Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9857 | 26 Dec 2024
Klinis : Tn B dibawa ke rumah sakit karena mengeluh nyeri di kaki sebelah kiri yang terdapat luka DM. Nyeri terasa mencengkeram dengan skor nyeri VAS 4 (1-10). Nyeri hilang timbul, muncul saat digerakkan. Tn B mengatakan memiliki riwayat DM tipe II sudah 2 tahun yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi Tn B.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Kronis yang ditandai dengan keluhan Tn B mengenai nyeri di kaki kiri yang terkait dengan luka Diabetes Mellitus (DM). Nyeri dirasakan mencengkeram dengan skor VAS 4 (1-10) dan hilang timbul, terutama saat digerakkan. Tn B juga memiliki riwayat DM tipe II yang telah berlangsung selama 2 tahun.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Intensitas Nyeri: Diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan, Tn B dapat melaporkan penurunan skor nyeri hingga mencapai skor VAS ≤ 2 (1-10).
2. Peningkatan Kemampuan Mengendalikan Nyeri: Diharapkan Tn B dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif, seperti relaksasi, distraksi, dan penggunaan analgesik sesuai resep.
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas: Diharapkan Tn B dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik tanpa mengalami nyeri yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan Tn B teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan posisi berbaring.
d. Monitoring efektivitas intervensi nyeri dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Perawatan Luka Diabetes:
a. Lakukan perawatan luka secara rutin menggunakan teknik aseptic, termasuk debridement, irigasi, dan aplikasi balutan yang sesuai.
b. Berikan edukasi kepada Tn B mengenai perawatan luka DM dan pentingnya menjaga kontrol gula darah.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, untuk optimalisasi perawatan luka dan pengendalian DM.
3. Peningkatan Aktivitas Fisik:
a. Kaji tingkat aktivitas dan toleransi Tn B saat ini.
b. Berikan edukasi dan latihan aktivitas fisik yang aman, seperti latihan rentang gerak dan ambulasi bertahap.
c. Pantau tanda-tanda vital dan respon Tn B selama melakukan aktivitas.
d. Berikan motivasi dan dukungan kepada Tn B untuk meningkatkan kemandirian dalam beraktivitas.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan Tn B dapat mengalami penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan mengendalikan nyeri, serta peningkatan toleransi aktivitas, sehingga dapat mencapai outcome yang optimal. -
Article No. 9858 | 26 Dec 2024
Klinis : Ny D dibawa ke rumah sakit karena mengeluh sesak sejak menjalani kemoterapi dan nyeri payudara sebelah kanan. Nyeri seperti disayat dengan skor nyeri 4. Nyeri sudah dirasakan sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul, muncul saat melakukan aktivitas yang berat. Ny D merasakan nyeri di ketiak sebelah kanan akibat luka jahitan post op dengan skor nyeri 3, nyeri bertambah jika mengangkat ketiak, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Ny D mengatakan rentang gerak lengan sebelah kanan terbatas karena luka jahitan post op terasa nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. D:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Akut
2. Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan:
1. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Pembedahan, proses penyakit.
- Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, ekspresi wajah menunjukkan nyeri, peningkatan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien melaporkan nyeri berkurang, klien menunjukkan perilaku mengatasi nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi modalitas nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain, ketika sedang melakukan aktivitas sehari-hari.
- Penyebab: Pembedahan, proses penyakit.
- Gejala dan Tanda: Keterbatasan rentang gerak, keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien menunjukkan peningkatan rentang gerak, klien melaporkan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Terapi latihan, mobilisasi dini, terapi aktivitas.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 9859 | 26 Dec 2024
Klinis : Ny D dibawa ke rumah sakit karena mengeluh sesak sejak menjalani kemoterapi dan nyeri payudara sebelah kanan. Nyeri seperti disayat dengan skor nyeri 4. Nyeri sudah dirasakan sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul, muncul saat melakukan aktivitas yang berat. Ny D merasakan nyeri di ketiak sebelah kanan akibat luka jahitan post op dengan skor nyeri 3, nyeri bertambah jika mengangkat ketiak, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Ny D mengatakan rentang gerak lengan sebelah kanan terbatas karena luka jahitan post op terasa nyeri. tekanan darah 123/74 mmHg, HR 84 kali/menit. Terdapat luka post op di payudara sebelah kanan sepanjang kurang lebih 10 cm. Pasien terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan dan drain. Terapi farmakologi yang didapatkan pasien yaitu metoklopramid tab 10 mg, ibuprofen tab 400 mg/12 jam, amlodipn 10 mg/24 jam, tamofen 1x20 mg, cefixim tab 100 mg/12 jam, asam mefenamat tab 500 mg/12 jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas informasi yang Anda berikan. Berdasarkan kondisi Ny. D, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kanker payudara) dan efek samping pengobatan (kemoterapi) yang ditandai dengan keluhan nyeri seperti disayat dengan skor nyeri 4 pada payudara kanan.
