Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9890 | 27 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakn meringis kesakitan di sk 8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien mengatakan meringis kesakitan pada skala 8 dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik Utama: Pasien mengeluh nyeri akut dengan skala nyeri 8.
2. SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, dapat beristirahat dengan nyaman, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, yang mencakup pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi farmakologis, dan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
Dalam konteks kondisi pasien yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Akut". Selanjutnya, perawat dapat melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, serta memantau luaran yang diharapkan yaitu penurunan intensitas nyeri dan kemampuan pasien untuk beristirahat dengan nyaman. -
Article No. 9891 | 27 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakn meringis kesakitan sklah 8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis dengan:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut.
Penjelasan singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (NANDA-I, 2018).
- Karakteristik definisi: pasien mengatakan meringis kesakitan dengan skala nyeri 8.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri, dan mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi modalitas nyeri, dan pendidikan kesehatan tentang nyeri.
Dalam konteks akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran diagnosis keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang dapat diterapkan untuk menangani kondisi pasien yang mengalami nyeri akut dengan skala nyeri 8. -
Article No. 9892 | 27 Dec 2024
Klinis : masa dilobus frontal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "masa di lobus frontal" dalam format yang terstruktur dan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: G93.89
- Deskripsi: Kondisi lain yang ditentukan dari otak
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 01.59
- Deskripsi: Prosedur lain pada otak, termasuk pembedahan sebagian lobus frontal untuk masa atau lesi.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G93.89 (Kondisi lain yang ditentukan dari otak) merupakan kode yang sesuai untuk menggambarkan adanya masa di lobus frontal. Kode ini digunakan untuk kondisi-kondisi spesifik di otak yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain dalam kategori G00-G93.
2. Kode ICD-9-CM 01.59 (Prosedur lain pada otak, termasuk pembedahan sebagian lobus frontal untuk masa atau lesi) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk menangani masa di lobus frontal, seperti pembedahan untuk pengangkatan atau pengobatan masa tersebut.
Sebagai catatan, kode-kode ini digunakan oleh dokter, perekam medis, dan profesional kesehatan lainnya untuk mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien. Penggunaan kode yang tepat sangat penting untuk memastikan dokumentasi medis yang akurat dan mendukung proses perawatan pasien. -
Article No. 9893 | 27 Dec 2024
Klinis : klien mengalami luka bakar saat memasak terkena minyak panas di daerah punggung lengan dan mengeluh nyeri pada bagian yang terkena dengan skala jam 9.00 nyeri bertambah jika banyak bergerak dan klien mengeluh sulit tidur selain tampak meringis gelisah dan terlihat melindungi bagian lukanya lain juga tampak cemas akan keadaannya kulit lain terlihat melepuh dan kemerahan ttv S : 38°C N: 84x/menit RR: 20x/menit TD : 150/90 mmhg
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: T20.2
- Deskripsi: Luka bakar derajat II pada daerah punggung lengan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.21
- Deskripsi: Debridemen luka bakar
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien mengalami luka bakar derajat II pada daerah punggung lengan akibat terkena minyak panas saat memasak. Klien mengeluhkan nyeri yang bertambah saat banyak bergerak, sulit tidur, serta tampak meringis, gelisah, dan melindungi bagian lukanya. Pemeriksaan fisik menunjukkan kulit terlihat melepuh dan kemerahan, serta tanda-tanda inflamasi, dengan TTV: suhu 38°C, nadi 84x/menit, respirasi 20x/menit, dan tekanan darah 150/90 mmHg.
Berdasarkan kondisi klinis tersebut, kode ICD-10 yang sesuai adalah T20.2, yaitu Luka bakar derajat II pada daerah punggung lengan. Selanjutnya, tindakan yang mungkin diperlukan adalah debridemen luka bakar, yang memiliki kode ICD-9-CM 93.21. -
Article No. 9894 | 27 Dec 2024
Klinis : cidera tulang ekor
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi cedera tulang ekor.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S32.2
- Deskripsi: Fraktur tulang ekor.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.6
- Deskripsi: Pengobatan terbuka fraktur tulang ekor, termasuk perawatan bedah dan non-bedah.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S32.2 digunakan untuk mendiagnosis fraktur tulang ekor, yang merupakan cedera umum pada bagian bawah tulang belakang.
