Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11786 | 03 Feb 2025
Klinis : 2 hari yll telinga kemasukan hewan sudah diambil sebagia tetapi masih tersisa didalam dan sulit dikeluarkan semuanya,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi medis pasien dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H61.1
- Deskripsi: Benda asing di telinga luar
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.11
- Deskripsi: Ekstraksi benda asing dari telinga
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H61.1 (Benda asing di telinga luar) sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami masuknya hewan ke dalam telinga dan masih tersisa di dalamnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 69.11 (Ekstraksi benda asing dari telinga) dapat digunakan untuk tindakan medis yang dilakukan untuk mengeluarkan sisa hewan yang masih tertinggal di dalam telinga pasien. Tindakan ini dilakukan karena sisa hewan tersebut sulit dikeluarkan semuanya.
Catatan: Dalam praktik klinis, pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut oleh dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) akan diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat dan menentukan tindakan medis yang paling sesuai untuk menangani kondisi pasien ini. -
Article No. 11787 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan haid tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Menstruasi
Penjelasan:
Gangguan Pola Menstruasi adalah diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan perubahan atau ketidakteraturan siklus menstruasi yang dialami oleh pasien. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti hormonal, stres, penyakit, atau kondisi lainnya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, durasi, volume, dan/atau karakteristik darah menstruasi.
- Karakteristik Definisi: Amenore, Oligomenore, Metrorrhagia, Menorrhagia.
- Faktor Berhubungan: Gangguan hormonal, Stress, Penyakit kronis, Usia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola menstruasi yang normal.
- Kriteria Hasil: Frekuensi, durasi, volume, dan karakteristik darah menstruasi kembali normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Pola Menstruasi.
- Tindakan Keperawatan: Asesmen pola menstruasi, Pemberian edukasi, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misal: Ginekolog).
Persona: Sebagai perawat, saya akan membantu Anda dalam mengatasi masalah gangguan pola menstruasi yang Anda alami. Saya akan melakukan assessment yang komprehensif, memberikan edukasi yang jelas, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan penanganan yang optimal. Silakan sampaikan keluhan dan pertanyaan Anda, saya akan berusaha memberikan penjelasan yang akademis dan sesuai dengan standar profesi keperawatan. -
Article No. 11788 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan penglihatan berhubungan dengan kelainan refraksi mata (miopia)
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan kemampuan penglihatan yang disebabkan oleh kelainan refraksi mata, seperti miopia (rabun jauh).
- Penyebab: Kelainan anatomis atau fisiologis pada struktur mata yang menyebabkan kelemahan daya akomodasi.
- Gejala: Penglihatan kabur untuk objek jarak jauh, mata lelah, sakit kepala.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, tidak mengalami gangguan penglihatan.
- Indikator: Pasien dapat melihat objek jarak jauh dengan jelas, tidak mengalami gejala gangguan penglihatan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi utama: Pengobatan/korektor refraksi mata (kacamata/lensa kontak), edukasi penglihatan.
- Intervensi pendukung: Terapi relaksasi mata, latihan akomodasi mata.
Dalam konteks akademis dan persona pakar, penjelasan di atas disampaikan dengan nada dan gaya bahasa yang formal dan ilmiah, serta memberikan informasi yang padat dan jelas sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11789 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan rabun jauh, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan penglihatan akut adalah perubahan fungsi penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan penurunan ketajaman, lapang pandang, adaptasi cahaya, dan persepsi warna.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien mendemonstrasikan pemahaman tentang gangguan penglihatan yang dialami.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan alat bantu penglihatan.
3. Pasien menunjukkan peningkatan ketajaman penglihatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab gangguan penglihatan.
2. Ajarkan pasien tentang perawatan mata dan penggunaan alat bantu penglihatan.
3. Berikan edukasi tentang modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko cedera akibat gangguan penglihatan.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan medis yang diperlukan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan rabun jauh, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Penglihatan Akut. Saya akan menjelaskan secara singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ini. -
Article No. 11790 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan rabun jauh, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Refraksi Mata
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan kemampuan visual yang disebabkan oleh perubahan struktur atau fungsi mata.
- Faktor Terkait: Perubahan refraksi mata, penyakit mata, cedera mata, penuaan, defisiensi nutrisi.
- Karakteristik Definitif: Penurunan ketajaman visual, penglihatan kabur, sulit melihat di malam hari, sensitivitas terhadap cahaya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat melaporkan perbaikan penglihatan, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dapat beradaptasi dengan perubahan penglihatan.
