Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9794 | 25 Dec 2024
Klinis : diagnosa gangguan perfusi serebral lengkap beserta luaran dan intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta luaran dan intervensi untuk kondisi gangguan perfusi serebral, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Serebral
Definisi:
Gangguan Perfusi Serebral adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
Faktor Terkait:
1. Penyakit kardiovaskular
2. Hipertensi
3. Diabetes Mellitus
4. Penyakit serebrovaskular
5. Cedera kepala
Batasan Karakteristik:
1. Perubahan status mental
2. Perubahan fungsi motorik
3. Perubahan sensasi
4. Perubahan tanda-tanda vital
5. Perubahan profil laboratorium
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan kemampuan untuk mempertahankan pengiriman oksigen dan nutrisi yang adekuat ke otak.
- Kode: 00025
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan:
1. Perfusi Serebral Membaik
2. Fungsi Neurologis Membaik
3. Tekanan Intrakranial Menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Oksigen
3. Manajemen Nutrisi
4. Manajemen Cairan
5. Pencegahan Komplikasi
6. Terapi Farmakologis
Penjelasan Singkat:
Gangguan perfusi serebral adalah kondisi di mana terjadi penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, dan cedera kepala. Hal ini dapat menyebabkan perubahan status mental, fungsi motorik, sensasi, tanda-tanda vital, dan profil laboratorium. Diagnosa keperawatan ini bertujuan untuk mempertahankan pengiriman oksigen dan nutrisi yang adekuat ke otak, yang dapat dicapai melalui pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigen, nutrisi, dan cairan, serta pencegahan komplikasi dan terapi farmakologis. -
Article No. 9795 | 25 Dec 2024
Klinis : luaran gangguan pola napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Napas didefinisikan sebagai perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengakibatkan ketidakefektifan pertukaran gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Pola Napas adalah Pola Napas Efektif, yang ditandai dengan frekuensi, kedalaman, dan irama napas yang dalam kisaran normal, serta adanya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Pola Napas antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Ventilasi
4. Manajemen Energi
5. Edukasi Kesehatan
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi pernapasan, memenuhi kebutuhan oksigen, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 9796 | 25 Dec 2024
Klinis : penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam konteks keperawatan, penurunan curah jantung dapat didiagnosis menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
Karakteristik Definisi:
1. Nyeri dada
2. Dispnea
3. Edema perifer
4. Peningkatan nadi perifer
5. Perubahan tekanan darah
Faktor yang Berhubungan:
1. Penyakit kardiovaskular
2. Kerusakan miokard
3. Gangguan ritme jantung
4. Volume darah yang tidak adekuat
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Perfusi Jaringan
2. Manajemen Sirkulasi
3. Manajemen Nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Hemodinamik
2. Pemberian Cairan Intravena
3. Terapi Oksigen
4. Manajemen Aktivitas
5. Manajemen Nyeri
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif, merencanakan intervensi yang tepat, dan memantau respons pasien untuk memastikan peningkatan curah jantung dan performa kardiovaskular yang optimal. Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu membimbing praktik keperawatan saya dalam mengelola kondisi ini secara efektif. -
Article No. 9797 | 25 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan sekresi mukus berlebih ditandai dengan batuk berdahak, suara napas bronkial, dan sesak napas.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penyakit tuberkulosis paru.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang perlu.
2. Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
2. Bebas Infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Status Gizi Membaik: Berat badan sesuai dengan rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
2. Pencegahan Infeksi: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
3. Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien ini. -
Article No. 9798 | 25 Dec 2024
Klinis : pasien dengan IgA Nefropati, pasien nyeri saat buang air kecil, nilai kreatinin rendah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan IgA Nefropati, pasien nyeri saat buang air kecil, dan nilai kreatinin rendah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. IgA Nefropati:
- Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Fungsi Ginjal berhubungan dengan kerusakan glomerulus akibat IgA Nefropati.
- Definisi: Kondisi di mana terjadi gangguan pada fungsi ginjal yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus, retensi cairan, dan akumulasi produk limbah dalam darah.
- Karakteristik Definisi: Peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah, penurunan volume urin, edema, dan pembatasan asupan cairan/natrium.
2. Nyeri saat buang air kecil:
- Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan pada saluran kemih.
- Karakteristik Definisi: Keluhan nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, peningkatan frekuensi buang air kecil, disuria, dan peningkatan urgensi.
3. Nilai kreatinin rendah:
- Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus.
- Definisi: Kondisi di mana terjadi penurunan konsentrasi cairan dalam tubuh yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan.
- Karakteristik Definisi: Peningkatan tanda-tanda vital (nadi, suhu, pernapasan), penurunan berat badan, penurunan turgor kulit, dan muntah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. IgA Nefropati:
- Fungsi Ginjal Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan fungsi ginjal yang ditandai dengan penurunan kadar ureum dan kreatinin dalam darah, serta peningkatan volume urin.
- Manajemen Cairan Efektif: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang baik, dengan tidak adanya tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
2. Nyeri saat buang air kecil:
- Nyeri Berkurang: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri saat buang air kecil.