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kanker payudara) dan efek samping pengobatan (operasi) yang ditandai dengan keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk dengan skor nyeri 3 pada ketiak kanan.
c. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada luka operasi payudara kanan.
2. Penjelasan singkat:
a. Nyeri Akut:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri berkurang, perilaku nyeri berkurang, dan dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien, seperti pemberian analgesik, terapi non-farmakologis, dan manajemen lingkungan.
b. Keterbatasan Mobilitas Fisik:
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan gerakan tubuh yang disengaja dan terarah dari satu atau lebih ekstremitas.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, dengan atau tanpa alat bantu.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi mobilitas pasien, seperti latihan gerak, penggunaan alat bantu, dan modifikasi lingkungan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI telah disampaikan sesuai dengan kondisi Ny. D. Jika Anda membutuhkan informasi tambahan, silakan tanyakan. -
Article No. 9860 | 26 Dec 2024
Klinis : Ny D dibawa ke rumah sakit karena mengeluh sesak sejak menjalani kemoterapi dan nyeri payudara sebelah kanan. Ny D merasakan nyeri di ketiak sebelah kanan akibat luka jahitan post op dengan skor nyeri 3, nyeri bertambah jika mengangkat ketiak, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Ny D mengatakan rentang gerak lengan sebelah kanan terbatas karena luka jahitan post op terasa nyeri. tekanan darah 123/74 mmHg, HR 84 kali/menit. Terdapat luka post op di payudara sebelah kanan sepanjang kurang lebih 10 cm. Pasien terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan dan drain. Terapi farmakologi yang didapatkan pasien yaitu metoklopramid tab 10 mg, ibuprofen tab 400 mg/12 jam, amlodipn 10 mg/24 jam, tamofen 1x20 mg, cefixim tab 100 mg/12 jam, asam mefenamat tab 500 mg/12 jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Ny. D yang telah diberikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka operasi payudara dan ketiak kanan, ditandai dengan skor nyeri 3, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan nyeri bertambah saat mengangkat lengan kanan.
2. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka operasi payudara dan ketiak kanan, ditandai dengan rentang gerak lengan kanan yang terbatas.
3. Gangguan pola napas berhubungan dengan efek samping kemoterapi, ditandai dengan keluhan sesak napas.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SLKI: Peningkatan Mobilitas
- SIKI: Peningkatan Rentang Gerak
3. Gangguan Pola Napas
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Perbaikan Ventilasi
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan resmi dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang digunakan untuk menetapkan diagnosa, hasil, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan praktik keperawatan profesional. -
Article No. 9862 | 26 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan lemas pada badan nafsu makan tidak ada mual muntah dan diagnosa keperawatannya ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan konsentrasi HB dan darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengatakan lemas pada badan, nafsu makan tidak ada, serta tanpa mual muntah, dan dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dan darah adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan nafsu makan, penurunan konsentrasi Hb, dan penurunan perfusi jaringan, yang sesuai dengan kondisi pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Status Nutrisi: Indikator yang menunjukkan tingkat kecukupan nutrisi yang dikonsumsi individu. Tujuan yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan status nutrisi yang membaik, seperti peningkatan berat badan, peningkatan asupan nutrisi, dan perbaikan nilai laboratorium terkait.
2. Perfusi Jaringan: Indikator yang menunjukkan adekuasi aliran darah ke jaringan. Tujuan yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan perfusi jaringan yang membaik, seperti peningkatan warna kulit, perbaikan suhu ekstremitas, dan perbaikan hasil pemeriksaan diagnostik terkait.
3. Pengetahuan: Kemampuan individu untuk memahami informasi yang diberikan. Tujuan yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat dan upaya untuk meningkatkan perfusi jaringan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Lakukan pengkajian status gizi pasien, termasuk pengukuran berat badan, tinggi badan, dan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT).
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi pasien dan menyusun rencana pemberian nutrisi yang adekuat.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat untuk memulihkan kondisi.
- Monitor asupan nutrisi pasien dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Manajemen Perfusi Jaringan
- Lakukan pengkajian tanda-tanda vital, warna kulit, suhu ekstremitas, dan pemeriksaan diagnostik terkait perfusi jaringan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab penurunan perfusi jaringan, seperti pemberian suplemen Hb atau intervensi lainnya.
- Berikan posisi yang memfasilitasi aliran darah, seperti posisi semi-fowler atau elevasi ekstremitas.
- Monitor tanda-tanda vital dan perfusi jaringan secara berkala.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat dan upaya untuk meningkatkan perfusi jaringan.
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan terkait penanganan kondisinya.
- Berikan materi edukasi dalam bentuk leaflet, brosur, atau media lainnya untuk memperkuat pemahaman pasien.