- Indikator Luaran: Ketajaman visual membaik, pasien dapat membaca dengan jarak normal, pasien dapat beraktivitas tanpa kesulitan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Penglihatan, Terapi Latihan Penglihatan, Edukasi Gangguan Penglihatan.
- Aktivitas Keperawatan: Asesmen fungsi penglihatan, identifikasi faktor risiko, pemberian obat tetes mata, latihan penglihatan, edukasi tentang penggunaan alat bantu penglihatan, modifikasi lingkungan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi pasien, seperti tone = akademis dan persona = pakar, sehingga pendekatan yang digunakan dapat lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 11791 | 03 Feb 2025
Klinis : saudari A usia 17 tahun masuk rs dengan keluhan mual dan muntah pada saat pengkajian pasien mengeluh pusing cekot" tidak nafsu makan makanan yang dimakan hanya 3 sendok pemeriksaan ttv td = 90/60 mmhg, suhu=39 derajat celcius, rr=18x/menit, nadi=96x/menit buat asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Ida sebagai perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berikut saya sajikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan mual dan muntah, ditandai dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil (TD 90/60 mmHg, suhu 39°C, RR 18x/mnt, nadi 96x/mnt) dan asupan makanan hanya 3 sendok.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit merupakan kondisi saat terdapat ketidakseimbangan antara asupan dan output cairan dan elektrolit di dalam tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Cairan terpelihara, dengan kriteria hasil seperti tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, dan tidak terjadi dehidrasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Cairan, Manajemen Mual dan Muntah, serta Pemantauan Tanda-Tanda Vital.
Pengkajian:
- Pasien Saudari A usia 17 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mual dan muntah.
- Saat pengkajian, pasien mengeluh pusing, tidak nafsu makan, dan hanya mampu menghabiskan 3 sendok makanan.
- Pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan TD 90/60 mmHg, suhu 39°C, RR 18x/mnt, nadi 96x/mnt.
Perencanaan Keperawatan:
1. Kaji tanda-tanda vital secara rutin
2. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan
3. Berikan antiemetik untuk mengatasi mual dan muntah
4. Anjurkan pasien untuk minum sedikit tapi sering
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan
Implementasi Keperawatan:
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala
- Memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Memberikan antiemetik sesuai instruksi dokter
- Menganjurkan pasien untuk minum sedikit tapi sering
- Berkoordinasi dengan dokter terkait pemberian obat-obatan
Evaluasi Keperawatan:
- Tanda-tanda vital membaik (TD 120/80 mmHg, suhu 37,5°C, RR 16x/mnt, nadi 88x/mnt)
- Keluhan mual dan muntah berkurang
- Asupan makanan meningkat menjadi setengah porsi
- Pasien mulai tampak segar dan membaik
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan sampaikan. Wassalamualaikum. -
Article No. 11792 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona saya sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan keluhan gatal-gatal:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal-Gatal)
Definisi (SDKI):
Sensasi tidak nyaman pada kulit yang memicu keinginan kuat untuk menggaruk.
Faktor Berhubungan (SLKI):
- Alergi
- Infeksi kulit
- Sistem imun terganggu
- Penyakit kulit
- Kekeringan kulit
- Stres
Kriteria Hasil (SIKI):
- Intensitas gatal berkurang
- Frekuensi menggaruk berkurang
- Tidak ada lesi kulit baru akibat menggaruk
- Pasien mampu mengenali dan mengatasi penyebab gatal
Intervensi Keperawatan:
- Identifikasi penyebab gatal-gatal
- Berikan terapi farmakologis (antihistamin, kortikosteroid, dll) sesuai resep dokter
- Anjurkan penggunaan pelembab kulit
- Ajarkan teknik manajemen gatal (kompres dingin, distraksi, dll)
- Bantu pasien mengontrol faktor pencetus (stres, alergen, dll)
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab mendasar
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengendalikan gatal-gatal yang dialami serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Saya sebagai perawat profesional akan bekerja sama dengan pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 11793 | 03 Feb 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisisk, batasan karakteristik, faktor resiko
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kasus yang Anda berikan, dengan menggunakan tone akademis dan persona pakar/perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Batasan Karakteristik:
- Keterbatasan rentang gerak sendi
- Penurunan kekuatan otot
- Penurunan koordinasi gerakan
- Kelelahan yang mudah terjadi
- Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
Faktor Risiko:
- Penyakit kronis (misalnya, arthritis, stroke, diabetes)
- Cedera atau trauma
- Faktor psikologis (misalnya, depresi, kecemasan)
- Malnutrisi
- Aktivitas fisik yang kurang
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri atau dengan bantuan minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi dan kekuatan otot.