- Infeksi Saluran Kemih Tertangani: Pasien menunjukkan perbaikan tanda-tanda infeksi saluran kemih, seperti penurunan frekuensi buang air kecil, disuria, dan urgensi.
3. Nilai kreatinin rendah:
- Keseimbangan Cairan Terjaga: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang baik, seperti stabilnya tanda-tanda vital, berat badan, turgor kulit, dan tidak ada keluhan muntah.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. IgA Nefropati:
- Pemantauan Fungsi Ginjal: Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala (ureum, kreatinin, elektrolit), memantau intake dan output cairan, serta mengukur tanda-tanda vital.
- Manajemen Cairan: Mengatur asupan cairan dan natrium sesuai kondisi pasien, memantau tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan, dan memberikan edukasi mengenai manajemen cairan.
- Edukasi Gaya Hidup: Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga pola makan, aktifitas fisik, dan kontrol tekanan darah untuk memperlambat progresivitas penyakit.
2. Nyeri saat buang air kecil:
- Manajemen Nyeri: Memberikan analgesik sesuai indikasi, menggunakan teknik nonfarmakologis (kompres hangat, distraksi), serta memantau respons pasien terhadap intervensi.
- Terapi Antibiotik: Melakukan skrining infeksi saluran kemih dan memberikan terapi antibiotik sesuai hasil pemeriksaan mikrobiologi.
- Edukasi Pencegahan Infeksi: Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan produksi urin yang adekuat untuk mencegah infeksi berulang.
3. Nilai kreatinin rendah:
- Pemantauan Cairan: Memantau intake dan output cairan secara ketat, mengukur tanda-tanda vital, dan memantau status hidrasi pasien.
- Manajemen Cairan: Mengatur asupan cairan sesuai kebutuhan pasien, mempertahankan keseimbangan cairan, dan mencegah kelebihan atau kekurangan cairan.
- Edukasi Pencegahan Dehidrasi: Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga asupan cairan yang adekuat, serta tanda-tanda dehidrasi dan cara mengatasinya.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan pasien dapat memperoleh manfaat yang optimal dari asuhan keperawatan yang diberikan, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 9799 | 25 Dec 2024
Klinis : defisit perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit perawatan diri.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Penjelasan:
Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan kemampuan fisik, kognitif, atau psikologis.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Dalam SDKI, Defisit Perawatan Diri didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan satu atau lebih aktivitas perawatan diri". Terdapat beberapa karakteristik definisi yang terkait, seperti ketergantungan dalam mandi, berpakaian, berhias, makan, dan lainnya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Pada SLKI, luaran yang diharapkan untuk Defisit Perawatan Diri adalah peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Indikator luaran dapat mencakup kebersihan diri, penampilan yang rapi, dan tingkat kemandirian dalam perawatan diri.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Perawatan Diri mencakup:
1. Bantuan Perawatan Diri: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
2. Pelatihan Perawatan Diri: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada pasien untuk meningkatkan kemandirian dalam melakukan perawatan diri.
3. Modifikasi Lingkungan: Mengidentifikasi dan melakukan adaptasi lingkungan untuk mendukung kemandirian pasien dalam perawatan diri.
Dalam praktik keperawatan, diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada pasien. -
Article No. 9800 | 25 Dec 2024
Klinis : defisit perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi "defisit perawatan diri" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "defisit perawatan diri":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang tepat untuk kondisi "defisit perawatan diri" adalah "Bersih Diri Tidak Adekuat". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri sendiri."
Penjelasan:
Kondisi "defisit perawatan diri" menggambarkan ketidakmampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, berpakaian, berhias, menggunakan toilet, dan lain-lain. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan fungsi fisik, gangguan kognitif, atau keterbatasan fisik. Diagnosa Keperawatan "Bersih Diri Tidak Adekuat" secara tepat menggambarkan kondisi ini dan menjadi dasar untuk merencanakan Asuhan Keperawatan yang sesuai.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan diagnosa Keperawatan "Bersih Diri Tidak Adekuat", Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Kebersihan Diri Membaik". Definisi dari Luaran ini adalah "Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri sendiri."
Penjelasan:
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan mandi, berpakaian, berhias, menggunakan toilet, dan lain-lain. Pencapaian Luaran ini akan menjadi indikator keberhasilan Asuhan Keperawatan yang diberikan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan diagnosa Keperawatan "Bersih Diri Tidak Adekuat" dan Luaran yang diharapkan "Kebersihan Diri Membaik", Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Memandikan
2. Membantu Berdandan
3. Membantu Berpakaian
4. Membantu Penggunaan Toilet
Penjelasan:
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran "Kebersihan Diri Membaik" meliputi:
1. Memandikan: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas mandi, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
2. Membantu Berdandan: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas berhias, seperti menyisir rambut, menggosok gigi, dan lain-lain.
3. Membantu Berpakaian: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas berpakaian, baik dalam memilih, memakai, maupun melepas pakaian.
