhadap aktivitas
- Atur jadwal aktivitas dan istirahat sesuai kemampuan pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi pada pasien
4. Edukasi Kesehatan (5510)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda, dan gejala sesak napas
- Ajarkan manajemen napas dan teknik relaksasi
- Berikan informasi tentang gaya hidup yang mendukung perbaikan kondisi
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI Ketidakefektifan Pola Napas (00032) dipilih karena data menunjukkan adanya gangguan pada pola napas pasien, yakni sesak napas yang memberat, berkurang dengan posisi duduk, dan bertambah dengan posisi tidur terlentang atau aktivitas berat. Hal ini mengindikasikan ketidakefektifan pada pola napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup Perbaikan Pola Napas (0400) dan Toleransi Aktivitas (0005). Perbaikan Pola Napas bertujuan untuk memulihkan frekuensi, irama, dan kedalaman napas yang efektif, serta mengurangi penggunaan otot bantu napas. Toleransi Aktivitas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi Pemantauan Respirasi untuk memantau tanda-tanda vital napas, Manajemen Jalan Napas untuk memaksimalkan ventilasi, Manajemen Energi untuk mengatur aktivitas dan istirahat pasien, serta Edukasi Kesehatan untuk memberikan informasi dan edukasi terkait kondisi pasien dan manajemen diri yang tepat.
Penerapan intervensi-intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu perbaikan pola napas yang efektif dan peningkatan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 20116 | 27 Jul 2025
Klinis : - Tampak kemerahan sekirat pada anus dan selangkangan - Adanya ruam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Dermatitis Kontak
Definisi: Peradangan pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan zat kimia, bahan iritan, atau alergen.
Karakteristik Utama:
1. Tampak kemerahan sekitar anus dan selangkangan
2. Adanya ruam
Faktor Berhubungan:
1. Iritasi kulit akibat kontak dengan zat-zat irritan
2. Reaksi alergi terhadap bahan tertentu
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Lesi Teratasi
- Kriteria Hasil:
a. Tidak ada tanda-tanda peradangan (kemerahan, bengkak, atau rasa panas)
b. Kulit kembali normal tanpa ada lesi
c. Kulit menunjukkan penyembuhan
2. Kenyamanan: Bebas Rasa Tidak Nyaman
- Kriteria Hasil:
a. Pasien melaporkan hilangnya rasa gatal, perih, atau terbakar pada kulit
b. Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kulit
- Identifikasi penyebab iritasi atau alergi
- Hindari kontak dengan zat-zat iritan atau alergen
- Terapkan perawatan kulit yang lembut dan hidrasi
- Berikan kompres dingin untuk mengurangi peradangan
- Berikan obat topikal sesuai resep untuk mengatasi gejala
2. Manajemen Rasa Tidak Nyaman
- Identifikasi penyebab rasa tidak nyaman (gatal, perih, terbakar)
- Terapkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa tidak nyaman
- Berikan analgesik atau antipruritus sesuai resep untuk mengatasi gejala
- Edukasi pasien tentang strategi manajemen rasa tidak nyaman
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan Dermatitis Kontak didasarkan pada gejala klinis yang tampak, yaitu kemerahan di sekitar anus dan selangkangan serta adanya ruam. Hal ini mengindikasikan adanya peradangan kulit yang disebabkan oleh kontak dengan zat-zat iritan atau alergen.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan mencakup penyembuhan lesi pada kulit (Integritas Kulit: Lesi Teratasi) dan hilangnya rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh pasien (Kenyamanan: Bebas Rasa Tidak Nyaman). Kriteria hasil yang ditetapkan pada masing-masing luaran membantu mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Kulit untuk mengatasi penyebab iritasi atau alergi serta Manajemen Rasa Tidak Nyaman untuk mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien. Tindakan-tindakan tersebut, seperti identifikasi penyebab, pencegahan paparan, perawatan kulit, kompres dingin, pemberian obat topikal, teknik relaksasi, dan pemberian analgesik, bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan asuhan keperawatan dapat membantu mengatasi kondisi dermatitis kontak yang dialami, sehingga integritas kulit dapat pulih dan pasien bebas dari rasa tidak nyaman. -
Article No. 20117 | 27 Jul 2025
Klinis : - Tampak kemerahan sekirat pada anus dan selangkangan - Adanya ruam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L30.9
- Deskripsi: Dermatitis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.3
- Deskripsi: Biopsi kulit
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L30.9 (Dermatitis, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kulit yang ditandai dengan kemerahan dan ruam di area anus dan selangkangan. Kode ini digunakan untuk kondisi dermatitis yang tidak dapat diklasifikasikan secara spesifik ke dalam kategori lain.
2. Jika diperlukan, kode ICD-9-CM 86.3 (Biopsi kulit) dapat digunakan untuk prosedur pengambilan sampel kulit untuk pemeriksaan lebih lanjut, guna membantu menegakkan diagnosis yang lebih spesifik.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut terhadap pasien. Kode-kode ini hanya merupakan panduan awal berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan. -
Article No. 20118 | 27 Jul 2025
Klinis : - Tampak kemerahan sekirat pada anus dan selangkangan - Adanya ruam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Kulit (00004)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-INF-01
Definisi: Tingkat kerentanan individu terhadap infeksi kulit yang dapat diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-INF-01
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi kulit.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu adanya tanda-tanda kemerahan di sekitar anus dan selangkangan serta adanya ruam, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi Kulit. Hal ini dikarenakan kondisi tersebut menunjukkan adanya potensi infeksi pada kulit yang perlu mendapatkan perhatian dan intervensi keperawatan yang tepat. -
Article No. 20119 | 27 Jul 2025
Klinis : Keluarga pasien mengatakan pasien lemes, bicara pelo, muntah 1x, dan batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan oksigenasi yang adekuat.
Karakteristik Utama:
1. Perubahan frekuensi napas
2. Perubahan kedalaman napas
3. Penggunaan otot bantu pernapasan
4. Produksi sekret yang berlebihan
Faktor yang Berhubungan:
1. Gangguan neuromuskular
2. Gangguan mekanis
3. Kelelahan otot pernapasan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Status Pernapasan: Tujuan yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif, dengan kriteria hasil:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
d. Tidak ada kelelahan otot pernapasan
e. Tidak ada produksi sekret yang berlebihan
2. Pertukaran Gas: Tujuan yang diharapkan adalah Pertukaran Gas Adekuat, dengan kriteria hasil:
a. Kadar oksigen (O2) darah dalam rentang normal
b. Kadar karbon dioksida (CO2) darah dalam rentang normal
c. Tidak ada tanda-tanda hipoksemia
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
a. Pantau frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas pasien
b. Pantau tanda-tanda pernapasan yang tidak efektif, seperti penggunaan otot bantu pernapasan
c. Pantau produksi sekret saluran napas
2. Manajemen Jalan Napas
a. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal
b. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
c. Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret
3. Terapi Oksigen
a. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
b. Pantau saturasi oksigen dan tanda-tanda hipoksemia
4. Manajemen Kelelahan
a. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan otot pernapasan
b. Lakukan intervensi untuk mengurangi kelelahan, seperti pengaturan aktivitas dan istirahat
Penjelasan:
Diagnosis Keperawatan "Ketidakefektifan Pola Napas" dipilih karena gejala yang dialami pasien, yaitu lemas, bicara pelo, dan batuk, menunjukkan adanya gangguan pada pola napas pasien. Luaran yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif dan Pertukaran Gas Adekuat, yang akan dicapai melalui intervensi keperawatan seperti pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen kelelahan. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan pasien dapat mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.