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
- Pasien melaporkan penurunan kelelahan selama aktivitas.
- Pasien menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan keterbatasan fisik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi kemampuan dan keterbatasan pasien dalam melakukan aktivitas.
- Berikan latihan range of motion (ROM) dan latihan kekuatan otot sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas.
- Monitor tanda-tanda vital dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Berikan bantuan atau alat bantu sesuai kebutuhan pasien.
b. Terapi Aktif
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti latihan ambulasi, latihan transfer, dan latihan fungsional.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk mengembangkan program latihan yang komprehensif.
- Monitor respon pasien terhadap latihan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Berikan motivasi dan dukungan psikologis kepada pasien selama melakukan latihan.
c. Manajemen Nutrisi
- Identifikasi status gizi pasien dan kebutuhan nutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat.
- Monitor asupan nutrisi pasien dan lakukan intervensi jika diperlukan.
d. Dukungan Psikologis
- Identifikasi masalah psikologis yang mungkin dialami pasien, seperti depresi atau kecemasan.
- Berikan konseling dan terapi yang sesuai untuk mengatasi masalah psikologis.
- Libatkan keluarga dan orang terdekat dalam memberikan dukungan psikologis.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya dukungan psikologis.
Dengan intervensi yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan mobilitas fisik, kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 11794 | 03 Feb 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisik, pengertian, batasan karakteristik, faktor resiko
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Pengertian: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
Batasan Karakteristik:
- Kesulitan dalam melakukan pergerakan anggota tubuh
- Penurunan kekuatan otot
- Penurunan rentang gerak sendi
- Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Faktor Risiko:
- Penyakit muskuloskeletal
- Penyakit neurologis
- Trauma/cedera
- Usia lanjut
- Kelemahan atau kelelahan
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik
- Klien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal
- Klien dapat meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak sendi
- Klien dapat beradaptasi dengan peralatan bantu mobilitas, jika diperlukan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Mobilitas Fisik
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas fisik klien
- Berikan latihan atau terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak sendi
- Ajarkan klien teknik pergerakan yang aman dan efisien
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
- Libatkan keluarga dalam mendukung proses peningkatan mobilitas fisik klien
- Evaluasi penggunaan alat bantu mobilitas, jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis, dll.) untuk mendapatkan intervensi yang komprehensif
Dengan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang telah diuraikan, diharapkan klien dengan gangguan mobilitas fisik dapat mengoptimalkan pergerakan dan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian klien. -
Article No. 11795 | 03 Feb 2025
Klinis : nyeri akut akibat operasi archiles tendon lengfthening
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda kemukakan, yaitu nyeri akut akibat operasi archiles tendon lengthening, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut ini dapat disebabkan oleh intervensi medis seperti pembedahan, yang dalam kasus ini adalah operasi archiles tendon lengthening.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
1. Tingkat Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri terkontrol dengan skor nyeri ≤ 3 pada skala 0-10.
2. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Nyeri Meningkat: Pasien mampu menyebutkan 3 teknik pengelolaan nyeri yang dapat dilakukan.
3. Kemampuan Mengatasi Nyeri Meningkat: Pasien mampu mendemonstrasikan 2 teknik pengelolaan nyeri secara mandiri.
4. Kualitas Tidur Membaik: Pasien tidur dengan durasi 6-8 jam tanpa terbangun karena nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, berikut adalah Intervensi Keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, karakteristik, durasi, lokasi, dan faktor presipitasi nyeri
- Identifikasi skala nyeri yang dapat digunakan oleh pasien
- Berikan analgesik sesuai dengan instruksi medis
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres dingin/hangat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang optimal
2. Edukasi Manajemen Nyeri
- Jelaskan tentang nyeri, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan pentingnya pengelolaan nyeri
- Ajarkan teknik-teknik pengelolaan nyeri yang dapat dilakukan oleh pasien
- Berikan materi edukasi tertulis sebagai panduan bagi pasien
3. Monitoring dan Evaluasi
- Pantau intensitas nyeri secara berkala menggunakan skala nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi manajemen nyeri yang telah diberikan
- Lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan untuk mencapai tujuan
Melalui Diagnosa Keperawatan, Luaran yang Diharapkan, dan Intervensi Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol nyeri yang optimal, peningkatan pengetahuan dan kemampuan mengelola nyeri, serta memperoleh kualitas tidur yang membaik setelah menjalani operasi archiles tendon lengthening.