- Kode ICD-9-CM 79.6 mencakup tindakan pengobatan terbuka untuk fraktur tulang ekor, baik secara bedah maupun non-bedah, seperti fiksasi internal, imobilisasi, dan lain-lain.
- Pemilihan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan pengkodean yang sesuai untuk tagihan dan tujuan lainnya. -
Article No. 9895 | 27 Dec 2024
Klinis : nyeri tulang ekor
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi nyeri tulang ekor.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Nyeri punggung bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.29
- Deskripsi: Tindakan lainnya pada tulang belakang dan tulang panggul, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode ICD-10 M54.5 menggambarkan nyeri punggung bawah, yang mencakup kondisi nyeri tulang ekor. Nyeri tulang ekor, atau disebut juga koksidinia, adalah kondisi nyeri yang terjadi di daerah tulang ekor (coccyx). Penyebab umum dari kondisi ini dapat berupa cedera, infeksi, atau kelainan struktural pada tulang ekor.
Dalam kasus nyeri tulang ekor, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah prosedur manipulasi atau tindakan lainnya pada tulang belakang dan tulang panggul, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 72.29. Ini dapat meliputi tindakan seperti pemeriksaan fisik, terapi manual, atau prosedur injeksi pada area tulang ekor untuk mengurangi rasa nyeri.
Catatan penting: Kode ICD-9-CM digunakan untuk sistem klasifikasi medis yang lebih lama, sedangkan kode ICD-10 merupakan sistem klasifikasi yang lebih baru dan saat ini lebih umum digunakan. Dalam praktik klinis, kode ICD-10 akan menjadi lebih relevan untuk mencatat diagnosis, sementara kode ICD-9-CM mungkin masih digunakan untuk mencatat prosedur atau tindakan medis tertentu. -
Article No. 9896 | 27 Dec 2024
Klinis : cidera tulang ekor
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: S39.013
- Deskripsi: Cedera tulang ekor
Penjelasan:
Kode ICD-10 S39.013 digunakan untuk diagnosis cidera tulang ekor. Tulang ekor, juga dikenal sebagai os coccygis, merupakan bagian terkecil dari tulang belakang yang terletak di bagian bawah. Cedera pada tulang ekor dapat terjadi akibat trauma, seperti jatuh pada posisi duduk atau benturan keras di area pantat.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.17
- Deskripsi: Manipulasi tulang ekor
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 84.17 digunakan untuk prosedur manipulasi tulang ekor. Manipulasi tulang ekor dapat dilakukan untuk mengembalikan posisi tulang ekor yang bergeser atau memperbaiki ketidaknyamanan yang disebabkan oleh cidera pada tulang ekor. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis tulang belakang atau dokter fisioterapi. -
Article No. 9897 | 27 Dec 2024
Klinis : klien mengalami luka bakar saat memasak terkena minyak panas di daerah punggung lengan dan mengeluh nyeri pada bagian yang terkena dengan skala jam 9.00 nyeri bertambah jika banyak bergerak dan klien mengeluh sulit tidur selain tampak meringis gelisah dan terlihat melindungi bagian lukanya lain juga tampak cemas akan keadaannya kulit lain terlihat melepuh dan kemerahan ttv S : 38°C N: 84x/menit RR: 20x/menit TD : 150/90 mmhg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penjelasan: Klien mengalami nyeri dengan skala 9 pada area yang terkena luka bakar, nyeri bertambah saat banyak bergerak, dan klien mengeluh sulit tidur serta tampak meringis dan gelisah.
2. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Penjelasan: Klien mengalami luka bakar pada punggung lengan, dengan kulit melepuh dan kemerahan, yang merupakan kerusakan pada integritas kulit.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas dan nonspesifik.