- Evaluasi pemahaman pasien dan keluarga secara berkala untuk memastikan tujuan edukasi tercapai.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan status nutrisi, perfusi jaringan, dan peningkatan pengetahuan, sehingga dapat memulihkan kondisinya secara optimal. -
Article No. 9863 | 26 Dec 2024
Klinis : Pasien tidak sadar dan suhu tubuh meningkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Pasien tidak sadar dan suhu tubuh meningkat
Diagnosa Keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
a. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas normal yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit, cedera, obat-obatan, lingkungan.
b. Penurunan Kesadaran
Definisi: Penurunan tingkat kesadaran yang ditandai dengan respon yang menurun terhadap lingkungan.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit, cedera, obat-obatan, gangguan metabolik.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Untuk Hipertermia:
- Suhu tubuh kembali normal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada komplikasi yang timbul
b. Untuk Penurunan Kesadaran:
- Tingkat kesadaran meningkat
- Tidak ada tanda-tanda cedera akibat penurunan kesadaran
- Tidak ada komplikasi yang timbul
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Untuk Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan cairan intravena untuk rehidrasi
- Lakukan pengompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
- Pantau tanda-tanda vital secara ketat
- Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian obat penurun demam jika perlu
b. Untuk Penurunan Kesadaran:
- Lakukan penilaian tingkat kesadaran secara berkala
- Jaga posisi kepala agar jalan napas tetap terbuka
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pastikan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Cegah komplikasi akibat penurunan kesadaran (cedera, aspirasi, dll.)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi penyebab penurunan kesadaran
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk menangani pasien dengan kondisi tidak sadar dan suhu tubuh meningkat. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan tambahan informasi.
Wassalamualaikum. -
Article No. 9864 | 26 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan nyeri dada menjalar ke punggung belakang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri dada menjalar ke punggung belakang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Pasien menunjukkan relaksasi otot
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian nyeri komprehensif
2. Manajemen nyeri farmakologis
3. Manajemen nyeri non-farmakologis
4. Monitoring tanda-tanda vital
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
Berdasarkan keluhan pasien yang mengeluhkan nyeri dada menjalar ke punggung belakang, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengkajian nyeri komprehensif, pengelolaan nyeri secara farmakologis maupun non-farmakologis, serta monitoring tanda-tanda vital dan memfasilitasi istirahat dan tidur pasien. -
Article No. 9865 | 26 Dec 2024
Klinis : intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari penanganan Intoleransi Aktivitas adalah untuk meningkatkan toleransi dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Luaran yang diharapkan antara lain: Toleransi Aktivitas Meningkat, Kelelahan Berkurang, Performa Aktivitas Meningkat, serta Pemulihan Aktivitas Optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk Intoleransi Aktivitas meliputi: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Monitoring Tanda Vital, Manajemen Nyeri, serta Peningkatan Mobilitas. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam meningkatkan toleransi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara aman dan efektif.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam menangani pasien dengan Intoleransi Aktivitas. -
Article No. 9866 | 26 Dec 2024
Klinis : intoleransi aktivitas berhungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan energi dan sumber energi yang tersedia.
Tanda dan Gejala:
1. Melaporkan kelelahan yang tidak sebanding dengan aktivitas
2. Melaporkan kelemahan atau keletihan yang tidak biasa
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan aktivitas
4. Memerlukan periode istirahat yang lebih lama setelah aktivitas
5. Perubahan tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernapasan) selama atau setelah aktivitas
Faktor Risiko:
1. Kondisi fisik (penyakit, cedera, defisiensi nutrisi)
2. Kondisi psikologis (depresi, kecemasan)
3. Lingkungan (kurangnya dukungan, ketersediaan alat bantu)
4. Gaya hidup (kurang aktivitas, pola tidur tidak teratur)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Energi
3. Peningkatan Tidur
4. Dukungan Emosional
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
2. Tingkat Energi Memadai
3. Kualitas Tidur Memadai
4. Fungsi Psikologis Memadai
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Standar SDKI memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengembangkan, mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan diagnosis keperawatan. Hal ini membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan memprioritaskan masalah kesehatan pasien secara akurat dan konsisten. -
Article No. 9867 | 26 Dec 2024
Klinis : intoleransi aktivitas berhungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intoleransi aktivitas, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kebugaran fisik.
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai keterbatasan dalam toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan pada tingkat yang dipertahankan. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan kebugaran fisik, penurunan energi, atau keletihan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan intoleransi aktivitas antara lain: Toleransi Aktivitas Meningkat, Energi Terpelihara, Kelelahan Menurun, dan Kebugaran Fisik Meningkat.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Terapi Aktivitas, dan Edukasi Aktivitas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan toleransi aktivitas, menjaga energi yang cukup, mengurangi kelelahan, dan meningkatkan kebugaran fisik pasien.
Secara garis besar, intoleransi aktivitas perlu ditangani dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, psikologis, dan edukasi. Perawat memiliki peran penting dalam mengidentifikasi faktor penyebab, merencanakan intervensi yang tepat, serta memantau dan mengevaluasi perkembangan pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.