4. Membantu Penggunaan Toilet: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas penggunaan toilet, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
Dengan penerapan Intervensi Keperawatan yang tepat, diharapkan Luaran "Kebersihan Diri Membaik" dapat tercapai, sehingga pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 9801 | 25 Dec 2024
Klinis : Anak T usia 4 tahun datang dengan keluhan diare. Anak T tampak Lesu, lunglai, tidak sadar, mata sangat cekung dan kering, air mata tidak ada, mulit dan lidah sangat kering, malas minumatau tidak bisa minum, turgor kulit kembali sangat lambat. BB sekarang= 15 k. Demam suhu 38.5 ◦C, nadi 90x/mnt, akral hangat. Ibunya mengatakna anak T sudah BAB encer 7x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Kekurangan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami kehilangan cairan tubuh yang berlebihan dan tidak dapat digantikan secara adekuat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan status hidrasi adalah keadaan di mana individu dapat mempertahankan volume cairan tubuh dan keseimbangan elektrolit yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan adalah upaya untuk mempertahankan atau memulihkan status hidrasi yang adekuat pada individu.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Stabilitas suhu tubuh adalah keadaan di mana individu dapat mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen demam adalah upaya untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan makanan.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah kondisi di mana asupan makanan atau minuman tidak memenuhi kebutuhan metabolik individu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Status nutrisi adekuat adalah keadaan di mana individu dapat mempertahankan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nutrisi adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi individu sesuai dengan kondisinya.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 9802 | 25 Dec 2024
Klinis : Anak T usia 4 tahun datang dengan keluhan diare. Anak T tampak Lesu, lunglai, tidak sadar, mata sangat cekung dan kering, air mata tidak ada, mulit dan lidah sangat kering, malas minumatau tidak bisa minum, turgor kulit kembali sangat lambat. BB sekarang= 15 k. Demam suhu 38.5 ◦C, nadi 90x/mnt, akral hangat. Ibunya mengatakna anak T sudah BAB encer 7x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, anak T usia 4 tahun mengalami kondisi yang mengindikasikan dehidrasi berat akibat diare. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
- SDKI: Risiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- SIKI: Pemberian cairan dan elektrolit, Pemantauan tanda-tanda vital, dan Manajemen diare.
Penjelasan Singkat:
Kondisi anak T dengan diare yang disertai gejala dehidrasi berat seperti lunglai, tidak sadar, mata cekung, mulut dan lidah kering, turgor kulit lambat, dan penurunan berat badan mengindikasikan adanya risiko ketidakseimbangan cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian cairan dan elektrolit, pemantauan tanda-tanda vital, serta manajemen diare untuk mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan. Tujuannya adalah untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga kondisi anak T dapat stabil.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 9803 | 25 Dec 2024
Klinis : Anak T usia 4 tahun datang dengan keluhan diare. Anak T tampak Lesu, lunglai, tidak sadar, mata sangat cekung dan kering, air mata tidak ada, mulit dan lidah sangat kering, malas minumatau tidak bisa minum, turgor kulit kembali sangat lambat. BB sekarang= 15 k. Demam suhu 38.5 ◦C, nadi 90x/mnt, akral hangat. Ibunya mengatakna anak T sudah BAB encer 7x
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi di atas adalah:
1. Defisit Volume Cairan
Anak T mengalami tanda-tanda dehidrasi yang jelas, seperti letargi, mata cekung, mulut dan lidah kering, turgor kulit lambat, serta diare yang berlebihan. Hal ini menunjukkan adanya defisit volume cairan yang signifikan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan Tercapai
- Indikator:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Turgor kulit baik
c. Mukosa lembab
d. Eliminasi urin adekuat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitor status hidrasi
- Monitor tanda-tanda dehidrasi (letargi, mata cekung, mulut kering, turgor kulit)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kadar elektrolit
2. Berikan terapi rehidrasi sesuai indikasi
- Berikan cairan intravena bila perlu untuk mengatasi dehidrasi berat
- Berikan cairan oral bila toleransi baik
- Pantau pemberian cairan untuk mencapai keseimbangan cairan
3. Edukasi kepada orang tua tentang manajemen diare dan pencegahan dehidrasi
- Jelaskan pentingnya pemberian cairan yang adekuat
- Ajarkan teknik pemberian cairan oral yang benar
- Ajarkan tanda-tanda dehidrasi yang harus segera dilaporkan
Penjelasan rinci:
Anak T mengalami kondisi dehidrasi yang cukup berat ditandai dengan gejala-gejala seperti letargi, mata cekung, mulut dan lidah kering, turgor kulit lambat, serta diare yang berlebihan. Hal ini menunjukkan adanya defisit volume cairan yang signifikan dan memerlukan segera intervensi rehidrasi. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan, yang ditandai dengan stabilnya tanda-tanda vital, mukosa lembab, turgor kulit baik, dan eliminasi urin yang adekuat. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan meliputi pemantauan status hidrasi, pemberian terapi rehidrasi sesuai indikasi (cairan intravena atau oral), serta edukasi kepada orang tua tentang manajemen diare dan pencegahan dehidrasi. Tujuannya adalah untuk mengatasi defisit volume cairan dan mencapai keseimbangan cairan yang optimal pada anak T.