Penjelasan: Klien tampak cemas akan keadaannya, yang merupakan dampak psikologis akibat luka bakar yang dialaminya.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi daftar diagnosa keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia. Diagnosa keperawatan yang disebutkan di atas (Nyeri Akut, Gangguan Integritas Kulit, dan Kecemasan) adalah contoh diagnosa yang terdapat dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi daftar luaran (hasil) keperawatan yang diharapkan dapat dicapai dalam asuhan keperawatan. Setiap diagnosa keperawatan memiliki luaran yang sesuai, misalnya pada diagnosa Nyeri Akut, luarannya dapat berupa "Nyeri Terkendali".
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa di atas, misalnya Manajemen Nyeri, Perawatan Luka, dan Terapi Relaksasi.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan klien secara holistik. -
Article No. 9898 | 27 Dec 2024
Klinis : klien mengalami luka bakar saat memasak terkena minyak panas di daerah punggung lengan dan mengeluh nyeri pada bagian yang terkena dengan skala jam 9.00 nyeri bertambah jika banyak bergerak dan klien mengeluh sulit tidur selain tampak meringis gelisah dan terlihat melindungi bagian lukanya lain juga tampak cemas akan keadaannya kulit lain terlihat melepuh dan kemerahan ttv S : 38°C N: 84x/menit RR: 20x/menit TD : 150/90 mmhg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar pada punggung lengan yang ditandai dengan skala nyeri 9, nyeri bertambah saat banyak bergerak, dan klien mengeluh sulit tidur serta tampak meringis dan gelisah.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar pada punggung lengan yang ditandai dengan kulit yang melepuh dan kemerahan.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan yang ditandai dengan klien tampak cemas akan keadaannya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol:
- Klien melaporkan nyeri berkurang dengan skala ≤4.
- Klien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Integritas Kulit Membaik:
- Luka bakar pada punggung lengan menunjukkan tanda-tanda penyembuhan.
- Kulit tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
- Tidak ada komplikasi akibat luka bakar.
3. Kecemasan Terkendali:
- Klien mampu mengidentifikasi sumber kecemasan.
- Klien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan.
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup.
- Monitor tanda-tanda vital.
2. Untuk Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit:
- Lakukan perawatan luka bakar sesuai prosedur.
- Berikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi.
- Ajarkan klien dan keluarga tentang perawatan luka bakar.
- Monitor tanda-tanda infeksi dan komplikasi.
3. Untuk Diagnosa Keperawatan Kecemasan:
- Lakukan pengkajian kecemasan secara komprehensif.
- Berikan informasi yang akurat tentang kondisi dan perawatannya.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional.
- Monitor tanda-tanda vital dan respon psikologis klien.
Secara keseluruhan, pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah diharapkan dapat membantu klien mengatasi nyeri, memperbaiki integritas kulit, dan mengendalikan kecemasan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 9899 | 27 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, pilek, batuk, meriang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, iritasi saluran napas.
2. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas ambang batas normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan disipasi panas.
- Penyebab: Proses inflamasi, infeksi.
3. Keletihan
- Definisi: Pengalaman subjektif berkurangnya kemampuan fisik dan mental yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pengeluaran dan masukan energi.
- Penyebab: Peningkatan aktivitas metabolik, malnutrisi.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Nafas Efektif
- Indikator: Frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada ronki/wheezing.
2. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
- Indikator: Suhu tubuh dalam rentang 36,5-37,5°C.
3. Fatigue Teratasi
- Indikator: Mampu beraktivitas sesuai kemampuan, tidak mengeluh kelelahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tindakan: Identifikasi sumber obstruksi, berikan hidrasi, lakukan fisioterapi dada.
2. Manajemen Demam
- Tindakan: Pantau suhu tubuh, berikan antipiretik, pertahankan intake cairan yang adekuat.
3. Manajemen Kelelahan
- Tindakan: Identifikasi penyebab kelelahan, atur periode istirahat dan aktivitas, berikan nutrisi yang seimbang.
Dalam menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat menentukan diagnosis keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, serta merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terfokus pada kebutuhan pasien.